Jahja Setiaatmadja
Presiden Direktur BCA
35
BANKING
Dari 1.220 perusahaan di Asia, Bank
Central Asia (BCA) menjadi satu-satunya
perusahaan yang meraih kembali
penghargaan Fabulaous 50 versi Forbes
Asia. Forbes Asia melihat track record
masing-masing perusahaan dalam hal
pendapatan, laba bersih, pergerakan
modal dan saham, serta prospeknya.
Penghargaan itu hanya satu dari sekian
banyak penghargaan yang dimiliki bank
yang sudah berusia 56 tahun tersebut.
BCA memang memiliki sejarah panjang
dalam mengelola kinerja sehingga
menjadi perusahaan yang terkemuka.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA,
mengatakan kunci sukses kiprah BCA
terletak pada pengembangan budaya
team work di antara seluruh lapisan
karyawan mulai dari yang terendah
sampai tertinggi. Ibarat sekelompok
orkestra, sebagai pemimpin tertinggi
BCA, Jahja menempatkan diri sebagai
dirigen.
Menurutnya dirigen yang baik tidak
harus tahu cara memainkan semua alat
36
37
BANKING
Jahja.
Dia optimistis perbankan di Indonesia
semakin kuat dan siap bersaing dengan
pihak asing. Sebab, bila dibandingkan
dengan 1998, kini perbankan di
Indonesia sudah banyak dikelola
orang-orang profesional, tidak lagi
berdasarkan silsilah keluarga.
Selain itu, menurut dia pengawasan
yang dilakukan BI terhadap bank-bank
juga semakin ketat. BCA juga sudah
menjadi perusahaan publik sehingga
lebih transparan dan siap menghadapi
tantangan. Coba Anda bandingkan,
sebelum tahun 1998 bank-bank asing
cukup kuat posisinya di Indonesia,
sekarang kan sudah terbalik.
Bagaimana
BCA
mengantisipasi
terjadinya kejahatan perbankan yang
semakin marak saat ini, terutama
pembobolan ATM dan kartu kredit?
Jahja menjelaskan, ada beberapa cara
untuk mengatasinya. Khusus untuk
kartu kredit, karyawan BCA akan
terlebih dulu meminta referensi dari
nasabah lama, kemudian langsung
mengecek ke alamat di dalam aplikasi.
Sedangkan untuk kejahatan di ATM,
ada dua jenis kekerasan disana.
Untuk kejahatan dalam bentuk
pencurian mesin ATM atau penodongan
saat mengisi uang, pihak bank memang
tidak bisa berbuat banyak kecuali
bergantung pada pihak keamanan.
Sedangkan untuk kejahatan jenis kedua,
ia menyebutnya white crime, seperti
yang dilakukan sindikat internasional
di Bali, penjahat memasang rekaman di
seluruh ATM BCA kemudian merekam
transaksi nasabah.
Untuk kejadian seperti ini, semua
kerugian nasabah kita ganti, tuturnya.
Akan tetapi, kejahatan yang terjadi
karena kecerobohan nasabah, misalnya
menyimpan PIN sembarangan, tidak
akan mendapat ganti rugi.
38
39