Anda di halaman 1dari 98

ANTENATAL

I. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Kehamilan


PERUBAHAN ANATOMI FISISIOLOGI WANITA HAMIL
Terjadinya kehamilan:
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan:
1. Pembuahan atau fertilisasi: bertemunya sel telur atau ovum wanta dengan sel
benih/spermatozoa pria 2.Pembelahan sel (zigot) hasil pembuahan tersebut.
2. Nidasi atau implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal:
implantasi pada lapisan endometrium dinding cavum uteri).
3. Pertumbuhan dan perkembangan zigot embrio janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon: estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somamammotropin, prolaktin, dsb.
HumanChorionic gonadotropin (HCG)
Adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa hamil, fluktuasi kadarnya selama
kehamilan. Terjadinya perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi
dan organ-organ sistem tubuh lain, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan
hormonal tersebut.
Tanda Dan Gejala Kehamilan
1. Tanda Tanda Presumptif (dugaan)
a. Amenorhea (tidak dating haid) Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HPMT) supaya dapat ditafsir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan
(HPL). HPL bias ditung dengan rumus Nagele : (HPMT +7) dan (bulan HT 3) dan
(tahun HT + 1).
b. Mual muntah Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness. Bila mual dan
muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
c. Mengidam Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
triwulan pertama.

d. Tidak tah an suatu bau bauan


e. Pingsan Bila berada ada tempat- tempat yang ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
f. Tidak ada selera makan Hanya berlangsung pada triwulan pertama, kemudian nafsu
makan timbul kembali.
g. Lelah
h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeriDisebabkan pengaruh hormone estrogen dan
progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
i. Sering buang air kecil Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala
ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, hejala ini muncul
kembali karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin.
j. Konstipasi/obstipasi Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormone
steroid.
k. Pigmentasi kulit Terjadi karena pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dijumpai di
muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding perut (linea nigra).
l. Varises Terjadi pada kaki, betis dan vulva , biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar, terjadi perubahan bentuk, besar, konsistensi dari rahim
c. Tanda hegar
d. Tanda Chadwick
e. Tanda piscaseck
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton hiks
g. Teraba ballottement
h. Rekasi kehamilan positif

3. Tanda pasti kehamilan


a. Ada gerakan janin

b. Denyut jantung janin


c. Terlihat tulang janin saat di USG
PERUBAHAN SISTEM-SISTEM ORGAN PADA SAAT KEHAMILAN
1. SISTEM REPRODUKSI
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron.
Pembesaran disebabkan;
1.
2.
3.

Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,


Hiperplasia dan hipertrofi,
Perkembangan desidua.
Uterus Normal
Berat : 30 gr
Ukuran : 7-7,5 cm x 5,2 cmx 2,5 cm
Bentuk: alfokat
Besar : telur ayam

Uterus hamil
Berat : pd 40 minggu menjadi

1000gr
Ukuran : 20 cm x 5,2 cm x 2,5 cm
Bentuk : 4 bln => bulat akhir hamil

=> lonjong telur


Besar : 8 minggu =>telur bebek.

12 minggu : telur angsa (FUT


teraba diatas simfisis) tanda hegar :
ismus panjang dan lebih lunak.

16 minggu : sebesar kepala bayi


atau tinju orang dewasa

Tinggi (cm)
16
20
24
28
32
36
40

Fundus uteri (TFU)


pusat SOP
dibawah pinggir pust
pinggir pusat atas
3 jari atas pusat
pusat proc. xiphoideus
1 jari dibawah proc. xiphoideus
3 jari dibawah proc. xiphoideus

b. Serviks Uteri
Jaringan ikat pada servik (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari jaringan otot
yang hanya 10 %. Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta meningkatnya
suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut tanda Goodell.
Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti panggul dan oedema.
Sehingga uterus , servik dan ithmus melunak secara progressif dan servik menjadi
kebiruan. Pada post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak menutup.
c. Vagina dan vulva
Hipervaskularisasi pada vagina dann vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan
(livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil pH
sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan
terhadap infeksi jamur.
d. Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas dengan diameter 3 cm
yang memproduksi estrogen & progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah terbentuk
dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron digantikan oleh
plasenta.
2. PAYUDARA
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan
progesteron tapi belum mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel-sel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun,

dan

laktoglobulin

sehingga

mammae

dipersiapkan

untuk

laktasi.

Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel
montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer. Peningkatan
suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi.

3. SISTEM ENDOKRIN
a. HCG ( hormone Corionic Gonadotropic )
Gonadotropin korionik manusia ( HCG ) Yang disekresi oleh sel trofoblas dr plasenta untuk
mempertahankan kehamilan. HCG meningkat 8 hari setelah ovulasi ( 9 hr setelah puncak LH
pertengahan siklus ). Selama 6 8 mg kehamilan HCG mempertahankan korpus luteum
untuk memproduksi estrogen dan progesteron dan selanjutnya akan diambil alih oleh
plasenta.
b. HPL ( Hormone Placenta Lagtogene )
Lactogen plasenta mns ( HPL ) dihasilkan oleh plasenta . Pada kehamilan cukup bulan HPL
meningkat 10 % dari produksi protein plasenta . HPL bersifat diabetogenik, sehingga
kebutuhan indulin wanita hamil naik.
c. Prolaktin
Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon thp meningkatnya estrogen. Fungsi
prolaktin adalah perangsangan produksi susu. Pada Trimester II prolaktin Yang disekresi
oleh hipofisis janin merupakan perangsang pertumbuhan adrenal janin yang penting.
d. Estrogen
Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan

paling banyak dalam kehamilan manusia.

Menyebabkan pertumbuhan, baik ukuran maupun jumlah sel. Menyebabkan penebalan


endometrium sehingga ovum yang dibuahi dapat tertanam. Estrogen juga menyebabkan
hypertrophy dinding uterus dan peningkatan ukuran pembuluh darah & lympatics yang
mengakibatkan peningkatan vascularitas, kongesti dan oedem. Akibat perubahan ini :Tanda
Chadwick, tanda Goodell, Tanda Hegar, hypertrophy & hyperplasia otot uterus,
hypertrophy & hyperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh/pipa.
e. Progesteron

Peningkatan sekresi, mengendurkan otot-otot halus. Menyebabkan penebalan endometrium


sehingga ovum yang dibuahi dpt tertanam. Menjaga peningkatan suhu basal ibu. Merangsang
perkembangan

sistem

alveolar

payudara.

Dengan

hormon

relaxin

melembutkan/mengendurkan jaringan penghubung, ligamen dan otot, sakit punggung, nyeri


ligamen. Progesteron pada kehamilan kadarnya lebih tinggi sehingga

menginduksi

perubahan desidua. Sampai minggu ke 6 dan ke 7 kehamilan sumber utamanya adalah


ovarium, setelah itu plasenta memainkan peran utama. Fungsi progesteron adalah mencegah
abortus spontan, mencegah kontraksi rahim, menginduksi beberapa kekebalan tubuh untuk
hasil konsepsi.
4. SISTEM KEKEBALAN
Kadar imunoglobulin tidak berubah pada kehamilan. Kadar anti bodi IgG ibu
spesifik memiliki kepentingan khusus krn kemampuan melintasi plasenta. IgG adalah
komponen utama dari imunoglobulin janin in utero & periode neonatal dini. IgG adlh satusatunya imunoglobulin yang menembus plasenta. Sistem imun janin timbul secara dini.
Limfosit muncul pd minggu ke 7 dan pengenalan antigen terlihat pada minggu ke 12.
Produksi imunoglobulin bersifat progresif selama kehamilan.
5. SISTEM PERKEMIHAN
Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon progesteron, tetapi kanan
lebih membesar karena uterus lebih sering memutar ke kanan hidroureter dextra dan
pielitis dextra lebih sering. Poliuria karena peningkatan filtrasi glomerulus. Trimester I
kehamilan kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering
kencing. Trimester dua kehamilan dimana uterus telah keluar dari rongga pelvis gejala
sering kencing tidak dijumpai lagi. Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke PAP,
keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kencing tertekan.
6. SISTEM PENCERNAAN
Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan enek ( nausea ) .
Gejala muntah ( emesis ) dijumpai pd bulan I kehamilan yang terjadi pd pagi hari (morning
Sickness). Emesis yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) merupakan situasi patologis.

Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas seluruh traktus digestivus berkurang
sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan
obstipasi karena penurunan tonus otot-otot traktus digestivus. Sering dijumpai morning
sickness, hiperemesis gravidarum dan salivasi. Salivasi adalah pengeluaran air liur
berlebihan daripada biasanya.
7. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem muskuloskeletal.
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada
kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil. Lordosis
progresif merupakan gambaran karakteristik pd kehamilan normal. Mobilitas sendi
sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar & menyebabkan rasa tidak
nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa
pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas.
8. SISTEM KARDIOVASKULAR
Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke 10 kehamilan. Tekanan darah akan
turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron.
Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah
dan curah jantung.
Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan :
TD darah arteri

Semua dasar pd 20 24 mg, kemudian

Sistolik

4 -6 mg

Diastolik

8 15 mg

sec.bangsur-angsur naik kenilai-nilai


pra- kehamilan

Rata-rata
Frek. Denyut jantung

6 -10 mg
12 18 mg

Puncak T. ll awal kemudian stabil

Volume stroke

10 30 %

Puncak T. ll awal kemudian stabil

Curah jantung

33 45 %

Puncak T. ll awal kemudian stabil

9. SISTEM INTEGUMEN
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
melanophore stimulating hormone (MSH) dari lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola
mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum) akan menghilang saat
persalinan.
10. METABOLISME DAN INDEX MASSA TUBUH (IMT)
Basal metabolik rate ( BMR ) meningkat 15 % - 20 % untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI yang

ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori dibutuhkan

terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya kehamilan 20 mg ke atas. Protein


diperlukan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, janin. Protein disimpan
untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus, nafsu makan besar, sering kencing dipengaruhi
oleh Hormon Somatomammotropin, peningkatan plasma insulin dan hormon adrenal.
Kebutuhan mineral ibu : Kalsium 30gram/hr, fosfor rata-rata 2 gr / hr, zat besi 800 mg / 30
50 mg sehari, dan air minimal 8 gelas/hr.
Peningkatan berat badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, cairan
ketuban) dan berat Ibu (uterus, mammae yang membesar, volume darah meningkat, lemak ,
protein, adanya retensi air). Berat badan wanita hamil naik 6,5 16,5 kg, rata-rata 12,5 kg,
terutama 20 minggu terakhir.

Kadar alkali-fosfatase meningkat 4x lipat dibanding wanita

tdk hamil, mulai kehamilan 4 bulan. Alkali fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi
plasenta.
11. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH
Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi
pengenceran darah ( hemodilusi ) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 34 mg.
Serum darah (volume darah) bertambah 25 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel
darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TMl-TMlll.
Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.

2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
4. Volume darah :
5. Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah ( haemodilusi ).
6. Sel darah
7. sel darah meningkat 20 %, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin
menurun pada TM I.
Sel Darah Putih
Jumlah Peripheral WBC makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama
trimester pertama rata-rata jumlah WBC adalah sekitar 9500/mm 3 meningkat menjadi
rata-rata 20-30.000/ mm3 padasaat at term. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah
persalinan dan kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca
persalinan. Adanya hemodilusi maka LED sangat meningkat ( 4 x dari angka normal )
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat
peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang
terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio
plasenta.
12. SISTEM PERNAFASAN
Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena
pembesaran uterus terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen
yang meningkat 20 % untuk metabolisme janin. Oleh karena diaphragmanya tidak dapat
bergerak bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang
membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat,
bumil akan bernafas lebih cepat 20 25 % dari biasanya.
13. SISTEM PERSYARAFAN

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala


neurologis dan neuromuskular berikut:
1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau
kompresi akar syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome
selama trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang membungkuk
berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.
II. Pengkajian Antenatal
1. Anamnesa
a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dan klien
b. Identitas klien dan penanggung jawab meliputi nama, usia, pendidikan, pekerjaan,
alamat dan tanggal pengkajian.
c. Keluhan utama : alasan datang ke rumah sakit/yang dirasakan oleh klien yang harus
meliputi PQRS
d. Riwayat kesehatan sekarang/riwayat kehamilan saat ini : tentukan GPA, HPHT, umur
kehamilan, taksiran partus.
contoh:
Umur kehamilan : Tanggal Pengkajian
HPHT

: 2012 02 02
: 2011 07 01
7 1

Artinya usia kehamilan = 7 bulan 1 hari, jika di diubah kedalam minggu, maka setiap 3
minggu ditambah 1, maka:
(7x4) + 2 = 30 minggu 1 hari
Rumus McDonald
Usia kehamilan: TFU (cm) x 2/7 = .... bulan
TFU (cm) x 8/7 = ..... minggu
Taksiran Partus

: HPHT

: 01 07 2011
+7 -3

+1

8-4-2012
Keterangan: Hari siklus 28 hari : +7, siklus >35 hari: +14
Bulan bulan ke-3: +9, bulan ke-4: -3

Tahun kalau bulan ditambah 3, tahun ditambah 1/ +1


e. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Kaji/tanyakan pada klien bagaimana tentang apakah pernah terjadi kelainan/gangguan
pada saat kehamilan sebelumnya, apakah kehamilan sebelumnya cukup bulan, apakah
saat kehamilan sebelumnya pernah menderita sakit, pernah sampai di rawat di rumah
sakit, bagaimana persalinan pada kehamilan sebelumnya, apakah secara spontan atau
SC, apakah dilakukan vakum dan lain sebagainya. Juga kaji keadaan nifas kehamilan
sebelumnya seperti sudah berapa hari ada keluaran cairan, dll.
f. Riwayat kesehatan dahulu
Kaji kepada klien apakah klien mempunyai riwayat penyakit seperti hipertensi,
jantung, diabetes, dll.
g. Riwayat kontrasepsi
Tanyakan kepada klien apakah sebelumnya dipasang alat kontrasepsi? Dan alat
kontrasepsi apa yang digunakan?
h. Riwayat kesehatan keluarga, disertai genogram (3 generasi mulai dari klien ke atas)
Tanyakan pada keluarga klien apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
berat seperti diabetes melitus, kanker, atau penyakit jantung? Atau ada yang menderita
kelainan genetik atau kongenital? Tanyakan juga riwayat kesehatan tiga generasi
sebelumnya? Tanyakan juga apakah mengalami gangguan sistem reproduksi,
pembedahan pada sistem reproduksi?
i. Riwayat psikososial mencakup mekanisme koping, adaptasi kehamilan klien dan
pasangan, hubungan seksual.
Mekanisme koping: tanyakan pada klien bagaimana klien mengatasi keluhan

keluhan selama kehamilan.


Adaptasi kehamilan klien dan pasangan:
Adaptasi ibu terhadap kehamilan: menerima kehamilan, menetapkan hubungan
dengan ketidaklahiran anak, menyesuaikan terhadap perubahan diri, menyesuaikan
terhadap perubahan hubungan pasangan, mempersiapkan kelahiran anak, dan
mempersiapkan menjadi orang tua pemula.
Adaptasi ayah terhadap kehamilan: menetapkan hubungan dengan ketidaklahiran
anak, menyesuaikan terhadap perubahan dalam diri (bertambah tanggung jawab dan
bertambah kemampuan menjadi ayah), menyesuaikan terhadap learning to share the

mates attention dan perubahan dalam hubungan seksual, persiapan untuk persalinan
j. Aktivitas sehari-hari

Tanyakan bagaimana kegiatan sehari hari seperti waktu istirahat dan bagaimana pola
tidur malam, pola makan (makan berapa kali sehari, apa saja yang sering dimakan, dan
ada alergi makanan atau tidak), pola minum (minum berapa gelas sehari), pola
eliminasi (tanyakan frekuensi berkemih dalam sehari), pola defekasi (tanyakan
frekuensi BAB dalam sehari).
k. Menentukan kebutuhan belajar ibu hamil
Tanyakan kepada klien apakah ada yang ingin ditanyakan dan diketahui lebih lanjut
(misalnya bagaimana mempersiapkan persalinan, nutrisi terbaik yang dibutuhkan
untuk klien dan janin, manajemen laktasi, atau family planning)
l. Penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan
m. Persiapan persalinan
Tanyakan apakah ibu merencanakan untuk mengikuti kelas orangtua selama trimester
1, rencana persalinan dimana dan dibantu oleh siapa.
2. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil
a.

Persiapan Alat

Timbangan BB
Pengukur tinggi badan
Tensi meter
Stetoskop
Monokuler atau linec
Meteran atau midline
Hamer reflek
Jangka panggul

b.

Pemeriksaan fisik

Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)


TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)
Kepala : warna rambut, kebersihan rambut, ada tidaknya benjolan,
ada tidaknya pusing

Muka : ada tidaknya edema palpebra, cloasma gravidarum

Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikterik pada sclera,

edema.
Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis, ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.

Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran


slauran limfe, peningkatan JVP.

Dada

Paru
Jantung
Payudara

: suara nafas
: bunyi jantung
:
adakah
benjolan/tidak,ksimetrisan,

putting

susu

menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.


Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan
kandung kemihnya bila perlu.
-

Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba, striae

gravidarum, luka bekas operasi, gerakan janin, DJJ)


Pemeriksaan palpasi leopod I IV

Tahap persiapan Leopold :


1. Klien tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
2. Kedudukan tangan saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur di
samping badan
3. Kaki ditekukan sedikit sehingga dinding perut lemas
4. Bagian perut klien dibuka seperlunya
5. Pemeriksa menghadap ke muka klien saat melakukan Leopold I-III sedangkan
saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke kaki.
Teknik Leopod :
Leopod I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus,
usia kehamilan, perkiraan berat badan janin.
Cara:
-

pasien tidur telentang dengan kepala lebih tinggi


kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
Perawat berdiri disebelah kanan pasien pandangan ke pasien
Gunakan kedua tangan, dorong fundus uteri ke tengah ( kiri-kanan)
Gunakan 1 tangan kiri untuk menekan f.u tangan kanan memegang perut.
Ukur tinggi fundus uteri, dari simpissi pubis sampai fundus uteri.
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus :
Kepala teraba sebagai benda padat yang bulat seperti bola, mudah digerakan
Bokong sebagai benda lunak yang tidak terlampau bulat, agak sukar digerakan
Pada letak lintang, fundus uteri kosong

Leopod II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung dan bagian-bagian kecil dari janin
Cara:
1. kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan di kedua samping abdomen sambil
menekan agak dalam.
2. pada telapak tangan yang satu, akan teraba tahanan keras, yaitu punggung janin
3. pada telapak tangan yang lainnya, akan teraba bagian-bagian kecil janin, yaitu
lengan dan tungkai janin
Leopod III
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah ini
sudah atau belum terpegang oleh Pintu Atas Panggul
Cara:
1. Pemeriksa menggunakan tangan kanan
2. Pemeriksa memegang kutub (bagian bawah) janin antara ibu jari dan jari-jari
lainnya
3. Tentukan apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan
Leopod IV
Untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk ke panggul/belum.
Cara
:
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, kaki ibu diluruskan, kedua tangan menekan
bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari kearah kaki pasien, untuk konfirmasi
bagian

terbawah

janin dan

menentukan

apakah

bagian

tersebut

sudah

masuk/melewati pintu atas panggul (biasanya inyatakan dengan satuan X/5), jika
memungkinkan dalam palpasi diperkirakan taksiran berat janin.

Ekstremitas
Atas
: edema, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot
Bawah : edema, reflek patella, reflek homman, kekuatan tonus otot, kram kaki.
Vulva- vagina
Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, leukore, keluaran cairan/darah dari jalan
lahir, hemoroid, tanda Chadwick, godell sign, hegar sign.

3.

Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan pelvis mingguan dimulai pada minggu ke-36 sampai ke-38 dan dilanjutkan
sampai aterm, terutama untuk memastikan bagian presentasi , stasiun dan dilatasi
effacement serviks.

4.

Labolatorium dan Pemeriksaan Penunjang

III.

Urinalisis
Darah lengkap
Glukosa darah
Titer antibody rubella
Hepatitis
HIV
Sel sabit
Pap smear dan sitologi
Amniosintesis
Fetoscopy
Maternal serum analisis untuk mendeteksi kelainan pada neiral
tube pada trimester II
PP tes
Sinar X
USG

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Antenatal


1. Trimester I
Analisa Data

No
Data
Etiologi
Masalah
1. DS:
klien Kadar hormone estrogen dan HCG meningkat
Nutrisi kurang dari
mengatakan
kebutuhan
sering mual dan
Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi,
sehingga
nafsu
Motilitas usus menurun
makan berkurang.
DO:
Makanan lebih lama di dalam lambung, sehingga
terjadi morning sickness
Penurunan nafsu makan
Nutrisi, kurang dari kebutuhan

2.

DS
:
klien
mengatakan tidak
nyaman
karena
payudara
membesar
dan
terasa
penuh,
sering BAK,

Kadar hormone estrogen dan progesterone


meningkat

Peningkatan
vaskulerisasi dan
dilatasi
pembuluh darah

DO: -

Ketidaknyamanan

Payudara
membesar,
hiperpigmentasi,
leukorea,
hipersaliva,

Uterus membesar
Menekan kandung kemih
Perasaan ingin berkemih meningkat

3.

ketidaknyamanan
DS:
klien Kadar hormone estrogen dan HCG meningkat
Resiko kekurangan
mengatakan
volume cairan
sering mual dan
Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi,
sehingga
nafsu
Motilitas usus menurun
makan berkurang.
DO:
Makanan lebih lama di dalam lambung, sehingga
terjadi morning sickness
Resiko kekurangan volume cairan

4.

DS: ibu mengeluh


lelah
karena
pekerjannya
DO:

Malnutrisi, aktifitas yang berlebihan

Resiko cedera

Resiko cedera

5.

DS:
mengeluh
dan lesu
DO:

klien
lemas

Kadar hormone estrogen dan progesterone


meningkat

Keletihan

Terjadi perubahan fisiologis dan psikologis


Traktus otot saluran pencernaan menurun
Motilitas usus menurun
Makanan lebih lama di dalam lambung, sehingga
terjadi morning sickness
Hb menurun Terjadi kelemahan dan kelatihan

6.

DS:
DO:

*kelelahan yang terjadi pada ibu hamil


disebabkan karena:
1. kemampuan gerak usus yang mengarah ke
perlambatan waktu pengosongan berkurang
2. Tekanan uterus yang membesar terhadap usus
besar (Hidayati, 2009)
Kehamilan
Perubahan peran
Persiapan menjadi orang tua

7.

DS:
DO:

Terjadi perubahan peran


Kehamilan tidak direncanakan
Keluarga tidak siap menerima kehamilan secara
fisik, psikologis, dan ekonomi

Mekanisme koping keluarga tidak efektif

Mekanisme koping
keluarga
tidak
efektif

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH KESEHATAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER I

No
Diagnosa
1. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
b.d
mual/muntah, peningkatan
kebutuhan nutrisi, ditandai
dengan :
DS: klien mengatakan
sering mual dan muntah
tiap pagi, sehingga nafsu
makan berkurang.
DO:

Tujuan
Intervensi
Rasional
Tupan : ibu menunjukan Mandiri :
Mandiri :
penambahan berat badan
1. Tentukan
keadekuatan
1. Kesejahteraan janin/ibu
yang sesuai (minimal 1,5
kebiasaan asupan nutrisi
tergantung pada nutrisi
pada
akhir
trimester
dulu/sekarang dalam 24 jam.
ibu selama kehamilan.
2. Anjurkan
meningkatkan
2. Menurunkan
pertama).
asupan karbohidrat saat
kemungkinan gangguan
bangun tidur, makan sedikit
gastric
yang
dapat
Tupen :
dan sering, dan menghindari
disebabkan oleh efek
Pada
kunjungan
bau-bau menyengat.
asam hidroklorid pada
selanjutnya, ibu sudah
lambung yang kosong
dapat:
atau
peningkatan
1. Menjelaskan
sensitivitas terhadap bau
komponen
diet
menyengat,
makanan
seimbang bagi ibu
pedas atau makanan
hamil
2. Mengikuti
diet
tertentu.
3. Usia kurang dari 20
yang dianjurkan
3. Mengkonsumsi zat
tahun dan lebih dari 35
3. Lihat riwayat kesehatan,
besi/vitamin sesuai
tahun merupakan usia
catat usia (khusunya kurang
resep
beresiko. Selain itu,
dari 20 tahun, atau lebih dari
remaja akan cenderung
35 tahun).
mengalami
malnutrisi/anemia dank
lien lansia mungkin
cenerung
obesitas/diabetes

gestasional.

4. Pastikan tingkat pengetahuan


tentang kebutuhan diet.

5. Berikan
informasi
turtulis/verbal yang tepat
tentang diet prenatal dan
suplemen vitamin /zat besi
setiap hari .
6. Evaluasi
motivasi/sikap
dengan
mendengar
keterangan
klien\
dan
meminta
umpan
balik
tentang informasi yang telah

4. Untuk
menentukan
kebutuhan
belajar
khusus. Pada periode
prenatal,
laju
basal
metabolic
meningkat
20%-25%
(khusunya
pada kehamilan lanjut),
sehingga resiko klien
mengalami nutrisi buruk
dapat
terjadi.
Penambahan 800 mg zat
besi diperlukan selama
kehamilan
untuk
perkembangan janin.
5. Materi referensi yang
dapat
dipelajari
di
rumah,
meningkatkan
kemungkinan
klien
memilih diet seimbang.
6. Bila
klien
tidak
termotivasi
untuk
memperbaiki
diet,
evaluasi
lanjut
atau
intervensi lain yang
mungkin
dapat
diindikasikan.
7. Dapat
menu
jukan

diberikan.
7. Tanyakan
keyakinan
berkenaan dengan diet sesuai
budaya dan hal-hal yang tabu
selama kehamilan.

8. Perhatikan adanya ngidam.


Kaji pilihan makanan yang
dikonsumsi.

9. Tinjau ulang frekuensi dan


beratnya mual/muntah.

motivasi
untuk
mengikuti
anjuran
pemberi
layanan
kesehatan.
Sebagai
contoh ada budaya yang
melarang
ibu
mengkonsumsi
ikan
selama hamil, karena
dapat
mengakibatkan
bayinya berbau amis.
8. Beberapa
bahan
makanan
tidak
dianjurkan dikonsumsi
oleh ibu hamil, seperti
nenas
yang
dapat
menyebabkan
keguguran.
9. Mual/muntah trimester
pertama
dapat
berdampak negative pada
status nutrisi prenatal,
khususnya pada periode
kritis
perkembanagn
janin.
10. Dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi situasi
potensial risiko tinggi
seperti ketidakadekuatan
asupan
karbohidrat,

10. Tes urine terhadap aseton,


albumin, dan glukosa.

11. Ukur pembesaran uterus.

diabetic
ketoasidosis,
dan hipertensi pada
kehamilan.
11. Malnutrisi pada ibu
berefek negatif pada
pertumbuhan janin.
Kolaborasi :
1. Mungkin
diperlukan
bantuan
tambahan
terhadap pilihan nutrisi.

Kolaborasi :
1. Buat rujukan yang perlu
sesuai indikasi (misal pada
ahli diet)
2.

Ketidaknyamanan
b.d
perubahan
fisik
dan
pengaruh hormonal ,
ditandai oleh :
DS : klien mengatakan
tidak nyaman karena
payudara membesar dan
terasa penuh, sering BAK,
DO: -

Tupan :
Mandiri:
Mandiri:
Pada
pertemuan
1. Catat adanya rasa tidak
1. Memberikan informasi
selanjutnya ibu sudah bisa
nyaman.
untuk
memilih
mengidentifikasi
intervensi;
petunjuk
tindakan-tindakan yang
terhadap respon klien
dapat
memberikan
pada ketidaknyamanan
kenyamanan bagi ibu.
dan nyeri.
2. Memberikan sokongan
2. Anjurkan penggunaan bra
yang
sesuai
untuk
Tupen:
yang menyokong . Tinjau
jaringan payudara yang
Setelah
diberikan
perawatan putting .
membesar, menguatkan
intervensi
ibu
dapat
jaringan areola.
menyebutkan perubahan
3. Stimulasi
putting
fisik yang terjadi saat
3. Tekankan
pentingnya

kehamilan
penyebabnya.

dan

menghindari
stimulasi
putting berlebihan.

4. Instruksikan
penggunaan
teknik Hoffman, dengan
cara: posisikan jempol dan
telunjuk pada arah yang
saling berhadapan. Tekanlah
kedua jari ke arah areola
menuju
puting
sambil
menarik puting keluar.
5. Kaji
adanya
hemoroid,
perhatikan keluhan-keluhan
gatal,
bengkak,
dan
perdarahan.

6. Kram kaki; instruksikan


untuk posisi dorsofleksi
telapak kaki dengan kaki
diekstensikan
serta
mengurangi makan keju dan
susu.

berlebihan
dapat
memperbesar
kemungkinan persalinan
praterm
melalui
pelepasan oksitosin.
4. Teknik Hoffman adalah
teknik
untuk
menonjolkan puting yang
datar/masuk.

5. Penurunan
motilitas
gastrointestinal
dan
perubahan usus serta
tekanan pada system
pembuluh darah oleh
pembesaran
uterus
member kecenderungan
terjadinya hemoroid.
6. Meningkatkan
suplai
darah ke kaki. Kelebihan
asupan produk susu
mengakibatkan
kadar
fosfor
lebih
besar
daripada
kalsium,
sehingga menimbulkan
ketidakseimbangan yang

7. Leukorea : anjurkan mandi


dengan teratur dan perawatan
perineal,
menggunakan
celana dalam dari katun.
8. Tinjau ulang perubahan
fisiologis
yang
mempengaruhi
frekuensi
berkemih.
Anjurkan
menghindari minuman yang
mengandung kafein.

9. Kaji tingkat kelelahan.


Kolaborasi:
1. Tambahkan
suplemen
kalsium setiap hari bila
asupan
produk
susu
dikurangi.
3

Resiko
kekurangan
volume cairan b.d muntah,
peningkatan
kebutuhan
cairan, ditandai dengan:
DS: klien mengatakan
sering mual dan muntah

Tupan:
Kebutuhan
tercukupi.
Tupen :
1. Setelah
intervensi,

Mandiri:
cairan
1. Anjurkan
klien
mempertahankan
masukan/haluaran urine, dan
diberi
penurunan berat badan setiap
ibu
hari

mengakibatkan
kram
otot.
7. Meningkatkan hygiene
dengan
mengangkat/mengabsorp
si sekret vagina yang
berlebih.
8. Frekuensi
berkemih
disebabkan oleh tekanan
uterus yang membesar
dan menekan kandung
kemih.
Kafein
mempunyai sifat diuretic
yang dapat memperberat
masalah
frekuensi
berkemih.
9. Mendorong klien untuk
mengatur waktu istirahat.
Kolaborasi :
1. Membantu
dalam
memperbaiki
keseimbangan kalsium
dan menurunkan kram
otot.
Mandiri:
1. Muntah
dapat
mengakibatkan dehidrasi
dan ketidakseimbangan
elektrolit.

tiap pagi, sehingga nafsu


makan berkurang.
DO:

4.

Resiko tinggi cedera b.d


mal nutrisi, kemajanan
pada
agen
infeksius,
kelainan genetik dan
akfivitas, ditandai dengan:
DS: ibu mengeluh lelah
karena pekerjannya
DO:

dapat
menyebutkan
penyebab dan cara
mengatasi
mual
dan muntah.
2. Tanda dan gejala
berkurang

2. Kaji suhu, turgor kulit,


membrane mukosa, dan
tekanan darah, dan suhu.
Timbang berat badan klien
dan bandingkan dengan
standar.

2. Indikator
dalam
membantu
untuk
mengevaluasi
tyingkat/kebutuhan
hidrasi.

Tupan:
Mandiri :
Mandiri:
Ibu memiliki perilaku
1. Diskusikan
pentingnya
1. Kesejahteraan
janin
yang dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu.
secara
langsung
kesehatan diri sendiri dan
berhubungan
dengan
janin. Sehingga dapat
kesejahteraan
ibu,
mencegah
terjadinya
khususnya di tm I, saat
cedera.
perkembangan
sistem
Tupen:
organ paling rentan
Setelah
dilakukan
terhadap cedera dari
intervensi, ibu dapat:
faktor
1.
menyebutkan
lingkungan/keturunan.
2.
Aliran darah ke uterus
penyebab
dan
2. Diskusikan tingkat aktivitas
dapat menurun sampai
akibat dari cedera
normal dan latihan. Anjurkan
2. Mengatur aktivitas
70% karena
latihan
klien melakukan aktivitas
dan diet
yang
keras.
secukupnya bukan latihan
tepat pada saat
berat. Misalnya berenang,
kehamilan.
bersepeda.
3. Anjurkan
klien
untuk
3. Kegagalan
untuk
melakukan seks yang lebih
menggunakan kondom
aman menggunakan kondom
selama koitus dapat
meningkatkan
resiko

4. Tinjau ulang kebiasaan dan


budaya diet klien. Timbang
berat badan. Diskusikan
kurva penambahan berat
badan normal untuk setiap
trimester.
5. Pantau Hb, dan Ht.
6. Tinjau ulang riwayat obstetri
untuk faktor-faktor resiko
tinggi. Misalnya, gaya hidup
kelas atas, budaya, stressor
emosi, penggunaan obatobatan, potensial teratogen
seperti alkohol/nikotin.
7. Kaji terhadap kemungkinan
resiko tinggi berkenaan
dengan kelainan genetik.

8. Berikan informasi hal yang


dapat
mengakibatkan
terjadinya
perkembangan
abnormal seperti sinar X,

transmisi
penyakit
hubungan seksual (PHS),
khususnya HIV.
4. Malnutrisi pada ibu
dihubungkan
dengan
intra
uterine
growthretardation
(IUGR) pada janin dan
bayi berat badan lahir
rendah.
5. Hb
essensial
untuk
oengangutan oksigen.
6. Mengidentifikasi faktor
resiko
fisik
dan
psikologis untuk evaluasi
tambahan
dan
atau
intervensi.
7. Klien yang beresiko
terhadap
kelainan
genetik
tertentu
membutuhkan tes untuk
menentukan apakah janin
berpengaruh.
8. Membantu
klien
membuat pilihan tentang
perilaku atau lingkungan
yang
dapat
meningkatkan kesehatan.

alkohol,
nikotin,
virus
STORCH
(sifilis,
toxoplasmosis,
rubela,
sitomegalovirus,
herves
simplex) dan HIV.
9. Tekankan perlunya mencuci
tangan setelah kontak dengan
binatang.
10. Anjurkan
pemberhentian
penggunaan tembakau.

Kolaborasi :
1. Kaji perkembangan uterus
melalui
pemeriksaan
internal.

2. Lakukan kultur vaginal.


Serum harus didapatkan
untuk tes HIV.
3. Lakukan tes serologi.
4. Evaluasi titer rubella untuk
imunitas.

9. Toxoplasma
gondii
paling
sering
ditransmisikan melalui
feses kucing.
10. Merokok
dapat
mempengaruhi sirkulasi
pasenta dan kesehatan
janin.
Kolaborasi:
1. Memberikan informasi
tentang gestasi janin dan
mengidentifikasi
kehamilan miltiple.
2. Tindakan yang tepat
dapat
dilakukan
berdasarkan hasil kultur
3. Unttuk
menentukan
diagnosis
4. Skreening
untuk
kerentanan
yang
memungkinkan
klien
mendapatkan tindakan
yang tepat sehingga
menurunkan
kemungkinan pemajanan

pranatal.
5. Aborsi terapeutik dapat
dipertimbangkan
bila
penyakit
didiagnosa
sebelum gestasi minggu
ke 20.

5.

Keletihan b.d peningkatan


metabolisme
tubuh,
peningkatan
kebutuhan
energi, ditandai dengan:
DS: klien mengeluh lemah
dan lesu
DO:-

6.

Perubahan
kehamilan

peran

b.d

5. Diskusikan
kemungkinan
pilihan tindakan seperti
aborsi.
Tupan:
Mandiri :
Mandiri:
Ibu melaporkan adanya
1. Tentukan siklus tidur bangun
1. Membantu menyususn
peningkatan energi
yang normal.
waktu istirahat yang
Tupen :
cukup
2.
Anjurkan
tidur
siang
1-2
jam
2.
Istirahat
untuk
Setelah diberi intervensi
setiap hari, 8 jam setiap tidur
memenuhi
kebutuhan
1. Ibu
mengetahui
malam.
metabolic
berkenaan
penyebab
dengan
pertumbuhan
kelelahan
2.
Ibu
dapat
jaringan ibu dan janin.
3.
Pantau
kadar
Hb.
Jelaskan
3.
Kadar
Hb
rendah
memodifikasi gaya
peran zat besi dalam tubuh,
mengakibatkan kelelahan
hidup
untuk
anjurkan
mengkonsumsi
lebih
besar
karena
memenuhi
suplemen zat besi setiap hari,
penurunan
jumlah
perubahan
sesuai indikasi.
pembawa oksigen.
kebutuhan
atau
tingkat energy
Tupan :
Mandiri:
Mandiri:
Ibu dan keluarga dapat
1. Evaluasi
respon
1. Mengidentifaksi
beradaptasi dengan baik
klien/pasangan
pada
kebutuhan
untuk
terhadap perubahan peran
kehamilan, stressor individu
membantu perencanaan
selama kehamilan.
dan keluarga, dan implikasi
intervensi. Kemampuan
budaya dari kehamilan dan
klien/pasangan
untuk
Tupen :
melahirkan anak.
beradaptasi
positif

Setelah diberi intervensi :


1. Ibu
mengetahui
perubahan peran
yang terjadi saat
kehamilan
2. Ibu
dapat
mengungkapkan
perasaan
yang
dirasakan akibat
perubahan peran
yang
mungkin
terjadi
2. Patikan cara klien/pasangan
mengatasi stressor pada
masal lalu.

3. Kaji situasi ekonomi dan


kebutuhan financial. Buat
rujukan sesuai kebutuhan.

terhadap
krisis
tergantung pada system
pendukung, keyakinan
budaya.
Sekalipun
kehamilan direncanakan,
ibu
mungkin
tetap
merasa
belum
siap
terhadap
kehamilankarena
masalah financial dan
perubahan peran menjadi
seorang ibu.
2. Memberikan informasi
sesuai
dengan
kemampuan
klien/pasangan
untuk
mengatasi stress secara
positif. Metode koping
yang digunakan pada
masa lalu, cendeung
digunakan pada masa
krisis selanjutnya.
3. Dampak kehamilan pada
keluarga tanpa sumbersumber yang adekuat
dapat menciptakan stress
tambahan.
Beberapa
budaya
memandang
pelayanan
kesehatan

4. Dapatkan informasi tentang


persiapan atau kurangnya
persiapan yang dibuat untuk
bayi.

4.

5. Jelaskan labilnya emosi


sebagai
karakteristik
kehamilan.

5.

6. Berikan
informasi
anjurkan mengikuti
antenatal.

dan
kelas

7. Kaji perilaku maladaptive


(mis:
menarik
diri,
marah/reaksi yang tidak
tepat, perawatan diri yang
kurang baik)

6.

7.

tidak menghasilkan apaapa, akibatnya lebih


memilih
melakukan
aborsi
atau
tidak
mengikuti
perawatan
prenatal.
Dapat
mengalami
ketakutan
bahwa
merencanakan terlebih
dahulu
potensial
menentang
kehendak
Tuhan.
Membantu
klien/pasangan
memahami
perubahan
alam perasaan. Pasangan
menyadari
kebutuhan
untuk
memberikan
dukungan pada saat ini.
Memberikan kesempatan
untuk mengungkapkan
secara formal/informal
tentang
masalah,
perasaan, dan dukungan
sesama.
Memberikan informasi
tentang
kemampuan
klien untuk mengatasi
stress dan kebutuhan
akan intervensi.

7.

Mekanisme
koping
keluarga tidak efektif b.d
ketidaksiapan
keluarga
dalam
menerima
kehamilan

Tupan:
Ibu dan keluarga dapat
menggunakan mekanisme
koping yang adaptif.
Tupen:
Setelah diberi intervensi
ibu dan keluarga dapat
menerima kehamilan

Kolaborasi:
Kolaborasi:
1. Rujuk
pada
konseling
1. Bantuan
selanjutnya
psikologis (bila perlu)
untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan
masalah
dapat
membantu. Pada akhir
trimester
pertama,
klien/pasangan
harus
mengalami keberhasilan
dalam mencapai tugas
menerima kehamilan.
Mandiri:
Mandiri:
1. Identifikasi hubungan antar
1. Kehamilan adalah situasi
anggota keluarga, perhatikan
krisis
terhadap
stressor
(mis;
gaya
klien/pasangan
dan
komunikasi, interaksi antar
anggota
keluarga,
anggota keluarga).
mengakibatkan
ketidakseimbangan yang
memerlukan
adaptasi
pada peran baru dan
tanggung jawab.
2. Dapat
memberikan
2. Kaji
hubungan
pengertian
untuk
klien/pasangan dengan orang
membantu
pasangan
tua.
dalam menjalani peran
menjadi orang tua. Orang
tua
baru
cenderung
menggunakan orang tua

3. Evaluasi respon saudara


kandung pada kehamilan dan
perubahan yang akan terjadi
dalam struktur keluarga.

4. Berikan informasi tentang


kehadiran
ayah/saudara
kandung pada kelas antenatal
dan
partisipasi
dalam
kelahiran, sesuai kebutuhan.
5. Berikan daftar bahan bacaan
yang tepat untuk klien

mereka sendiri sebagai


model peran dan akan
mengadopsi
perilaku
positif atau negative
orang tua.
3. Pada trimester pertama,
saudara sekandung yang
masih muda mungkin
tidak menyadari realitas
dan
konsekuensi
kehamilan
jangka
panjang. Anak yang
lebiih besar mungkin
tidak
menunjukan
perasaan negative yang
kelihatan, namun secara
internal mereka mulai
takut akan perubahan
keamanan
hubungan
mereka dengan orang
tua.
4. Membantu
anggota
keluarga
untuk
menyadari
bahwa
mereka adalah bagian
dari
kehamilan
dan
kelahiran.
5. Informasi
membantu
individu untuk secara

/pasangan/saudara
sekandung
mengenai
penyesuaian bayi bari lahir.

realistis
menganalisa
perubahan-perubahan
dalam struktur keluarga,
peran, dan perilaku.

2. Trimester II
Analisa Data

No
.
1.

DO/DS
DO :

Pohon Masalah

Masalah

Diagnosa

Uterus yang membesar

Ketidakefekti

Ketidakefekti

fan pola

fan pola

nafas

pernafasan

DS :
-

Ibu merasa sesak


napas

Ekspansi diafragma
terbatas

berhubungan
dengan

Kesulitan untuk bernapas

pergeseran
diafragma
karena
pembesaran

2.

DO:

pengaruh hormon progresteron

DS:

dan hormon relaxing

Ibu mengatakan
sering merasakan
nyeri pada

pergerakan sendi
-

yang berlebih
Ibu mengeluh

nyeri pinggang
Ibu mengeluh

nyeri uluh hati


Ibu merasa sulit

uterus.
Ketidaknyam

anan ibu

an b.d
perubahan

relaksasi jaringan ikat dan otototot

persendian,
punggung dan

Ketidaknyam

pada
mekanika
tubuh, efek-

meningkatkan kapasitasnya

efek hormon,

sebagai persiapan proses

ketidakseimb

persalinan

angan
elektrolit

tulang pubik melunak


menyerupai tulang sendi,
sambungan sendi

untuk BAB

sacrococcigus mengendur

(konstipasi)

membuat tulang coccigis


bergeser ke arah belakang
sendi panggul yang tidak stabil
nyeri punggung

Abdomen yang membesar

Adanya pengaruh hormon dan


pusat gravitasi

Rencana Asuhan Keperawatan Trimester II


No
.
1.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria Hasil

Ketidakefektifan pola

Tupan:

pernafasan b.d dengan

Klien tidak

penurunan

pergeseran diafragma karena

mengalami sesak

frekuensi atau

pembesaran uterus.

napas

DO :

Tupen:

DS :
-

Ibu merasa sesak napas

Dalam waktu
1x pertemuan
klien dapat
mengidentifikas

1.Klien melaporkan

beratnya keluhan.
2.Klien

Intervensi
MANDIRI
1. Kaji status pernafasan

1. Menentukan luas atau

(misal : sesak nafas

beratnya masalah,

pada pengerahan

yang terjadi pada kira

tenaga, kelelahan).

kira 60% klien

mendemonstrasika

pranatal. Meskipun

n perilaku yang

kapasitas vital

mengoptimalkan

meningkat, fungsi

fungsi pernafasan.

pernafasan diubah saat

i dan

kemampuan diafragma

melakukan

untuk turun pada

tindakan

inspirasi berkurang

mandiri saat

oleh pembesaran

klien
mengalami

Rasional

2. Dapatkan riwayat dan

sesak napas
Dalam waktu

pantau masalah medis

2x pertemuan

sebelumnya (misalnya

klien

alergi, einitis, asma,

yang terjadi atau ada

uterus.
2. Masalah lain dapat
terus mengubnah pola
pernafasan dan
menurunkan
oksigenasi jaringan ibu
atau janin

mengatakan

masalah

dapat mengatasi

sinus,tuberkulosis).

keluhan sesak
napasnya

3. Kaji kadar hemoglobin

3. Peningkatan kadar
plasma pada gestasi

dan hematokrit.

minggu ke 24 32

Tekankan pentingnya

mengencerkan kadar

masukan vitamin atau

Hb, mengakibatkan

fero sulfat pranatal

kemungkinan anemia

setiap hari (kecuali pada

dan menurunkan

klien dengan anemia sel

kapasitas pembawa

sabit).

oksigen. (Catatan : zat


besi dapat
dikontraindikasikan
untuk anemia sel
sabit).
4. Menurunkan

4. Berikan informasi
tentang rasional untuk
kesulitan pernafasan
dan program aktivitas /
latihan yang realistis.
Anjurkan sering
istirahat, tambah waktu

kemungkinan gejala
gejala pernafasan yang
disebabkan oleh
kelebihan.

untuk melakukan
aktivitas tertentu, dan
latihan ringan,seperti
berjalan.
5. Tinjau ulang tindakan

2.

1. Klien mampu

5. Postur yang baik dan


makan sedikit tetapi
sering membantu

yang dapat dilakukan

memaksimalkan

klien untuk mengurangi

penurunan

masalah, misalnya :

diafragmatik,

postur yang baik,

meningkatkan

menghindari yang

ketersediaan ruang

buruk, makan sedikit

untuk ekspansi

tetapi sering dengan

paru.Pengubahan

menggunakan posisi

posisi tegak dapat

semi fowler untuk

meningkatkan

duduk atau tidur bila

ekspansi paru sesuai

gejala berat.

penurunan uterus

Ketidaknyaman b.d

Tupan:

MANDIRI

perubahan pada mekanika

Klien dapat

mendiskusikan

1. Diskusikan masukan

tubuh, efek-efek hormon,

metoleransi

ketidaknyaman

diet, latihan, dan

ketidakseimbangan

ketidaknyaman yang

klien dan latihan-

penggunaan pelunak

elektrolit, ditandai oleh:

dialaminya.

latihan yang akan

feses.

DS:

Tupen:

dilakukan untuk

gravid.
1. Membantu dalam
pencegahan/
penatalaksanaan
konstipasi.
2. Makanan berlemak
meningkatkan

Ibu mengatakan sering

Dalam waktu

merasakan nyeri pada

2x pertemuan,

persendian, punggung

klien dapat

dan pergerakan sendi

mengidentifikas

yang berlebih
Ibu mengeluh nyeri

i dan

pinggang
Ibu mengeluh nyeri uluh

kan tindakan

hati
Ibu merasa sulit untuk
BAB (konstipasi)

DO:

mendemontrasi
perawatan diri

yang tepat.
Dalam waktu

mengatasu hal
tersebut.
2. Klien mampu
mengungkapkan
pemahamannya
mengenai hal-hal
yang harus
dilakukan jika
timbu
ketidaknyamanan

2x pertemuan,

dalam dirinya serta

klien

mampu

melaporkan

melakukannya.

ketidaknyaman

keasaman gastrik;
makanan sering dalam
2. Perhatikan adanya nyeri
ulu hati; tinjau ulang

menetralkan

riwayat diet. Jelaskan

keasaman. Posisi semi

fisiologis masalah.

fowler, menurunkan

Anjurkan klien

masukan cairan, dan

menghindari makanan

menghindari makanan

gorengan/ berlemak,

dingin membantu

makan enam kali sehari

mencegah refluks

dalam porsi kecil,


lakukan posisi semi
fowler, hindari makanan
yang sangat dingin.

dicegah.

gastrik.
3. Menghilangkan tegang
pada punggung bawah
yang disebabkan oleh
peningkatan lengkung

dapat
diminimalkan/

porsi kecil

3. Perhatikan adanya sakit


punggung dan tekanan
pada punggung bagian
bawah. Demonstrasikan
latihan (mis.
Mengangkat panggul,
berbaring datar pada

vertebra lumbosakral
dan pengencangan
otot-otot punggung.

punggung dan
punggung menekan
lantai). Tinjau ulang
yang dikenakan ibu
dengan tepat (mis.
Sepatu berhak rendah;
pakaian longgar dan
nyaman).
4. Pantau adanya kram
pada kaki, ajarkan klien
untuk meluruskan kaki
dan dorsofleksi telapak
kaki.

4. Tekanan pada saraf


pelvis serta rendahnya
kalsium jaringan,
potensial
menyebabkan kram
kaki. Meluruskan kaki
dan dorsofleksi telapak
kaki meningkatkan
perfusi jaringan dan
membantu
menghilangkan
tekanan pada sarafsaraf ekstremitas

5. Anjurkan
untuk

ibu

hamil

merencanakan

periode istirahat yang

bagian bawah.
5. Posisi miring kiri
dianjurkan untuk
meningkatkan perfusi

teratur

khususnya

seiring

kemajuan

kehamilannya.
- Posisi miring kiri
- Posisi terlentang,
anjurkan ibu yang
memiliki varises di
vulva untuk
meletakkan bantal
di bawah
pinggangnya.

uterus dan oksigenasi


fetoplasenta dengan
mengurangi tekanan
pada vena kava
asenden (hipotensi
supine). Posisi
terlentang dengan kaki
diluruskan ke atas dan
disandarkan miring ke
dinding dapat
menginstirahatkan
tungkai dan
mengurangi edema
dan varises. Anjurkan
ibu yang memiliki
varises di vulva untuk
meletakkan bantal di

6. Ajarkan ibu cara untuk


bangun dari posisi
miring secara perlahan

bawah pinggangnya.
6. Menghindari
ketegangan pada
punggung dan
meminimalkan
hipotensi yang

disebabkan oleh
7. Berikan informasi
tentang pilihan yang
tepat dari antasida yang
dijual bebas. Hindari
penggunaan bikarbonat
sebagai penetralisir atau
penggunaan produk
kalsium.

perubahan posisi.
7. Dapat mengandung
bahan seperti natrium,
yang merupakan
kontraindikasi pada
situasi tertentu karena
sifatnya meretensi air.
Penggunaan antasida
yang mengandung
kalsium dapat
memperberat
ketidakseimbangan
kalsium-fosfor dan
terjadinya kram otot.

KOLABORASI
1. Berikan antasida rendah
natrium.

1. Menetralisir keasaman
gastrik; penurunan

2. Berikan suplemen
kalsium dan alumunium
dalam bentuk jeli

kadar fosfor.
2. Sebagai tambahan
akibat adanya
intolerans diet, selain

dengan tepat.

itu juga dapat


menurunkan kadar
fosfor.

3.

Gangguan citra tubuh b.d

Tupan:

persepsi perubahan biofisik,

Tidak terjadi

mampumengungka 1. Perhatikan sikap

ditandai oleh:

gangguan citra

pkan penerimaan /

terhadap kehamilan,

perubahan bentuk

DO :

tubuh

adaptasi bertyahap

perubahan bentuk

tubuh telah tampak.

Hiperpigmentasi pada

Tupen:

untuk mengubah

tubuh, dan sebagainya.

Efek-efek yang

bagian dahi
cloasma gravidarum
jerawat
kulit wajah berminyak
spider nevy pada leher,

dada, muka dan tangan


aerola menghitam

Dalam 2x
pertemuan,
klien dapat
mengungkapka
n penerimaan/
adaptasi

DS :

bertahap untuk

ibu mengatakan ia tidak

mengubah
konsep diri/

secantik sebelum hamil


ibu mengatakan
menurunnya rasa

citra tubuh
Dalam 2x

Klien

konsep diri / cityra

hormon-hormon
prenatal seperti,

mendemonstrasika

kloasma, striae,

n citra tubuh

telangiektasis, eritema

positif dengan
mempertahankan

palmar, dan jerawat


2. Diskusikan perubahan

kepuasan

aspek fisiologis, dan

penampilan

respon klien terhadap

keseluruhan,

perubahan. Berikan

berpakaian dengan

informasi tentang
kenormalan perubahan.

percaya diri khawatir

pertemuan,

ditinggal suami karena

klien dapat

dan sepatu berhak

perubahan tubuhnya

mendemonstras

rendah.

1. Pada trimester kedua

tampak lainnya dari

tubuh.
Klien mampu

pakaian yang tepat

ikan citra tubuh

MANDIRI

dapat mempengaruhi
bagaimana respon ibu
terhadap dirinya.
2. Individu bereaksi
secara berbeda
terhadap perubahan
yang terjadi. Informasi

3. Anjurkan untuk bergaya


dari pakaian saat hamil.

dapat membantu klien


memahami/menerima

positif dengan

apa yang terjadi.


3. Gaya pakaian akan

mempertahanka

meningkatkan

n kepuasan

penampilan klien

penampilan
keseluruhan

4. Diskusikan metode
perawatan kulit dan
berias (untuk
menyamarkan areaa
yang menjadi gelap),
menggunakan kaus kaki
penyokong,
pemeliharaan postur,
dan program latihan
sedang.

untuk bekerja dan


melakukan aktivitas
yang menenangkan.
4. Belajar dan ikut
terlibat dalam
perawatan kulit
mungkin membantu
untuk
mempertahankan
perasaan positif
tentang dirinya. Aturan
latihan prenatal
cenderung
memperpendek
persalinan,
meningkatkan
kemungkinan

KOLABORASI
1. Rujuk pada sumber-

kelahiran pervaginal
spontan, dan

sumber lain seperti

menurunkan

konseling dan/atau

kebutuhan terhadap

kelas-kelas pendidikan

augmentasi oksitosin.

kelahiran anak dan


menjadi orang tua.

1. Membantu dalam
memberikan dukungan
pada klien selama
periode perubahan di
trimester II;
mengidentifikasi

4.

Perubahan pola seksualitas

Tupan:

b.d konflik mengenai

Klien dan pasangan

perubahan hasrat seksual dan dapat menerima


harapan, ditandai oleh:

perubahan

DO:

seksualitas yang

Terdapat
leukore

DS:
-

terjadi karena
kehamilan.
Tupen:

Ibu memiliki hasrat

Dalam 1x

1. Klien mampu
mendiskusikan

masalah seksual.
2. Klien mampu
mengungkapkan
pemahaman
tentang alasan
yang mungkin
untuk diubah.
3. Klien mampu

tinggi untuk

pertemuan,

mengidentifikasi

berhubungan seksual

perawat dan

alternatif yang

namun merasa khawatir

klien beserta

MANDIRI
1. Diskusikan dampak

model-model peran.
1. Kepuasan seksual yang
optimal pada prenatal

kehamilan terhadap pola

terjadi pada trimester

koitus seksual yang

kedua karena

normal.

vasokongesti pelvis/
perineal meningkatkan
kenikmatan orgasme.
Pria dapat mengalami
berbagai perasaan saat
berespon terhadap
peningkatan hasrat
pasangannya dan

untuk melakukannya

pasangan dapat

dapat diterima

menjadi bingung

mendiskusikan

untuk memenuhi

karena penurunan atau

masalah seksual
Dalam 1x

kebutuhan

peningkatan hasratnya

pertemuan,

individu.
4. Klien mampu

klien dapat

mengungkapkan

mengidentifikas

kepuasan bersama

i alternatif yang

atau konseling bila

dapat diterima

dibutuhkan.

untuk

2. Dikusikan kemungkinan
pilihan dalam kontak
fisik melalui berpelukan
dan bercumbu daripada
melakukan koitus secara
aktual.
3. Diskusikan perubahan

sendiri dalam berespon


terhadap perubahan
bentuk pasangannya.
2. Rasa takut mencederai
janin pada saat koitus
adalah hal yang
umum. Pilihan lain

memenuhi

posisi yang mungkin

akan diterima dengan

kebutuhannya

dilakukan dalam

baik bila keduanya

dan pasangan
Dalam waktu

aktivitas seksual.

2x pertemuan,
klien dan
pasangan
mengungkapka
n kepuasan
bersama

KOLABORASI
1. Rujuk pada perawat

dipuaskan.
3. Membantu pasangan
untuk membuat
pilihan.

klinis spesialis untuk


melakukan konseling
sesuai indikasi.

1. Mendapatkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
masalah mengenai
pola seksualitas.

5.

Resiko tinggi peningkatan

Tupan:

curah jantung terhadap

Tidak terjadi

normotensif

dekompensasi b.d

peningkatan curah

selama perjalanan

peningkatan kebutuhan

jantung

sirkulasi, perubahan preload

Tupen:

dan afterload, hipertrofi

Tetap

ventrikel, ditandai oleh:

normotensif

DO :

selama

TD rendah
Varises pada kaki
Terdapat hemoroid pada
perineum

perjalanan

prenatal
Bebas dari
edema

DS :

patologis dan

tanda-tanda

Ibu mengatakan sering


merasa lelah

HAK
Dalam 2x

1. Klien tetap

pranatal.
2. Klien mampu
bebas dari edema

MANDIRI
1. Tinjau ulang proses
fisiologis dan perubahan

hipertrofi ventrikel

normal dan abnormal,

jantung meningkatkan

tanda-tanda, dan gejala-

curah jantung untuk

gejala.

memenuhi oksigen dan

patologis dan

kebutuhan nutrien

tanda tanda

ibu/janin. Normalnya,

HAK.
3. Klien

sistem kardiovaskular
mengkompensasi

mengidentifikasi

peningkatan curah

cara cara untuk

jantung dengan dilatasi

mengontrol dan

pembuluh darah, yang

menurunkan

menurunkan tahanan

masalah

curah jantung. Ini

kardiovaskuler.

menurunkan tekanan

pertemuan,

sistolik kira-kira 8

klien dapat
mengidentifikas
i cara-cara
untuk
mengontrol dan
menurunkan

1. Selama trimester II,

mmHg saat tekanan


2. Perhatikan riwayat yang

diastolik menurun

ada sebelumnya atau

kira-kira 12 mmHg.

potensial masalah

Keadaan tersebut

jantung/ diabetik/ ginjal.

dapat membahayakan

masalah
kardiovaskular.

sistem.
2. Klien menghadapi
3. Ukur tekanan darah
(TD) dan nadi.
Laporkan jika
peningkatan sistolik
lebih dari 30 mmHg dan
diastolik lebih dari 15
mmHg.
4. Auskultasi bunyi
jantung; catat adanya
murmur.

resiko paling tinggi


terhadap masalah
jantung selama
trimestr kedua, bila
curah jantung
memuncak.
3. Peningkatan TD dapat
menunjukan hipertensi
akibat kehamilan
(HAK).

4. Murmur sistolik
mungkin diciptakan
oleh peningkatan
volume, penurunan
5. Perhatikan adanya
edema pergelangan kaki
dan varises kaki, vulva,
dan rektum. Bedakan
antara edema fisiologis
dan yang potensial

viskositas darah,
perubahan posisi
jantung, atau torsio
pembuluh darah besar.
Namun murmur dapat

berbahaya.

menandakan
terjadinya kerusakan.
5. Edema dependen dari
ekstremitas bawah
(edema fisiologis)
sering terjadi karena
statis vena akibat
vasodilatasi dari

6. Anjurkan klien untuk


menghindari
menyilangkan kaki,
duduk, dan berdiri
dalam waktu lama;
pasang kaus kaki
penyokong sebelum
bangun pada pagi hari:
menggunakan pakaian
yang longgar, tidak
ketat, meninggikan
kaki, panggul, vulva
vertikal ke dinding tiga
kali sehari selama 20

aktivitas progesteron,
herediter, retensi
kelebihan cairan, dan
tekanan uterus pada
pembuluh darah
pelvis. Ini
meningkatkan resiko
pembentukan trombus
vena. Edema wajah
dan/atau ekstremitas
atas dapat menandahan
HAK.
6. Meningkatkan aliran
balik vena dan
menurunkan resiko

menit; dan membalikan

terjadinya edema,

telapak kaki ke atas

varises, atau trombosis

dalam posisi dorsofleksi

vena.

bila duduk atau berdiri


selama periode lama.
7. Kaki dorsofleksi untuk
tes terhadap tanda
Homans. Bila ada rujuk
pada dokter.
8. Pantau adanya
kelemahan. Anjurkan
klien untuk menghindari
perubahan posisi
dengan cepat.

7. Tanda Homan positif


dapat menunjukan
tromboflebitis.
8. Perubahan cepat dapat
mengakibatkan pusing
saat darah terkumpul
di ekstremitas bawah,
menurunkan volume
sirkulasi.

6.

Kurang pengetahuan

Tupan:

1. Klien mampu

MANDIRI

(kebutuhan belajar)

Klien mendapatkan

mengungkapkan

mengenai kemajuan alamiah

pengetahuan yang

atau

sesuai dengan

pertanyaan yang

dari kehamilan b.d

tepat mengenai

mendemonstrasika

perubahan yang terjadi

mungkin muncul dari

kebutuhan informasi sesuai

kehamilannya

n perilaku

pada trimester II.

klien terkait perubahan

perubahan trimester kedua

Tupen:

perawatan diri

dalam dirinya dan

Dalam 2x

yang

memberikan informasi

pertemuan,

meningkatkan

yang dialami, ditandai oleh:

DS:

1. Berikan penyuluhan

2. Berikan informasi

kesejahteraan.
2. Klien mampu
mengungkapka
bertanggung jawab
n/
terhadap
mendemonstras
perawatan
ikan perilaku
kesehatannya
perawatan diri
sendiri.
yang
3. Klien mampu
3.
meningkatkan
mengenali dan

Klien meminta

klien dapat

informasi mengenai
kehamilan dan
perubahan dirinya
karena kehamilan
DO:

kesejahteraan
Dalam 2x
pertemuan,
klien dapat
mengenali dan

melakukan
tindakan untuk
meminimalkan
dan mencegah

faktor resiko.
melakukan 4. Klien mampu
tindakan untuk
mengidentifikasi
meminimalkan

tentang kebutuhan
terhadap fero sulfat dan
asam folat.

1. Menjawab pertanyaan-

yang bermanfaat.
2. Membantu
mempertahankan
kadar Hb normal.
Defisiensi asam folat
memperberat aneia
yang dapat
menyebabkan abrupsi

Diskusikan adanya
obat-obatan yang
mungkin diperlukan
untuk mengontrol atau
mengatasi masalah

medis.
4. Diskusikan kebutuhan
terhadap pemeriksaan
laboratorium khusus,

plasenta, aborsi, dan


malformasi janin.
3. Membantu dalam
memilih tidakan
karena kebutuhan
harus ditekankan pada
kemungkinan efek
berbahaya pada janin.
4. Kunjungan prenatal

dan mencegah

tanda tanda

skrining, dan

yang lebih sering

faktor resiko
Dalam 1x

bahaya / mencari

pemantauan ketat sesuai

mungkin diperlukan

perawatan medis

indikasi.

untuk meningkatkan

pertemuan,

dengan tepat.

kesejahteraan ibu.

klien dapat

Pemantauan Hb dan

mengidentifikas

Ht dengan

i tanda-tanda

menggunakan

bahaya/

elektroforesis

mencari

mendeteksi anemia

perawatan

dan membantu

medis dengan

menentukan

tepat

penyebabnya. Skrining
untuk DMG dapat
mendeteksi terjadinya
hiperglikemia, dapat
memerlukan tindakan
dengan insulin
dan/atau membantu
menentukan diet
sesuai indikasi.

3. Trimester III
4. Analisa Data
5.
9.

6. DATA
10. 1. DS : Adanya
sesak nafas
11. DO: RR
meningkat
12. 2. DS : Pasien
mengeluh kram
kaki
13. 3. DS : Pasien
Mengeluh nyeri
punggung

7. ETIOLOGI

8. DIAGN

14. 60% perubahan

OSA
34. Ketidakn

dalam bentuk dada

yamanan

dan lengkungan

b.d

bertambah besar

perubaha

pada masa

n fisik :

kehamilan

sesak

trimester ketiga
15.
16. Tekanan Uterus
meningkat
17.
18. menekan diagframa
sehingga ekspansi
paru kurang optimal
19.
20. Kapasitas total paru
menurun
21.
22. Menggunakan nafas
dalam (frekuensi
respirasi 14 15 )
23.
24.
25. Vaskularisasi
menurun,
kekurangan
kalsium,
26.
27. Penekanan pada
syaraf yang terkait
dengan uterus yang
membesar

napas,
kram
kaki.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.

28.
29. Peningkatan tekanan
uterus
30.
31. Menekan syaraf

59. 60. DS : Ibu mengeluh tidak


bisa tidur

66. DS : klien

tulang belakang
32.
33. Nyeri
61. Gerakan janin,
sering buang air

Ganggua

besar dan kecil


62.
63. insomnia

n pola

67. Ketidaknyamanan

mengeluh bahwa

(sesak napas,

pola seksualnya

kelelahan,

berubah

64.

pembesaran
abdomen)
68.
69. Khawatir akan
kondisi fisik dan
janin
70.
71. Penurunan hasrat
seksual
72.
73. Perubahan pola
seksual

tidur b.d
insomnia
74. Perubaha
n pola
seksualita
s b.d
perubaha
n hasrat
seksual,
ketidakny
amanan
(sesak
nafas,
kelelahan
,pembesa
ran
abdomen,
salah
pengertia

76. DS : ibu mengeluh

77. Menunggu proses

n)
83. Koping

khawatir dan

persalinan ,

individu/

cemas

kurangnya

keluarga

pengetahuan

tidak

mengenai proses

efektif

persalinan, sistem

b.d

pendukung yang

kurangny

tidak adekuat
78.
79. Khawatir,cemas
80.
81. Koping tidak efektif
82.

a
pengetah
uan
mengenai
proses
persalina

85. DS : ibu kurang


mengetahui
mengenai proses

86. Informasi yang tidak


akurat, kesalahan
mengintrepretasikan

persalinan dan

informasi,

perawatan bayi

kehamilan yang
pertama
87.
88.
89. Kurang pengetahuan

n
90. Kurang
pengetah
uan b.d
informasi
yang
tidak
akurat,
kesalahan

mengenai proses

mengintr

persalinan

eprestasi
kan
informasi

92. DO: tekanan darah


tinggi

93. Uterus yang


membesar
94.
95. Beban kerja jantung
meningkat
96.
97. Hipertropi otot
jantung terutama
ventrikel kiri

.
102.

esiko
tinggi
cedera
terhadap
ibu

98.
99. Curah jantung
meningkat
100.
101.
Tekanan
darah meningkat
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.

127.

Rencana Keperawatan Kehamilan Trimester III


129.

128.

134.

Di
agnosa

130.

Tuju

Keperaw

an

atan
Ke

Klien dapat melakukan

135.

tidaknyam aktivitas perawatan diri


anan

dengan tepat untuk

berhubung mengurangi
an dengan
perubahan
fisik.

ketidaknyamanan.
Klien melaporkan bahwa
ktidaknyamanan dapat

131.

Inter

132.
133.

vensi
136. MANDIRI
1. Kaji secara terus menerus
ketidaknyamanan klien
dan metoda untuk
mengatasinya.
2. Kaji status pernapasan
klien.
137.

138.
139.
140.
pertolongan medis dengan
141.
142.
tepat.
143.
144.
3. Perhatikan adanya keluhan
dikontrol
Klien dapat mencari

ketegangan pada punggung


dan perubahan caa jalan.
Anjurkan penggunaan
sepatu hak rendah, latihan
pelvic rock, girdle

Rasional

166.
1. Data dasar terbaru untuk
merencanakan perawatan.
167.
168.
169.
2. Penurunan kapasitas pernapasan
saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea,
khususnya pada multigravida
yang tidak mengalami kelegaan
dengan ikatan antara ibu dan bayi
dalam kandungannya
(keringanan) sampai awitan
persalinan.
170.
3. Lordosis dan regangan otot
disebabkan oleh pengaruh
hormone (relaksin, progesterone)

maternitas, penggunaan

pada sambungan pelvis dan

kompres panas, sentuhan

perpindahan pusat gravitasi sesuai

terapeutik atau stimulasi

dengan pembesaran uterus.

saraf elektrikal transkutan

Intervensi multiple biasanya labih

(TENS) dengan tepat.


145.
4. Perhatikan adanya kram

mambantu untuk menghilangkan

ketidaknyamanan.
171.
pada kaki. Anjurkan klien 172.
173.
untuk meluruskan kaki dan
174.
mengangkat telapak kaki 4. Menurunkan ketidaknyamanan
bagian

dalam

dorsofleksi,
masukan
menganti
menghindari

ke

posisi

menurunkan
susu,
posisi,
berdiri

sering

berkenaan dengan perubahan


kadar kalsium atau
ketidakseimbangan kalsium-

dan

fosfor, atau karena tekanan dari

atau

pembesaran uterus pada saraf

duduk lama.
146.
5. Kaji adanya atau frekuensi

yang mensuplai ekstremitas

bawah.
175.
kontraksi Braxton Hicks.
176.
177.
Berikan informasi mengenai
5. Kontraksi ini dapat menciptakan
fisiologi aktivitas uterus.
ketidaknyamanan
pada
147.
148.
multigravida pada trimester kedua
149.
maupun ketiga. Primigravida
150.

151.
152.
153.
6. Perhatikan parestesia jari

biasanya

tidak

ketidaknyamanan
trimester

akhir,

mengalami
ini
saat

sampai
efek

kaki dan tangan. Anjurkan

perlindungan progesterone pada

klien melepaskan perhiasan

aktivitas uterus menurun dan

yang

ketat,

pertahankan

kadar oksitosin meningkat.


178.
masukan vitamin prenatal
6. Menurunkan efek postur lordotik
yang
adekuat
ekstrem (yang meregangkan saraf
(mengkonsumsi suplemen
brakial dan menekan akar saraf
vitamin B6 dengan jus jeruk
dan vena femoral), edema,
atau pisang), menggunakan
tekanan
saraf
postur yang tepat, latihan
terowongan/ligament karpal, dan
tungkai
secara
teratur
defisiensi vitamin B6.
sepanjang
hari,
dan 179.
180.
menghindari suhu ekstrem.
181.
154.
182.
7. Perhatikan
keluhan
183.
frekuensi BAK dan tekanan 184.
185.
pada kandung kemih.
7. Pembesaran uterus trimester
155.
156.
ketiga menurunkan kapasitas
8. Kaji adanya konstipasi dan
kandung kemih, mengakibatkan
hemoroid.
sering berkemih.
157.
186.
158.

9. Diskusikan
penggunaan

bahayanya 8. Peningkatan pemindahan posisi


pencahar

selama bulan kesembilan

usus

memperberat

masalah

eliminasi.
187.
dan anjurkan cara-cara lain
9. Penggunaan pencahar dapat
untuk mengatasi konstipasi
merangsang awitan persalinan
seperti diet tingi serat.
awal.
Perhatikan praktik budaya
188.
189.
yang dapat mempengaruhi
190.
perilaku.
191.
159.
192.
10. Kaji adanya pirosis (nyeri
193.
194.
ulu hati). Tinjau pembatasan
10. Masalah sering terjadi pada
diet.
trimester kedua dan dapat
160.
161.
berlanjut, khususnya bila diet
11. Perhatikan adanya leukorea
tidak dimodifikasi.
dan pruritus. Anjurkan klien 195.
11. Saat kadar estrogen tinggi,
untuk
sering
mandi,
sekresi
kelenjar
servikal
menggunakan celana dalam
menghasilkan media asam yang
katun, pakaian longgar, dan
mendorong proliferasi organisme.
menghindari duduk untuk
196.
waktu yang lama.
197.
162.
198.
12. Kaji terhadap masalah yang 199.
200.
berhubungan
dengan

diaphoresis;

anjurkan 12.

Peningkatan metabolism dan

penggunaan pakaian yang

suhu

tubuh

disebabkan

tipis, sering mandi, dan

aktivitas progesteron sedangkan

lingkungan dingin.
163.
164.
165. KOLABORASI
1. Berikan suplemen kalsium

penambahan

berat

oleh
badan

berlebihan dapat membuat klien


merasa panas terus menerus dan

dapat meningkatkan diaphoresis.


dengan tepat. Anjurkan
201.
202.
penggunaan
jeli
203.
aluminium
hidroksida 1. Penambahan produk susu bila
sesuai

dengan

kebutuhan.

intoleransi

dapat

menjadi

masalah. Jeli dapat menurunkan


kadar

fosfor,

ketidakseimbangan

memperbaiki
kalsium

fosfor.
204.

205.

Ga -

ngguan
pola tidur
b.d
insomnia

Melaporkan

perbaikan

tidur atau istirahat


Melaporkan peningkatan
rasa

sejahtera

perasaan segar
206.

dan

207. MANDIRI
1. Tinjau ulang kebutuhan
perubahan tidur normal
berkenaan dengan
kehamilan. Tentukan
pola tidur saat ini.
208.
2. Evaluasi tingkat
kelelahan anjurkan

217.
1. Membantu mengidentifikasi
kebutuhan untuk menetapkan
pola tidur yang berbeda
218.
219.
220.
2. Peningkatan retensi cairan,
penambahan berat badan, dan

klien untuk istirahat 1-

pertumbuhan janin semua

2 jam dan dapatkan 8

memperberat perasaan lelah,

jam tidur per malam.

khususnya pada multipara dengan

Berikan informasi
tentang kelelahan
sedang yang normal.
Kaji ulang tanggung
jawab terhadap kerja
dan keluarga.
209.
3. Kaji terhadap kejadian
insomnia dan respons
klien terhadap
penurunan tidur.
Anjurkan alat bantu
untuk tidur, seperti
teknik relaksasi,
membaca, mandi air
hangat, dan penurunan
aktivitas tepat sebelum
istirahat.
210.
4. Perhatikan keluhan
kesulitan bernafas

anak lain atau berkebutuhan lain.


221.
222.
223.
224.
225.
226.
3. Ansietas yang berlebihan,
kegembiraan, ketidaknyamanan
fisik, nokturia, dan aktivitas janin
dapat mempersulit tidur.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
4. Pada posisi rekumben,
pembesaran uterus serta organ
abdomen menekan diafragma,
sehingga membatasi ekspansi
paru. Penggunaan posisi
semifowler memungkinkan

karena posisi. Anjurkan

diafragma menurun, membantu

tidur posisi semi

mengembangkan ekspansi paru

fowler.
211.
212.
213.
214.
215.
216. KOLABORASI
1. Dapatkan sel darah

dengan optimal.
235.
236.
1. Anemia dan penurunan kadar Hb
atau sel darah merah
mengakibatkan penurunan
oksigenasi jaringan serta

merah dan kadar Hb;


kesampingkan masalah-

mempengaruhi perasaan lelah


berlebihan.

masalah organik seperti


237.

238.

Ga

mendiskusikan

1.

anemia
Lanjutkan

mulai 1. Penurunan

ngguan

masalah

pola

berhubungan dengan

cari

seksualita

isu isu seksual pada

pola

trimester ketiga.
mengekspresikan

pertama dan kedua.


239.
Kaji persepsi pasangan

s b.d
perubahan
hasrat
seksual,
ketidakny
amanan
(sesak

yag

kepuasaan bersama
dengan berhubungan
seksual.

pengakajian

2.

seksual,

perubahan

terhadap
seksual
240.
241.
242.
243.

dari

aktivtas/koitus

pada

terjadi

trimester

karena

hubungan

pada

minat

pada

seksual

sering

trimester

ketiga

perubahan/ketidaknyamanan
fisiologis.
2. Kemampuan

pasangan

untuk

mengidentifikasikan/mengungkap
kan /menerima perubahan seksual
pada

trimester

mempegaruhi

pertama

dapat

hubungan

dan

napas,
kelelahan,

244.
3.

kemampuan

Anjurkan

pasangan

pembesara

untuk berdiskusi secara

terpisah

abdomen )

satu sama lain tentang

, salah

perasaan dan masalah

pengertian

yang

/merasa

dengan perubahan pada

takut

hubungan

4.

dan

terhadap

berhubungan
seksual.

Berikan

informasi

tentang

kenormalan

perubahan.
245.
246.
247.
248.
Berikan

5.

mendukung satu sama lain secara


emosional.
3. Komunikasi

antar

pasangan

adalah penting untuk pemecahan


masalah yang konstruktif. klien
dapat merasa ketertarikan seksual
berkurang

saat

tubuhnya

membesar, dan respons pria pada


perubahan klien dapat bervariasi
dari peningkatan hasrat sampai
selain

itu,

klien

meperhatikan
pengalaman
informasi

alternatif

untuk

mencapai

kepuasan

pemenuhan

untuk

tidak berminat atau penolakan.

tentang metode meode

seksual

mereka

dalam
kebutuhan

keintiman/kedekatan.
249.
Anjurkan pilihan posisi

lebih

perubahan
orgasme

dengan

konstraksi tunggal yang lama


daripada kontraksi yang berirama.
259.
4. Kebutuhan seksual dapat dipenuhi
melalu

masturbasi,

membelai,dan

kemesraan,

sebagainya,

bila

secara bersama diinginkan/dapat


diterima. klien dapat menemukan

untuk koitus selain dari

bahwa masturbasi menciptakan

posisi

atas

orgasme yang lebih kuat daripada

(mis.,miring atau posisi

koitus.
5. Kesalahan pengertian dan rasa

pria

di

wanita diatas )
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
1.

takut

koitus

dapat

mengakibatkan

cedera

janin,

infeksi, dan timbulnya persalinan


dapat juga mempegaruhi hasrat
seksual. belum ditemukan bahwa

Kolaborasi

Instruksikan klien untuk

koitus dapat menyebabkan cedera


janin, KPD, awitan persalinan,

mendiskusikan
keamanan koitus dalam
minggu ke-6 sampai ke8 akhir denga pemberi

2.

bahwa

atau infeksi pada kebanyakan


wanita.
260.
261.

perawatannya.
1. Instruksi khusus mungkin
257.
Rujuk pada konseling
diperlukan bla terdapat riwayat
bila

masalah

teratasi

tidak

komplikasi atau bla komplikasi


dapat diantisipasi

258.

262.
263.
264.
2. Mungkin diperlukan untuk
meningkatkan adaptasi positif

265.

266.

Ko Mendiskusikan

ping
individu/k
eluarga
tidak
efektif b.d

emosi

pada

ketiga.
Menyiapkan
bayi,

sesuai

keyakinan

reaksi
trimester

267.

MAN

DIRI
1. Kaji persiapan

kelahiran
dengan

pada perubahan seksual


287.
1. Keterlibatan pada kelas kelahiran
bayi dan keahlian tentang

persalinan, kelahiran,

peralatan dan bahan dalam

dan kedatangan bayi

perawatan dapat menunjukkan

budaya

baru lahir.
268.
kurangnya
269.
keahlian.
pengetahu
270.
Mengidentifikasi model
271.
an
peran yang tepat
272.
mengenai Menggambarkan
273.
274.
proses
karakteristik kepribadian
2. Tentukan persepsi klien
persalinan
terhadap janin
atau pasangan terhadap
melalui pendidikan atau

janin sebagai kesatuan


yang terpisah.
275.
3. Tentukan bagaimana
manusia mengetahui
kehamilan saat
persalinan dan kelahiran
mendekat.
276.
277.
278.

kesiapan secara psikologis.


Kurangnya persiapan dapat
didasarkan pada keyakinan
budaya, atau dapat menandakan
masalah keuangan atau
psikologis.
288.
2. Persepsi ini menandakan
kelengkapan tugas-tugas
psikologis dari kehamilan.
289.
290.
3. Seseorang dengan tingkat
ketergantungan yang tinggi dapat
mengalami kesulitan memenuhi
peningkatan kebutuhan
ketergantungan klien sehingga
dapat menciptakan konflik. Selain

279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
4. Perhatikan kehilangan
dari kehamilan

itu, koping negatif


dimanifestasikan sebagai akibat
kurangnya persiapan persalinan
pada bayi baru lahir. Sesorang
dapat beristirahat dari kerja, hobi,
atau urusan ekstramarital bila ia
tidak menyelesaikan tugas-tigas

sebelumny, faktor-faktor
genetik, atau riwayat
lahir mati, dan

kehamilan.
291.
4. Pasangan resiko tinggi mungkin
lebih memilih untuk tidak

diskusikan makna
kejadian tersebut pada
klien atau pasangan.
286.
5. Evaluasi sistem
pendukung yang tersedia
pada klien atau
pasangan.

membuat persiapan dengan baik


sebagai cara perlindungan bagi
mereka sendiri dari kemungkinan
kehilangan atau cedera apabila
janin tidak hidup.
292.
293.
5. Ketersediaan keluarga dan teman
dapat membantu klien atau
pasangan untuk mengatasi tugastugas yang datang karena

294.

295.

Ku Mendiskusikan

296.

MAN

persalinan dan kelahiran.


313.

rang

perubahan

fisik

atau

pengetahu

psikologis

an

dengan persalinan atau

DIRI

berkenaan 1. Lanjutkan/mulai

1. Menguatkan pembelajaran
sebelumnya dan atau memberikan

program belajar.
informasi baru. Masalah paling
297.
mengenai
kelahiran.
bear bagi pasangan pada trimester
298.
Mengidentifikasi
persiapan
299.
ini adalah bagaimana persiapan
sumber-sumber
yang
300.
untuk
secara fisiologis dan psikologis
301.
tepat untuk mendapatkan
persalinan
302.
terhadap persalinan atau kelahiran
informasi
tentang
303.
atau
dan masalah sekitar perawatan
304.
perawatan bayi.
kelahiran
2. Berikan
informasi
bayi.
Mengungkapkan
314.
dan
tentang
perubahan
kesiapan
untuk
2. Pemahaman
kenormalan
perawatan
fisik/fisiologis
normal
persalinan atau kelahiran
perubahan ini dapat menurunkan
bayi b.d.
berkenaan
dengan
bayi.
kecemasan
dan
membantu
kurang
trimester III.
meningkatkan
penyesuaian
pemajana
305.
aktivitas perawatan diri.
n
atau
3. Berikan
informasi
315.
3. Membantu klien untuk mengenali
pengalam
tertulis
atau
verbal
awitan persalinan, untuk
an
atau
tentang
tanda-tanda
menjamin tiba ke rumah sakit
kesalahan
awitan
persalinan;
tepat waktu, dan menangani
interpretas
bedakan
antara
persalinan atau kelahiran.
i
persalinan palsu dan
316.
informasi
benar. Diskusikan kapan
317.
318.
memberitahu dokter atau
319.

pemberi

pelayanan

kesehatan serta kapan


meninggalkan

rumah

sakit atau rumah bersalin


(RB). Diskusikan tahaptahap

persalinan

atau

kelahiran.
306.
4. Berikan informasi verbal
atau

tertulis

tentang

perawatan

bayi,

perkembangan,
pemberian

dan
makan;

berikan referensi yang


tepat.

Kaji

keyakinan

budaya.
307.
308.
309.
310.
311.

pengambilan
memerlukan

menyiapkan
peran

baru,

barang-barang

tertentu untuk perabot, pakaian,


dan suplai; membantu persiapan
member makan secara menyusui
dan atau dengan menggunakan
botol. Kurang persiapan mungkin
berhubungan

secara

cultural,

ditandai dengan keyakinan bahwa


persiapan

mungkin

dengan

peningkatan

berkenaan
resiko

kematian bayi karena menentang


keinginan Tuhan.
5. Menurunkan ansietas berkenaan

312.
5. Anjurkan

keikutsertaan

dalam kelas kelahiran


anak

320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
4. Membantu

(bila

belum

dengan

ketidaktahuan;

meningkatkan mekanisme koping


untuk persalinan atau kelahiran.

mengikuti)

dan

melakukan

orientasi

rumah sakit atau rumah


327.

328.

Re

329.

siko tinggi

Mengungkap

cedera

kan

bersalin (RB).
331.

MAN

DIRI

341.
1. Situasi potensial resiko tinggi

1. Periksa evaluasi faktor-

sering

menjadi

masalah

pemahaman

faktor resiko yang ada

memerlukan

tentang

sebelumnya atau baru.

bila

faktor-faktor

(misalnya

metabolik paling besar. Berbagai

resiko

jantung,

individu

kondisi paru; kelainan

(vasokontriksi,

yang

genetik). Pantau tekanan

terjadi, pada retensi natrium atau

potensial.
330.
-

darah (TD), nadi, dan

air secara negative mempengaruhi

bunyi jantung. Periksa

ginjal, sirkulasi uterus, dan fungsi

Bebas dari
komplikasi.

kondisi
ginjal,

tanda-tanda

atau

intervensi

dan

kebutuhan

segera,

sirkulasi

dan

derajat masalah kardiovaskular


vasospasme)

SSP.
342.
akibat kehamilan (HAK)
343.
seperti
edema,
344.
345.
albuminuria,
dan
2. Infeksi vaginal atau PHS yang
hipertensi.
tidak
diobati,
menciptakan
332.
2. Dapatkan kultur vagina.
ketidaknyamanan berat pada
Kaji

hipertensi

terhadap

infeksi

klien, dan resiko terhadap janin,

dan penyakit hubungan


seksual
monilia,

(PHS) (misal
trichomonas,

gonorea, virus herpes


simpleks

tipe

II,

Chlamydia, pruritus, dan


lesi/kutil

yang

dapat

dilihat). Bila ada, rujuk

baik transmisi melalui plasenta


atau pada saat kelahiran.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
3. Mencegah
infeksi
neonates

selama proses kelahiran.


pada tindakan yang
353.
354.
tepat.
355.
333.
356.
3. Tinjau ulang kebutuhan
357.
terhadap
kelahiran
358.
4. Mendeteksi
anemia
dengan
sesaria dan jadwalkan
hipoksemia
atau
anoreksia
prosedur, bila dalam 4
potensial pada klien dan janin.
hari kelahiran dan kultur
359.
vagina positif terhadap
360.
361.
virus herpes simpleks.
362.
334.
363.
4. Dapatkan Hb dan Ht
364.
pada gestasi minggu ke
365.
366.
28. Pastikan bahwa
5. Wanita diabetik paling cenderung
klien mentaati masukan
terhadap masalah trimester ketiga
zat besi dan vitamin

prenatal

setiap

hari.

yang berhubungan dengan abrupsi

Periksa masalah genetik

plasenta, infeksi saluran kemih

(misal

(ISK),

sel

talasemia)

bila

sabit,
tidak

dilakukan sebelumnya.
335.
5. Berikan
pengawasan

lahir

mati,

penuaan

plasenta, dan ketoasidosis.


367.
6. Riwayat positif meningkatkan
kemungkinan

masalah

serupa

ketat dan terus menerus

pada kehamilan berikutnya.


368.
terhadap klien diabetik.
369.
Pada gestasi minggu ke
370.
7. Penggunaan atau penyalahgunaan
28, dapatkan hasil tes
zat membuat klien beresiko
toleransi glukosa.
336.
terhadap persalinan premature
6. Berikan
informasi
dan janin sulit dilahirkan.
tentang
tanda-tanda
371.
awitan persalinan; tinjau
372.
ulang riwayat KPD atau 1. Adanya
persalinan preterm.
337.
7. Tentukan penggunaan
alkohol atau obat-obatan

dengan

kedaruratan
reduksi

pada

obstetrik,
volume

cairan dan penurunan kapasitas


pembawa oksigen menimbulkan
ancaman pada organ-organ ibu,

lain.
338.

sirkulasi plasenta, dan sistem

339.

janin.
340.

KOL

ABORASI
1. Kaji
perdarahan

terhadap
vagina,

adanya area ekimosis,


dan

tanda-tanda

koagulasi intravascular
diseminata; rujuk pada
tindakan yang tepat.
373.
374.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.

I.

Komplikasi Saat Kehamilan


391.
392.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

393.
a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
394.

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil

sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Mochtar, 1998).Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Farrer, 1999). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009). Hiperemesis Gravidarum
(Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat
badan (Ben-Zion, MD).
395.
b. Etiologi
396.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.Beberapa faktor

yang telah ditemukan yaitu :


397.

1) Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi gravida, molahidatidosa

dan kehamilan ganda.


398.

2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat

hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor
organik.
399.
400.

3) Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

4) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,

kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab
sebagai ibu.
401.
402.

c. Patofisiologi

403.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada

hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
404.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.
405.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan

dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang
406.

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal

menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan
407.

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada

selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan
gastro intestinal.
408.
409.
410.

d. Tanda dan Gejala

Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga)

tingkatan.
1) TingkatnI
411.

Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu

merasalemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pdaepigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun,turgor
kulit mengurang, lidang mengering dan mata cekung.
2) TingkatnII
412.

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang,

lidahmengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
danmata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi
turun,hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa

pernafasankarena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3) TingkatnIII
413.
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih parah, muntah
henti,kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhumeningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf
yangdikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia
dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan,termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati.
414.
415.
416.

e. Diagnosa

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukanadanya

kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhikeadaan umum.
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkankekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ
417.
418.

f. Penatalaksanaan

419.

1) Obat-obatan

420. Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkanadalah
vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin,ovamin pada keadaan
lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklominhidrokhloride atau khlorpromasin.
421.

2) Isolasi

422. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik.
Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang bolehmasuk ke dalam
kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita maumakan, tidak diberikan
makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang denganisolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
423.

3) TerapinPsikologik J

424. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkanrasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalahdan konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

425.

4) CairannParenteral

426. Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukose 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perludapat ditambah kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin Cdan bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secaraintravena.
427.
428. Bila

5) Penghentiannkehamilan

keadaan

memburuk

dilakukan

pemeriksaan

medik

dan

psikiatrik,

manifestasikomplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria


dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhirikehamilan
keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya
429. a) Gangguannkejiwaan
430. (1) Delirium
431. (2) Apatis,nsomnolennsampainkoma
432. (3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
433. b)nGangguann penglihatan
434. (1)nPendarahan bretina
435. (2) Kemunduran penglihatan
436. c) Gangguanmfaal
437. (1) Hati bdalam b bentuk bikterus
438. (2) Ginjal bdalam b bentuk banuria
439. (3)nJantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
440. (4) Tekanan darah menurun
441.
442.

g. Diet Hiperemesis Gravidarum

443.

1) Tujuan

444.

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaanglikogen

tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi
yang cukup.
445.
446.

2) Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:

447. a) Karbohidrat tinggi

448. b) Lemak rendah


449. c) Protein sedang
450. d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikandengan
keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
451. e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering
dalam porsi kecil
452. f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makanmalam
dan selingan malam
453. g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuaidengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien
454.
455.

3) Macam-macam bDiet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :

a) bDiet bHiperemesis bI
456.
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau
rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanantetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung
didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
457.

b)nDiet bHiperemesis bII


458.

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet

diberikansecara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang


bernilaigizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan.
Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan
459.

gizi kecualikebutuhan energi.


c)nDiet bHiperemesis bIII
460.
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Dietdiberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan
bersamamakanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua

461.

zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
462.
a) Roti panggang, biskuit, crackers
463.
b) Buah segar dan sari buah
464.
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer

465.

5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah

makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.


Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
466.
467.

Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum

a. Gravida
468.

Faktor

presdisposisi

yang

hiperemesisgravidarum

adalah

2005).Berdasarkan

penelitian

hasil

sering
pada
dapat

ditemukan

sebagai

primigravida
disimpulkan

penyebab

(Prawihardjo,
bahwa

kejadian

hiperemesisgravidarum lebih sering dialami oleh primigravida daripada


multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat
mengalami kehamilan pertama (Nining, 2009).Hiperemesis gravidarum terjadi
60-80% pada primigravida dan 40-60% padamultigravida (Arief.B, 2009)
b. Pendidikan
469.

Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil

yang berpendidikan rendah (Prawihardjo, 2005).Secara teoritis, ibu hamil yang


berpendidikan lebih tinggi cenderung lebihmemperhatikan kesehatan diri dan
keluarganya (Saifuddin, 2002).
c. Riwayat Kehamilan
470.

Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola

hidatiodosadan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan
kehamilanganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena padakedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk
berlebihan(Prawihardjo, 2005).
d. Riwayat Penyakit Ibu
471.

Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin

sepertihipertiroid, diabetes dan lain-lain (Prawihardjo, 2005).Hipertiroid pada


kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan
naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan
kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalamigangguan haid ataupun

kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul
dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.
472.
473.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

474.

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengankehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
475.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi

muntahyang sering.
476.

3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan

berhubungandengan informasi yang tidak adekuat.


477.
478.

Intervensi

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangannutrisi dan
cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.
479.

Tujuan : Nutrisi terpenuhi

480.

Kriteria Hasil :

481.

1.Berat badan tidak turun.

482.

2.Pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan.

483.

3.Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep

484.

Intervensi

485.

a. Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu / sekarang

denganmenggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.


486.

b. Monitor tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, mukosa mulut dan diuresis.

487.

c. Monitor intake dan output cairan.

488.

d. Singkirkan sumber bau yang dapat membuat pasien mual, seperti :

deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan pembersih mulut.


489.

e. Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya.

Berikaninforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum.


490.

f. Tingkatkan jumlah makanan padat dan minuman perlahan sesuai

dengankemampuan.
491.

g. Anjurkan pasien untuk minum dalam jumlah sedikit tapi sering.

492.
493.

2.Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi

muntahyang sering.
494.

Tujuan : Nyaman terpenuhi

495.

Kriteria Hasil :

496.

1. Nyeri berkurang / hilang

497.

2. Ekspresi wajah tenang / rilek, tidak menunjukan rasa sakit.

498.

Intervensi :

499.

a. Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi dan intensitas)

500.

b. Atur posisi tidur senyaman mungkin sesuai dengan kondisi pasien.

501.

c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.

502.

d. Jelaskan penyebab nyeri pada pasien dan keluarga pasien.

503.

e. Beri kompres hangat pada daerah nyeri.

504.

f. Kaji tanda-tanda vital.

505.

g. Kolaborasi medis untuk pemberian obat-obatan analgetika dan

antiemetik.
506.
507.

3.Kurang

pengetahuan

tentang

proses

penyakit

dan

pengobatan

berhubungandengan informasi yang tidak adekuat.


508.

Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan meningkat.

509.

Kriteria Hasil :

510.

1. Pasien dapat mengetahui penyakitnya.

511.

2. Dapat mendemonstrasikan perawatan diri dan mengungkapkan secara

verbal,mengerti tentang instruksi yang diberikan.


512.

3. Pasien kooperatif dalam program pengobatan.

513.

Intervensi :

514.

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya, gejala, dan

tanda, serta yang perlu diperhatikan dalam perawatannya.


515.

b. Beri penjelasan tentang proses penyakit, gejala, tanda dan hal-hal yang

perludiperhatikan dalam perawatan dan pengobatan.


516.

c. Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan pengobatan.

517.

d. Jelaskan tentang pentingnya istirahat total.

518.

e. Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal

dansuplemen vitamin / zat besi setiap hari.


519.

f. Evaluasi motivasi / sikap, dengan mendengar keterangan klien dan

memintaumpan balik tentang informasi yang diberikan.


520.

g. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan

hal- haltabu selama kehamilan


521.
522.
523.
524.

PLASENTA PREVIA

525.
526.

Definisi :

527.

- Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim,

sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum (OUI).
528.

- Plasenta yang ada di depan jalan lahir.

529.

- (prae = di depan, vias = jalan), jadi yang di maksud adalah plasenta

implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau sebahagian jalan lahir
(Ostium Uteri Internium).
530.
531.

Faktor Predisposisi :

532.

1. Multiparitas dan umur lanjut ( >/ = 35 tahun).

533.

2. Defek vaskularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atrofik

dan inflamatorotik.
534.

3. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,

Kuret, dll).
535.

4. Chorion leave persisten.

536.

5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima

hasil konsepsi.
537.

6. Konsepsi dan nidasi terlambat.

538.

7. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.

539.
540.

KLASIFIKASI

541.

Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomik

melainkan fisiologik. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu.


Umpamanya, plasenta previa total pada pembukaan 4 cm mungkin akan berubah
menjadi plasenta previa pada pembukaan 8 cm. Beberapa klasifikasi plasenta
previa:
542.
543.

a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4 -5 cm

1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta

menutupi seluruh ostea.


544.

2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan

ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :


545.

2.1 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.

546.

2.2 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.

547.

2.3 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostea yang
ditutupi plasenta.

548.
549.

b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :

550.

1. Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi uri.

551.

2. Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi uri.

552.

3. Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan

Pada periksa dalam tak teraba.


553.
554.
555.

c. Menurut Browne:

1. Tingkat I, Lateral plasenta previa :

556.

Pinggir bawah plasenta berinsersi sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak

sampai ke pinggir pembukaan.


557.

2. Tingkat II, Marginal plasenta previa:

558.

Plasenta mencapai pinggir pembukaan (Ostea).

559.

1. Gejala klinis

560.

a. Gejala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab tanpa rasa

nyeri dari biasanya berulang darah biasanya berwarna merah segar.


561.

b. Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai kelainan letak

janin.
562.

c. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak

fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat
dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya (reccurent bleeding)
biasanya lebih banyak.
563.
564.

d. Janin biasanya masih baik.

2. Pemeriksaan in spekulo

565.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri

eksternum atau dari kelainan cervix dan vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium
uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
566.

3. Penentuan letak plasenta tidak langsung

567.

Dapat dilakukan dengan radiografi, radio sotop dan ultrasonografi. Akan tetapi

pada pemerikasaan radiografi clan radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya
radiasi sehingga cara ini ditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya
radiasi dan rasa nyeri dan cara ini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta.
568.

4. Penentuan letak plasenta secara langsung

569.

Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.

Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks
posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari
kita. Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di masukkan hati-hati kedalam OUI
untuk meraba adanya jaringan plasenta.
570.
571.
572.

PENANGANAN

Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester ketiga,

dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena pendarahan
yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi
darah.
573.

Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung kepada :

574.

Keadaan umum pasien, kadar hb.

575.

Jumlah perdarahan yang terjadi.

576.

Umur kehamilan/taksiran BB janin.

577.

Jenis plasenta previa.

578.

Paritas clan kemajuan persalinan.


579.
580.

Penanganan Ekspektif

581.

Kriteria : - Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

582.

- Perdarahan sedikit

583.

- Belum ada tanda-tanda persalinan

584.

- Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.

585.

Rencana Penanganan :

586.

1. Istirahat baring mutlak.

587.

2. Infus D 5% dan elektrolit

588.

3. Spasmolitik. tokolitik, plasentotrofik, roboransia.

589.

4. Periksa Hb, HCT, COT, golongan darah.

590.

5. Pemeriksaan USG.

591.

6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.

592.

7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien ditunggu sampai

kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif.


593.
594.

Penanganan aktif

595.

Kriteria

596.

umur kehamilan >/ = 37 minggu, BB janin >/ = 2500 gram.

597.

Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.

598.

Ada tanda-tanda persalinan.

599.

Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb < 8 gr%.

600.

Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau partus pervaginum, dilakukan

pemeriksaan dalam kamar operasi, infusi transfusi darah terpasang.


601.
602.

Indikasi Seksio Sesarea :

603.

1. Plasenta previa totalis.

604.

2. Plasenta previa pada primigravida.

605.

3. Plasenta previa janin letak lintang atau


letak sungsang

606.

4. Anak berharga dan fetal distres

607.

5. Plasenta previa lateralis jika :

608.

Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.

609.

Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.

610.

Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).

611.

6. Profause bleeding, perdarahan sangat


banyak dan mengalir dengan cepat.
612.
613.

Partus per vaginam.

614.

Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara

dan anak sudah meninggal atau prematur.


615.

1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika

hid lemah, diberikan oksitosin drips.


616.

2. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC.

617.

3. Tindakan versi Braxton-Hicks dengan pemberat untuk menghentikan perdarahan

(kompresi atau tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada
keadaan darurat, anak masih kecil atau sudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk melakukan
operasi.
618.
619.

KOMPLlKASI

620.

1. Perdarahan dan syok.

621.

2. Infeksi.

622.

3. Laserasi serviks.

623.

4. Plasenta akreta.

624.

5. Prematuritas atau lahir mati.

625.

6. Prolaps tali pusar.

626.

7. Prolaps plasenta.

627.
628.
629.

PROGNOSIS

Dengan penanggulangan yang baik seharusnya kematian ibu karana plasenta

rendah sekali atau tak ada sama sekali. Sejak diperkenalkannya penanganan pasif pada tahun
1945, kematian perinatal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini
kematian perinatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama.
630.
631.
632.

SOLUSIO PLACENTA

633.

A. Definisi

634.

Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta

yang berimplantasi normal pada kehamilan di atas 22 minggu dan sebelum anak
lahir
635.
636.

B. Frekuensi

637.

Solusio plasenta terjadi kira-kira 1 di antara 50 persalinan. Di rumah sakit

Dr. Gipto Mangunkusumo antara tahun 1968-1971 Solusio plasenta terjadi pada
kira-kira 2,1 % dari seluruh persalinan, yang terdiri dari 14 % Solusio plasenta
sedang, dan dan 86% Solusio plasenta berat. Solusio plasenta ringan jarang di
diagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat datang ke rumah sakit; atau
tanda-tanda dan gejalanya terlampau ringan, sehingga tidak menarik perhatian
penderita maupun dokternya.
638.
639.

C. Etiologi

640.

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui pasti.

Meskipun demikian ada beberapa factor yang diduga mempengaruhi nya, antara
lain :
641.

1. penyakit hipertensi menahun

642.

2. pre-eklampsia

643.

3. tali pusat yang pendek

644.

4. trauma

645.

5. tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior

646.

6. uterus yang sangat mengecil ( hidramnion pada waktu ketuban pecah,

647.

kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir )

648.

Di samping hal-hal di atas, ada juga pengaruh dari :

649.

1. umur lanjut

650.

2. multiparitas

651.

3. ketuban pecah sebelum waktunya

652.

4. defisiensi asam folat

653.

5. merokok, alcohol, kokain

654.

6. mioma uteri

655.
656.

D. Klasifikasi

657.

Secara klinis solusio plasenta dibagi dalam :

658.

1. solusio placenta ringan

659.

2. solusio placenta sedang

660.

3. solusio placenta berat

661.

Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai derajat

terlepasnya placenta. Pada solusio placenta, darah dari tempat pelepasan mencari
jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari
serviks dan terjadilah solusio placenta dengan perdarahan keluar / tampak.
Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang placenta
membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam/
tersembunyi. Kadangkadang darah masuk ke dalam ruang amnion sehingga
perdarahan tetap tersembunyi.
662.
663.

E. Patologi

664.

Solusio placenta dimulai dengan perdarahan dalam desidua basalis,

kemudian terjadi hematom dalam desidua yang mengangkat lapisan-lapisan di


atasnya. Hematom ini makin lama makin besar sehingga placenta terdesak dan
akhirnya terlepas. Jika perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu hanya akan
mendesak jaringan placenta, belum mengganggu peredaran darah antara uterus

dan placenta, sehingga tanda dan gejalanya pun tidak jelas. Setelah placenta lahir
baru didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah
lama yang berwarna kehitaman.
665.

Perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang

teregang oleh kehamilan itu tak mampu untuk berkontraksi lebih untuk
menghentikan perdarahan. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah
besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh placenta akan terlepas. Sebagian
akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus
selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban, atau mengadakan ekstravasasi
di antara serabut otot uterus. Bila ekstravasasi berlangsung hebat, maka seluruh
permukaan uterus akan berbercak unguatau biru, disebut uterus couvelaire. Uterus
seperti ini sangat tegang dan nyeri.
666.

Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,

banyak romboplastin akan masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi
pembekuan intravaskuler dimana-mana, menyebabkan sebagian besar persediaan
fibrinogen habis. Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan
gangguan pembekuan darah pada uterus maupun alat-alat tubuh lainnya. Perfusi
ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan intravaskuler. Oliguria dan
proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang masih dapat
sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya
berakibat fatal. Nasib janin tergantung dari luasnya placenta yang lepas. Apabila
sebagian besar atau seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian
janin. Apabila sebagian kecil yang lepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali
atau mengakibatakan gawat janin. Waktu adalah hal yang sangat menentukan
dalam beratnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal dan nasib janin.
Makin lama sejak terjadinya solusio placenta sampai persalinan selesai, makin
hebat komplikasinya.
667.

F. Gejala klinis

668.

1. Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his.

669.

2. Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan

670.

banyaknya darah yang keluar.

671.

3. Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi uterus

bertambah
672.

dengan darah yang berkumpul di belakang placenta sehingga uterus

teregang
673.

(uterus en bois).

674.

4. Palpasi sukar karena rahim keras.

675.

5. Fundus uteri makin lama makin naik

676.

6. Bunyi jantung biasanya tidak ada

677.

7. Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus (karena isi

uterus
678.

bertambah

679.

8. Sering ada proteinuri karena disertai preeclampsia

680.
681.

G. Diagnosis

682.

Diagnosis solusio plasenta didasarkan adanya perdarahan antepartum yang

683.

bersifat nyeri, uterus yang tegang dan nyeri. Setelah plasenta lahir,

ditemukan adanya
684.

impresi (cekungan) pada permukaan maternal plasenta akibat tekanan dari

hematom
685.

retroplasenta.

686.
687.

H. Gambaran klinik

688.

Solusio plasenta ringan

689.

Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu

ataupun janinnya. Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan


kehitaman dan jumlahnya sedikit sekali. Perut mungkin terasa agak sakit atau
terus menerus agak tegang. Uterus yang agak tegang ini harus diawasi terus
menerus apakah akan menjadi lebih tegang karena perdarahan terus menerus.
Bagian bagian janin masih mudah teraba.
690.

Solusio plasenta sedang

691.

Plasenta telah lepas lebih dari seperempatnya tapi belum sampai

duapertiga luas permukaannya. Tanda dan gejalanya dapat timbul perlahan-lahan


seperti solusio plasenta ringan, atau mendadak dengan gejala sakit perut terus
menerus, yang disusul dengan perdarahan pervaginam. Walaupun perdarahan
pervaginam tampak sedikit, mungkin perdarahan telah mencapai 1000ml. Dinding
uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin
sukar diraba. Bila janin masih hidup, bunyi jantungnya sukar didengar dengan
stetoskop biasa, harus dengan stetoskop ultrasonic. Tanda-tanda persalinan
biasanya telah ada dan akan selesai dalam waktu 2 jam. Kelainan pembekuan
darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi, walaupun biasanya terjadi pada
solusio plasenta berat.
692.

Solusio plasenta berat.

693.

Plasenta telah lepas lebih dari duapertiga permukaannya. Terjadi sangat

tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam syok dan janin telah meninggal. Uterus
sangat tegang seperti papan, sangat nyeri, perdarahan pervaginam tidak sesuai
dengan keadaan syok ibu, malahan mungkin , perdarahan pervaginam belum
sempat terjadi. Besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan
kelainan ginjal.
694.
695.

I. Komplikasi

696.

Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang

terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung. Komplikasinya antara lain :


697.

Perdarahan

698.

Perdarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hampir tidak

dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera. Persalinan dapat


dipercepat dengan pemecahan ketuban dan pemberian infus dengan oksitosin.
Bila persalinan telah selesai, penderita belum bebas dari bahaya perdarahan
postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat untuk menghentikan
perdarahan pada kala 3, dan kelainan pembekuan darah. Kontraksi uterus yang
tidak kuat itu disebabkan oleh ekstravasasi darah diantara otot-otot miometrium,
seperti yang terjadi pada uterus couvelaire. Apabila perdarahan postpartum itu

tidak dapat diatasi dengan kompresi bimanual uterus, pemberian uterotonika,


maupun pengobatan kelainan pembekuan darah, maka tindakan terakhir adalah
histerektomia atau pengikatan arteri hipogastrika.
699.

Kelainan pembekuan darah.

700.

Kelainan pembekuan darah biasanya disebabkan oleh hipofibrinogenemi.

Page (1951) dan Schneider (1955) menerangkan dengan masuknya tromboplastin


ke dalam peredaran darah ibu akibat terjadinya pembekuan darah retroplasenta,
sehingga terjadi pembekuan darah intravascular dimana-mana, yang akan
menghabiskan faktor-faktor pembekuan darah lainnya, terutama fibrinogen. Kadar
fibrinogen plasma normal pada wanita hamil cukup bulan ialah 450mg% ,
berkisar antara 300-700mg% dalam 100cc. Di bawah 150mg per 100cc disebut
hipofibrinogenemi. Apabila kadar fibrinogen lebih rendah dari 100mg% per
100cc, akan terjadi gangguan pembekuan darah. Kecurigaan akan adanya
kelainan pembekuan darah harus dibuktikan dengan pemeriksaan secara
laboratorium.

701.

Penentuan kuantitatif kadar fibrinogen

702.

Pengamatan pembekuan darah untuk menentukan :

Waktu pembekuan darah


Besarnya dan kemantapan bekuan darah
Adanya factor seperti heparin (antikoagulansia) dalam peredaran darah
Adanya fibrinolisin dalam peredaran darah
Hitung trombosit
Penentuan waktu protrombin
Penentuan waktu tromboplastin
703.

Penentuan fibrinogen secara laboratoris memakan waktu yang lama. Oleh

karena itu untuk keadaan akut baik dilakukan clot observation test,dengan cara:

704.

Terjadinya hipofibrinogenemi

705.

Biasanya koagulopati terjadi dalam 2 fase yaitu :

Fase 1: Pada pembuluh darah terminal (arteriol, kapiler, venol) terjadi pembekuan darah,
disebut disseminated intravascular clotting. Akibatnya peredaran darah kapiler terganggu.
Jadi, pada fase 1 turunnya kadar fibrinogen disebabkan pemakaian zat tersebut maka fase
1 disebut juga koagulopati konsumtif. Diduga bahwa hematom retroplasenta
mengeluarkan tromboplastin yang menyebabkan pembekuan intravascular tersebut.

Akibat gangguan mikrosirkulasi, terjadi kerusakan jaringan pada alat-alat yang penting
karena hipoksia. Kerusakan ginjal menyebabkan oliguri / anuri dan akibat gangguan

mikrosirkulasi ialah syok.


706.
Fase 2: Fase ini sebetulnya fase regulasi reparative ialah usaha badan untuk membuka
707.

kembali peredaran darah kapiler yang tersumbat. Usaha ini dilaksanakan dengan

fibrinolisis. Fibrinolisis yang berlebihan,akan menurunkan kadar fibrinogen hingga


terjadi perdarahan patologis.
708.
709.

J. Penanganan solusio plasenta

710.

Solusio plasenta ringan

711.

Apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu, perdarahannya kemudian

berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi tegang maka
penderita dapat dirawat secara konservatif di rumah sakit dengan observasi ketat.
712.

Solusio plasenta sedang dan berat

713.

Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio plasenta

bertambah jelas, atau dalam pemantauan USG daerah solusio plasenta bertambah
luas, maka pengakhiran kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi. Apabila janin
hidup, dilakukan sectio caesaria. Sectio caesaria dilakukan bila serviks panjang
dan tertutup, setelah pemecahan ketuban dan pemberian oksitosin dalam 2 jam
belum juga ada his. Apabila janin mati, ketuban segera
714.

dipecahkan untuk mengurangi regangan dinding uterus disusul dengan

pemberian infuse oksitosin 5 iu dalam 500cc glukosa 5% untuk mempercepat


persalinan.
715.

Pengobatan Umum :

a. Transfusi darah.
716.

Transfusi darah harus segera diberikan tidak peduli bagaimana keadaan

umum penderita waktu itu. Karena jika diagnosis solusio placenta dapat ditegakkan itu
berarti perdarahan telah terjadi sekurangkurangnya 1000ml.
b. Pemberian O2
c. Pemberian antibiotik
d. Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi.

717.
718.

Pengobatan Khusus :

a. Terhadap hipofibrinogenemi : substitusi dengan human fibrinogen 10 gr atau darah

segar dan menghentikan fibrinolisis dengan trasylol (proteinase inhibitor) 200.000 iu


diberikan IV, selanjutnya jika perlu 100.000 iu / jam dalam infus. Pemberian 1 gram
fibrinogen akan meningkatkan kadar fibrinogen darah 40 mg%.
719. Jadi apabila kadar fibrinogen sangat rendah atau tidak ada sama sekali, diperlukan
sekurangnya 4 gram fibrinogen untuk menaikkan di atas kadar kritis fibrinogen darah 150mg
%. Biasanya diperlukan 4-6 gram fibrinogen yang dilarutkan dalam glucosa 10%, diberikan
IV perlahan-lahan selama 15-30 menit. Apabila tidak ada fibrinogen, transfusikan darah segar
yang mengandung kira-kira 2 gram fibrinogen per 1000ml.Sehingga dengan transfusi darah
lebih dari 2000ml, kekurangan fibrinogen dalam darah dapat diatasi.
720.

b. Untuk merangsang diuresis : manitol, diuresis yang baik lebih dari 30- 40cc/jam.

721.

c. Pimpinan persalinan pada solusio plasenta bertujuan untuk mempercepat persalinan

sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam 6 jam. Apabila persalinan tidak selesai atau
diharapkan tidak akan selesai dalam waktu 6 jam setelah pemecahan selaput ketuban dan infus
oksitosin , satu-satunya cara adalah dengan melakukan sectio caesaria.
722.

d. Histerektomi dilakukan bila ada atonia uteri yang berat yang tidak dapat diatasi dengan

usaha-usaha yang lazim.


723.
-

Alasan :

Bagian placenta yang terlepas meluas


Perdarahan bertambah
Hipofibrinogenemi menjelma atau bertambah
724.
725.

K. Prognosis

726.

Prognosis ibu tergantung dari luasnya placenta yang terlepas dari dinding

uterus, banyaknya perdarahan, derajat kelainan pembekuan darah, ada tidaknya


hipertensi menahun atau pre eklampsia, tersembunyi tidaknya perdarahannya dan
jarak waktu antara terjadinya solusio placenta sampai pengosongan uterus.
Prognosis janin pada solusio placenta berat hampir 100% mengalami kematian.
Pada solusio placenta ringan dan sedang kematian janin tergantung dari luasnya
placenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya kehamilan. Perdarahan yang
lebih dari 2000ml biasanya menyebabkan kematian janin.Pada kasus solusio

placenta tertentu sectio caesaria dapat mengurangi angka kematian janin.


Persediaan darah secukupnya akan sangat membantu memperbaiki prognosis ibu
dan janinnya.
727.
728.

Komplikasi Hemoragi pada awal Masa Kehamilan

729.

Penyebab yang paling sering terjadi pada masa awal kehamilan termasuk

aborsi, kehamilan ektopik, dan mola hidatidiform.


1

Aborsi
730.

Terminasi kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup dapat

berkembang dan bertahan hidup. Di AS, penjelasan ini dibatasi dengan masa
sebelum minggu ke-20 kehamilan atau pelahiran janin dengan berat badan
<500gram.
731.
Aborsi berbeda dengan kelahiran prematur

yang berarti terminasi

kehamilan, baik secara spontan atau secara terapeutik, setelah janin dapat
bertahan hidup, tetapi belum mencapai aterm yaitu masa sebelum akhir minggu
gestasi ke-37
732.
733.
Tipe aborsi:
734.
Aborsi spontan: aborsin yang terjadi secara alami
735.
Aborsi yang diinduksi: aborsi buatan baik untuk alasan terapeutik maupun
alas an lainnya.
736.
737.
Gambaran klinis:
738.
Gejala awal yang hampir selalu ada adalah perdarahan akibat adanya
pemisahan antara ovum yang telah dibuahi di uterus. Perdarahan yang terjadi
biasanya ringan pada awalnya kemudian akan terjadi selama berhari-hari sebelum
terjadinya kram uterus atau perdarahan dapat diikuti dengan segera oleh kram
uterus. Kontraksi uterus dapat mengalami pelunakan dan membuat serviks
melebar dan akan menyebabkan pengeluaran hasil konsepsi yang komplit atau
tidak komplit
739.
740.
Penyebab:
Adanya kelainan bawaaan pada embrio, trofoblast yang abnormal atau keduanya.
Aborsi trisemester pertama, 80% dikaitkan dengan kelainan pada embrio atau
trofoblast yang abnormal.

infeksi seperti pneumonia, pielitis, dan demam tifoid


Kelainan endokrin yang dapat memengaruhi kadar progesterone dan estrogen data

mengubah lapisan endometrium uterus dan dapat menyebabkan aborsi.


Kelainan pada saluran genetalia, serviks yang pendek, atau malformasi uterus.
Pengobatan dietilstilbesterol selama kehamilan
Cedera atau aktivitas yang berlebihan, jtuh, kecelakaan, trauma, kecemasan atau
keletihan yang sangat hebat
741.

742.

Penatalaksanaan medis:

Dianjurkan tirah baring


Tidak melakukan aktivitas seksual
Rawat inap jika perdaraha bertambah banyak dan diikuti oleh kram uterus
Terapi IV pengganti cairan dan transfuse sesuai kebutuhan
Oksitosin untuk megeluarkan sisa konsepsi pada abortus inkomplit
Pembedahan jika oksitosin tidak efektif
Missed abortion dimana janin meninggal tetapi masih tertinggal dalam utrus

biasanya keluar dalam waktu 4-5 minggu, jika tidak maka perlu pembedahan
Terapi antibiotic dibutuhkan jika terjadi infeksi
Ig Rho (Rhogam) pada wanita Rh negative yang belum mendapatkan sensitisasi

sebelumnya dalam 72 jam


743.
744.
Inkompetensi serviks
745.
Merupakan kelainan

mekanis

pada

serviks.

Kelainan

tersebut

menyebabkan mulut serviks melebar sebelum waktunya selama trisemester kehamilan


ke II yang menyebabkan aborsi berulang habitual lambat atau persalinan preterm.
746.
Penyebab:
747.
Anomaly congenital pada uterus atau serviks
748.
Trauma sebelumnya
749.
Gejala:
750.
Dilatasi yang tidak nyeri
751.
Adanya lendir disertai darah
752.
Penonjolan ketuban
753.
Penatalaksanaan
754.
Ketika terjadi keguguran secara berulang pada trisemester kedua akbiat
adanya factor anatomis maka terapi pembedahan yang disebut cerclage harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya relaksasi dan dilatasi serviks.
755.
756. Kehamilan ektopik

757.

Merujuk pada gestasi yang berimplantasi di luar rongga uterus. Sebagian

besar kehamilan ektopik merupakan kehamilan tuba yang terletak di bagian ampula
tuba falopi; bagian istmus merupakan tempat terjadinya kehamilan tuba berikutnya.
Tipe lainnya yang terjadi sekitar 5% kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi
di interstitial, kornu, serviks, abdomen dan ovarium.
758.
759.
Dalam 12 minggu pertama kehamilan, ruptur terjadi paling sering dalam
lumen tuba, dan hasil konsepsi bersamaan dengan darah dalam jumlah yang besar
akan melewati ujung fimbrae tuba masuk ke dalam rongga peritoneum,
760.
761.
Gambaran klinis:
762.
Pada kehamilan ektopik awal seringkali tidak terdapat tanda dan gejala.
Walaupun demikian, saat terjadi rupturakan terjadi manifestasi klasik
763.
Gambaran klinisnya sangat bervariasi yang tergantung pada tempat
implantasinya. Pada kasus kehamilan ektopik yang tidak nmengalami rupture
ketidaknyamanan yang tidak nyata dan berbagai ketidaknyamanan dapat terjadi.
Perdarahan per vaginsa yang terjadi ketika embrio mati dan desidua mulai meluruh.
Sering kalin terlihat seperti darah yang pudar dan coklat gelap.
764.
Dalam 3-5 minggu setelah setelah klien tidak mengalami menstruasi, klien
dapat mengalami nyeri abdominal. Nyeri adalah gejala yang paling dominan pada
rupture tuba dan dapat terlokalisasi pada salah satu bagian atau tersa di seluruh
abdomen.nyeri dapat alih ke bahu jika terjadi perdarahan di intraperitonemu yang
menyebar ke diagfragma dan mengiritasi saraf fernikus.

Gejala lain: pingsan,

hipotensi, takikardi serta terjadi gejal syok lain tergantung jumlah darah yang hilang.
765.
766.
Penyebab:
767.
Semua kondisi yang mempersempit tuba atau membuat tuba mengalami
konstriksi. Kadang lumen cukup untuk masuknya spermatozoa namun tidak
memungkinkan untuk pasase ovum yang telah dibuahi
768.
Penyebab penyempitan lain:
769.
Riwayat radang panggul yang sebelumnya mengenai mukosa tuba dan
mengakibatkan aglutinasi parsial pada permukaan yang berlawanan
770.
Riwayat proses inflamasi sebelumnya pada permukaan peritoneum
eksternal tuba falopii
771.
Endometriosisdinding dan lumen tuba falopi

772.
pada tuba
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
780.

Kelainan perkembangan yang mengakibatkan penyempitan segmental


Pembedahan abdominal
Sterilisasi tuba
Penggunaan kontrasepsi oral progesterone dosis rendah
Merokok
IUD
Penatalaksanaan:
Pembedahan berupa salpingektomi dengan atau tanpa ooforektomi

ipsilateral
781.
782.
Mola hidatidiformis
783.
biasanya berupa suatu massa besar vilus korion yang membengkak,
kadang-kadang mengalami dilatasi kistik, dan secara makroskopis tampak seperti
anggur. Vilus yang membengkak ditutupi oleh epitel korion dari yang banal hingga
sangat atipikal. Diketahui terdapat dua subtipe mola : mola komplet dan mola parsial.
Mola hidatidiformis komplet tidak memungkinkan terjadinya embriogenesis sehingga
tidak pernah mengandung bagian janin. Semua vilus korion abnormal, dan sel epitel
korion bersifat dploid (46,XX atau yang jarang 46,XY). Mola hidatidiformis parsial
masih memungkinkan pembentukan mudigah awal sehingga mengandung bagianbagian janin, memiliki beberapa vilus korion yang normal, dan hampir selalu triploid
(69,XXY). Kedua pola terjadi karena kelainan pembuahan; pada mola komplet,
sebuah telur normal dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu sperma diploid),
menghasilkan kariotipe diploid, sedangkan pada mola parsial sebuah sel telur normal
dibuahi oleh dua spermatozoa (atau satu sperma diploid) sehingga terbentuk kariotipe
triploid. (Kumar, 2007)
784.

Anda mungkin juga menyukai