Anda di halaman 1dari 2

THE BUDGIE

The Budgie,..!?!
(temanku menamainya)
Sabtu, 30 Oktober 2011. Saya ditawari seorang teman sebuah film based on a true story, kisahnya
tentang 4 orang sahabat yang berprofesi sebagai fotografer jurnalis. Mereka sering melakukan tugas
secara bersama-sama dan saling berkompetisi menghasilkan karya-karya baru, nah ekstrimnya
mereka sering hunting foto (kerja) di lokasi terjadinya perang (Afrika selatan waktu jamannya Nelson
Mandela).

The Budgie,..!?!
(temanku menamainya)
........................

Satu dari sekian banyak foto yang memenangkan hadiah PULITZER tanggal 23 Mei 1994'. Foto ini
mengisahkan tentang bencana kelaparan yang melanda Sudan, saat itu 'Kevin Carter' seorang
fotografer jurnalistik sungguh beruntung mendapatkan moment tersebut. Dalam fotonya terlihat
garis lurus antara seorang bocah Sudan dan seekor burung pemakan bangkai yang berdiri tenang

menunggu saat dimana dia akan mengakhiri bencana kelaparan di Sudan,bagi kaumnya. Mata dari
burung itu tidak mau berpaling dari santapan Lezat di depannya walaupun dia tau bahwa dia kalah
jumlah.
Nasib bocah itu menjadi misterius,

sekilas dari hasil karya kamera yang menggunakan lensa manual yang
harus di putar-putar kiri kanan sampai mendapatkan fokus yang tepat untuk di capture. Foto yang
menimbulkan banyak pertanyaan, tapi bagi Kevin Carter (Taylor Kitsch) dalam film yang
berjudul "BANG BANG CLUB" katanya saat diwawancarai : "Apa yang mungkin Membuat foto itu
menjadi hebat, adalah mereka yang bertanya kan" satu pernyataan yang lebih mempersulit
dunia tentang nasib dari bocah Sudan tersebut.
Tragis! ketika seorang Kevin Carter pemenang Pulitzer harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
didalam mobil pick up tua berwarna merah(bangbangclub) karena depresi tak mampu menjawab
berbagai pertanyaan lewat karya foto kontroversinya. Dalam paragraf terakhir yang
diucapkannya "aku dihantui oleh pembunuhan dan mayat dan kemarahan dan rasa sakit dari
pembunuh dari orang gila bahkan polisi, aku pergi untuk bergabung bersama Ken kalau aku
seberuntung itu". Pengakuan dari depresi yang menghantuinya bahwa Carter tanpa tidak langsung
telah memakan bocah tersebut. Dia merasa berdosa karena lebih mementingkan pekerjaannya dan
meninggalkan bocah Sudan itu.
Karya Seni mengandung sejuta makna di dalamnya. Karya selalu mengundang pertanyaan bagi siapa
saja yang menikmatinya, itulah cara Carter memandang karya hebatnya. Sesaat saya berpikir dia
tidak
cukup
beruntung
untuk
mempertanggung
jawabkannya
terhadap
nilai-nilai
kemanusiaan. Persepsi awal setelah menikmati film tersebut, tapi akhirnya saya memilih perspektif
lain untuk memahami maksud Carter yang sangat menikmati makna dari pekerjaannya, seperti
itulah seorang fotografer jurnalisitik merubah pemikiran dunia. Fotografer jurnalistik mempunyai
peran yang lebih besar dalam sebuah misi kemanusian lewat karyanya daripada hanya sekedar
memberikan pertolongan tangan kepada korban. Johannesburg akhirnya menjadi tempat menghirup
udara terakhir Kevin Carter, sayang dia tak sempat tau akhirnya si bocah selamat ditolong relawan.
Begitulah Seni Merubah Pemikiran Dunia, Seni berbicara tentang hidup ketika kita dilahirkan, kita
menjadi karya dari sang pencipta yang menyimpan sejuta makna untuk kelak akan dijawab, ketika
kita hidup kita sedang menjadi jawaban seperti syair lagunya Abang Glen Fredly : jadilah terang
jadilah jawaban...
Seni berbicara tentang hidup dan menuju abadi...
Seni itu Agung sebab mempunyai pesan nilai-nilai kemanusian...
Seni itu adalah hidup dan seharusnya Menghidupkan...

Anda mungkin juga menyukai