Anatomi Otak
(Sumber, Yien 2011)
Otak
mengatur
dan
mengkordinir
fungsi
sebagian
tubuhhomeostatis seperti
tubuh.
Otak
manusia
bertanggung
jawab
terhadap
tubuh
kanan.
Konsep
fungsional
ini
di
sebut
pengendalian kontrelateral.
(1) Lobus frontalis
Merupakan lobus terbesar, terletak pada fosa anterior. Area
ini dapat menerima informasi dari seluruh otak dan
menggabungkan
informasi-informasi
tersebut
menjadi
masalah,spontanitas,memori,bahasa,motivasi
kunci
untuk
koordinasi
mata
dan
jawab
terhadap
rasa,bau
kaki dingin
Dilatasi pada pupil
Hati mengeluarkan glukosa untuk energi cepat
Peristaltik makin lambat
Rambut berdiri
Peningkatan keringat
lobus
frontalis
cortex
cerebri.
Daerah
yang
convexa
parietooccipitalis,
facies
medialis
lobus
utnuk
Syaraf
Kranial
Olfaktorius
Optikus
Sensori
Okulomotorius
Motorik
Troklearis
Motorik
Komponen
Sensori
Fungsi
Sensasi
bau
penciuman
dan
Ketajaman penglihatan
Mengangkat
kelopak
mata ke atas, kontraksi
pupil, gerakan bola
mata keluar
6
7
Trigeminus
Abdusen
Facial
Motorik
Gerakan
mata
ke
bawah dan ke dalam
Motorik
Gerakan
rahang,
menutup rahang dan
mengunya
Motorik
dan
Vestibulo
Sensori
Gerakan otot
wajah,
dahi,
serta mulut
Glosofaringeu
s
Motorik
Keseimbangan
pendengaran
Sensori
Faring
:menelan,
refleks muntah
Motorik
Mengecap
atau
meraskan sesuatu
Motorik
10
Vagus
11
Assesorius
12
Hipoglosus
atau
sumber
perdarahan
berasal
dari
rongga
terakselerasi).
g) Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi,
merokok, dan kadar estrogen tinggi).
h) Konsumsi alcohol yang berlebihan.
i) Merokok.
j) Stress psikologis.
5. Patofisiologi
Infark serebri adalah berkurangnya suplay darah ke area tertentu
di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat.
Proses arterosklerosis ditandai oleh plague berlemak, yang
mengenai intima arteri-arteri besar. Bagian intima arteri serebri menjadi
tipis dan berserabut, sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lamina
elastika interna terpecah dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh
sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plague menunjukkan
kecenderungan terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang
melengkung.
Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari beberapa penyebab
penyakit stroke. Pasien menderita embolisme biasanya lebih mudah
dibandingkan dengan penderita thrombosis. Kebanyakan emboli serebri
berasal dari suatu thrombus jantung, sehingga masalah yang dihadapi
sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung. Meskipun
jarang terjadi, emboli juga berasal dari plague arteromatosa sinus karotis
atau arteri karotis interna. Setiap bagian otak dapat mengalami
embolisme, tetapi biasanya embolus akan menyumbat bagian-bagian
yang sempit. Umumnya, emboli akan mengakibatkan lebih banyak
kematian jaringan karena pembuluh anastomis tidak mempunyai
kesempatan melebar dan mengkompensasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus
atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan
otak. Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala
yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan
oksigen
dalam
waktu
yang
lebih
lama
menyebabkan
nekrosis
yang
diperlukan
dalam
membantu
area
infark,edema,hematoma,struktur
dan
sistem
ventrikel otak.
b. Angiografi Serebri
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
pendarahan,obstruksi arteri,adanya titik oklusi atau ruptur.
c. Lumbal Pungsi
Menunjukkan adanya tekanan normal,jika tekanan meningkat dan
cairan mengandung darah menunjukkan hemoragik subarachnoid
atau perdarahan intrakranial. Kontraindikasi pada peningkatan
tekanan intrakranial.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
pada
pasien
strokeadalah:
oksigen,penggunaan
ventilator.
Monitor peningkatan tekanan intrakranial.
Monitor fungsi pernafasan : Analisa Gas Darah.
Monitor jantung dan tanda-tanda vital,pemeriksaan EKF.
Evaluasi status cairan dan elektrolit.
Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan,dan
9) Monitor
tanda-tanda
neurologi
seperti
tingkat
b. TIK meningkat
Tekanan intrakranial (TIK) adalah hasil dari sejumlah jaringan otak,
volume darah intracranial, dan cairan serebrospinal (CSS) didalam
tengkorak. Ruang cranialyang kaku berisi jaringan otak (1400 g),
darah (75 ml). Volume tekanan pada ketiga komponen ini selalu
berhubungan dengan keadaan keseimbangan, apabila salah satu
dari komponen ini meningkat maka akan menyebabkan perubahan
pada volume yang lain dengan mengubah posisi atau menggeser
CSS, meningkatkan obsorsi CSS, atau menurunkan volume darah
serebral dan jika tidak ada perubahan intracranial akan meningkat
(Suzanne Smeltzer, 2002).
c. Gagal napas
Dalam keadaan tidak sadar, harus tetap dipertahankan jalan napas,
salah satu gejala dari stroke adalah penurunan kesadaran yang
dapat mengakibatkan obstruksi jalan napas karena lidah mungkin
rileks, yang menyumbat orofaring sehingga terjadi gagal napas
(Suzanne Smeltzer, 2002).
d. Distrimia jantung
Dengan adanya embolisme serebralakan menurunkan aliran darah
keotak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Otak akan
memacu jantung untuk memompa darah ke otak sesuai kebutuhan
yang mengakibatkan terjadinya distrimia jantung (Muttaqin, 2008).
e. Malnutrisi
Salah satu manifestasi klinik dari stroke adalah disfagia (sulit
menelan). Dengan adanya gejala ini mengakibatkan terjadinya
anoreksia yang menyebabkan intake tidak adekuat, sehingga
menimbulkan malnutrisi (Muttaqin, 2008).
B. Kosep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian (Muttaqin, 2008).
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
DS : Adanya riwayat penyakit hipertensi, penyakit jantung pada
keluarga, stroke, kecanduan alkohol, merokok.
lidah,
pipi
dan
tenggorokan,
disfagia,
Obesitas
(faktor
resiko)
tidak
adanya
palatum
mampu
memenuhikebutuhan sendiri.
c. Pola eliminasi
DS : Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine,
anuria,
distensi
abdomen
(distensi
kandung
kemih
karena
kelemahan/kesemutan,
gangguan
neuromuskular.
c. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
fisiologis (penurunan sirkulasi ke otak).
d. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan
dengan
ketidak
fisisologis
dengan
ketidak
1) Status menelan
2) Pencegahan aspirasi
3) Status neurologi: sensori kranial/ fungsi motorik
NIC:
a. Pencegahan aspirasi
b. Terapi menelan
c. Bantuan perawatan diri: pemberian makan
f. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan.
NOC:
1) Pengetahuan: manajemen stroke
2) Pengetahuan: pencegahan stroke
3) Perilaku patuh: pengobatan yang disarankan
NIC:
1) Pendidikan kesehatan
2) Peningkatan kesadaran kesehatan
3) Konseling
4. Implementasi
Dalam implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa
pertimbangan (potter & perry,2009).
a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
1) Monitor neurologi
Aktivitas :
Pantau keluhan sakit kepala
Monitor tanda tanda vital
2) Monitor TIK
Aktivitas :
Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan
perfusi serebral
Berikan agens farmakologis untuk mempertahankan TIK
b. Hambatan mobilitas Fisik b/d neuromuskular
1) manajemen energi
Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energy
yang adekuat
Melakukan ROM aktif dan pasif untuk menghilangkan
ketengangan otot.
berbicara
Anjurkan klien untuk berbicara pelan
Ulangi apa yang di sampaikan klien untuk menjamin keakuratan
informasi.
Kolaborasi bersama keluarga dan ahli terapi bahasa untuk
mengembangkan rencana agar bisa berkomunikasi secara efektif.
5. Evaluasi
Proses evaluasi yang menentukan efektifitas asuhan keperawatan
meliputi lima unsur (potter & perry,2009).
a. Mengidentifikasikan kriteria dan standar evaluasi
b. Mengumpulkan data untuk menentukan apakah kriteria dan
standar telah di penuhi
c. Menginterprestasikan dan meningkatkan data
d. Mendokumentasikan temuan dan setiap pertimbangan klinis
e. Menghentikan,merumuskan,atau merevisi rencana keperawatan
Discharge planning
Discharge planning/penyuluhan diberikan pada keluarga pasien
pada tgl 27-08-2016.
Nama pasien : Tn S
Umur
: 80 tahun
Ruang
: ST. MARIA 3
Kamar
: 307
dianggap
darah,menghentikan
menghindari
berpotensi
merokok,dan
minuman
meningkatkan
olahraga
beralkohol,dan
tekanan
secara
teratur
menghindar
stress
berlebihan.
b. Memberikan penjelasan secara singkat mengenai penyakit stroke
terutama untuk mengenal secara dini mengenai tanda dan gejala
penyakit stroke.
c. Kontrol kesehatan
Menganjurkan pasien untuk tetap mengontrol kesehatannya dan
berkonsultasi dengan dokter khususnya mengenai stroke dan
pemeriksaan
tekanan
darah
serta
kolesetrol
yang
telah
ditentukan.
d. Obat-obatan
Menganjurkan kepada pasien untuk mengkomsumsi obat-obatan
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqn,Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan.Jakarta: Salemba Medika.
Brashers,Valentina L.2007.Aplikasi Klinis Patofisiologi.Edisi ke2.Jakarta: EGC
Brunner dan Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi ke8.Jakarta: EGC
H.Syarifuddin,Drs.2006.A
natomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Edisi ke-3.Jakarta:
EGC
Price dan Wilson.2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit.Edisi ke-6 (vol.2).Jakarta: EGC
Misbach
Jusuf.2011.Stroke
Aspek
Diagnostik,Patofisiologi,
Manajemen.Jakarta:Perhimpunan
Dokter
Spesialis
Indonesia
Herdman,T.Heather.2012.Diagnosa Keperawatan.Jakarta:ECG
Saraf