Uterus hamil
Berat : pd 40 minggu menjadi
1000gr
Ukuran : 20 cm x 5,2 cm x 2,5 cm
Bentuk : 4 bln => bulat akhir hamil
Tinggi (cm)
16
20
24
28
32
36
40
b. Serviks Uteri
Jaringan ikat pada servik (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari jaringan otot
yang hanya 10 %. Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta meningkatnya
suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut tanda Goodell.
Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti panggul dan oedema.
Sehingga uterus , servik dan ithmus melunak secara progressif dan servik menjadi
kebiruan. Pada post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak menutup.
c. Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi pada vagina dann vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan
(livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil pH
sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan
terhadap infeksi jamur.
d. Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas dengan diameter 3 cm
yang memproduksi estrogen & progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah terbentuk
dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron digantikan oleh
plasenta.
2. PAYUDARA
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan
progesteron tapi belum mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel-sel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun,
dan
laktoglobulin
sehingga
mammae
dipersiapkan
untuk
laktasi.
Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel
montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer. Peningkatan
suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi.
3. SISTEM ENDOKRIN
a. HCG ( hormone Corionic Gonadotropic )
Gonadotropin korionik manusia ( HCG ) Yang disekresi oleh sel trofoblas dr plasenta untuk
mempertahankan kehamilan. HCG meningkat 8 hari setelah ovulasi ( 9 hr setelah puncak LH
pertengahan siklus ). Selama 6 8 mg kehamilan HCG mempertahankan korpus luteum
untuk memproduksi estrogen dan progesteron dan selanjutnya akan diambil alih oleh
plasenta.
b. HPL ( Hormone Placenta Lagtogene )
Lactogen plasenta mns ( HPL ) dihasilkan oleh plasenta . Pada kehamilan cukup bulan HPL
meningkat 10 % dari produksi protein plasenta . HPL bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan indulin wanita hamil naik.
c. Prolaktin
Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon thp meningkatnya estrogen. Fungsi
prolaktin adalah perangsangan produksi susu. Pada Trimester II prolaktin Yang disekresi
oleh hipofisis janin merupakan perangsang pertumbuhan adrenal janin yang penting.
d. Estrogen
Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan
sistem
alveolar
payudara.
Dengan
hormon
relaxin
menginduksi
Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas seluruh traktus digestivus berkurang
sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan
obstipasi karena penurunan tonus otot-otot traktus digestivus. Sering dijumpai morning
sickness, hiperemesis gravidarum dan salivasi. Salivasi adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasanya.
7. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem muskuloskeletal.
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada
kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis
progresif merupakan gambaran karakteristik pd kehamilan normal. Mobilitas sendi
sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar & menyebabkan rasa tidak
nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa
pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas.
8. SISTEM KARDIOVASKULAR
Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke 10 kehamilan. Tekanan darah akan
turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron.
Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah
dan curah jantung.
Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan :
TD darah arteri
Sistolik
4 -6 mg
Diastolik
8 15 mg
Rata-rata
Frek. Denyut jantung
6 -10 mg
12 18 mg
Volume stroke
10 30 %
Curah jantung
33 45 %
9. SISTEM INTEGUMEN
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone (MSH) dari lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola
mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum) akan menghilang saat
persalinan.
10. METABOLISME DAN INDEX MASSA TUBUH (IMT)
Basal metabolik rate ( BMR ) meningkat 15 % - 20 % untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI yang
tdk hamil, mulai kehamilan 4 bulan. Alkali fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi
plasenta.
11. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH
Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi
pengenceran darah ( hemodilusi ) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 34 mg.
Serum darah (volume darah) bertambah 25 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel
darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TMl-TMlll.
Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
4. Volume darah :
5. Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah ( haemodilusi ).
6. Sel darah
7. sel darah meningkat 20 %, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin
menurun pada TM I.
Sel Darah Putih
Jumlah Peripheral WBC makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama
trimester pertama rata-rata jumlah WBC adalah sekitar 9500/mm 3 meningkat menjadi
rata-rata 20-30.000/ mm3 padasaat at term. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah
persalinan dan kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca
persalinan. Adanya hemodilusi maka LED sangat meningkat ( 4 x dari angka normal )
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat
peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang
terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio
plasenta.
12. SISTEM PERNAFASAN
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena
pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen
yang meningkat 20 % untuk metabolisme janin. Oleh karena diaphragmanya tidak dapat
bergerak bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang
membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat,
bumil akan bernafas lebih cepat 20 25 % dari biasanya.
13. SISTEM PERSYARAFAN
: 2012 02 02
: 2011 07 01
7 1
Artinya usia kehamilan = 7 bulan 1 hari, jika di diubah kedalam minggu, maka setiap 3
minggu ditambah 1, maka:
(7x4) + 2 = 30 minggu 1 hari
Rumus McDonald
Usia kehamilan: TFU (cm) x 2/7 = .... bulan
TFU (cm) x 8/7 = ..... minggu
Taksiran Partus
: HPHT
: 01 07 2011
+7 -3
+1
8-4-2012
Keterangan: Hari siklus 28 hari : +7, siklus >35 hari: +14
Bulan bulan ke-3: +9, bulan ke-4: -3
mates attention dan perubahan dalam hubungan seksual, persiapan untuk persalinan
j. Aktivitas sehari-hari
Tanyakan bagaimana kegiatan sehari hari seperti waktu istirahat dan bagaimana pola
tidur malam, pola makan (makan berapa kali sehari, apa saja yang sering dimakan, dan
ada alergi makanan atau tidak), pola minum (minum berapa gelas sehari), pola
eliminasi (tanyakan frekuensi berkemih dalam sehari), pola defekasi (tanyakan
frekuensi BAB dalam sehari).
k. Menentukan kebutuhan belajar ibu hamil
Tanyakan kepada klien apakah ada yang ingin ditanyakan dan diketahui lebih lanjut
(misalnya bagaimana mempersiapkan persalinan, nutrisi terbaik yang dibutuhkan
untuk klien dan janin, manajemen laktasi, atau family planning)
l. Penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan
m. Persiapan persalinan
Tanyakan apakah ibu merencanakan untuk mengikuti kelas orangtua selama trimester
1, rencana persalinan dimana dan dibantu oleh siapa.
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
a.
Persiapan Alat
Timbangan BB
Pengukur tinggi badan
Tensi meter
Stetoskop
Monokuler atau linec
Meteran atau midline
Hamer reflek
Jangka panggul
b.
Pemeriksaan fisik
edema.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis, ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
Dada
Paru
Jantung
Payudara
: suara nafas
: bunyi jantung
:
adakah
benjolan/tidak,ksimetrisan,
putting
susu
Leopod II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung dan bagian-bagian kecil dari janin
Cara:
1. kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan di kedua samping abdomen sambil
menekan agak dalam.
2. pada telapak tangan yang satu, akan teraba tahanan keras, yaitu punggung janin
3. pada telapak tangan yang lainnya, akan teraba bagian-bagian kecil janin, yaitu
lengan dan tungkai janin
Leopod III
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah ini
sudah atau belum terpegang oleh Pintu Atas Panggul
Cara:
1. Pemeriksa menggunakan tangan kanan
2. Pemeriksa memegang kutub (bagian bawah) janin antara ibu jari dan jari-jari
lainnya
3. Tentukan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
Leopod IV
Untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk ke panggul/belum.
Cara
:
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, kaki ibu diluruskan, kedua tangan menekan
bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi
bagian
terbawah
janin dan
menentukan
apakah
bagian
tersebut
sudah
masuk/melewati pintu atas panggul (biasanya inyatakan dengan satuan X/5), jika
memungkinkan dalam palpasi diperkirakan taksiran berat janin.
Ekstremitas
Atas
: edema, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot
Bawah : edema, reflek patella, reflek homman, kekuatan tonus otot, kram kaki.
Vulva- vagina
Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, leukore, keluaran cairan/darah dari jalan
lahir, hemoroid, tanda Chadwick, godell sign, hegar sign.
3.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan pelvis mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan
sampai aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi , stasiun dan dilatasi
effacement serviks.
4.
III.
Urinalisis
Darah lengkap
Glukosa darah
Titer antibody rubella
Hepatitis
HIV
Sel sabit
Pap smear dan sitologi
Amniosintesis
Fetoscopy
Maternal serum analisis untuk mendeteksi kelainan pada neiral
tube pada trimester II
PP tes
Sinar X
USG
No
Data
Etiologi
Masalah
1. DS:
klien Kadar hormone estrogen dan HCG meningkat
Nutrisi kurang dari
mengatakan
kebutuhan
sering mual dan
Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi,
sehingga
nafsu
Motilitas usus menurun
makan berkurang.
DO:
Makanan lebih lama di dalam lambung, sehingga
terjadi morning sickness
Penurunan nafsu makan
Nutrisi, kurang dari kebutuhan
2.
DS
:
klien
mengatakan tidak
nyaman
karena
payudara
membesar
dan
terasa
penuh,
sering BAK,
Peningkatan
vaskulerisasi dan
dilatasi
pembuluh darah
DO: -
Ketidaknyamanan
Payudara
membesar,
hiperpigmentasi,
leukorea,
hipersaliva,
Uterus membesar
Menekan kandung kemih
Perasaan ingin berkemih meningkat
3.
ketidaknyamanan
DS:
klien Kadar hormone estrogen dan HCG meningkat
Resiko kekurangan
mengatakan
volume cairan
sering mual dan
Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi,
sehingga
nafsu
Motilitas usus menurun
makan berkurang.
DO:
Makanan lebih lama di dalam lambung, sehingga
terjadi morning sickness
Resiko kekurangan volume cairan
4.
Resiko cedera
Resiko cedera
5.
DS:
mengeluh
dan lesu
DO:
klien
lemas
Keletihan
6.
DS:
DO:
7.
DS:
DO:
Mekanisme koping
keluarga
tidak
efektif
No
Diagnosa
1. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
b.d
mual/muntah, peningkatan
kebutuhan nutrisi, ditandai
dengan :
DS: klien mengatakan
sering mual dan muntah
tiap pagi, sehingga nafsu
makan berkurang.
DO:
Tujuan
Intervensi
Rasional
Tupan : ibu menunjukan Mandiri :
Mandiri :
penambahan berat badan
1. Tentukan
keadekuatan
1. Kesejahteraan janin/ibu
yang sesuai (minimal 1,5
kebiasaan asupan nutrisi
tergantung pada nutrisi
pada
akhir
trimester
dulu/sekarang dalam 24 jam.
ibu selama kehamilan.
2. Anjurkan
meningkatkan
2. Menurunkan
pertama).
asupan karbohidrat saat
kemungkinan gangguan
bangun tidur, makan sedikit
gastric
yang
dapat
Tupen :
dan sering, dan menghindari
disebabkan oleh efek
Pada
kunjungan
bau-bau menyengat.
asam hidroklorid pada
selanjutnya, ibu sudah
lambung yang kosong
dapat:
atau
peningkatan
1. Menjelaskan
sensitivitas terhadap bau
komponen
diet
menyengat,
makanan
seimbang bagi ibu
pedas atau makanan
hamil
2. Mengikuti
diet
tertentu.
3. Usia kurang dari 20
yang dianjurkan
3. Mengkonsumsi zat
tahun dan lebih dari 35
3. Lihat riwayat kesehatan,
besi/vitamin sesuai
tahun merupakan usia
catat usia (khusunya kurang
resep
beresiko. Selain itu,
dari 20 tahun, atau lebih dari
remaja akan cenderung
35 tahun).
mengalami
malnutrisi/anemia dank
lien lansia mungkin
cenerung
obesitas/diabetes
gestasional.
5. Berikan
informasi
turtulis/verbal yang tepat
tentang diet prenatal dan
suplemen vitamin /zat besi
setiap hari .
6. Evaluasi
motivasi/sikap
dengan
mendengar
keterangan
klien\
dan
meminta
umpan
balik
tentang informasi yang telah
4. Untuk
menentukan
kebutuhan
belajar
khusus. Pada periode
prenatal,
laju
basal
metabolic
meningkat
20%-25%
(khusunya
pada kehamilan lanjut),
sehingga resiko klien
mengalami nutrisi buruk
dapat
terjadi.
Penambahan 800 mg zat
besi diperlukan selama
kehamilan
untuk
perkembangan janin.
5. Materi referensi yang
dapat
dipelajari
di
rumah,
meningkatkan
kemungkinan
klien
memilih diet seimbang.
6. Bila
klien
tidak
termotivasi
untuk
memperbaiki
diet,
evaluasi
lanjut
atau
intervensi lain yang
mungkin
dapat
diindikasikan.
7. Dapat
menu
jukan
diberikan.
7. Tanyakan
keyakinan
berkenaan dengan diet sesuai
budaya dan hal-hal yang tabu
selama kehamilan.
motivasi
untuk
mengikuti
anjuran
pemberi
layanan
kesehatan.
Sebagai
contoh ada budaya yang
melarang
ibu
mengkonsumsi
ikan
selama hamil, karena
dapat
mengakibatkan
bayinya berbau amis.
8. Beberapa
bahan
makanan
tidak
dianjurkan dikonsumsi
oleh ibu hamil, seperti
nenas
yang
dapat
menyebabkan
keguguran.
9. Mual/muntah trimester
pertama
dapat
berdampak negative pada
status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode
kritis
perkembanagn
janin.
10. Dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi situasi
potensial risiko tinggi
seperti ketidakadekuatan
asupan
karbohidrat,
diabetic
ketoasidosis,
dan hipertensi pada
kehamilan.
11. Malnutrisi pada ibu
berefek negatif pada
pertumbuhan janin.
Kolaborasi :
1. Mungkin
diperlukan
bantuan
tambahan
terhadap pilihan nutrisi.
Kolaborasi :
1. Buat rujukan yang perlu
sesuai indikasi (misal pada
ahli diet)
2.
Ketidaknyamanan
b.d
perubahan
fisik
dan
pengaruh hormonal ,
ditandai oleh :
DS : klien mengatakan
tidak nyaman karena
payudara membesar dan
terasa penuh, sering BAK,
DO: -
Tupan :
Mandiri:
Mandiri:
Pada
pertemuan
1. Catat adanya rasa tidak
1. Memberikan informasi
selanjutnya ibu sudah bisa
nyaman.
untuk
memilih
mengidentifikasi
intervensi;
petunjuk
tindakan-tindakan yang
terhadap respon klien
dapat
memberikan
pada ketidaknyamanan
kenyamanan bagi ibu.
dan nyeri.
2. Memberikan sokongan
2. Anjurkan penggunaan bra
yang
sesuai
untuk
Tupen:
yang menyokong . Tinjau
jaringan payudara yang
Setelah
diberikan
perawatan putting .
membesar, menguatkan
intervensi
ibu
dapat
jaringan areola.
menyebutkan perubahan
3. Stimulasi
putting
fisik yang terjadi saat
3. Tekankan
pentingnya
kehamilan
penyebabnya.
dan
menghindari
stimulasi
putting berlebihan.
4. Instruksikan
penggunaan
teknik Hoffman, dengan
cara: posisikan jempol dan
telunjuk pada arah yang
saling berhadapan. Tekanlah
kedua jari ke arah areola
menuju
puting
sambil
menarik puting keluar.
5. Kaji
adanya
hemoroid,
perhatikan keluhan-keluhan
gatal,
bengkak,
dan
perdarahan.
berlebihan
dapat
memperbesar
kemungkinan persalinan
praterm
melalui
pelepasan oksitosin.
4. Teknik Hoffman adalah
teknik
untuk
menonjolkan puting yang
datar/masuk.
5. Penurunan
motilitas
gastrointestinal
dan
perubahan usus serta
tekanan pada system
pembuluh darah oleh
pembesaran
uterus
member kecenderungan
terjadinya hemoroid.
6. Meningkatkan
suplai
darah ke kaki. Kelebihan
asupan produk susu
mengakibatkan
kadar
fosfor
lebih
besar
daripada
kalsium,
sehingga menimbulkan
ketidakseimbangan yang
Resiko
kekurangan
volume cairan b.d muntah,
peningkatan
kebutuhan
cairan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan
sering mual dan muntah
Tupan:
Kebutuhan
tercukupi.
Tupen :
1. Setelah
intervensi,
Mandiri:
cairan
1. Anjurkan
klien
mempertahankan
masukan/haluaran urine, dan
diberi
penurunan berat badan setiap
ibu
hari
mengakibatkan
kram
otot.
7. Meningkatkan hygiene
dengan
mengangkat/mengabsorp
si sekret vagina yang
berlebih.
8. Frekuensi
berkemih
disebabkan oleh tekanan
uterus yang membesar
dan menekan kandung
kemih.
Kafein
mempunyai sifat diuretic
yang dapat memperberat
masalah
frekuensi
berkemih.
9. Mendorong klien untuk
mengatur waktu istirahat.
Kolaborasi :
1. Membantu
dalam
memperbaiki
keseimbangan kalsium
dan menurunkan kram
otot.
Mandiri:
1. Muntah
dapat
mengakibatkan dehidrasi
dan ketidakseimbangan
elektrolit.
4.
dapat
menyebutkan
penyebab dan cara
mengatasi
mual
dan muntah.
2. Tanda dan gejala
berkurang
2. Indikator
dalam
membantu
untuk
mengevaluasi
tyingkat/kebutuhan
hidrasi.
Tupan:
Mandiri :
Mandiri:
Ibu memiliki perilaku
1. Diskusikan
pentingnya
1. Kesejahteraan
janin
yang dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu.
secara
langsung
kesehatan diri sendiri dan
berhubungan
dengan
janin. Sehingga dapat
kesejahteraan
ibu,
mencegah
terjadinya
khususnya di tm I, saat
cedera.
perkembangan
sistem
Tupen:
organ paling rentan
Setelah
dilakukan
terhadap cedera dari
intervensi, ibu dapat:
faktor
1.
menyebutkan
lingkungan/keturunan.
2.
Aliran darah ke uterus
penyebab
dan
2. Diskusikan tingkat aktivitas
dapat menurun sampai
akibat dari cedera
normal dan latihan. Anjurkan
2. Mengatur aktivitas
70% karena
latihan
klien melakukan aktivitas
dan diet
yang
keras.
secukupnya bukan latihan
tepat pada saat
berat. Misalnya berenang,
kehamilan.
bersepeda.
3. Anjurkan
klien
untuk
3. Kegagalan
untuk
melakukan seks yang lebih
menggunakan kondom
aman menggunakan kondom
selama koitus dapat
meningkatkan
resiko
transmisi
penyakit
hubungan seksual (PHS),
khususnya HIV.
4. Malnutrisi pada ibu
dihubungkan
dengan
intra
uterine
growthretardation
(IUGR) pada janin dan
bayi berat badan lahir
rendah.
5. Hb
essensial
untuk
oengangutan oksigen.
6. Mengidentifikasi faktor
resiko
fisik
dan
psikologis untuk evaluasi
tambahan
dan
atau
intervensi.
7. Klien yang beresiko
terhadap
kelainan
genetik
tertentu
membutuhkan tes untuk
menentukan apakah janin
berpengaruh.
8. Membantu
klien
membuat pilihan tentang
perilaku atau lingkungan
yang
dapat
meningkatkan kesehatan.
alkohol,
nikotin,
virus
STORCH
(sifilis,
toxoplasmosis,
rubela,
sitomegalovirus,
herves
simplex) dan HIV.
9. Tekankan perlunya mencuci
tangan setelah kontak dengan
binatang.
10. Anjurkan
pemberhentian
penggunaan tembakau.
Kolaborasi :
1. Kaji perkembangan uterus
melalui
pemeriksaan
internal.
9. Toxoplasma
gondii
paling
sering
ditransmisikan melalui
feses kucing.
10. Merokok
dapat
mempengaruhi sirkulasi
pasenta dan kesehatan
janin.
Kolaborasi:
1. Memberikan informasi
tentang gestasi janin dan
mengidentifikasi
kehamilan miltiple.
2. Tindakan yang tepat
dapat
dilakukan
berdasarkan hasil kultur
3. Unttuk
menentukan
diagnosis
4. Skreening
untuk
kerentanan
yang
memungkinkan
klien
mendapatkan tindakan
yang tepat sehingga
menurunkan
kemungkinan pemajanan
pranatal.
5. Aborsi terapeutik dapat
dipertimbangkan
bila
penyakit
didiagnosa
sebelum gestasi minggu
ke 20.
5.
6.
Perubahan
kehamilan
peran
b.d
5. Diskusikan
kemungkinan
pilihan tindakan seperti
aborsi.
Tupan:
Mandiri :
Mandiri:
Ibu melaporkan adanya
1. Tentukan siklus tidur bangun
1. Membantu menyususn
peningkatan energi
yang normal.
waktu istirahat yang
Tupen :
cukup
2.
Anjurkan
tidur
siang
1-2
jam
2.
Istirahat
untuk
Setelah diberi intervensi
setiap hari, 8 jam setiap tidur
memenuhi
kebutuhan
1. Ibu
mengetahui
malam.
metabolic
berkenaan
penyebab
dengan
pertumbuhan
kelelahan
2.
Ibu
dapat
jaringan ibu dan janin.
3.
Pantau
kadar
Hb.
Jelaskan
3.
Kadar
Hb
rendah
memodifikasi gaya
peran zat besi dalam tubuh,
mengakibatkan kelelahan
hidup
untuk
anjurkan
mengkonsumsi
lebih
besar
karena
memenuhi
suplemen zat besi setiap hari,
penurunan
jumlah
perubahan
sesuai indikasi.
pembawa oksigen.
kebutuhan
atau
tingkat energy
Tupan :
Mandiri:
Mandiri:
Ibu dan keluarga dapat
1. Evaluasi
respon
1. Mengidentifaksi
beradaptasi dengan baik
klien/pasangan
pada
kebutuhan
untuk
terhadap perubahan peran
kehamilan, stressor individu
membantu perencanaan
selama kehamilan.
dan keluarga, dan implikasi
intervensi. Kemampuan
budaya dari kehamilan dan
klien/pasangan
untuk
Tupen :
melahirkan anak.
beradaptasi
positif
terhadap
krisis
tergantung pada system
pendukung, keyakinan
budaya.
Sekalipun
kehamilan direncanakan,
ibu
mungkin
tetap
merasa
belum
siap
terhadap
kehamilankarena
masalah financial dan
perubahan peran menjadi
seorang ibu.
2. Memberikan informasi
sesuai
dengan
kemampuan
klien/pasangan
untuk
mengatasi stress secara
positif. Metode koping
yang digunakan pada
masa lalu, cendeung
digunakan pada masa
krisis selanjutnya.
3. Dampak kehamilan pada
keluarga tanpa sumbersumber yang adekuat
dapat menciptakan stress
tambahan.
Beberapa
budaya
memandang
pelayanan
kesehatan
4.
5.
6. Berikan
informasi
anjurkan mengikuti
antenatal.
dan
kelas
6.
7.
7.
Mekanisme
koping
keluarga tidak efektif b.d
ketidaksiapan
keluarga
dalam
menerima
kehamilan
Tupan:
Ibu dan keluarga dapat
menggunakan mekanisme
koping yang adaptif.
Tupen:
Setelah diberi intervensi
ibu dan keluarga dapat
menerima kehamilan
Kolaborasi:
Kolaborasi:
1. Rujuk
pada
konseling
1. Bantuan
selanjutnya
psikologis (bila perlu)
untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan
masalah
dapat
membantu. Pada akhir
trimester
pertama,
klien/pasangan
harus
mengalami keberhasilan
dalam mencapai tugas
menerima kehamilan.
Mandiri:
Mandiri:
1. Identifikasi hubungan antar
1. Kehamilan adalah situasi
anggota keluarga, perhatikan
krisis
terhadap
stressor
(mis;
gaya
klien/pasangan
dan
komunikasi, interaksi antar
anggota
keluarga,
anggota keluarga).
mengakibatkan
ketidakseimbangan yang
memerlukan
adaptasi
pada peran baru dan
tanggung jawab.
2. Dapat
memberikan
2. Kaji
hubungan
pengertian
untuk
klien/pasangan dengan orang
membantu
pasangan
tua.
dalam menjalani peran
menjadi orang tua. Orang
tua
baru
cenderung
menggunakan orang tua
/pasangan/saudara
sekandung
mengenai
penyesuaian bayi bari lahir.
realistis
menganalisa
perubahan-perubahan
dalam struktur keluarga,
peran, dan perilaku.
2. Trimester II
Analisa Data
No
.
1.
DO/DS
DO :
Pohon Masalah
Masalah
Diagnosa
Ketidakefekti
Ketidakefekti
fan pola
fan pola
nafas
pernafasan
DS :
-
Ekspansi diafragma
terbatas
berhubungan
dengan
pergeseran
diafragma
karena
pembesaran
2.
DO:
DS:
Ibu mengatakan
sering merasakan
nyeri pada
pergerakan sendi
-
yang berlebih
Ibu mengeluh
nyeri pinggang
Ibu mengeluh
uterus.
Ketidaknyam
anan ibu
an b.d
perubahan
persendian,
punggung dan
Ketidaknyam
pada
mekanika
tubuh, efek-
meningkatkan kapasitasnya
efek hormon,
ketidakseimb
persalinan
angan
elektrolit
untuk BAB
sacrococcigus mengendur
(konstipasi)
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Ketidakefektifan pola
Tupan:
Klien tidak
penurunan
mengalami sesak
frekuensi atau
pembesaran uterus.
napas
DO :
Tupen:
DS :
-
Dalam waktu
1x pertemuan
klien dapat
mengidentifikas
1.Klien melaporkan
beratnya keluhan.
2.Klien
Intervensi
MANDIRI
1. Kaji status pernafasan
beratnya masalah,
pada pengerahan
tenaga, kelelahan).
mendemonstrasika
pranatal. Meskipun
n perilaku yang
kapasitas vital
mengoptimalkan
meningkat, fungsi
fungsi pernafasan.
i dan
kemampuan diafragma
melakukan
tindakan
inspirasi berkurang
mandiri saat
oleh pembesaran
klien
mengalami
Rasional
sesak napas
Dalam waktu
2x pertemuan
sebelumnya (misalnya
klien
uterus.
2. Masalah lain dapat
terus mengubnah pola
pernafasan dan
menurunkan
oksigenasi jaringan ibu
atau janin
mengatakan
masalah
dapat mengatasi
sinus,tuberkulosis).
keluhan sesak
napasnya
3. Peningkatan kadar
plasma pada gestasi
dan hematokrit.
minggu ke 24 32
Tekankan pentingnya
mengencerkan kadar
Hb, mengakibatkan
kemungkinan anemia
dan menurunkan
kapasitas pembawa
sabit).
4. Berikan informasi
tentang rasional untuk
kesulitan pernafasan
dan program aktivitas /
latihan yang realistis.
Anjurkan sering
istirahat, tambah waktu
kemungkinan gejala
gejala pernafasan yang
disebabkan oleh
kelebihan.
untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan
latihan ringan,seperti
berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan
2.
1. Klien mampu
memaksimalkan
penurunan
masalah, misalnya :
diafragmatik,
meningkatkan
menghindari yang
ketersediaan ruang
untuk ekspansi
paru.Pengubahan
menggunakan posisi
meningkatkan
gejala berat.
penurunan uterus
Ketidaknyaman b.d
Tupan:
MANDIRI
Klien dapat
mendiskusikan
1. Diskusikan masukan
metoleransi
ketidaknyaman
ketidakseimbangan
ketidaknyaman yang
penggunaan pelunak
dialaminya.
feses.
DS:
Tupen:
dilakukan untuk
gravid.
1. Membantu dalam
pencegahan/
penatalaksanaan
konstipasi.
2. Makanan berlemak
meningkatkan
Dalam waktu
2x pertemuan,
persendian, punggung
klien dapat
mengidentifikas
yang berlebih
Ibu mengeluh nyeri
i dan
pinggang
Ibu mengeluh nyeri uluh
kan tindakan
hati
Ibu merasa sulit untuk
BAB (konstipasi)
DO:
mendemontrasi
perawatan diri
yang tepat.
Dalam waktu
mengatasu hal
tersebut.
2. Klien mampu
mengungkapkan
pemahamannya
mengenai hal-hal
yang harus
dilakukan jika
timbu
ketidaknyamanan
2x pertemuan,
klien
mampu
melaporkan
melakukannya.
ketidaknyaman
keasaman gastrik;
makanan sering dalam
2. Perhatikan adanya nyeri
ulu hati; tinjau ulang
menetralkan
fisiologis masalah.
fowler, menurunkan
Anjurkan klien
menghindari makanan
menghindari makanan
gorengan/ berlemak,
dingin membantu
mencegah refluks
dicegah.
gastrik.
3. Menghilangkan tegang
pada punggung bawah
yang disebabkan oleh
peningkatan lengkung
dapat
diminimalkan/
porsi kecil
vertebra lumbosakral
dan pengencangan
otot-otot punggung.
punggung dan
punggung menekan
lantai). Tinjau ulang
yang dikenakan ibu
dengan tepat (mis.
Sepatu berhak rendah;
pakaian longgar dan
nyaman).
4. Pantau adanya kram
pada kaki, ajarkan klien
untuk meluruskan kaki
dan dorsofleksi telapak
kaki.
5. Anjurkan
untuk
ibu
hamil
merencanakan
bagian bawah.
5. Posisi miring kiri
dianjurkan untuk
meningkatkan perfusi
teratur
khususnya
seiring
kemajuan
kehamilannya.
- Posisi miring kiri
- Posisi terlentang,
anjurkan ibu yang
memiliki varises di
vulva untuk
meletakkan bantal
di bawah
pinggangnya.
bawah pinggangnya.
6. Menghindari
ketegangan pada
punggung dan
meminimalkan
hipotensi yang
disebabkan oleh
7. Berikan informasi
tentang pilihan yang
tepat dari antasida yang
dijual bebas. Hindari
penggunaan bikarbonat
sebagai penetralisir atau
penggunaan produk
kalsium.
perubahan posisi.
7. Dapat mengandung
bahan seperti natrium,
yang merupakan
kontraindikasi pada
situasi tertentu karena
sifatnya meretensi air.
Penggunaan antasida
yang mengandung
kalsium dapat
memperberat
ketidakseimbangan
kalsium-fosfor dan
terjadinya kram otot.
KOLABORASI
1. Berikan antasida rendah
natrium.
1. Menetralisir keasaman
gastrik; penurunan
2. Berikan suplemen
kalsium dan alumunium
dalam bentuk jeli
kadar fosfor.
2. Sebagai tambahan
akibat adanya
intolerans diet, selain
dengan tepat.
3.
Tupan:
Tidak terjadi
ditandai oleh:
gangguan citra
pkan penerimaan /
terhadap kehamilan,
perubahan bentuk
DO :
tubuh
adaptasi bertyahap
perubahan bentuk
Hiperpigmentasi pada
Tupen:
untuk mengubah
Efek-efek yang
bagian dahi
cloasma gravidarum
jerawat
kulit wajah berminyak
spider nevy pada leher,
Dalam 2x
pertemuan,
klien dapat
mengungkapka
n penerimaan/
adaptasi
DS :
bertahap untuk
mengubah
konsep diri/
citra tubuh
Dalam 2x
Klien
hormon-hormon
prenatal seperti,
mendemonstrasika
kloasma, striae,
n citra tubuh
telangiektasis, eritema
positif dengan
mempertahankan
kepuasan
penampilan
keseluruhan,
perubahan. Berikan
berpakaian dengan
informasi tentang
kenormalan perubahan.
pertemuan,
klien dapat
perubahan tubuhnya
mendemonstras
rendah.
tubuh.
Klien mampu
MANDIRI
dapat mempengaruhi
bagaimana respon ibu
terhadap dirinya.
2. Individu bereaksi
secara berbeda
terhadap perubahan
yang terjadi. Informasi
positif dengan
mempertahanka
meningkatkan
n kepuasan
penampilan klien
penampilan
keseluruhan
4. Diskusikan metode
perawatan kulit dan
berias (untuk
menyamarkan areaa
yang menjadi gelap),
menggunakan kaus kaki
penyokong,
pemeliharaan postur,
dan program latihan
sedang.
KOLABORASI
1. Rujuk pada sumber-
kelahiran pervaginal
spontan, dan
menurunkan
konseling dan/atau
kebutuhan terhadap
kelas-kelas pendidikan
augmentasi oksitosin.
1. Membantu dalam
memberikan dukungan
pada klien selama
periode perubahan di
trimester II;
mengidentifikasi
4.
Tupan:
perubahan
DO:
seksualitas yang
Terdapat
leukore
DS:
-
terjadi karena
kehamilan.
Tupen:
Dalam 1x
1. Klien mampu
mendiskusikan
masalah seksual.
2. Klien mampu
mengungkapkan
pemahaman
tentang alasan
yang mungkin
untuk diubah.
3. Klien mampu
tinggi untuk
pertemuan,
mengidentifikasi
berhubungan seksual
perawat dan
alternatif yang
klien beserta
MANDIRI
1. Diskusikan dampak
model-model peran.
1. Kepuasan seksual yang
optimal pada prenatal
kedua karena
normal.
vasokongesti pelvis/
perineal meningkatkan
kenikmatan orgasme.
Pria dapat mengalami
berbagai perasaan saat
berespon terhadap
peningkatan hasrat
pasangannya dan
untuk melakukannya
pasangan dapat
dapat diterima
menjadi bingung
mendiskusikan
untuk memenuhi
masalah seksual
Dalam 1x
kebutuhan
peningkatan hasratnya
pertemuan,
individu.
4. Klien mampu
klien dapat
mengungkapkan
mengidentifikas
kepuasan bersama
i alternatif yang
dapat diterima
dibutuhkan.
untuk
2. Dikusikan kemungkinan
pilihan dalam kontak
fisik melalui berpelukan
dan bercumbu daripada
melakukan koitus secara
aktual.
3. Diskusikan perubahan
memenuhi
kebutuhannya
dilakukan dalam
dan pasangan
Dalam waktu
aktivitas seksual.
2x pertemuan,
klien dan
pasangan
mengungkapka
n kepuasan
bersama
KOLABORASI
1. Rujuk pada perawat
dipuaskan.
3. Membantu pasangan
untuk membuat
pilihan.
1. Mendapatkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
masalah mengenai
pola seksualitas.
5.
Tupan:
Tidak terjadi
normotensif
dekompensasi b.d
peningkatan curah
selama perjalanan
peningkatan kebutuhan
jantung
Tupen:
Tetap
normotensif
DO :
selama
TD rendah
Varises pada kaki
Terdapat hemoroid pada
perineum
perjalanan
prenatal
Bebas dari
edema
DS :
patologis dan
tanda-tanda
HAK
Dalam 2x
1. Klien tetap
pranatal.
2. Klien mampu
bebas dari edema
MANDIRI
1. Tinjau ulang proses
fisiologis dan perubahan
hipertrofi ventrikel
jantung meningkatkan
gejala.
patologis dan
kebutuhan nutrien
tanda tanda
ibu/janin. Normalnya,
HAK.
3. Klien
sistem kardiovaskular
mengkompensasi
mengidentifikasi
peningkatan curah
mengontrol dan
menurunkan
menurunkan tahanan
masalah
kardiovaskuler.
menurunkan tekanan
pertemuan,
sistolik kira-kira 8
klien dapat
mengidentifikas
i cara-cara
untuk
mengontrol dan
menurunkan
diastolik menurun
kira-kira 12 mmHg.
potensial masalah
Keadaan tersebut
dapat membahayakan
masalah
kardiovaskular.
sistem.
2. Klien menghadapi
3. Ukur tekanan darah
(TD) dan nadi.
Laporkan jika
peningkatan sistolik
lebih dari 30 mmHg dan
diastolik lebih dari 15
mmHg.
4. Auskultasi bunyi
jantung; catat adanya
murmur.
4. Murmur sistolik
mungkin diciptakan
oleh peningkatan
volume, penurunan
5. Perhatikan adanya
edema pergelangan kaki
dan varises kaki, vulva,
dan rektum. Bedakan
antara edema fisiologis
dan yang potensial
viskositas darah,
perubahan posisi
jantung, atau torsio
pembuluh darah besar.
Namun murmur dapat
berbahaya.
menandakan
terjadinya kerusakan.
5. Edema dependen dari
ekstremitas bawah
(edema fisiologis)
sering terjadi karena
statis vena akibat
vasodilatasi dari
aktivitas progesteron,
herediter, retensi
kelebihan cairan, dan
tekanan uterus pada
pembuluh darah
pelvis. Ini
meningkatkan resiko
pembentukan trombus
vena. Edema wajah
dan/atau ekstremitas
atas dapat menandahan
HAK.
6. Meningkatkan aliran
balik vena dan
menurunkan resiko
terjadinya edema,
vena.
6.
Kurang pengetahuan
Tupan:
1. Klien mampu
MANDIRI
(kebutuhan belajar)
Klien mendapatkan
mengungkapkan
pengetahuan yang
atau
sesuai dengan
pertanyaan yang
tepat mengenai
mendemonstrasika
kehamilannya
n perilaku
Tupen:
perawatan diri
Dalam 2x
yang
memberikan informasi
pertemuan,
meningkatkan
DS:
1. Berikan penyuluhan
2. Berikan informasi
kesejahteraan.
2. Klien mampu
mengungkapka
bertanggung jawab
n/
terhadap
mendemonstras
perawatan
ikan perilaku
kesehatannya
perawatan diri
sendiri.
yang
3. Klien mampu
3.
meningkatkan
mengenali dan
Klien meminta
klien dapat
informasi mengenai
kehamilan dan
perubahan dirinya
karena kehamilan
DO:
kesejahteraan
Dalam 2x
pertemuan,
klien dapat
mengenali dan
melakukan
tindakan untuk
meminimalkan
dan mencegah
faktor resiko.
melakukan 4. Klien mampu
tindakan untuk
mengidentifikasi
meminimalkan
tentang kebutuhan
terhadap fero sulfat dan
asam folat.
1. Menjawab pertanyaan-
yang bermanfaat.
2. Membantu
mempertahankan
kadar Hb normal.
Defisiensi asam folat
memperberat aneia
yang dapat
menyebabkan abrupsi
Diskusikan adanya
obat-obatan yang
mungkin diperlukan
untuk mengontrol atau
mengatasi masalah
medis.
4. Diskusikan kebutuhan
terhadap pemeriksaan
laboratorium khusus,
dan mencegah
tanda tanda
skrining, dan
faktor resiko
Dalam 1x
bahaya / mencari
mungkin diperlukan
perawatan medis
indikasi.
untuk meningkatkan
pertemuan,
dengan tepat.
kesejahteraan ibu.
klien dapat
Pemantauan Hb dan
mengidentifikas
Ht dengan
i tanda-tanda
menggunakan
bahaya/
elektroforesis
mencari
mendeteksi anemia
perawatan
dan membantu
medis dengan
menentukan
tepat
penyebabnya. Skrining
untuk DMG dapat
mendeteksi terjadinya
hiperglikemia, dapat
memerlukan tindakan
dengan insulin
dan/atau membantu
menentukan diet
sesuai indikasi.
3. Trimester III
4. Analisa Data
5.
9.
6. DATA
10. 1. DS : Adanya
sesak nafas
11. DO: RR
meningkat
12. 2. DS : Pasien
mengeluh kram
kaki
13. 3. DS : Pasien
Mengeluh nyeri
punggung
7. ETIOLOGI
8. DIAGN
OSA
34. Ketidakn
yamanan
dan lengkungan
b.d
bertambah besar
perubaha
pada masa
n fisik :
kehamilan
sesak
trimester ketiga
15.
16. Tekanan Uterus
meningkat
17.
18. menekan diagframa
sehingga ekspansi
paru kurang optimal
19.
20. Kapasitas total paru
menurun
21.
22. Menggunakan nafas
dalam (frekuensi
respirasi 14 15 )
23.
24.
25. Vaskularisasi
menurun,
kekurangan
kalsium,
26.
27. Penekanan pada
syaraf yang terkait
dengan uterus yang
membesar
napas,
kram
kaki.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
28.
29. Peningkatan tekanan
uterus
30.
31. Menekan syaraf
66. DS : klien
tulang belakang
32.
33. Nyeri
61. Gerakan janin,
sering buang air
Ganggua
n pola
67. Ketidaknyamanan
mengeluh bahwa
(sesak napas,
pola seksualnya
kelelahan,
berubah
64.
pembesaran
abdomen)
68.
69. Khawatir akan
kondisi fisik dan
janin
70.
71. Penurunan hasrat
seksual
72.
73. Perubahan pola
seksual
tidur b.d
insomnia
74. Perubaha
n pola
seksualita
s b.d
perubaha
n hasrat
seksual,
ketidakny
amanan
(sesak
nafas,
kelelahan
,pembesa
ran
abdomen,
salah
pengertia
n)
83. Koping
khawatir dan
persalinan ,
individu/
cemas
kurangnya
keluarga
pengetahuan
tidak
mengenai proses
efektif
persalinan, sistem
b.d
pendukung yang
kurangny
tidak adekuat
78.
79. Khawatir,cemas
80.
81. Koping tidak efektif
82.
a
pengetah
uan
mengenai
proses
persalina
persalinan dan
informasi,
perawatan bayi
kehamilan yang
pertama
87.
88.
89. Kurang pengetahuan
n
90. Kurang
pengetah
uan b.d
informasi
yang
tidak
akurat,
kesalahan
mengenai proses
mengintr
persalinan
eprestasi
kan
informasi
.
102.
esiko
tinggi
cedera
terhadap
ibu
98.
99. Curah jantung
meningkat
100.
101.
Tekanan
darah meningkat
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
134.
Di
agnosa
130.
Tuju
Keperaw
an
atan
Ke
135.
berhubung mengurangi
an dengan
perubahan
fisik.
ketidaknyamanan.
Klien melaporkan bahwa
ktidaknyamanan dapat
131.
Inter
132.
133.
vensi
136. MANDIRI
1. Kaji secara terus menerus
ketidaknyamanan klien
dan metoda untuk
mengatasinya.
2. Kaji status pernapasan
klien.
137.
138.
139.
140.
pertolongan medis dengan
141.
142.
tepat.
143.
144.
3. Perhatikan adanya keluhan
dikontrol
Klien dapat mencari
Rasional
166.
1. Data dasar terbaru untuk
merencanakan perawatan.
167.
168.
169.
2. Penurunan kapasitas pernapasan
saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea,
khususnya pada multigravida
yang tidak mengalami kelegaan
dengan ikatan antara ibu dan bayi
dalam kandungannya
(keringanan) sampai awitan
persalinan.
170.
3. Lordosis dan regangan otot
disebabkan oleh pengaruh
hormone (relaksin, progesterone)
maternitas, penggunaan
ketidaknyamanan.
171.
pada kaki. Anjurkan klien 172.
173.
untuk meluruskan kaki dan
174.
mengangkat telapak kaki 4. Menurunkan ketidaknyamanan
bagian
dalam
dorsofleksi,
masukan
menganti
menghindari
ke
posisi
menurunkan
susu,
posisi,
berdiri
sering
dan
atau
duduk lama.
146.
5. Kaji adanya atau frekuensi
bawah.
175.
kontraksi Braxton Hicks.
176.
177.
Berikan informasi mengenai
5. Kontraksi ini dapat menciptakan
fisiologi aktivitas uterus.
ketidaknyamanan
pada
147.
148.
multigravida pada trimester kedua
149.
maupun ketiga. Primigravida
150.
151.
152.
153.
6. Perhatikan parestesia jari
biasanya
tidak
ketidaknyamanan
trimester
akhir,
mengalami
ini
saat
sampai
efek
yang
ketat,
pertahankan
9. Diskusikan
penggunaan
usus
memperberat
masalah
eliminasi.
187.
dan anjurkan cara-cara lain
9. Penggunaan pencahar dapat
untuk mengatasi konstipasi
merangsang awitan persalinan
seperti diet tingi serat.
awal.
Perhatikan praktik budaya
188.
189.
yang dapat mempengaruhi
190.
perilaku.
191.
159.
192.
10. Kaji adanya pirosis (nyeri
193.
194.
ulu hati). Tinjau pembatasan
10. Masalah sering terjadi pada
diet.
trimester kedua dan dapat
160.
161.
berlanjut, khususnya bila diet
11. Perhatikan adanya leukorea
tidak dimodifikasi.
dan pruritus. Anjurkan klien 195.
11. Saat kadar estrogen tinggi,
untuk
sering
mandi,
sekresi
kelenjar
servikal
menggunakan celana dalam
menghasilkan media asam yang
katun, pakaian longgar, dan
mendorong proliferasi organisme.
menghindari duduk untuk
196.
waktu yang lama.
197.
162.
198.
12. Kaji terhadap masalah yang 199.
200.
berhubungan
dengan
diaphoresis;
anjurkan 12.
suhu
tubuh
disebabkan
lingkungan dingin.
163.
164.
165. KOLABORASI
1. Berikan suplemen kalsium
penambahan
berat
oleh
badan
dengan
kebutuhan.
intoleransi
dapat
menjadi
fosfor,
ketidakseimbangan
memperbaiki
kalsium
fosfor.
204.
205.
Ga -
ngguan
pola tidur
b.d
insomnia
Melaporkan
perbaikan
sejahtera
perasaan segar
206.
dan
207. MANDIRI
1. Tinjau ulang kebutuhan
perubahan tidur normal
berkenaan dengan
kehamilan. Tentukan
pola tidur saat ini.
208.
2. Evaluasi tingkat
kelelahan anjurkan
217.
1. Membantu mengidentifikasi
kebutuhan untuk menetapkan
pola tidur yang berbeda
218.
219.
220.
2. Peningkatan retensi cairan,
penambahan berat badan, dan
Berikan informasi
tentang kelelahan
sedang yang normal.
Kaji ulang tanggung
jawab terhadap kerja
dan keluarga.
209.
3. Kaji terhadap kejadian
insomnia dan respons
klien terhadap
penurunan tidur.
Anjurkan alat bantu
untuk tidur, seperti
teknik relaksasi,
membaca, mandi air
hangat, dan penurunan
aktivitas tepat sebelum
istirahat.
210.
4. Perhatikan keluhan
kesulitan bernafas
fowler.
211.
212.
213.
214.
215.
216. KOLABORASI
1. Dapatkan sel darah
dengan optimal.
235.
236.
1. Anemia dan penurunan kadar Hb
atau sel darah merah
mengakibatkan penurunan
oksigenasi jaringan serta
238.
Ga
mendiskusikan
1.
anemia
Lanjutkan
mulai 1. Penurunan
ngguan
masalah
pola
berhubungan dengan
cari
seksualita
pola
trimester ketiga.
mengekspresikan
s b.d
perubahan
hasrat
seksual,
ketidakny
amanan
(sesak
yag
kepuasaan bersama
dengan berhubungan
seksual.
pengakajian
2.
seksual,
perubahan
terhadap
seksual
240.
241.
242.
243.
dari
aktivtas/koitus
pada
terjadi
trimester
karena
hubungan
pada
minat
pada
seksual
sering
trimester
ketiga
perubahan/ketidaknyamanan
fisiologis.
2. Kemampuan
pasangan
untuk
mengidentifikasikan/mengungkap
kan /menerima perubahan seksual
pada
trimester
mempegaruhi
pertama
dapat
hubungan
dan
napas,
kelelahan,
244.
3.
kemampuan
Anjurkan
pasangan
pembesara
terpisah
abdomen )
, salah
pengertian
yang
/merasa
takut
hubungan
4.
dan
terhadap
berhubungan
seksual.
Berikan
informasi
tentang
kenormalan
perubahan.
245.
246.
247.
248.
Berikan
5.
antar
pasangan
saat
tubuhnya
itu,
klien
meperhatikan
pengalaman
informasi
alternatif
untuk
mencapai
kepuasan
pemenuhan
untuk
seksual
mereka
dalam
kebutuhan
keintiman/kedekatan.
249.
Anjurkan pilihan posisi
lebih
perubahan
orgasme
dengan
masturbasi,
membelai,dan
kemesraan,
sebagainya,
bila
posisi
atas
koitus.
5. Kesalahan pengertian dan rasa
pria
di
wanita diatas )
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
1.
takut
koitus
dapat
mengakibatkan
cedera
janin,
Kolaborasi
mendiskusikan
keamanan koitus dalam
minggu ke-6 sampai ke8 akhir denga pemberi
2.
bahwa
perawatannya.
1. Instruksi khusus mungkin
257.
Rujuk pada konseling
diperlukan bla terdapat riwayat
bila
masalah
teratasi
tidak
258.
262.
263.
264.
2. Mungkin diperlukan untuk
meningkatkan adaptasi positif
265.
266.
Ko Mendiskusikan
ping
individu/k
eluarga
tidak
efektif b.d
emosi
pada
ketiga.
Menyiapkan
bayi,
sesuai
keyakinan
reaksi
trimester
267.
MAN
DIRI
1. Kaji persiapan
kelahiran
dengan
persalinan, kelahiran,
budaya
baru lahir.
268.
kurangnya
269.
keahlian.
pengetahu
270.
Mengidentifikasi model
271.
an
peran yang tepat
272.
mengenai Menggambarkan
273.
274.
proses
karakteristik kepribadian
2. Tentukan persepsi klien
persalinan
terhadap janin
atau pasangan terhadap
melalui pendidikan atau
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
4. Perhatikan kehilangan
dari kehamilan
sebelumny, faktor-faktor
genetik, atau riwayat
lahir mati, dan
kehamilan.
291.
4. Pasangan resiko tinggi mungkin
lebih memilih untuk tidak
diskusikan makna
kejadian tersebut pada
klien atau pasangan.
286.
5. Evaluasi sistem
pendukung yang tersedia
pada klien atau
pasangan.
294.
295.
Ku Mendiskusikan
296.
MAN
rang
perubahan
fisik
atau
pengetahu
psikologis
an
DIRI
berkenaan 1. Lanjutkan/mulai
1. Menguatkan pembelajaran
sebelumnya dan atau memberikan
program belajar.
informasi baru. Masalah paling
297.
mengenai
kelahiran.
bear bagi pasangan pada trimester
298.
Mengidentifikasi
persiapan
299.
ini adalah bagaimana persiapan
sumber-sumber
yang
300.
untuk
secara fisiologis dan psikologis
301.
tepat untuk mendapatkan
persalinan
302.
terhadap persalinan atau kelahiran
informasi
tentang
303.
atau
dan masalah sekitar perawatan
304.
perawatan bayi.
kelahiran
2. Berikan
informasi
bayi.
Mengungkapkan
314.
dan
tentang
perubahan
kesiapan
untuk
2. Pemahaman
kenormalan
perawatan
fisik/fisiologis
normal
persalinan atau kelahiran
perubahan ini dapat menurunkan
bayi b.d.
berkenaan
dengan
bayi.
kecemasan
dan
membantu
kurang
trimester III.
meningkatkan
penyesuaian
pemajana
305.
aktivitas perawatan diri.
n
atau
3. Berikan
informasi
315.
3. Membantu klien untuk mengenali
pengalam
tertulis
atau
verbal
awitan persalinan, untuk
an
atau
tentang
tanda-tanda
menjamin tiba ke rumah sakit
kesalahan
awitan
persalinan;
tepat waktu, dan menangani
interpretas
bedakan
antara
persalinan atau kelahiran.
i
persalinan palsu dan
316.
informasi
benar. Diskusikan kapan
317.
318.
memberitahu dokter atau
319.
pemberi
pelayanan
rumah
persalinan
atau
kelahiran.
306.
4. Berikan informasi verbal
atau
tertulis
tentang
perawatan
bayi,
perkembangan,
pemberian
dan
makan;
Kaji
keyakinan
budaya.
307.
308.
309.
310.
311.
pengambilan
memerlukan
menyiapkan
peran
baru,
barang-barang
secara
cultural,
mungkin
dengan
peningkatan
berkenaan
resiko
312.
5. Anjurkan
keikutsertaan
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
4. Membantu
(bila
belum
dengan
ketidaktahuan;
mengikuti)
dan
melakukan
orientasi
328.
Re
329.
siko tinggi
Mengungkap
cedera
kan
bersalin (RB).
331.
MAN
DIRI
341.
1. Situasi potensial resiko tinggi
sering
menjadi
masalah
pemahaman
memerlukan
tentang
bila
faktor-faktor
(misalnya
resiko
jantung,
individu
(vasokontriksi,
yang
potensial.
330.
-
Bebas dari
komplikasi.
kondisi
ginjal,
tanda-tanda
atau
intervensi
dan
kebutuhan
segera,
sirkulasi
dan
SSP.
342.
akibat kehamilan (HAK)
343.
seperti
edema,
344.
345.
albuminuria,
dan
2. Infeksi vaginal atau PHS yang
hipertensi.
tidak
diobati,
menciptakan
332.
2. Dapatkan kultur vagina.
ketidaknyamanan berat pada
Kaji
hipertensi
terhadap
infeksi
(PHS) (misal
trichomonas,
tipe
II,
yang
dapat
prenatal
setiap
hari.
(misal
(ISK),
sel
talasemia)
bila
sabit,
tidak
dilakukan sebelumnya.
335.
5. Berikan
pengawasan
lahir
mati,
penuaan
masalah
serupa
dengan
kedaruratan
reduksi
pada
obstetrik,
volume
lain.
338.
339.
janin.
340.
KOL
ABORASI
1. Kaji
perdarahan
terhadap
vagina,
tanda-tanda
koagulasi intravascular
diseminata; rujuk pada
tindakan yang tepat.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
I.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
393.
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
394.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Mochtar, 1998).Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Farrer, 1999). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis Gravidarum
(Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat
badan (Ben-Zion, MD).
395.
b. Etiologi
396.
2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor
organik.
399.
400.
3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab
sebagai ibu.
401.
402.
c. Patofisiologi
403.
hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
404.
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.
405.
dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang
406.
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan
407.
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan
gastro intestinal.
408.
409.
410.
tingkatan.
1) TingkatnI
411.
merasalemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pdaepigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun,turgor
kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.
2) TingkatnII
412.
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang,
lidahmengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
danmata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi
turun,hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa
pernafasankarena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3) TingkatnIII
413.
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah
henti,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhumeningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf
yangdikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia
dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan,termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati.
414.
415.
416.
e. Diagnosa
kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhikeadaan umum.
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkankekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ
417.
418.
f. Penatalaksanaan
419.
1) Obat-obatan
420. Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkanadalah
vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin,ovamin pada keadaan
lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklominhidrokhloride atau khlorpromasin.
421.
2) Isolasi
422. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik.
Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang bolehmasuk ke dalam
kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita maumakan, tidak diberikan
makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang denganisolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
423.
3) TerapinPsikologik J
424. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkanrasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalahdan konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
425.
4) CairannParenteral
426. Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukose 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perludapat ditambah kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin Cdan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secaraintravena.
427.
428. Bila
5) Penghentiannkehamilan
keadaan
memburuk
dilakukan
pemeriksaan
medik
dan
psikiatrik,
443.
1) Tujuan
444.
tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi
yang cukup.
445.
446.
2) Syarat
3) Macam-macam bDiet
a) bDiet bHiperemesis bI
456.
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau
rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanantetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung
didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
457.
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
461.
zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
462.
a) Roti panggang, biskuit, crackers
463.
b) Buah segar dan sari buah
464.
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
465.
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
a. Gravida
468.
Faktor
presdisposisi
yang
hiperemesisgravidarum
adalah
2005).Berdasarkan
penelitian
hasil
sering
pada
dapat
ditemukan
sebagai
primigravida
disimpulkan
penyebab
(Prawihardjo,
bahwa
kejadian
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil
hidatiodosadan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilanganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena padakedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan(Prawihardjo, 2005).
d. Riwayat Penyakit Ibu
471.
kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul
dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.
472.
473.
474.
dengankehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
475.
muntahyang sering.
476.
Intervensi
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangannutrisi dan
cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
479.
480.
Kriteria Hasil :
481.
482.
483.
484.
Intervensi
485.
487.
488.
dengankemampuan.
491.
492.
493.
muntahyang sering.
494.
495.
Kriteria Hasil :
496.
497.
498.
Intervensi :
499.
500.
501.
502.
503.
504.
505.
antiemetik.
506.
507.
3.Kurang
pengetahuan
tentang
proses
penyakit
dan
pengobatan
509.
Kriteria Hasil :
510.
511.
513.
Intervensi :
514.
b. Beri penjelasan tentang proses penyakit, gejala, tanda dan hal-hal yang
517.
518.
e. Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal
PLASENTA PREVIA
525.
526.
Definisi :
527.
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI).
528.
529.
implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebahagian jalan lahir
(Ostium Uteri Internium).
530.
531.
Faktor Predisposisi :
532.
533.
dan inflamatorotik.
534.
3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,
Kuret, dll).
535.
536.
hasil konsepsi.
537.
538.
7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
539.
540.
KLASIFIKASI
541.
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.
546.
2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.
547.
2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang
ditutupi plasenta.
548.
549.
550.
551.
552.
3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan
c. Menurut Browne:
556.
Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak
558.
559.
1. Gejala klinis
560.
a. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa
janin.
562.
fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
563.
564.
2. Pemeriksaan in spekulo
565.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
566.
567.
Dapat dilakukan dengan radiografi, radio sotop dan ultrasonografi. Akan tetapi
pada pemerikasaan radiografi clan radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya
radiasi sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya
radiasi dan rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
568.
569.
Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks
posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari
kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di masukkan hati-hati kedalam OUI
untuk meraba adanya jaringan plasenta.
570.
571.
572.
PENANGANAN
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,
dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena pendarahan
yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi
darah.
573.
574.
575.
576.
577.
578.
Penanganan Ekspektif
581.
582.
- Perdarahan sedikit
583.
584.
585.
Rencana Penanganan :
586.
587.
588.
589.
590.
5. Pemeriksaan USG.
591.
6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.
592.
7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai
Penanganan aktif
595.
Kriteria
596.
597.
598.
599.
600.
603.
604.
605.
606.
607.
608.
609.
610.
611.
614.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika
617.
(kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada
keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan
operasi.
618.
619.
KOMPLlKASI
620.
621.
2. Infeksi.
622.
3. Laserasi serviks.
623.
4. Plasenta akreta.
624.
625.
626.
7. Prolaps plasenta.
627.
628.
629.
PROGNOSIS
rendah sekali atau tak ada sama sekali. Sejak diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun
1945, kematian perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini
kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.
630.
631.
632.
SOLUSIO PLACENTA
633.
A. Definisi
634.
yang berimplantasi normal pada kehamilan di atas 22 minggu dan sebelum anak
lahir
635.
636.
B. Frekuensi
637.
Dr. Gipto Mangunkusumo antara tahun 1968-1971 Solusio plasenta terjadi pada
kira-kira 2,1 % dari seluruh persalinan, yang terdiri dari 14 % Solusio plasenta
sedang, dan dan 86% Solusio plasenta berat. Solusio plasenta ringan jarang di
diagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat datang ke rumah sakit; atau
tanda-tanda dan gejalanya terlampau ringan, sehingga tidak menarik perhatian
penderita maupun dokternya.
638.
639.
C. Etiologi
640.
Meskipun demikian ada beberapa factor yang diduga mempengaruhi nya, antara
lain :
641.
642.
2. pre-eklampsia
643.
644.
4. trauma
645.
646.
647.
648.
649.
1. umur lanjut
650.
2. multiparitas
651.
652.
653.
654.
6. mioma uteri
655.
656.
D. Klasifikasi
657.
658.
659.
660.
661.
terlepasnya placenta. Pada solusio placenta, darah dari tempat pelepasan mencari
jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari
serviks dan terjadilah solusio placenta dengan perdarahan keluar / tampak.
Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang placenta
membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam/
tersembunyi. Kadangkadang darah masuk ke dalam ruang amnion sehingga
perdarahan tetap tersembunyi.
662.
663.
E. Patologi
664.
dan placenta, sehingga tanda dan gejalanya pun tidak jelas. Setelah placenta lahir
baru didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah
lama yang berwarna kehitaman.
665.
teregang oleh kehamilan itu tak mampu untuk berkontraksi lebih untuk
menghentikan perdarahan. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah
besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh placenta akan terlepas. Sebagian
akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus
selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban, atau mengadakan ekstravasasi
di antara serabut otot uterus. Bila ekstravasasi berlangsung hebat, maka seluruh
permukaan uterus akan berbercak unguatau biru, disebut uterus couvelaire. Uterus
seperti ini sangat tegang dan nyeri.
666.
banyak romboplastin akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi
pembekuan intravaskuler dimana-mana, menyebabkan sebagian besar persediaan
fibrinogen habis. Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan
gangguan pembekuan darah pada uterus maupun alat-alat tubuh lainnya. Perfusi
ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intravaskuler. Oliguria dan
proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang masih dapat
sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya
berakibat fatal. Nasib janin tergantung dari luasnya placenta yang lepas. Apabila
sebagian besar atau seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian
janin. Apabila sebagian kecil yang lepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali
atau mengakibatakan gawat janin. Waktu adalah hal yang sangat menentukan
dalam beratnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal dan nasib janin.
Makin lama sejak terjadinya solusio placenta sampai persalinan selesai, makin
hebat komplikasinya.
667.
F. Gejala klinis
668.
669.
2. Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan
670.
671.
3. Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi uterus
bertambah
672.
teregang
673.
(uterus en bois).
674.
675.
676.
677.
7. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi
uterus
678.
bertambah
679.
680.
681.
G. Diagnosis
682.
683.
bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri. Setelah plasenta lahir,
ditemukan adanya
684.
hematom
685.
retroplasenta.
686.
687.
H. Gambaran klinik
688.
689.
691.
693.
tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam syok dan janin telah meninggal. Uterus
sangat tegang seperti papan, sangat nyeri, perdarahan pervaginam tidak sesuai
dengan keadaan syok ibu, malahan mungkin , perdarahan pervaginam belum
sempat terjadi. Besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan
kelainan ginjal.
694.
695.
I. Komplikasi
696.
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
Perdarahan
698.
700.
701.
702.
karena itu untuk keadaan akut baik dilakukan clot observation test,dengan cara:
704.
Terjadinya hipofibrinogenemi
705.
Fase 1: Pada pembuluh darah terminal (arteriol, kapiler, venol) terjadi pembekuan darah,
disebut disseminated intravascular clotting. Akibatnya peredaran darah kapiler terganggu.
Jadi, pada fase 1 turunnya kadar fibrinogen disebabkan pemakaian zat tersebut maka fase
1 disebut juga koagulopati konsumtif. Diduga bahwa hematom retroplasenta
mengeluarkan tromboplastin yang menyebabkan pembekuan intravascular tersebut.
Akibat gangguan mikrosirkulasi, terjadi kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting
karena hipoksia. Kerusakan ginjal menyebabkan oliguri / anuri dan akibat gangguan
kembali peredaran darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan dengan
710.
711.
berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi tegang maka
penderita dapat dirawat secara konservatif di rumah sakit dengan observasi ketat.
712.
713.
bertambah jelas, atau dalam pemantauan USG daerah solusio plasenta bertambah
luas, maka pengakhiran kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi. Apabila janin
hidup, dilakukan sectio caesaria. Sectio caesaria dilakukan bila serviks panjang
dan tertutup, setelah pemecahan ketuban dan pemberian oksitosin dalam 2 jam
belum juga ada his. Apabila janin mati, ketuban segera
714.
Pengobatan Umum :
a. Transfusi darah.
716.
umum penderita waktu itu. Karena jika diagnosis solusio placenta dapat ditegakkan itu
berarti perdarahan telah terjadi sekurangkurangnya 1000ml.
b. Pemberian O2
c. Pemberian antibiotik
d. Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi.
717.
718.
Pengobatan Khusus :
b. Untuk merangsang diuresis : manitol, diuresis yang baik lebih dari 30- 40cc/jam.
721.
sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6 jam. Apabila persalinan tidak selesai atau
diharapkan tidak akan selesai dalam waktu 6 jam setelah pemecahan selaput ketuban dan infus
oksitosin , satu-satunya cara adalah dengan melakukan sectio caesaria.
722.
d. Histerektomi dilakukan bila ada atonia uteri yang berat yang tidak dapat diatasi dengan
Alasan :
K. Prognosis
726.
Prognosis ibu tergantung dari luasnya placenta yang terlepas dari dinding
729.
Penyebab yang paling sering terjadi pada masa awal kehamilan termasuk
Aborsi
730.
berkembang dan bertahan hidup. Di AS, penjelasan ini dibatasi dengan masa
sebelum minggu ke-20 kehamilan atau pelahiran janin dengan berat badan
<500gram.
731.
Aborsi berbeda dengan kelahiran prematur
kehamilan, baik secara spontan atau secara terapeutik, setelah janin dapat
bertahan hidup, tetapi belum mencapai aterm yaitu masa sebelum akhir minggu
gestasi ke-37
732.
733.
Tipe aborsi:
734.
Aborsi spontan: aborsin yang terjadi secara alami
735.
Aborsi yang diinduksi: aborsi buatan baik untuk alasan terapeutik maupun
alas an lainnya.
736.
737.
Gambaran klinis:
738.
Gejala awal yang hampir selalu ada adalah perdarahan akibat adanya
pemisahan antara ovum yang telah dibuahi di uterus. Perdarahan yang terjadi
biasanya ringan pada awalnya kemudian akan terjadi selama berhari-hari sebelum
terjadinya kram uterus atau perdarahan dapat diikuti dengan segera oleh kram
uterus. Kontraksi uterus dapat mengalami pelunakan dan membuat serviks
melebar dan akan menyebabkan pengeluaran hasil konsepsi yang komplit atau
tidak komplit
739.
740.
Penyebab:
Adanya kelainan bawaaan pada embrio, trofoblast yang abnormal atau keduanya.
Aborsi trisemester pertama, 80% dikaitkan dengan kelainan pada embrio atau
trofoblast yang abnormal.
742.
Penatalaksanaan medis:
biasanya keluar dalam waktu 4-5 minggu, jika tidak maka perlu pembedahan
Terapi antibiotic dibutuhkan jika terjadi infeksi
Ig Rho (Rhogam) pada wanita Rh negative yang belum mendapatkan sensitisasi
mekanis
pada
serviks.
Kelainan
tersebut
757.
besar kehamilan ektopik merupakan kehamilan tuba yang terletak di bagian ampula
tuba falopi; bagian istmus merupakan tempat terjadinya kehamilan tuba berikutnya.
Tipe lainnya yang terjadi sekitar 5% kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi
di interstitial, kornu, serviks, abdomen dan ovarium.
758.
759.
Dalam 12 minggu pertama kehamilan, ruptur terjadi paling sering dalam
lumen tuba, dan hasil konsepsi bersamaan dengan darah dalam jumlah yang besar
akan melewati ujung fimbrae tuba masuk ke dalam rongga peritoneum,
760.
761.
Gambaran klinis:
762.
Pada kehamilan ektopik awal seringkali tidak terdapat tanda dan gejala.
Walaupun demikian, saat terjadi rupturakan terjadi manifestasi klasik
763.
Gambaran klinisnya sangat bervariasi yang tergantung pada tempat
implantasinya. Pada kasus kehamilan ektopik yang tidak nmengalami rupture
ketidaknyamanan yang tidak nyata dan berbagai ketidaknyamanan dapat terjadi.
Perdarahan per vaginsa yang terjadi ketika embrio mati dan desidua mulai meluruh.
Sering kalin terlihat seperti darah yang pudar dan coklat gelap.
764.
Dalam 3-5 minggu setelah setelah klien tidak mengalami menstruasi, klien
dapat mengalami nyeri abdominal. Nyeri adalah gejala yang paling dominan pada
rupture tuba dan dapat terlokalisasi pada salah satu bagian atau tersa di seluruh
abdomen.nyeri dapat alih ke bahu jika terjadi perdarahan di intraperitonemu yang
menyebar ke diagfragma dan mengiritasi saraf fernikus.
hipotensi, takikardi serta terjadi gejal syok lain tergantung jumlah darah yang hilang.
765.
766.
Penyebab:
767.
Semua kondisi yang mempersempit tuba atau membuat tuba mengalami
konstriksi. Kadang lumen cukup untuk masuknya spermatozoa namun tidak
memungkinkan untuk pasase ovum yang telah dibuahi
768.
Penyebab penyempitan lain:
769.
Riwayat radang panggul yang sebelumnya mengenai mukosa tuba dan
mengakibatkan aglutinasi parsial pada permukaan yang berlawanan
770.
Riwayat proses inflamasi sebelumnya pada permukaan peritoneum
eksternal tuba falopii
771.
Endometriosisdinding dan lumen tuba falopi
772.
pada tuba
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
780.
ipsilateral
781.
782.
Mola hidatidiformis
783.
biasanya berupa suatu massa besar vilus korion yang membengkak,
kadang-kadang mengalami dilatasi kistik, dan secara makroskopis tampak seperti
anggur. Vilus yang membengkak ditutupi oleh epitel korion dari yang banal hingga
sangat atipikal. Diketahui terdapat dua subtipe mola : mola komplet dan mola parsial.
Mola hidatidiformis komplet tidak memungkinkan terjadinya embriogenesis sehingga
tidak pernah mengandung bagian janin. Semua vilus korion abnormal, dan sel epitel
korion bersifat dploid (46,XX atau yang jarang 46,XY). Mola hidatidiformis parsial
masih memungkinkan pembentukan mudigah awal sehingga mengandung bagianbagian janin, memiliki beberapa vilus korion yang normal, dan hampir selalu triploid
(69,XXY). Kedua pola terjadi karena kelainan pembuahan; pada mola komplet,
sebuah telur normal dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu sperma diploid),
menghasilkan kariotipe diploid, sedangkan pada mola parsial sebuah sel telur normal
dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu sperma diploid) sehingga terbentuk kariotipe
triploid. (Kumar, 2007)
784.