Saya Tersesat
di Jalan yang Benar
Di ujung tahun 2013 Ketua Komisi Yudisial Suparman
Marzuki memaparkan berbagai persoalan hukum,
yang sebenarnya tergolong sudah usang. Dan
katanya, persoalan hukum itu bisa diatasi dengan
menerapkan sistem pengawasan sebagai instrumen
kontrol birokrasi dan prosedur penegakan hukum.
Itu hanya salah satu solusi.
29
MAESTRO HUKUM
Undang-undang tidak bisa
dijalankan karena sebagian besar
perundang-undangan bukan didesain untuk menjawab permasalahan hukum jangka panjang,
melainkan reaksi spontan atas
masalah-masalah yang muncul.
Itu sebabnya rumusan-rumusan
peraturan perundang-undangan
kita itu tidak menjawab masalah
secara substansial. Tidak menjawab penyebab masalah, hanya
menjadi semacam obat penawar
obat rasa sakit, tidak menyembuhkan penyebab penyakit itu,
tandas Suparman.
Produk undang-undang itu tidak
menjawab substansi masalah
karena pembuatannya bukan
konstruksi dari kebutuhan realitas.
Undang-undang kita itu
sepenuhnya bersifat top down dan
hasil konstruksi berpikir orangorang di belakang layar, seperti
politisi dan ilmuwan.
Seharusnya undang-undang
dibuat berdasarkan data riil yang
dibutuhkan masyarakat agar
memiliki relevansi sosial yang
kuat.
Mekanisme pembuatan undangundang, yang merupakan
mekanisme politik, membuat
aspirasi dan kepentingan politik
terlalu kental sehingga tidak
menjawab kebutuhan dan
kepentingan besar masyarakat
kecuali untuk mengadopsi
kepentingan pragmatis.
30
31
MAESTRO HUKUM
pernah memiliki cita-cita berkarir
di dunia hukum. Selepas lulus
SMA pada 1981, Suparman
bermimpi kuliah di Universitas
Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Sosial
Politik, Jurusan Hubungan
Internasional. Ia ingin menjadi
diplomat.
Namun sayang, ia gagal tes ke
jurusan favoritnya itu. Ia pun
memutuskan mendaftar kuliah di
Universitas Islam Indonesia (UII)
Yogyakarta, tetapi karena tidak
berminat jurusan ekonomi,
akhirnya tanpa berpikir panjang ia
memilih Fakultas Hukum UII.
Atmosfer di FH UII membuatnya
betah sehingga ia pun akhir jatuh
cinta kepada ilmu hukum. Selama
menjadi mahasiswa, Suparman
juga aktif berorganisasi, antara
lain di Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI).
Bukan saja materinya, tetapi
atmosfir lingkungannya yang
egaliter, kompetitif, hubungan
dosen dan mahasiswa yang
terbuka, itu membuat suasana
batin saya betah, saya merasa
tersesat di jalan yang benar.
Akhirnya saya enjoy dan
memantapkan hati di dunia
hukum, tutur Suparman.
Persinggungannya dengan KY
berawal pada 2006. Ketika itu ia
banyak membantu KY dalam
berbagai penelitian. Keinginannya
mengabdi di KY semakin kuat
ketika para kolega dan sahabatnya
ikut memberi dorongan. Ia lalu
menjabat Ketua Bidang
Pengawasan Hakim dan
Investigasi KY. Dan pada
pertengahan 2013 ia terpilih
menjadi ketua menggantikan
Eman Suparman.
32