Anda di halaman 1dari 5

BANKING

Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur BCA

Prestasi Team Work


di Tangan Dirigen BCA
Dari 1.220 perusahaan di Asia, Bank Central Asia (BCA) menjadi satusatunya perusahaan yang meraih kembali penghargaan Fabulaous 50
versi Forbes Asia. Forbes Asia melihat track record masing-masing
perusahaan dalam hal pendapatan, laba bersih, pergerakan modal dan
saham, serta prospeknya.
INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01

35

BANKING
Dari 1.220 perusahaan di Asia, Bank
Central Asia (BCA) menjadi satu-satunya
perusahaan yang meraih kembali
penghargaan Fabulaous 50 versi Forbes
Asia. Forbes Asia melihat track record
masing-masing perusahaan dalam hal
pendapatan, laba bersih, pergerakan
modal dan saham, serta prospeknya.
Penghargaan itu hanya satu dari sekian
banyak penghargaan yang dimiliki bank
yang sudah berusia 56 tahun tersebut.
BCA memang memiliki sejarah panjang
dalam mengelola kinerja sehingga
menjadi perusahaan yang terkemuka.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA,
mengatakan kunci sukses kiprah BCA
terletak pada pengembangan budaya
team work di antara seluruh lapisan
karyawan mulai dari yang terendah
sampai tertinggi. Ibarat sekelompok
orkestra, sebagai pemimpin tertinggi
BCA, Jahja menempatkan diri sebagai
dirigen.
Menurutnya dirigen yang baik tidak
harus tahu cara memainkan semua alat

36

musik tapi harus tahu menyajikan lagu


apa yang cocok di telinga pendengar.
Dirigen yang baik juga harus membangun
kerjasama diantara pemusik dan peka
terhadap nada-nada sumbang lalu
kemudian meluruskannya.

pendidikan gratis kepada para tamatan


SMU yang terjaring tersebut selama
2,5 tahun. Setelah lulus, para pelajar
tersebut diberi kebebasan untuk
memilih apakah bekerja di BCA atau
tidak.

Jadi semua produk harus kita sesuaikan


dengan nasabah kita. Kita juga harus
menyajikan produk-produk yang pas
untuk mereka, tutur Jahja kepada
Majalah INTEGRITAS. Dan orkestra
musik tak mungkin kita mainkan sendiri,
makanya harus ada team work diantara
semua lapisan karyawan.

Bila mereka mau bekerja di BCA,


status mereka kita anggap S1, tetapi
bila tidak, status mereka tetap lulusan
SMU karena mereka tidak mendapat
sertifikat, jelas Jahja.

Selain budaya team work, Jahja juga


mengatakan pengembangan BCA saat
ini bergerak dari pengembangan kultur
yang mencoba mendidik dari internal
BCA itu sendiri. Salah satu program
perekrutan SDM yang tidak dimiliki
bank-bank lain yaitu BCA mencari
tamatan pelajar SMU yang berlatar
belakang keluarga tidak mampu.
BCA kemudian bekerja sama dengan
beberapa universitas terkemuka seperti
Universitas Trisakti untuk memberi

INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01

BCA menggunakan cara ini untuk


mendapatkan pekerja yang loyal,
pekerja keras dan meminimalisir
pembajakan karyawan dari bank lain
yang banyak terjadi pada karyawan
bank yang berpendidikan S-1. Program
ini sudah berjalan enam tahun, dan
90 persen pekerja BCA berasal dari
program tersebut karena itu program
ini tetap kita lanjutkan, papar pria
yang menduduki kursi direksi di BCA
sejak Oktober 1990.
Dengan memiliki team work yang
solid dan pekerja yang loyal, tidak

mengherankan bila pertumbuhan


laba BCA terus meningkat dari tahun
ke tahun. Di tengah situasi dengan
berbagai tantangan yang ditandai oleh
perlambatan pertumbuhan ekonomi,
tekanan inflasi yang lebih tinggi dan
melemahnya nilai tukar rupiah, BCA
mencatat laba bersih sebesar Rp 10,4
triliun dalam sembilan bulan pertama
2013. Ada peningkatan 25,2 persen
dari Rp 8,3 triliun pada periode yang
sama 2012.
Ada beberapa faktor penyebab BCA
berhasil membukukan kinerja usaha
yang memuaskan dengan posisi
likuiditas dan permodalan yang
kokoh. Pertama, BCA melihat likuiditas
bertambah ketat, karena itu mereka
menaikkan bunga deposito. Kedua, BCA
juga melihat suasana makro-ekonomi,
yakni ketika BI rate disesuaikan, BCA
kemudian menaikkan bunga pinjaman.
Tapi bunga pinjaman BCA diklaim Jahja
masih relatif di bawah bank-bank
lain. Lalu dana cadangan BCA yang
disediakan khusus bagi nasabah yang
menarik pinjaman yang ditempatkan

di Bank Indonesia, ternyata bunganya


juga naik cukup tinggi dari 3,7 persen
menjadi 5,7 6 persen.

dan bekerjasama dengan BTN yaitu


memberi bunga pinjaman ke BTN
dengan bunga rendah.

Jadi kalau dilihat secara keseluruhan


memang ada peningkatan margin
kita, itu yang menyebabkan labanya
meningkat menjadi 25 persen,
paparnya.

Tahun lalu kita berikan dana dua


triliun, ujar Jahja.

Pada saat krisis global 2008, BCA juga


mampu bertahan dari dampak krisis
karena menurut Jahja mereka lebih
berhati-hati dan menangani proses
pelepasan pinjaman serta menjaga
likuiditas sehingga bila terjadi masa
susah, likuiditas selalu tersedia.
Untuk saat ini dan ke depan, BCA tetap
fokus di pasar-pasar perusahaan dan
pengusaha. BCA akan memperkuat
payment system agar bisa lebih
baik melayani lebih dari 11 juta
nasabahnya. Tiga tahun terakhir BCA
juga cukup sukses mendalami bisnis
KPR untuk kelas menengah ke atas.
Sedangkan untuk pangsa pasar strata
menengah ke bawah, BCA membantu

BCA Siap Hadapi Pasar Global


Jahja mengakui tantangan terbesar
BCA saat ini adalah bersaing dengan
sesama bank besar lainnya seperti BRI,
Mandiri dan BNI. Mulai dari persaingan
besarnya bunga, servis, dan produk.
Namun Jahja mengakui BCA tetap
melakukan kerjasama dengan ketiga
bank tersebut untuk menyediakan
sarana bagi pinjaman-pinjaman besar
seperti untuk BUMN.
Menghadapi
tantangan
global,
BCA tetap akan fokus melakukan
pengembangan di Indonesia dan tidak
berniat untuk mendirikan cabang di
luar negeri.
Untuk menghadapi AFTA, kita juga
harus perkuat di dalam negeri, jelas

INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01

37

BANKING
Jahja.
Dia optimistis perbankan di Indonesia
semakin kuat dan siap bersaing dengan
pihak asing. Sebab, bila dibandingkan
dengan 1998, kini perbankan di
Indonesia sudah banyak dikelola
orang-orang profesional, tidak lagi
berdasarkan silsilah keluarga.
Selain itu, menurut dia pengawasan
yang dilakukan BI terhadap bank-bank
juga semakin ketat. BCA juga sudah
menjadi perusahaan publik sehingga
lebih transparan dan siap menghadapi
tantangan. Coba Anda bandingkan,
sebelum tahun 1998 bank-bank asing
cukup kuat posisinya di Indonesia,
sekarang kan sudah terbalik.
Bagaimana
BCA
mengantisipasi
terjadinya kejahatan perbankan yang
semakin marak saat ini, terutama
pembobolan ATM dan kartu kredit?
Jahja menjelaskan, ada beberapa cara
untuk mengatasinya. Khusus untuk
kartu kredit, karyawan BCA akan
terlebih dulu meminta referensi dari
nasabah lama, kemudian langsung
mengecek ke alamat di dalam aplikasi.
Sedangkan untuk kejahatan di ATM,
ada dua jenis kekerasan disana.
Untuk kejahatan dalam bentuk
pencurian mesin ATM atau penodongan
saat mengisi uang, pihak bank memang
tidak bisa berbuat banyak kecuali
bergantung pada pihak keamanan.
Sedangkan untuk kejahatan jenis kedua,
ia menyebutnya white crime, seperti
yang dilakukan sindikat internasional
di Bali, penjahat memasang rekaman di
seluruh ATM BCA kemudian merekam
transaksi nasabah.
Untuk kejadian seperti ini, semua
kerugian nasabah kita ganti, tuturnya.
Akan tetapi, kejahatan yang terjadi
karena kecerobohan nasabah, misalnya
menyimpan PIN sembarangan, tidak
akan mendapat ganti rugi.

38

Untuk SDM di BCA, Jahja mengakui


BCA memang banyak menggunakan
pekerja kontrak. Ia mengistilahkan
dengan Bakti BCA, yakni para pekerja
untuk bagian-bagian tertentu, misalnya
teller, akan magang selama tiga tahun.
Selama tiga tahun tersebut, si pekerja
akan mendapat banyak pengalaman
dan pengetahuan tentang perbankan.
Tak bisa disangkal, di Indonesia sarjana
memang banyak tapi hanya sedikit
yang siap pakai. Karena itulah, BCA
melakukan cara ini, sekalipun mereka
harus merekrut tiga ribuan pekerja
kontrak.
BCA mengambil sisi positifnya karena
perputaran pekerja akan berlangsung
terus. Apalagi untuk tenaga-tenaga
lapangan, BCA membutuhkan pekerja
yang muda dan energik agar mampu
melayani nasabah dengan baik.
Itu alasannya kami masih menggunakan
tenaga magang. Intinya, mereka dilatih
bekerja selama tiga tahun setelah itu
mereka bebas. Yang bagus-bagus kita
rekrut sebagai tenaga tetap. Ada juga
outsourcing, misalnya tenaga sekuriti,
jelas Jahja.
BCA juga masih menggunakan tenaga
debt collector dan berusaha melatih
mereka dengan baik agar menjalankan
tugasnya dengan baik tanpa melanggar
hukum.
Pertumbuhan Ekonomi Tak Perlu
Dipaksa
Dalam melihat perekonomian nasional,
Jahja lebih setuju bila pemerintah
menargetkan pertumbuhan ekonomi
di bawah enam persen. Sebab, ibarat
mesin, bila dipacu terus maka akan
kepanasan dan akhirnya meledak,
seperti pada 1998, terjadi krisis
ekonomi.
Pertumbuhan kita saat itu luar biasa
tinggi, tapi begitu meledak akhirnya

INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01

menjadi minus 30 persen, ujar Jahja


yang menambahkan bahwa Cina
juga sedang menurunkan target
pertumbuhan ekonomi.
Karena pertumbuhan ekonomi terus
digenjot, akhirnya kurs Indonesia
juga menjadi kacau karena impor
semakin besar. Impor semakin tinggi
untuk memenuhi kebutuhan produksi
ekonomi domestik.
Mulai bahan makanan, obatobatan, minuman, mobil, motor, itu
komponennya semua diimpor, ujar
Jahja. Bila ekonomi domestik terus
dipacu tapi tidak mendorong ekspor
maka kurs meledak. Ini yang bahaya,
jadi harus dijaga antara ekspor dan
impor.
Untuk pembenahan ekonomi mikro,
menurut Jahja yang paling penting
adalah menyeimbangkan dengan
penciptaan lapangan kerja. Kalau hanya
menambah pengusaha mikro maka
permintaan barang akan bersaing dan
mematikan pengusaha lainnya. Tapi
ekonomi mikro akan berkembang kalau
ada penambahan tenaga kerja.
Tenaga kerja itu kan modalnya tidak
cuma tenaga, dia dapat gaji, dia beli
barang. Nah, begitu ada permintaan
meningkat, di situlah bisnis mikro
dikembangkan. Jadi harus sejalan,
paparnya.
Menghargai Semua orang
Sukses berkarier di bidang perbankan
sampai Dirut PT BCA Tbk., merupakan
hal yang sangat disyukuri ayah dia anak
ini. Mengingat latar belakang keluarga
Jahja yang berasal dari keluarga paspasan. Ayahnya adalah kasir di BI dan
tentu saja gaji pegawai BI pada masa
itu tidak sebesar sekarang.
Kami juga baru bisa beli rumah ketika
ayah pensiun dari BI, kenangnya.

Berbekal intelektualitas di atas ratarata, Jahja pun bisa kuliah di Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia. Untuk
mencukupi uang saku sehari-hari,
ia sempat menjajakan kaset video
rental ke rumah-rumah. Kebetulan,
salah seorang pelanggan setia yang
menyewa kaset adalah Rudi Cappelle.
Jahja pun diajaknya untuk bergabung
di Kalbe Farma. Memang pada saat
itu Kalbe Group sedang melakukan
peremajaan sistem akuntansi, termasuk
komputerisasi.

asisten manajer cost accounting, ujar


Jahja mengenang.

Pada tahun 1980 saya diajak


bergabung ke PT Kalbe Farma selaku

Pada awal 1989 Jahja mendapat


tawaran bekerja dari Kornferry, sebuah

Hanya dalam waktu empat tahun,


Jahja sudah menjabat senior finance
manager. Pada 1988, ia dipercaya
untuk menduduki jabatan sebagai
direktur keuangan di Kalbe Group yang
bertugas mengelola seluruh keuangan
dari Grup Kalbe. Saat itu, Grup Kalbe
memiliki bisnis di berbagai bidang,
seperti farmasi, properti, distributor,
kosmetik, Kodak film, travel, dan bank.

perusahaan headhunter dari Singapura.


Ia ditawari bekerja di Indomobil,
salah satu perusahaan grup Salim. Ia
dipertemukan dengan sejumlah jajaran
senior Indomobil, seperti almarhum
Angky Camaro, Subronto Laras. Di
Suzuki Mobil Group, Jahja menempati
posisi direktur keuangan.
Setahun berikutnya, Andree Halim
mengajak Jahja memasuki dunia
perbankan. Ketika itu Andre mengatakan
kepada Jahja bahwa dunia perbankan
sedang mengalami perkembangan yang
luar biasa besar. BCA membutuhkan
tenaga untuk melengkapi formasi
timnya. Jadilah Jahja bekerja di BCA
sebagai wakil kepala divisi.
Pada 1999 bintangnya semakin terang:
ia diangkat oleh BPPN menjadi Direktur
BCA. Enam tahun setelah itu, Jahja
sudah menjadi Wakil Presiden Direktur
BCA. Dan pada Mei 2011, dalam RUPS,
Jahja akhirnya diberi kepercayaan
menduduki kursi presiden direktur.
Dalam bekerja, Jahja memiliki prinsip
untuk menghargai semua orang
mulai dari level tertinggi sampai level
terendah. Namun bila ditanya siapa
tokoh idolanya, Jahja mengaku tidak
memiliki satu sosok yang menjadi
inspirator. Baginya, setiap orang
memiliki kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan dari sosok itulah yang
dijadikan inspirasi dalam hidup.
Jadi, bagi saya memang tidak ada figur
yang benar-benar menjadi panutan,
tutur pria yang hobi golf ini.
Memiliki dua putri yang sudah menikah
membuat beban Jahja sebagai orangtua
semakin ringan.
Kalau teman-teman saya bilang, PR
saya sudah beres, ujarnya, lagi-lagi
diiringi tawa.
Viktor/Ian

INTEGRITAS - Edisi 09 Tahun 01

39

Anda mungkin juga menyukai