Anda di halaman 1dari 6

AKL - Perusahaan dalam kesulitan keuangan (pailit)

Perusahaan dalam kesulitan keuangan


Berbagai definisi kesulitan keuangan perusahaan dari para pakar akan dikemukakan.
Walaupun definisi tersebut berbeda-beda, terutama bila dibandingkan antara definisi pada
riset-riset awal dan riset-riset terkini, namun dapat dikatakan bahwa kesulitan keuangan
perusahaan adalah
suatu keadaan perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya. Penyebab kesulitan
keuangan perusahaan akan ditinjau dari berbagai sisi.
Demikian juga akibat dan tanggapan terhadap kesulitan keuangan. Kedudukan masalah
kesulitan keuangan dalam manajemen keuangan yang berada pada fungsi keputusan
pendanaan akan dibahas pada bagian kesulitan keuangan perusahaan, keputusan pendanaan
dan struktur modal.
Pada bagian ini juga akan dibahas kaitan antara struktur modal dan teori pecking order
sehingga akan dipahami mengapa perusahaan menggunakan pendanaan dalam bentuk hutang
yang beresiko menyebabkan kesulitan keuangan.
Prediksi kesulitan keuangan banyak sekali dilakukan dengan menggunakan indikator berupa
rasio-rasio keuangan. Hal ini akan disajikan pada bagian kesulitan keuangan perusahaan dan
indikator keuangan dan pada bagian penelitian mengenai kesulitan keuangan perusahaan.
Masalah tata kelola perusahaan (corporate governance) akan dibahas pada bagian
selanjutnya. Keterkaitan antara tata kelola perusahaan dan
kesulitan keuangan perusahaan juga akan dibahas. Demikian juga
penelitian mengenai pengaruh tata kelola perusahaan terhadap
kemungkinan kesulitan keuangan perusahaan.
Perusahaan kesulitan keuangan dapat kembali survive. Penelitian mengenai estimasi peluang
survive menunjukkan beberapa hal yang mempengaruhinya.
Penelitian secara Longitudinal telah pula dilakukan. Penelitian yang mengamati perusahaanperusahaan dalam jangka panjang tersebut menemukan penyebab kesulitan keuangan, situasi
dan upaya yang
dilakukan, upaya restrukturisasi hutang, model prediksi kesulitan
keuangan, atribut tata kelola yang berkaitan, faktor yang meningkatkan
peluang survive,dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan prusahaan
kokoh dalam menghadapi serangan krisis.
Antisipasi dan rekomendasi berdasarkan pengamatan sejarah dan
penelitian akan diberikan pada akhir bagian satu. Hal ini dapat menjadi
masukan bagi perusahaan.
Definisi Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi
jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya
(Brigham dan Daves, 2003). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan,
sesuai tipenya, yaitu
economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency in bankruptcy,
dan legalbankruptcy (Brigham dan Gapenski, 1997).
Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Economic failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana


pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya, termasuk
cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya sepanjang
kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau menerima
tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak
ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan
dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
2.Business failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan
operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.
3. Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan
technical insolvency
jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo.
Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis menunjukkan
kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang jika diberi
waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya dan
survive. Di sisi lain, jika technical insolvency
adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama menuju
bencana
keuangan (financial disaster).
4. Insolvency in bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in bankruptcy
jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih
serius daripada technical insolvencykarena, umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan
bahkan mengarah kepada likuidasi
bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak
perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
5. Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan
tuntutan secara resmi dengan undang-undang (Brigham dan
Gapenski, 1997).
Pengertian Pailit
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit, yaitu pihak yang mempunyai utang
karena perjanjian dan telah dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan.
Berikut sedikit penjelasan mengenai apa itu pailit dan pihak-pihak yang dipailitkan berdasakan
Pasal 1 butir (1). (2), (3), dan (4) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 :
1. Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Kreditur adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-Undang yang
dapat ditagih di muka pengadilan.
3. Debitur adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.
4. Debitur pailit adalah pihak yang telah dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan.
Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan
untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga,

dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitur dapat dibagikan
kepada para kreditur sesuai dengan peraturan pemerintah.
Dalam hal seorang debitur hanya mempunyai satu kreditur dan debitur tidak membayar utangnya
dengan suka rela, maka kreditur akan menggugat debitur secara perdata ke Pengadilan Negeri yang
berwenang dan seluruh harta debitur menjadi sumber pelunasan utangnya kepada kreditur
tersebut. Hasil bersih eksekusi harta debitur dipakai untuk membayar kreditur tersebut. Sebaliknya
dalam hal debitur mempunyai banyak kreditur dan harta kekayaan debitur tidak cukup untuk
membayar lunas semua kreditur, maka para kreditur akan berlomba dengan segala cara, baik yang
halal maupun yang tidak, untuk mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu.
Kreditur yang berikutnya mungkin sudah tidak dapat lagi pembayaran karena harta debitur sudah
habis. Hal ini sangat tidak adil dan merugikan. Menurut Kartini Muljadi, hal inilah yang menjadi
maksud dan tujuan dari Undang-Undang Kepailitan, yaitu untuk menghindari terjadinya keadaan
seperti yang dijelaskan sebelumnya UU Kepailitan pada mulanya bertujuan untuk melindungi para
kreditur dengan memberikan jalan yang jelas dan pasti untuk menyelesaikan utang yang tidak dapat
dibayar. Dalam perkembangannya kemudian, UU Kepailitan juga bertujuan untuk melindungi
debitur dengan memberikan cara untuk menyelesaikan utangnya tanpa membayar secara penuh,
sehingga usahanya dapat bangkit kembali tanpa beban utang.
Berikut ini jaminan kebendaan yang menimbulkan kedudukan preferen bagi
krediturnya yaitu gadai, jaminan fidusia, haktanggungan dan hipotek.
a.Gadai
Gadai sebagai lembaga jaminan diatur dalam Buku II Titel XX mulai Pasal 1150 sampai dengan Pasal
1160 KUHPerdata. Dalam Pasal 1150 KUHPerdata ditentukan
bahwa:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh
seorang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya
oleh seorang berutang atau oleh se seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada si ber piutang itu untuk mengambil pelunasan
dari barang tersebut secara didahulu kan dari pada orang-orang berpiutang
lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya
yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana
harus didahulukan. Berdasarkan batasan pengertian gadaisebagaimana ditentukan dalam Pasal 1150
KUHPerdata tersebut dapat ditentukan unsurunsur gadai sebagai berikut:
a.Gadai lahir karena penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditur pemegang gadai;
b.Penyerahan itu dapat dilakukan oleh debitur pemberi gadai atau oleh orang lain
atas nama debitur;
c.Barang yang menjadi obyek gadai atau barang-barang gadai hanyalah barang
bergerak;
d.Kreditur pemegang gadai berhak untuk mengambil pelunasan dari barang gadai
terlebih dahulu dari pada kreditur-kreditur lainnya.
Gadai terjadi dalam dua fase yaitu:
Fase pertama, adalah perjanjian pinjam uang dengan janji sanggup memberikan benda
bergerak sebagai jaminan. Perjanjian ini merupakan titel dari perjanjian pemberian
gadai.
Fase kedua, adalah penyerahan benda gadai dalam kekuasaan penerima gadai.
Benda gadai adalah benda bergerak, maka benda itu harus dilepaskan dari kekuasaan
debitur atau pemberi gadai. Penyerahan tersebut harus nyata, tidak boleh hanya
berdasarkan pernyataan dari debitur, sedangkan bendanya tetap berada dalam
kekuasaan debitur. Penyerahan nyata ini terjadi bersamaan dengan penyerahan yuridis, sehingga
penyerahan ini merupakan unsur sahnya gadai.
Hubungan hukum jaminan gadai melahirkan hak bagi pemegang gadai untuk menahan
benda gadai sampai waktu utang dilunasi, baik mengenai utang pokok maupun bunga.
Pemegang gadai juga berhak mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan
benda gadai apabila debitur tidak menepati
kewajibannya (Pasal 1155 KUHPerdata).
b.Jaminan FidusiaJaminan Fidusia diatur dalam UU No. 42

Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Dalam Pasal 1 angka 1 ditentukan yang dimaksud
fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
denganketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan
pemilik benda. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 2 ditentukan bahwa yang dimaksud dengan
jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
yang tetap berada
dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya.
Berdasarkan pengertian fidusia dan ja-minan fidusia tersebut, maka pada hakikatnya
dalam jaminan fidusia itu terjadi pengalihan hak kepemilikan. Pengalihan itu terjadi atas
dasar kepercayaan dengan janji benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam
penguasaan pemilik benda. Pengalihan hak kepemilikan tersebut dilakukan dengan cara
constitutum possessorium (verklaring van houderschap). Ini berarti pengalihan hak
kepemilikan atas suatu benda dengan melanjutkan penguasaan atas benda tersebut dimaksud
untuk kepentingan penerima fidusia.
Di dalam Jaminan Fidusia ditentukan bahwa benda yang dibebani dengan Jaminan
Fidusia wajib didaftarkan. Pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan pada Kantor Pendaftaran
Fidusia. Dengan adanya pendaftaran tersebut, Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan dan
menyerahkan kepada Penerima Fidusia Sertifikat Jaminan Fidusia pada tanggal yang sama
dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
c.
Hak Tanggungan
Jaminan Hak Tanggungan diatur dalam UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Dalam Pasal 1 angka 1 ditentukan bahwa Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.Salah
satu unsur dari Hak Tanggungan adalah memberi kedudukan yang diutamakan (droit de
preference) kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
Hal ini dikuatkan dengan adanya ketentuan Pasal 6 UU Hak Tanggungan yang menentukan
bahwa:
Apabila debitur cedera janji, Pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta
mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Ketentuan ini memberikan
hak kepada pemegang Hak Tanggungan untuk melakukan
parate executie.
Menurut UU Hak Tanggungan, pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada
Kantor Pertanahan. Sebagai tanda bukti adanya Hak Tanggungan, Kantor Pertanahan
menerbitkan sertifikat Hak Tanggungan
d.Hipotek
Pengertian hipotek ditemukan dalam Pasal 1162 KUHPerdata yang menentukan bahwa:
hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil
penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka objek hipotek adalah benda tak
bergerak yaitu tanah.

Kreditur Konkuren
Dalam kasus yang sama dengan di atas, pengusaha B menagih seorang kontraktor, ketika ditagih
kontraktor tersebut mengatakan bahwa perusahaannya akan pailit maka pengusaha B akan gelisah
sebab ia tidak menerima jaminan apapun dari debitor (kontaktor tersebut) maka kreditur ini tidak
mempunyai hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu daripada kreditur lain dan pengusaha B
termasuk kreditur Konkuren adalah kreditur yang tidak mempunyai hak pengambilan pelunasan
terlebih dahulu daripada kreditur lain dan kreditur konkuren itu piutangnya tidak dijamin dengan
suatu hak kebendaan tertentu.
Jadi Pengusaha B kedudukannya adalah sebagai kreditur konkuren, maka jika tagihan
Rp 600 juta akan dibayarkan jika bagian untuk kreditur preferen sudah terpenuhi.

Akuntansi dan pelaporan trustee


Dalam UU Kepailitan dan Likuidasi, pihak
Trustee umumnya memiliki tanggung jawab untuk melikuidasi dengan segera perusahaan
yang pailit dan membayar kreditur sesuai dengan status legal bagian mereka yang dijamin
atau tidak dijamin. Pihak
trusteememeriksa bukti-bukti klaim kreditur terhadap perusahaan debitur yang pailit, yaitu
aset neto debitur. Pihak trustee yang mengambil alih hak atas aset debitur dalam proses
likuidasi harus membuat laporan keuangan berkala yang diperuntukkan bagi pengadilan
niaga, yang melaporkan kemajuan proses likuidasi dan hubungan fidusia. Catatan akuntansi
trustee berisi kewajiban trustee
yang tercipta karena mengakui kepemilikan debitur atas aset yang telah diterima oleh trustee.
Pihak trustee tidak mengalihkan kewajiban debitur karena masih tetap menjadi
tanggung jawab perusahaan debitur secara hukum. Bentuk umum ayat jurnal pembukaan
pihaktrustee, saat menerima aset perusahaan debitur adalah sebagai berikut :
Aset XXX
Perusahaan Debitur-Dalam Posisi Pihak Penerima XXX

Laporan Realisasi dan Likuidasi


Sebuah laporan bulanan, yang disebut sebagai laporan realisasi dan likuidasi
, disusun untuk pengadilan niaga. Laporan ini menunjukan hasil tindakan fidusia yang
dilakukan oleh
Trustee yang dimulai pada saat pihak trustee menerima aset debitur. Laporan ini memiliki
tiga bagian utama:
aset, pos-pos tambahan, dan kewajiban Bagian aset laporan ini dibagi ke dalam empat
kelompok berikut :
Aset
Aset yang akan direalisasikan Aset yang direalisasi Aset yang diperoleh Aset yang tidak
direalisasi Aset yang akan direalisasikan merupakan aset yang diterima dari perusahaan
debitur. Aset yang diperoleh merupakan aset yang berikutnya diperoleh
Trustee .
Aset yang direalisasi merupakan aset yang dijual oleh pihak trustee; aset yang tidak
direalisasi merupakan aset yang masih berada dibawah tanggung jawab pihak trustee pada
akhir periode. Kas umumnya tidak dilaporkan dalam laporan realisasi dan likuidasi karena
laporan arus kas yang terpisah umumnya akan dibuat.
Bagian pos-pos tambahan laporan terdiri dari dua pos berikut ini :
Pos-pos Pendukung
Beban tambahan
Kredit tambahan

Beban tambahan mencangkup biaya administrasi


trusteedan beban kas apa pun yang dibayarkan oleh pihak
trustee
Kredit tambahan mencangkup beberapa pos pendapatan yang tidak lazim.
Bagian kewajiban laporan ini dibagi sebagai berikut :
Kewajiban
Kewajiban terlikuidasi merupakan klaim kreditur yang telah diselesaikan dalam periode
berjalan. Kewajiban tidak likuidasi merupakan kewajiban yang masih ada selama periode
pelaporan. Kewajiban yang akan dilikuidasi merupakan utang yang masih terdapat pada buku
perusahaan debitur di mana pihaktrustee brtanggungjawab atas likuidasinya mulai pada
tanggal penunjukan. Akhirnya, Kewajiban yang timbul terjadi apabila kewajiban baru
dilakukan oleh pihak
trustee.

Anda mungkin juga menyukai