Anda di halaman 1dari 9

MATRIX JURNAL PENELITIAN

N
o

Nama

Judul

Masalah

Populasi

Sampel

Metode

Hasil

Jurnal

Analisis

Teori

Alat
Ukur

Variabel

Dyan
Kunthi
Nugrahaen
i

Analisis
Penyeba
b
Resisten
si Obat
Anti
Tuberkul
osis

Kendala
program
pemberantas
an dan
penanggulan
gan TB
adalah
resistensi
obat anti
tuberculosis,
karena
pengobatan
lama, mahal,
dan
tingginya
efek
samping

Semua
penderita
penyakit
TB yang
mengala
mi
resistensi
OAT
dengan
rentang
umur
antara 1565 tahun
yg
berobat di
RS Paru
Dr. HA.
Rotinsulu

26 kasus

Analitik
dan
rancangan
yg
digunakan
adalah
studi kasus
control
(casecontrol
study).

80,8% kategori
MDR-TB dan
19,2% XDR-TB.
Penderita TB
mengalami efek
samping 42,3%,
riwayat
pengobatan
tidak adekuat
96,2%, adanya
kontak erat
30,8%, tempat
pengobatan
sebelumnya
tidak
menerapkan
DOTS 15,4%.
Penyebab
resistensi OAT
adalah riwayat
pengobatan
tidak adekuat.

Jurnal
Kesehatan
Masyaraka
t

Uji Chi
1. Arifin
Square dan
Nawas
2.
Goldstai
besar
n
risiko dari
3. Louw Ge
OR.

Kuesione
r

Bebas :
riwayat efek samping
OAT, pengobatan TB
sebelumnya tidak
adekuat, adanya
kontak
erat dan tempat
pengobatan TB
sebelumnya
tidak menerapkan
DOTS dan. Data
resistensi
OAT (MDR-TB dan XDRTB) dan penderita
TB yang dinyatakan
sembuh diperoleh
hasil
pemeriksaan
laboratorium yang
tercantum
pada catatan medis
penderita TB, data
riwayat
efek samping OAT,
riwayat pengobatan
TB sebelumnya,
kontak erat dan
tempat
pengobatan TB
sebelumnya tidak
menerapkan
DOTS diperoleh dari
catatan medis
penderita
TB di Rumah Sakit
Paru Dr. HA. Rotinsulu
Kota Bandung tahun
2013

Terikat :
kejadian resistensi
Obat Anti Tuberkulosis
(OAT)

Bertin
Tanggap
Tirtana

Faktorfaktor yg
mempen

Indonesia
mengalami
kasus TB

pasien
Tuberkulo
sis Paru

Sampel
diambil
berdasar

Rancangan
penelitian
ini

Terdapat
pengaruh yang
kuat antara

Artikel
Ilmiah

Analisis
1. Sutoyo
data
Dianiati
mengguna
K

Bahan
dan alat
yang

Bebas :
Tingkat pendapatan,
jenis pekerjaan,

garuhi
keberhas
ilan
pengoba
tan pada
pasien
tubercul
osis paru
dengan
resistens
i obat
anti
tubercul
osis di
wilayah
jawa
tengah

yang lebih
rumit dan
lebih
kompleks
dengan
adanya MDR
TB.
Berdasarkan
data WHO
Indonesia
berada pada
peringkat
delapan
urutan kasus
MDR TB
terbanyak di
dunia. Kasus
TB resistensi
OAT
merupakan
kasus yang
sulit
ditangani
karena
pengobatann
ya lebih
sulit, lebih
mahal, efek
samping
besar
dengan
hasil
pengobatan
yang kurang
memuaskan.

dengan
resistensi
OAT yang
berusia =
15 tahun.
Dan
populasi
terjangka
u
penelitian
ini adalah
pasien
Tuberkulo
sis Paru
dengan
resistensi
OAT yang
berobat di
Poliklinik
TB RSPAW
dan Poli
Paru
RSDM
dalam
kurun
waktu
penelitian
.

kan
consecut
ive
sampling
,
didapatk
an 45
subyek
sejak
Januari
2006
hingga
Desembe
r 2009

mengguna
kan
metode
analitik
observasio
nal
dengan
pendekata
n cross
sectional
study.

keteraturan
berobat
(p=0,00, r=0,72)
dan lama
pengobatan
terhadap
keberhasilan
pengobatan
(p=0,00,
r=0,77). Tidak
didapatkan
hubungan
bermakna
antara tingkat
pendapatan
(p=1,00), jenis
pekerjaan
(p=0,19),
kebiasaan
merokok
(p=0,42), jarak
tempat tinggal
pasien
hingga tempat
pengobatan
(p=0,97), dan
status gizi
(p=1,00)
terhadap
keberhasilan
pengobatan.

kan SPSS
2. Arifin
dengan uji
Nawas
chi square
dengan
alternatif
uji fisher
exact dan
uji korelasi
lambda.
Batas
kemaknaa
n p < 0,05
dan
interval
kepercaya
an 95%.

dipergun
akan
dalam
pengam
bilan
data
penelitia
n ini
adalah
catatan
medik
dan
alat
tulis.

kebiasaan merokok,
jarak tempat tinggal
pasien hingga
tempat pengobatan,
status gizi,
keteraturan berobat,
lama pengobatan.
Terikat :
Keberhasilan
pengobatan

Dwi
Sarwani
SR

Faktor
Risiko
Multidr
ug
Resista
nt
Tubercu
losis
(MdrTb)

Multi Drug
Resistant
(MDR-TB)
merupakan
masalah
terbesar
dalam
pencegahan
dan
Pemberantas
an TB dunia.
Indonesia
berada di
peringkat 8
dari 27
negara
dengan
MDRTB
Terbanyak di
dunia. WHO
global
Report 2010,
memperkirak
an
Pasien MDRTB di
Indonesia
berjumlah
8.900. MDRTB adalah
Penyakit
yang
disebabkan
Mycobacteri
um

Populasi
kasus
adalah
semua
penderita
yang diuji
resistensi
TB pada
Tahun
20032009 dan
terbukti
resisten
positif di
Balai
Pengobat
an
Penyakit
Paru-paru
(BP4)
Purwokert
o.
Populasi
control
adalah
Semua
penderita
yang diuji
Resistensi
TB dari
Tahun
20032009 dan
terbukti
resisten

Jumlah
sampel
32 kasus
dan 32
kontrol.

Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
observasio
nal dengan
rancangan
kasus
kontrol.
Penelitian
dilakukan
dengan
cara
observasi
retrospekti
f untuk
mengetah
ui factor
risiko
MDR-TB.

faktor risiko yang


terbukti
berpengaruh
terhadap
kejadian Multi
Drug Resistant
(MDR-TB) yaitu
motivasi
penderita yang
rendah OR =4,2
(CI=1,47811,94)
dan
ketidakteraturan
berobat OR=2,3
(CI=1,3810,28).
Diperlukan
berbagai
Dukungan
khususnya
Yang berasal dari
Keluarga dan
Lingkungan
pasien
Agar dapat
memotivasi
penderita
TB paru bahwa
Penyakitnya
dapat
Disembuhkan
dan
Melakukan
pengobatan
dengan
teratur. Simpulan

Jurnal
Kesehata
n
Masyarak
at

Analisis
1.Masniari
data
dkk
secara
univariat,
bivariate
dengan uji
Chi Square
serta
mengetah
ui
Besar
risiko
(odds
ratio)
Dan
multivariat
.

kuesione
r

Bebas :
Jenis kelamin,
pendidikan,
pendapatan
keluarga, merokok,
motivasi,
keteraturan minum
obat.
Terikat :
Kejadian MDR-TB

tuberculosis
yang
resisten
Minimal
terhadap
Rifampisin
dan
isoniazid.

negative
di Balai
Pengobat
an
Penyakit
Paru-paru
(BP4)
Purwokert
o

penelitian adalah
motivasi
penderita
yang rendah dan
ketidakteraturan
berobat
berpengaruh
terhadap
kejadian
Multi Drug
Resistant.

Reviono

Multidru
g
Resistan
t
Tubercul
osis
(MDRTB):
Tinjauan
Epidemi
ologi
Dan
Faktor
Risiko
Efek
Samping
Obat
Anti
Tuberkul
osis

Kasus multi
drug
resistant
tuberculosis
(MDR TB)
terus
meningkat.
Penatalaksan
aan klinis
MDR TB
lebih rumit
dibandingka
n dengan TB
sensitif
karena
menggunaka
n obat antiTB lini I dan
lini II,
sehingga
menyebabka
n
permasalaha
n toleransi
dan efek
samping.

pasien
MDR TB
yang
datang ke
poli PMDT.
Semua
suspek
MDR TB
(terdapat
9 kriteria)
diambil
sputum
sewaktu,
pagi,
sewaktu
untuk
dilakukan
pengecat
an Ziehl
Nielsen

Jumlah
pasien
yang
terkonfir
masi
MDR TB
adalah
114
orang:
56 lakilaki dan
58
perempu
an

Desain
penelitian
ini kohort
yang
bertujuan
untuk
mengetah
ui
jenis,freku
ensi, dan
faktor
risiko efek
samping
obat

Jumlah pasien
yang
terkonfirmasi
MDR TB adalah
114 orang: 56
laki-laki dan 58
perempuan. Efek
samping
terbanyak
gangguan
gastrointestinal:
mual 79,8%,
muntah 78,9%.
Sebagian besar
efek samping
derajat ringan
76,3%. Terdapat
hubungan antara
riwayat
pengobatan TB
dan gangguan
renal (p=0,026),
antara jenis
kelamin dan
gangguan renal
(p=0,033) serta
gangguan
pendengaran
(p=0,039). Tidak
terdapat
hubungan antara
jenis kelamin dan
gangguan
psikiatri
(p=0,062),
antara riwayat

MKB,
Volume 46
No. 4,
Desember
2014

Uji chi
square

Pemeriks
aanLab

Bebas :
Usia, Jenis Kelamin,
Komorbid, dan Riwayat
Pengobatan pada Pasien
MDR TB di Poli PMDT RS
Dr. Moewardi Januari
2011Juni 2013
Terikat :
Derajat Efek Samping,
Hipokalemia
Gangguan Renal, Gangguan
Pendengaran, dan Gangguan
Psikiatri

Atika
Imelda

Gambar
an
Angka
Kesembu
han
Pasien
Tuberkul
osis (Tb)
Paru Di
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Petala
Bumi
Pekanba
ru
Periode
Januari
2011Desemb
er 2013

Waktu
pengobatan
yang
cenderung
lama
memungkink
an terjadi
kebosanan
atau
ketidakterat
uran
berobat,
sehingga
mempengar
uhi
kesembuhan
pasien TB
paru BTA
positif. Untuk
mengatasi
hal tersebut,
maka
diperlukan
seorang
Pengawas
Minum Obat
(PMO) yang
dapat
bersikap
tegas untuk
mengawasi
pasien
dalam
meminum
obat. Selain

Populasi
adalah
semua
rekam
medic
pasien
baru TB
paru BTA
positif
yang
telah
mendapat
kan
pengobat
an
periode
Januari
2011Desember
2013

29 Pasien

Deskriptif

Angka
kesembuhan
pasien TB paru di
RSUD Petala
Bumi Pekanbaru
yaitu sebanyak
29 orang (7,03%)
dari 412 orang.
Berdasarkan
usia, pasien TB
paru yang
dinyatakan
sembuh di RSUD
Petala Bumi
Pekanbaru lebih
banyak pada
usia produktif
(15-54 tahun)
yaitu sebanyak
26 orang
(89,65%) dan
pada usia tidak
produktif (>54
tahun)
sebanyak 3
orang (10,35%).
Berdasarkan
jenis kelamin,
pasien TB paru
yang dinyatakan
sembuh di
RSUD Petala
Bumi Pekanbaru
lebih banyak
berjenis kelamin

JOM FK
Volume 2
No. 1
Februari
2015

Analisis
data
dilakukan
secara
deskriptif
dalam
bentuk
table
distribusi
frekuensi.

Teori

data dari
status
rekam
medic
pasien
baru TB
paru di
Instalasi
Rekam
Medik
RSUD
Petala
Bumi.

Bebas :
Usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan,
perubahan berat badan,
PMO, dan keteraturan
minum obat.
Terikat :
Kesembuhan pasien TB

itu ketaatan
pasien
dalam
memeriksak
an dahaknya
pada 1 bulan
sebelum
akhir
pengobatan
dan pada
akhir
pengobatan
sangat
penting
dilakukan
karena hal
tersebut
bertujuan
untuk
menilai hasil
pengobatan
apakah
sembuh atau
gagal

laki-laki yaitu 18
orang (62,07%)
dan yang
berjenis kelamin
perempuan yaitu
11 orang
(37,93%).

Anda mungkin juga menyukai