Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A; Konsep Tumbuh kembang


1; Pengertian

Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang komplek dari dari


perubahan morfologi , biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi
sampai maturita/dewasa. Banyak orang yang menggunakan istilah tumbuh
dan berkembang secara sendiri-sendiri atau bahka di tukar-tukar. Istilah
tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sementara itu, pengertian mengenai pertumbuhan dan
perkembangan perdefinisi adalah sebagai berikut:
1; Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ ,maupun


individu. Anak tidak hanya besar secara fisik, melaikan juga ukuran dan
struktur organ-organ tubuh dan otak.
2; Perkembangan (developmend) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif

dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)


struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek,dalam pola yang teratur dan
dapat di ramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturasi.
(Soetjiningsih,2013, p.2)
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit di bedakan, yaitu prtumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa di ukur, sementara itu, perkembangan adalah berttambahnya kemampuan
1

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalan pola yang teratur
sebagai hasil dari proses pematangan
Whaley

dan

Wong

dalam

Supartini

(2004),

mengemukakan

pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan


perkembangan menitikberatkan pada peubahan yang terjadi secara bertahab
dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran. Pertumbahan (growth) adalah
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran dengan
ukuran berat (gram, pon) ukuran panjang (cm, inci) usia tulang, dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Oleh karena
itu, pertumbuhan selalu di kaitkan dengan hal-hal berikut ini:
a; Perubahan fisik.
b; Peningkatan jumlah sel.
c; Ukuran.
d; Kuantitatif.
e; Tinggi badan,berat badan,ukuran tulang, ukuran gigi.
f;

Pola bervariasi,
Perkembangan (developmen) adalah bertambahnya kemampuan (skill)

dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat di ramalkan, sebagai hasil dari peoses pematangan. Perkembangan
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ, dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehinggan
masing-masing

dapat

memenuhi

fungsinya.

Hal

yang

termasuk

perkembangan adalah emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil


interaksi dari lingkungan. Perkembangan meliputi hal-hal sebangai berikut :
a; Kualitatif.

b; Maturasi
c; Sistematis, progresif, dan berkesinambungan

Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma


tertentu, walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung pada
orang dewasa, misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan
aman, penvegahan penyakit, dan sebagainya. Oleh karena itu, semua orang
yang mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak
yang sedang tumbuh dan berkembang. (Abdul Nasir, 2011, p.103)

2. Ciri-ciri Tumbuh Kembang


Ciri-ciri tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling
berkaitan, ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a; Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjasi bersamaan

dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan di sertai dengan perubahan


fungsi, misalnya perkembangan intelegensi pada seorang anak akan
menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b; Pertumbuhan

dan

perkembangan

pada

tahap

awal

menentukan

perkembangan selanjutnya, setiap anak tidak akan bisa melewati saru


tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai
contoh, seorang sebagai contoh seorang anak tidak akan bisa berjalan
sebelum anak bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri
anak terhambat. Oleh karena itu, perkembangan awal ini merupakan masa
kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c; Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda,

sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dala prubahan fisik maupun perkembangan fungsi


organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d; Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuahan, pada saat pertumbuhan

berlangsung cepat, perkembangan demikian, terjadi peningkatan menta,


memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat,bertambah umur,
bertambah berat dan tinggi badanya, serta bertambah kepandaianya.
e; Perkembangan mempunyai pola yang tetap.perkembangan fungsi organ

terjadi menurut dua hukum yang tetap yaitu sebagai berikut :


1; Perkembangan lebih dahulu terjadi di daerah kepala, kemudian menuju

kearah kaudal/anggota tubuh (pola sepalokaudal)


2; Perkembangan lebih dahulu terjadi di daerah proksimal (gerak kasar)

lalu berkembang ke daerah distal seperti jari-jari yang mempunyai


kemampuan yang halus (pola proksimodistal).
f;

Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan anak


mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap- tahap terjadi terbalik,
misalnya anak terlebih dahulu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, mapu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya
(Abdul Nasir, 2011, p.104).

3 . Prinsip perkembangan
Prinsip perkembangan menurut (Kozier dan Erb, 2010, p.354) adalah
sebagai berikut:
a; Manusia tumbuh terus menerus.
b; Manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan

perkembangan.
c; Manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses

pembelajaran dan pematangan.

d; Masing-masing tahapan perkembangan memiliki karakteristik

tertentu.
e; Selain bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan

perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.

B. Faktor-Faktor Tumbuh Tembang


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan
dengan dengan yang kita harapkan. Hal ini sebabkan karena banyak faktor
yang mempengaruhinya baik faktor yang dapat di ubah/dimodifikasi yaitu
faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat di ubah atau di motifikasi
yaitu faktor lingkungan (Abdul Nasir, 2011. P.106)
Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
1; Faktor psikosial
a; Adanya stimulasi, dari lingkungan merupakan hal yang penting untuk

tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah


dan teratur akan lebih cepat berkembang di bandingkan dengan anak
yang kurang/tidak mendapatkan stimulasi.
b; Motivasi belajar, dapat di timbulkan sejak dini dengan memberikan

lingkungan yang kondusif untuk belajar .


c; Ganjaran atau hukuman yang wajar, kalau anak berbuat benar kita

wajib

memberikan

pujian.

Ganjaran

tersebut

tersebut

akan

menimbulkan motivasi yang lebih kuat bagi anak untuk mengulangi


tingkah laku yang baik tersebut.

d; Kelompok

sebaya,

anak

memerlukan

teman

sebaya

untuk

bersosialisasi dengan lingkunganya. Perhatian dari orang tua tetap di


butuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.
e; Stress,

pada anak stress juga berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya misalnya, akan menarik diri, gagap, nafsu makan


menurun, dan bahkan bunuh diri.
f;

Kualitas interaksi dengan orang tua, interakti timabl balik antar anak
dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak
akan terbuka pada orang tua, sehingga bisa timbale balik dan segala
permasalah dapat di pecahkan.

2; Lingkungan fisik

a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, musim kemarau yang


panjang, banjir, gempa bumi, atau bencana alam lainya dapat
berdampak pada tumbuh kembang anak, sebagai akibat dari
kurangnya persediaan pangan dan meningkatnya wabah penyakit.
b. Sanitasi, lingkungan memiliki peran yang cukup dominan terhadap
kesehatan

anak

dan

tumbuh

kembangnya.

Kebersihan,

baik

perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam


menimbulkan penyakit.
c . Kedaan rumah, struktur bangunan , ventilasi, cahaya, dan kepadatan
hunian keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi yang tidak
membahayakan penghuninya.
d. Radiasi, tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi
yang tinggi (Soetjiningsih, 2015, p.62.)

3; Faktor kognitif

Faktor kognitif adalah gambaran total kita terhadap diri sendiri. Ini
adalah apa yang kita percayai mengenai siapa diri kita gambaran total
mengenai kemampuan- kemampuan dan trait-trait kita. Ini adalah sebuah
konstruksi kognitif system perwakilan deskriktif dan evaluasi mengenai
diriyang menentukan bagaimana kita merasa terhadap diri sendiri dan
memandu tindakan-tindakan kita. Perasaan kita terhadap diri ini memiliki
aspek social, anak memasukan pemahaman mereka yang tumbuh
mengenai bagaima orang lain melihat mereka ke citra mereka (Felman,
2009, p.380)
Gambaran terhadap sendiri mulai

berfokus pada masa batita,

ketika anak mengembangkan kesadaran diri. Konsep diri menjadi lebih


jelas dan lengkap ketika seseorang menambah kemampuan-kemampuan
kognitifnya dan berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan kanakkanak, remaja, dan dewasa (Felman, 2009, p.380).
4; Faktor keluarga
a; Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendapatan keluarga yang memadai

akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat


menyediakan semua kebutuhan dasar anak.
b; Pendidikan ayah/ibu merupakan salah satu faktor yang penting untuk

tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik, orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama terutama tentang
cara pengasuhan anak yang baik.
c; Jumlah saudara,jumlah anak yang banyak, pada keluarga yang mampu,

dapat mengakibatkan kekurangan perhatian dan kasih saying yang di


terima anak, lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat.

d; Stabilitas rumah tangga,stabilitas dan keharmonisan mempengaruhi

tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada


keluarga yang harmonis di bandingkan dengan mereka yang kurang
harmonis.
e; Kepribadian ayah/ibu, kepribadian orang tua yang terbuka mempunyai

pengaruh yang berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila di


bandingkan dengan mereka yang memiliki kepribadian yang tertutup.
f;

Pola pengasuham,

setiap orang tua yang menetapkan cara yang

bermacam-macam, seperti pola pengasuhan permsif, otoriter atau


demokratis.pola ini mempengaruhi tumbuh kembang anak.
g; Adar istiadat, yang berlaku di setiap daerah akan mempengaruhi

tumbuh kembang anak .


Pertumbuhan dan perkembangan anak bisa di lihat dengan
menggunakan kuesioner pra skrining yaitu yang berisi 9-10 pertanyaan
tentang kemampuan perkembangan anak dengan sasaran anak 0-72 bulan.
Tujuan skrining atau pemeriksaan perkembangan anak mengunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau menyimpang
(IDAI,2008, P.54).
1; Jadwal skrining

Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah umur 3, 6, 9,


12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak
belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali
pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya
bayi umur 7 bulan, di minta kembali untuk skrining KPSP pada umur 9
bulan, apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai

masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan skrining maka


pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining maka
pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang
lebih muda (IDAI, 2008, P.54).
2; Alat atau instrument

Menurut IDAI (2008), alat atau instrumen yang di gunakan


a; Formulir KPSP menurut umur
b; Alat bantu pemeriksan berupa, pensil, kertas, bolasebesar bola

tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi2, 2,5 sebanyak 6 buah,


kacang tanah, potongan biskuit.
3; Cara menggunakan KPSP

Menurut IDAI (2008), cara menggunakan KPSP:


a; Pada waktu pemeriksaan skrining, anak harus di bawa.
b; Tentukan umur anak dengan menanykan tanggal, bulan dan tahun

anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari harus di bulatkan
menjadi 1 bulan.
c; Sedangkan menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan

umur anak.
d; KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu pertanyaan yang di

jawab oleh ibu atau pengasuh anak dan perintah kepada ibu atau
pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KTSP.
e; Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut

menjawab, oleh karena itupastika ibu atau pengasuh anak mengerti


isi kuesionertersebut.

10

f;

Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap


pertanyaan hanya ada satu jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban
tersebut dalam formulir.

g; Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuhnya

anak menjawab pertanyaan terdulu.


h; Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah di jawab.
4; Menurut IDAI (2008), interpretasi hasil KPSP adalah
a; Hitunglah jumlah jawaban ya
b; Jumlah jawaban Ya= 9 sampai 10, perkembangan anak sesuai

dengan tahap perkembangan (S).


c; Jumlah jawaban Ya=7 sampai 8, perkembangan anak meragukan

(M).
d; Jumlah

jawaban Ya =6 atau kurang kemungkinan ada

penyimpangan (P)
e; Apabila terdapat jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawabanya

Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,


bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

B; Konsep Anak Prasekolah


1; Pengertian

Pada anak usia prasekolah merupakan masa kritis perkembangan


kemampuan kognitif, kemandirian, koordinasi motorik, kreativitas, dan
barang kali yang terpenting adalah sikap positif terhadap hidup (Rimm,
2003,p.xv) .Anak

prasekolah kemudian akan terus mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan yang di pelajari di tahun-tahun pertama


pertumbuhanya. Rasa identitas mereka terjadi lebih jelas, dan dunia

11

mereka meluas sampai mencakup keterlibatan dengan orang lain di luar


keluarga (Bastable, 2002,p.106)
Kombinasi mencapai biologis, psikososial, kognitif, spiritual, dan
social selama periode prasekolah (usia 3 sampai 5 tahun) mempersiapkan
anak prasekolah untuk perubahan gaya hidup nya yang paling bermakna
masuk sekolah. Kontrol mereka terhadap fungsi tubuh, pengalaman
periode perpisahan yang pendek dan panjang, kemampuan interaksi secara
kerja sama dengan anak lain dan orang dewasa, penggunaan bahasa untuk
simbolis mental, dan meningkatkan rentang perhatian dan memori
mempersiapkan mereka untuk periode mayor berikutnya masa sekolah.
Keberhasilan pencapaian tingkat pertumbuhan dan perkembangan
sebelumnya sangat penting bagi anak prasekolah untuk memperhalus
tugas-tugas yang mereka kuasai selama masa toddler (Wong dkk, 2008,
p.493).
Masa ini seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan selama pengasuhan, pemeliharaan dan bimbingan drai
orang tuanya, Anak akan belajar mengembangkan keterampilan motorik,
dengan merangkak, berdiri, berjalan, melompat dan berlar. Kegiatan yang
cukup menyenangkan pada masa ank ini adalah bermain-main. Dengan
bermain anak mampu mengembangkan keterampilan motorik, kecerasan,
inisiatif, imajinasi, kreativitas, bakat, dan kemampuan sosialisasi
(Patmodewo, 2003 dalam Fachru, 2012, p.7).

12

Memasuki

masa

prasekolah,

anak

mulai

menunjukan

keinginannya, siring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada


masa ini selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai di perkenalkan. Anak mulai sering bermain di luar rumah. Anak
mulai berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian
besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anaknya
taman-taman bermain, taman-taman kota, atau le tempat-tempat yang
menyediakan fasilitas permainan untuk anak (IDAI,2008, p.22).
2; Batasan Usia Prasekolah

Menurut Potter & Perry (2005, p.663), peroiode prasekolah


mendekati antara 3 sampai 6 tahun. Menurut Wong dkk (2008, p.493,500),
anak prasekolah adalah anak yang mempunyai rentang usia 3 sampai 5
tahun. Masih di buku yang sama, Wong mengatakan bahwa anak
prasekolah mempunyai rentang usia 3 sampai 6 tahun. Menuruk
Kemenkes (2010, p.4) mengatakan bahwa anak praseolah adalah
kelompok penduduk berusia 5-6 tahun. Dalam penelitian ini peneliti akan
mengambil batasan usia anak prasekolah antara 3 sampai 5 tahun.
3; Fase Pemikiran Pada Anak Prasekolah

Anak usia prasekolah berada pada fase peralihan antara


procenceptual dan intuitive though (2004, p.64), yaitu:
a. fase preconceptual, anak sering menggunakan satu istilah untuk
beberapa orang yang punya cirri yang sama

13

b. fase intuitive though, anak sudah bisa memberi alasan pada tindakan
yang di lakukanya.
Satu hal yang harus di ingat bahwa anak prasekolah beramsumsi
bahwa orang lain berfikir seperti mereka sehingga perlu menggali
pengertian mereka dengan pendekatan nonverbal.
4; Perkembangan anak selama sekolah

Saat ini merupakan saat perkembangan fisik dan kepribadian yang


besar serta terjadi peningkatan daya gerak sampai mereka masuk sekolah,
yang di tandai dengan aktivitas dan penemuan yang intens. Perkembangan
moral berlangsung terus-menerus. Anak-anak pada usia ini membutuhkan
bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar peran,
memperoleh kontrol dan penguasaan diri,semakin menyadari sifat
ketergantungan dan kemandirian, dan membentuk konsep diri (Potter &
Perry, 2005, p.639).
Berjalan, berdiri, memanjat dan melompat telah tercapai dengan
baik pada usia 36 bulan, penghalusan koordinasi mata, tangan, dan otot
jelas terbukti dalam beberapa area. Pada usia 3 tahun anak prasekolah
mampu mengendarai sepeda roda tiga, berjalan jinjit, berdiri dengan satu
kaki selama beberapa detikdengan seimbang, dan melompat jauh. Pada
usia 4 tahun anak mampu melakukan loncatan dengan satu kaki dengan
lancer serta menagkap bola dengan baik. Pada usia 5 tahun anak melompat
tali dengan kaki bergantian, dan mulai main papan luncur dan berenang.
Perkembangan motorik halus jelasterbukti pada peningkatan manipulasi
keterampilan

anak,

seperti

dalam

menggambar

dan

berpakaian,

14

keterampilan ini memberikan kesiapan untuk memasuki sekolah (Wong


dkk, 2008).
Anak praseolah semakin banyak menggunakan bahasa tanpa
memahami makna dari kata-kata tersebut, terutama konsep kanan-kiri,
sebab-akibat, dan waktu. Anak bisa menggunakan konsep secara benar
tetapi hanya dalam keadaan yang telah mereka pelajari. Selama periode
prasekolah proses individualisasi perpisahan sudah komplit. Anak
prasekolah telah banyak mengalami ansietas yang berhubungan dengan
orang asing dan ketakutan akan perpisahan pada tahun-tahun sebelumnya.
Mereka dapat berhubungan dengan orang ynag tidak di kenal dengan
mudah dan menoleransi perpisahan yang singkat dari orang tua dengan
sedikit atau tanpa protes (Wong dkk, 2008,p.494,496).

C; Konsep Karakteristik Keluarga

Menurut ahli keluarga yaitu Friedman (1998), menjelaskan bahwa


keluarga dalam memenuhi kebutuhan kehidupanya memiliki fungsi-fungsi dasar
keluarga. Fungsi dasar tersebut di bagi menjadi lima fungsi yang salah satunya
adalah fungsi afektif, yaitu fungsi keluarga untuk pembentukan dan pemeliharaan
kepribadian anak-anak, pemantapan kepribadian orang dewasa, serta pemenuhan
kebutuhan psikologis para anggotanya. Apabila fungsi afektif tidak dapat berjalan
seperti semestinya, maka akan terjadi gangguan psikologis yang berdampak pada
kejiwaan dari keseluruhan unit keluarga tersebut (Abdul nasir, 2010, p.283).
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut :

15

1; Keluarga inti (nuklear family), adalah keluarga yang di bentuk karena

ikatan perkawinan yang di rencanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak, baik karena kelahiran (naturan maupun adobsi).
2; Keluarga asal (family ogirigine), merupakan suatu unit keluarga tempat

asal seseorang di lahirkan .


3; Keuarga besar (extended family), keluarga inti di tambah keluarga yang

lain (karena hubungan darah), misalnya, kakek, nenek, bibi, paman,


sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga
tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families ).
4; Keluarga berantai (social family) keluarga yang terdiri dari wanita

menikah dan pria menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu
keluarga inti.
5; Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena perceraian dan/

atau kematian pasangan yang di cintai.


6; Keluarga komposit (composit family), keluarga dari perkawinan poligami

dan hidup bersama.


7; Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa

pernikahan, bias memiliki anak atau tidak di Indonesia bentuk keluarga ini
tidak lazimdan bertentangan dengan budaya timur. Namun, lambat laut
keluarga kohabitasi in mulai dapat di terima.
8; Keluarga inses (incest family), sehingga dengan masuknya nilai-nilai

global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, di jumpai bentuk


keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan
ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki- laki, paman
menikah dengan keonakan kandungnya, kakak menikah dengan satu adik
dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan anak permpuan

16

tirinya. Walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah


keluarga incest semakin hari semakin besar. Hal tersebut bias kita cermati
melalui pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
9; Keluarga traditional dan non traditional, di bedakan berdasarkan ikatan

perkawinan, sedangkan keluarga non traditional tidak di ikat oleh


perkawinan . (Sudiharto, 2012, p.23).
Adapun beberapa karakteristik keluarga yaitu sebagai berikut :
1; Pola komunikasi keluarga

Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga, yaitu


sistem terbuka dan system tertutup. Sistem terbuka pola
komunikasi dilakukan secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur,
dan tanpa hambatan. Sedangkan pola sistem komunikasi tertutup
adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras,
sering menyalahkan, kacau dan membingungkan.
2; Aturan keluarga
a; Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan

zaman, berubah sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas


mengeluarkan pendapat.
b; Sistem tertutup: di tentuka tanpa musyawarah, tidak sesuai

dengan perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai


dengan kebutuhan, dan pendapat terbatas.
3; Perilaku anggota keluarga
a; Sistem terbuka :sesuai dengan kemampuan keluarga,

memiliki kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi.


Harga

diri

percaya

mengembangkan dirinya.

diri,

mengikat

dan

mampu

17

b; Sistem tertutup : memiliki sifat melawan, kacau, tidak siap

(selalu bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang


percaya diri, ragu-ragu dan kurang dapat dukungan untuk
mengembangkan diri (Wahit iqbal Mubarak, 2011, p.84).

Anda mungkin juga menyukai