A. Pengertian
Typhoid merupakan penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu
minngu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran. Penyakit ini disebabkan oleh salmonella typhosa dan hanya
didapatkan pada manusia. Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi (Rampengan, 2007).
Typhoid (enteric fiver) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
sistem pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Nursalam, dkk, 2008).
Typhoid (Tifus abdominalis) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat
pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat
gangguan kesadaran (Suriadi & Yulianni, 2006).
Typhoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukan
mikroabses
dan
ulserasi
Nodus
peyer
di
distal
ileum
(Soegijanto, 2002).
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran
pencernaan
dan
dengan
atau
tanpa
gangguan
kesadaran
(Ngastiyah, 2005).
Typhoid adalah penyakit menulat yang bersifat akut, yang di tandai dengan
bakterimia, perubahan pada system retikuloendoteal yang bersifat difusi,
pembentukan mikroabses, dan ulserasi nodus peyer didistal ileum (Rohim, 2002).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan typhoid merupakan penyakit
yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhosa. Secara umum penyakit ini dapat
ditularkan lewat makan dan air yang terkontaminasi dengan kotoran orang yang
terinfeksi. Bakteri kemudian memperbanyak diri didalam aliran darah orang
Pada minggu pertama kali, terjadi hiperplasia player. Ini terjadi pada kelenjar
typhoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga
terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan ulkus
yang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat menyebabkan perdarahan,
bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar kelenjar mesentrial dan
limpa membesar. Gejala demam di sebabkan oleh endotosil, sedangkan gejala
pada saluran pencernaan di sebabkan oleh kelainan pada usus halus.
Sallmonella
typhosa
Saluran
Pencernaan
Diserap oleh usus
halus
Penurunan
motilitas usus
Konstipasi
Hati
Limpa
Endotoksi
n
Hepatome
gali
splenomegal
i
Dema
m
Nyeri
Mual/tidak nafsu
makan
Perubahan
nutrisi
Resiko kurang
volume cairan
Skema 2.1 Proses Penyakit Typhoid menurut Suriadi & Yulianni (2006).
2. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Typhoid menurut Rampengan (2007) adalah sebagai berikut:
a. Nyeri kepala, lemah, lesu.
b. Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu,
minggu pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu
tubuh meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Pada minggu
kedua suhu tubuh terus meningkat, dan pada minggu ketiga suhu tubuh
berangsur-angsur turun dan kembali normal.
c. Gangguan pada saluran cerna; halitosis, bibir kering dan pecah-pecah,
lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), meteorismus, mual,
tidak nafsu makan, hepatomegali, splenomegali, yang disertai nyeri pada
perabaan.
d. Gangguan kesadaran; penurunan kesadaran (apatis, somnolent).
e. Bintik bintik kemerahan pada kulit (rosaela) akibat emboli basil dalam
kapiler kulit.
f. Epistaksis.
3. Komplikasi
Komplikasi demam typhoid menurut Rampengan 2007 dapat dibagi atas dua
bagian:
a. Komplikasi pada usus halus (perdarahan, perforasi, peritonitis).
b. Komplikasi diluar usus halus (bronkhitis, bronkopneumonia, ensefalopati,
kolesititis, meningitis, miokarditis, karier kronik).
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan typhoid menurut
Rampengan
(2007)
adalah
sebagai berikut:
1. Perawatan
Klien diistirahatkan 7 hari sampai bebas demam atau kurang lebih 14 hari
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. Mobilisasi bertahap bila tidak
ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
Kualitas makanan disesuaikan dengan kebutuhan baik kalori, protein,
elektrolit, mineral, serta disesuaikan makanan yang rendah/bebas selulosa, dan
menghindarai makanan yang sifatnya iritatif. Pada penderita dengan gangguan
kesadaran pemasukan makanan harus lebih diperhatikan.
3. Obat obatan
Demam typoid merupakan penyakit infeksi dengan angka kematian tertinggi
sebelum ada obat-obatan anti mikroba (10-15%) sejak adanya obat anti
mikroba terutama klorafhenycol angka kematian menurun drastis sampai
(1-%).
Obat-obatan
antimikroba
yang
sering
digunakan
antaralain;
suatu
peningkatan
jumlah
dan
ukuran,
sedangkan
perkembangan
menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada kuantitas
yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan
berhubungan dengan perubahan secara kualitas, di antaranya terjadi peningkatan
kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan,
pematangan, dan pembelajaran. Proses pematangan berhubungan dengan peningkatan
kematangan dan adaptasi. Proses tersebut terjadi secara terus-menerus dan saling
berhubungan serta ada keterkaitan antara satu komponen dan komponen lain. Jadi, jika
tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakin
matang.
Konsep tumbuh kembang anak menurut Supartini (2004) dan Wong (2008) yaitu:
1. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Anak 12 tahun masuk pada fase laten dan fase genital, Selama periode laten,
anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk
mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik
maupun sosialnya. Pada awal fase laten, anak perempuan lebih menyukai
teman dengan jenis kelamin perempuan, dan anak laki-laki dengan anak lakilaki. Pertanyaan anak tentang seks semakin banyak, mengarah pada sistem
reprodulcsi. Dalam hal ini, orang tua harus bijaksana dalam merespons, yaitu
menjawabnya dengan jujur dan hangat. Luas jawaban disesuaikan dengan
maturitas anak. Sering kali karena begitu penasaran dengan seks, anak
mungkin dapat bertindak coba-coba dengan teman sepermainan. Oleh karena
itu, apabila anak tidak pernah bertanya tentang seks, sebaiknya orang tua
waspada. Peran ibu dan ayah sangat penting dalam melakukan pendekatan
dengan anak, pelajari apa yang sebenarnya sedang dipikirkan anak berkaitan
dengan seks.
Pada fase genital merupakan tahapan akhir masa perkembangan menurut Freud
adalah tahapan genital ketika anak mulai masuk fase pubertas, yaitu dengan
adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon seks.
filosofi. Meskipun mereka mungkin bingung antara sesuaiu yang ideal dengan
yang praktis, sebagian besar kontradiksi di dunia dapai diatasi dan diselesaikan.
4. Perkembangan moral (Kahlberg)
Anak usia 12 tahun pada Tingkat konvensional dan Tingkat pascakonvensional.
Tingkat konvensional, pada tahap ini anak-anak terfokus pada kepatuhan dan
loyalitas. Mereka menghargai pemeliharaan harapan keluarga. kelompok, atau
negara tanpa memedulikan konsekuensinya. Perilaku yang disetujui dan
disukai atau membanlu orang lain dianggap sebagai porilaku yang baik.
Seseorang mendapat persetujuan dengan bersikap "baik". Mematuhi aturan.
melakukan tugas seseorang, menunjukan rasa hormat terhadap wewenang. dan
menjaga aturan sosial merupakan peprilaku yang tepat. Tngkat ini berkaitan
dengan tahap operational konkrel dalam perkembangan kognitif.
Tingkat pascakonvensional, pada tahap ini individu telah mencapai tahap
kognitif operasional formal. Perilaku yang tepat cenderung didefinisikan dari
segi hak-hak dan standar umum individu yang telah diuji dan disetujui
masyarakat. Meskipun aturan prosedural untuk mencapai konsensus menjadi
Renting dengan penekanan pada sudut pandang hukum, terdapat juga
kemungkinan untuk mengubah hukum berdasarkan kebutuhan masyarakat dan
pertimbangan raslonal.
bulan.
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan selera makan
b. Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung
d. Perubahan frekuensi pernapasan
e. Laporan isyarat
f. Diaphoresis
g. Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar mandir, mencari orang lain dan/
aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
h. Mengekpresikan perilaku (mis., gelisah, merengek, menangis, waspada,
iritabilitas, mendesah)
i. Masker wajah (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)
j. Sikap melindungi area nyeri
k. Fokus menyempit (mis., gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
Nutrisi
Kurang
dari
Kebutuhan
Tubuh
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
Berhubungan
dengan
Penurunan
Motilitas
Traktus
5) Agens antilipemik.
6) Garam bismuth.
7) Kalsium karbonat.
8) Penyekat saluran kalsium.
9) Diuretik.
10) Garam besi.
11) Penyalahgunaan laksatif.
12) Agens antiinflamasi.
13) Nonsteroid.
14) Opiat.
15) Penotiazid.
16) Sedatif.
17) Simpatomimetik
d. Mekanis
1) Ketidakseimbangan elektrolit.
2) Hemoroid
3) Penyakit Hirschsprung.
4) Gangguan neurologis
5) Obesitas
6) Obstruksi pasca bedah
7) Kehamilan
8) Pembesaran prostat
9) Abses rektal
10) Fisura anal rektal
11) Striktur anal rektal
12) Prolaps rektal
13) Ulkus rektal
14) Rektokel, Tumor
e. Fisiologis
1) Perubahan pola makan
2) Perubahan makanan
3) Penurunan motilitas traktus gastrointestinal
4) Dehidrasi
5) Ketidakadekutan gigi geligi
6) Ketidakadekuatan higiene oral
7) Asupan serat tidak cukup
8) Asupan cairan tidak cukup
9) Kebiasaan makan buruk
I. INTERVENSI
Diagnosa
Ketidakseimbangan
NOC
Tujuan
NIC
Kebutuhan Tubuh
keperawatan x 24 jam
1. Nutrition Management
a. Kaji
adanya
alergi
diharapkan masalah
keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi
Intervensi
makanan
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah
kalori
dan
pasien
c. Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan berat
badan
sesuai
dengan
tujuan
2. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan
protein
dan vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang
dimakan
tinggi
mengandung
serat
untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang
terpilih
(sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
h. Ajarkan
bagaimana
pasien
membuat
kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien
untuk
mendapatkan
adanya
yang
biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
e. Monitor
lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan
tidak
perubahan
pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor
kekeringan,
rambut
kusam,
dan
mudah patah
j. Monitor
mual
dan
muntah
k. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor
pertumbuhan
dan perkembangan
m. Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori
intake kalori
o. Catat adanya
hiperemik,
dan
edema,
hipertonik
jika
lidah
magenta,
scarlet
NIC : Konstipation atau
impaction management
a. Monitor tanda dan gejala
konstipasi
b. Monitor frekuensi, warna,
dan konsistensi.
c. Anjurkan pada pasien
untuk makan buah-buahan
Resiko kekurangan
NOC:
volume cairan
Fluid Management
a. Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
b. Pertahankan catatan intake
normal
3. Tidak ada tanda-tanda
cairan IV
g. Monitor status nutrisi
h. Dorong masukan oral
i. Berikan penggantian
dehidrasi
4. Elastisitas turgor kulit
k.
l.
m.
n.
Hipovolemia Management
a. Monitor status cairan
Diagnosa
Nyeri Akut
Intervensi
NIC :
a. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik, furasi,
faktor presipitasi
b. Observasi reaksi nonverbal
nyeri, dengan :
Kriteria Hasil
1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
dari ketidaknyamanan
c. Bantu pasien dan keluarga
untuk mrncari dan
menemukan dukungan
d. Kontrol lingkungan yang
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
nyeri
f. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
manajemen nyeri
g. Ajarkan tentang teknik non
3. Mampu mengenali nyeri
farmakologi : napas dalam,
(skala, intensitas,
relaksasi, distraksi, kompres
frekuensi dan tanda
hangat/dingin
nyeri)
h. Berikan informasi tentang
4. Menyatakan rasa
nyeri seperti penyebab
nyaman setelah nyeri
nyeri, berapa lama nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
akan berkurang dan
rentang normal
6. Tidak mengalami
gangguan tidur
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
i. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
Nyeri Kronis
NOC:
Comfort level
Pain control
Pain level
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x 24
jam nyeri kronis pasien
berkurang dengan :
Kriteria Hasil
1. Tidak ada gangguan
tidur
2. Tidak ada gangguan
analgesik
NIC :
Pain Management
a. Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri
b. Tingkatkan istirahat dan
tidur yang adekuat
c. Kelola anti analgetik
d. Jelaskan pada pasien
penyebab nyeri Lakukan
teknik nonfarmakologis
(relaksasi, masase
punggung)
hubungan interpersonal
3. Tidak ada ekspresi
menahan nyeri dan
Ketidak Efektifan
Termoregulasi
Hidration
Adherence behavior
NIC:
Temperature Regulation
(Pengaturan suhu)
Immune status
Risk control
Risk detection
secara kontinyu
Setelah dilakukan tindakan c. Monitor TD, Nadi, dan RR
keperawatan selama ... x 24 d. Monitor warna dan suhu kulit
e. Monitor tanda-tanda hipertemi
jam. Pasien tidak mengalami
dan hipotemi
ketidak efektifan
f. Tingkatkan intake cairan dan
termoregulasi, dengan :
Kriteria Hasil :
1. Keseimbangan antara
reproduksi panas, panas
yang diterima dan
nutrisi
g. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
h. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
kehilangan panas.
i. Diskusikan tentang pentingnya
2. Seimbang antara produksi
pengetahuan suhu dan
panas yang diterima dan
kemungkinan efek negative
kehilangan panas selama
dari kedinginan
28 hari pertama
j. Beritahu tentang indikasi
kehidupan
3. Keseimbangan asam basa
bayi baru lahir
4. Temperature stabil : 36,537 C
5. Tidak ada kejang
6. Tidak ada perubahan
warna kulit
7. Glukosa darah stabil
8. Pengendalian resiko :
hipertemia
9. Pengendalian resiko :
hypothermia
10. Pengendalian resiko :
proses menular
11. Pengendalian risiko :
paparan sinar matahari