BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG (1)
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda
asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan. Selain itu, system imun juga
merupakan suatu system pertahanan internal yang berperan dalam mengenal dan
menghancurkan atau menetralkan benda-benda di dalam tubuh yang asing bagi diri
normal.
System
imun
mempertahankan
tubuh
dari
pathogen
invasive
1.4 MASALAH
2
1.4 1 Seorang gadis mengalami bentol, gatal dan mata bengkak setelah memakan
kepiting.
1.4.2 Diantara teman sekantornya yang juga memakan kepiting, hanya ia yang
mengalami gangguan tersebut.
1.5 PERTANYAAN
1.5.1 Mengapa gadis tersebut mengalami bentol, gatal, dan mata bengkak setelah
setelah memakan kepiting?
1.5.2
1.5.3
1.6 HIPOTESA
1.5.1 Gadis tersebut
mengalami
gangguan-gangguan
tersebut,
kemungkinan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 ASPEK ANATOMI (3)
System limfatik terdiri atas jaringan limfatik dan pembuluh limfatik. Jaringan
limfatik merupakan jenis jaringan ikat yang mengandung banyak sel limfosit. Jaringan
limfatik didapat pada organ-organ berikut ini: thymus, nodus lymphaticus, lien, dan
nodulus lymphaticus. Jaringan limphatik penting untuk pertahanan imunologik tubuh
terhadap bakteri dan virus. (3)
Pembuluh limfa merupakan pembuluh yang membantu system kardiovaskuler
dalam mengendalikan cairan dari ruangan jaringan tubuh, lalu pembuluh ini
mengembalikan cairan ke dalam darah. Sistem limfatik pada dasarnya merupakan
system penyaluran dan tidak memiliki sirkulasi. Pembuluh limfatik ditemukan di
seluruh jaringan dan organtubuh, kecuali system saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
epidermis kulit, cartilage, dan tulang. (3)
Limfa adalah nama yang diberikan untuk cairan jaringan yang masuk ke dalam
pembbuluh limfa. Kapiler limfa adalah anyaman pembuluh-pembuluh halus yang
mengalirkan limfa dari jaringan. Kapiler limfa selanjutnya mengalirkan limfa ke
pembuluh limfa kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh limfa besar.
Pembuluh limfa terbentuk stabil karena banyaknya katub yang terdapat disepanjang
perjalanannya. (3)
Sebelum limfa masuk ke aliran darah, cairan ini melalui paling sedikit satu
kelenjar limfa,bahkan seringkali lebih dari satu. Pembuluh limfa yang membawa limfa
ke kelenjar limfa disebut pembuluh aferen; pembuluh yang membawa limfa keluar dari
kelenjar limfa desebut pembuluh eferen. Limfa memasuki aliran darah pada pangkal
leher melalui pembuluh limfa besar yang dinamakan ductus lymphaticus dexter dan
ductus thoracicus.(3)
Salah satu organ limpatik yaitu lien (limpa). Lien berwarna kemerahan dan
merupakan sebuah masa limfoid terbesar di dalam tubuh. Lien berbentuk lonjong dan
mempunyai incisura di ektremitas anteriornya, terletak tepat di bawah pertengahan kiri
diafragma, dekat dengan costa IX, X, dan XI. Sumbu panjangnya terletak sepanjang
corpus costalis X. kutub bawahnya membentang ke depan hanya samapai di linea
axillaris media, dan tidak dapat diraba pemerikasaan fisik. Lien diselubungi oleh
peritoneum dan yang berjalan dari hilum lienale sebagai ligamentum gastrolienale ke
4
curvature gastricamajor(membawa arteria dan vena gastric brevis serta arteri dan vena
gastroepiploicasinistra). Peritoneum juga berjalan menuju ren sinistra sebagai
ligamentum lienorenalis (memebawa arteria, vena lienalis, dan cauda pancreatis). (3)
Vaskularisasi lien yaitu sebagai berikut:
1. Arteri
Arteri lienalis adalah arteri yang besar dan merupakan cabang terbesar truncus
coeliacus. Jalan arteria splenica berkelok-berkelok disepanjang margo superior
pancreas. Arteri liena;lis kemudian bercabang menjadi enam pembuluh arteri yang
masuk ke lien melalui hilum lienale. (3)
2. Vena
Vena lienalis keluar dari hilum lienale dan berjalan di belakang cauda dan corpus
pancreatis. Di belakang collum pancreatis, vena lienalis bergabung dengan
mesentrica superior membentuk vena porta hepatis. (3)
Aliran limfa lien yaitu pembuluh limfa keluar dari hilum lienale dan berjalan
melalui beberapa kelenjar limfa yang terletak disepanjang arteri lienalis dan kemudian
bermuara ke nodi coliaca. AdapuniInnervasi lien, saraf-saraf berjalan mengikuti areteri
splenica dan berasal dari pleksus coeliacus. (3)
2.2 ASPEK HISTOLOGI (4)
2.2 1 Darah
2.2.1.1 Bagian berbentuk
Bagian ini terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darh putih
(leukosit), dan kepng darah (thrombosit).
1. Eritrosit
Pada manusia eritrosit ini berbentuk cakram biconcave
dengan diameter 7 8 mikron. Sifat eritrosit lunak. Fungsi eritrosit
ini mengangkut gas O2 dan CO2 dengan cara mengikatkannya pada
hemoglobin. Jumlah eritrosit normal rat-rata 4 juta/ mm3 dan
eritrosit yang baru dilepas dari sumsum tulang, masih mengandung
ribosomal RNA (r- RNA). Dengan pewarnaan tersebut r-RNA akan
tampak seperti jala-jala (retikulum), sehingga sel inii kemudian
disebut retikulosit. Proses pematangan retikulosit menjadi eritrosit
yang matang memerlukan waktu 24 jam. Umur eritrosit yang
beredar dalam pembuluh darah hanya 120 hari dan eritrosit yang
ada
tidaknya
butir
spesifik
di
dalam
3. Keping Darah
Struktur ini merupakan pecahan /kepingan sitoplasma yang
mempunyai sel;aput sel lengkap den mengandung granula ungu di
dalamnya. Jumlah 150.000-300.000/mm3 dengan ukuran 2-5
mikron, dan bersal dari sel metamegakaryosit yang terdapat dalam
sumsum tulang. Fungsinya berperan dalam proses pembekuan darah,
mengangkut epinephrine dan serotonin sebagai vasoconstrictor, sera
memakan virus, bakteri dan partikel kecil lain.
2.2.1.2 Bagian tak berbentuk
Bagian ini berupa cairan yang disebut plasma. Plasma ini terdiri dari
plasma protein, garam anorganik dan bahan-bahan organk yang berasal
dari asam amino, vitamin, hormone, lipid dan sebagainya. Adapun
fungsi dari plasma ini antara lain sebagai alat transportasi dari bahan
metabolt ataupun sisa metabolism dan juga hormone. Selain itu plasma
juga ikut mengatur distribusi panas tubuh dan keseimbangan asam basa
maupun keseimbangan osmotic.
2.2.2 Sumsum Tulang
2.2.2.1 Sumsum Tulang Merah
Komposisinya terdiri dari :
1. Jaringan ikat penyangga, jaringan ini terdiri dari sel dan sabut
retikuler, sel macrophage, dan sinusoid-sinusoid.
2. Jala-jala jaringan myeloid, yang menyusun jaringan ini adalah
elemen-elemen darah, sel induk darah dan plasma sel (plasmocyte).
Fungsi utama sumsum tulang merah yaitu membentuk sel-sel darah
dan destruksi (menghancurkan) eritrosit yang sudah berumur lebih
dari 120 hari dengan menyisakan zat besi berupa FERITIN dan
HEMOSIDERN yang kemudian disimpan sel macrophage, sel
retikuler, sel hepar (hepatosit) ataupun dalam sabut otot bergaris.
2.2.2.2 Sumsum Tulang Kuning
Isi dari sumsum ini terutama adalah lemak, tetapi juga ada sel
macrophage, undifferentiated mesenchymal cell, dan sel retikuler.
Fungsi sumsum kuning organ penyimpan lemak dan cadangan jaringan
hematopoietic. Undifferentiated Stem Cell (Sel pangkal yang belum
berdifferensiasi) : Struktur ini merupakan sel induk darah, dimana
8
Sel ini lebih kecil, tetapi bentuknya tetap bulat, mempunyai inti
bulat dan mulai dense dan sitoplasma tetap transculent, tetapi
mulai mengandung granula azurofilik
3. Myelosit
Sel ini tetap bulat, tetapi ukurannya lebih kecil lagi, mempunyai
inti tetap bulat dan mulai dense, sitoplasma transculent dan
mulai timbul granula spesifik.
4. Metamyelosit
Sel tetap bulat dengan ukuran lebih kecil lagi, inti mempunyai
cekungan
dan
dense
chromatin
type,
sitoplasma
tetap
dari
sel
type.
: Limfoblast mempunyai anak inti.
Limfosit tidak punya anak inti.
c. Tonsila Pharyngica
3. Thymus
Tumbuh pada janin kehamilan akhir minggu ke 6, kemudian
membesar sampai pubertas dan akhirnya mengalami kemunduran
yang disebut aged involution. Pada saat dewasa sebagian besar
jaringan limfoid diganti oleh jarongan ikat dan jaringan lemak.
Kemunduran karena penyakit disebut accident involution.
Secara makroskopis, thymus berbentuk pipih berwarna abuabu dan terdiri atas dua lobus. Secara mikroskopis, tiap lobus
dibungkus oleh kapsula tipis yang terdiri atas jaringan ikat kendor
yang memasuki lobulus dan membagi lobus menjadi lobulus yang
berbentuk polygonal. Tiap lobulus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Cortex dan medulla.
4. Limpa (Lien)
Lien adalah organ limfatik terbesar, dibungkus oleh kapsula
jaringan ikat yang memasuki parechym sebagai trabekula. Secara
makroskopis lien terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang berwarna
abu-abu, berisi bentukan bulat yang disebut pulpa putih dan daerah
gelap kemerahan yang disebut pulpa merah.
Sirkulasi lien yaitu cabang arteria lienalis memasuki hilus
masuk trabekula sebagai arteria trabekularis meninggalkan
trabekula sebagai arteriaa sentralis selubung jaringan limfoid
menjadi sangat tipis penicillus (arteria penicillar) yang terdiri atas
2-6 pembuluh darah.
2.3 ASPEK FISIOLOGI (5)
2.3.1 Sistem imunologi
Tubuh terus menerus diancam oleh mikroba-mikroba yang infeksius
dari lingkungan sekitarnya (bakteri, virus, jamur, parasit). Agar dapat memerangi
para pengacau ini, organisme dilengkapi dengan suatu sistem pertahanan yang
memberikan suatu tingkat kekebalan yang sangat baik. Terdapat bua macam
kekebalan: kekebalan bawaan yang tidak spesifik (patogen) dan kekebalan yang
12
didapat (adaptif) yang spesifik (patogen). Kedua system sangat terjalin sangat
erat, dan keduanya melibatkan partisipasi sel-sel dan factor-faktor yang dapat
larut. (5)
2.3.1.1 Pertahanan yang Tidak Spesifik
Pertahanan yang tidak spesifik terhadap substansi-substansi asing
(bakteri, virus, partikel anorganik, dan lain-lain), dan dalam kasus
tertentu juga terhadap pemecahan substansi dari tubuh sendiri
(misalnya, debris eritrosit) diadakan oleh substansi yang larut tertentu
seperti protein (misalnya, lisozim, factor-faktor komplemen), substansisubstansi sinyal (misalnya, limfokim dan monokin, bersama-sama
disebut sebagai inteleukin), dan kelompok-kelompok agresif (misalnya,
O2 radikal), maupun fagosit (misalnya, monosit/makrofag) dan
granulosit neutrofil. (5)
2.3.1.2 Pertahanan Yang spesifik
Kunci bagi pertahanan ynag didapat adalah kemampuan limfosit
dalam menghasilkan antibody yang spesifik untuk satu dari jutaan zat
asing yang mungkin masuk ke dalam tubuh. Antigen yang merangsang
pembentukan antibody biasanya berupa protein dan polipeptida, tetapi
anttibodi terhadap asam nukleat dan lemak juga dapat terbentuk bila
terdapat dalam bentuk nucleoprotein dan lipoprotein, dan secara
eksperimental dapat tercipta antibody terhadapo molekul-molekul yang
lebih kecil jika molekul tersebut berikatan dengan protein. Imunitas
yang didapat memiliki dua komponen: imunitas humoral dan imunitas
selular. (6)
Imunitas humoral diperantai oleh antibody immunoglobulin darah
berupa fraksi
hanya
terjadi
pada
orang-orang
yang
mempunyai
14
Fungsi Utama
Antibody utama dalam respons sekunder.
Mengopsonisasi bakteri, dan menyebabkan
bakteri
tersebut
lebih
mudah
untuk
permusuhan
toksin
bakteri
bekteri.
dan
virus.
Melewati plasenta.
IgA sekretorik mencegah melekatnya bakteri
dan virus pada membrane mukosa. Tidak
IgM
memfiksasi komplemen.
Dibentuk dalam respons primer terhadap
antigen. Memfiksasi komplemen. Tidak
dapat menembus plasenta. Reseptor antigen
IgD
IgE
(allergen).
infeksi
cacing
Pertahanan
dengan
terhadap
menyebabkan
17
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan
landasan
teori
yang
telah
dijelaskan
maka
kita
dapat
Gadis tersebut
kepiting
Serangan imun adaptif yang tidak tepat menyebabkan reaksi yang
merugikan di tubuh. Seranan ini mencakup respon otoimun ( dimana system imun
berbalik melawan salah satu jaringan tubuh sendiri), penyakit kompleks imun
(berupa respon antibody berlebih yang tumpah dan merusak jaringan normal) dan
alergi. sehingga pada kasus ini gadis tersebut mengalami serangan imun yang tidak
tepat, yang menyebabkan reaksinya merugikan tubuh. Serangan ini dikategorikan
alergi. (1)
Alergi adalah akuisisi reaktifitas imun spesifik yang tidak sesuai atau
hipersensitivtas terhadap bahan lingkungan yang biasanya tidak berbahaya,
miisalnya debu atau serbuk sari tanaman bahan penyebab dikenal sebagai allergen.
Pajanan ulang pada orang yang telah tersensitisasi memicu serangan imun yang
bervariasidari reaksi ringan yang hanya mengganggu hingga reaks berat yang
merusak tubuh dan bahkan mematikan. Respons alergi dklasifikasikan menjadi dua
kategori yaitu hipersensitivitas tipe cepat dan hipersensitivitas tipe lambat. Pada
hipersensitivitas tipe cepat, respons alergi muncul dalam waktu sekitar 20 menit
setelah orang yang tersensitisasi terpajan ke suatu allergen. Pada hipersensitivitas
tipe lambat, reaksi umumnya belum muncul sampai 1 hari atau lebih setelah
pajanan. Perbedaan dalam waktu ini disebabkan oleh perbedaan mediator yang
berperan. Suatu allergen mungkin mengaktifkan respon sel B atau sel T. reaksi
alergi tipe cepat melibatkan sel B dan dipicu oleh interaksi antibodi dengan antigen,
sedangkn reaksi tipe lambat melibatkan sel T dan merupakan respons imunitas
selular yang lebih lambat terhadap allergen. Berdasarkan kasus, gadis tersebut
mengatakan bahwa ia mulai mengalami alergi setelah tadi selesai makan siang,
maka gadis tersebut dikatakan mengalami hipersensitivitas tipe cepat. (1)
Coombs dan Gell membedakan empat jenis hipersensitivitas dan kemudian
ditambah satu jenis lagi reaksi yang lain. Reaksi tipe I adalah anafilaksis, tipe II
cytotoxic, tipe III complex-mediated, tipe IV Cell-mediated ( delayed type), tipe V
18
stimulatory hypersensitivity. Reaksi tipe I, II, III, dan IV berdasarkan reaksi anatara
antigen dan antibody humoral dan digolongkan dalam reaksi tipe cepat dan reaksi
tipe IV mengikutsertakan reseptor pada permukaan sel limfosit dan termasuk dalam
tipe lambat. Karena pada kasus ini alergi yang dialami oleh gadis tersebut adalah
tipe cepat maka akan dijelaskan mekanisme reaksi tipe cepat yaitu: Pada manusia
ditemukan alergi berupa reaksi anfilaksis local bila berkontak dengan antigen
seperti serbuk bunga rumput, bulu, atau rambut binatang,dan tungau yang terdapat
dalam debu rumah. Kontak antigen dengan IgE yang terikat pada sel mukosa
saluran pernapasan dapat menimbulkan gejala asma. Gejalah urtikaria timbul
karena kontak antara IgE di dalam kulit dengan antigen yang terdapat di dalam
makanan dan masuk edaran darah melalui absorpsi usus. (9) Tampak juga pelebaran
pembuluh darah dan limfa, rasa gatal timbul karena ujung saraf kulit yang
superfisal turut terserang. (10)
Urtikaria meyebabkan reaksi anafilaktoid terlokalisasi. Histamine yang
dilepaskan secara local menyebabkan fasodilatasi yang menyebabkan red-flare
segera dan peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan pembengkakan
kulit dalam beberapa menit. (11)
Peka atau tidaknya seseorang terhadap suatu antigen dapat dicoba dengan
penyuntikan antigen kedalam kulit (skin test). Bila orang itu peka, maka
pengeluaran histamine akan menimbulkan reaksi setempat berupa urtikaria dan
kemerahan yang timbulnya cepat, mencapai maksimum setelah 30 menit dan mulai
menghilang. (9)
Jadi, gejala-gejala gatal, bentol, dan mata bengkak merupakan akibat dari
alergi atau hipersensivitas tipe cepat.
3.2.
Diantara teman sekantornya yang makan kepiting, hanya gadis tersebut yang
mengalami bentol, gatal dan mata bengkak.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa tipe alergi dan
hipersenstivitas lainnya. Dimana diantaranya hanya terjadi pada orang-orang yang
mempunyai kecenderungan alergi yang spesifik. Alergi yang spesifik ini
merupakan reaksi dari sistem imun di dapat yang spesifi.
(1)
spesifik adalah serangan selektif yang ditujukan untuk membatasi atau menetralkan
sasaran tertentu yang secara spesifik tubuh telah bersiap mengahadapinya setelah
19
mengalami pajanan berikutnya. (1) Sasaran sistem imun adaptif berfariasi diantara
orang-orang tergantung pada jenis serangan imun yang dijumpai pada orang
tersebut. Hal ini dilakukan dengan membentuk kumpulan sel memori setelah
berjumpa dengan suatu pathogen tertentu sehingga jika kembali bertemu dengan
pathogen tersebut maka system imun akan menghasilkan pertahanan yang lebih
cepat dan kuat. (1)
Beberapa orang mempunyai kecenderungan alergik semacam ini disebut
alergi atopi, karena disebabkan oleh resopons sistem imun yang tidak lazim.
Kecenderungan alergi ini diturunkan secara genetis dari orang tua ke anak, dan
ditandai dengan adanya sebagian besar antibody IgE dalam darah. Antibody ini
disebut reagen atau antibody tersensitisasi untuk membedakannya dengan antibody
IgG yang lebih umum. Bila suatu allergen memasuki tubuh, maka akan terjadi
reaksi allergen-reagen dan kemudian terjadi reaksi alergi. (7)
Sehingga berdasarkan keterangan tersebut, gadis dalam kasus mengalami
alergi karena kecenderungan alergi ini kecenderungan alergi ini diturunkan secara
genetis dari orang tua ke anak, sehingga bila allergen masuk ke dalam tubuh maka
akan terjadi alergi.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Gadis tersebut mengalami bentol, gatal dan mata bengkak setelah makan kepiting
disebabkan karena seranagan imun adaptif yang tidak tepat yaitu alergi. Sedangkan
teman-temannya tidak mengalami gangguan tersebut karena adanya kecendurungan
alergi ini diturunkan secara genetis dari orang tuanya.
21