NIM : 2015-28-259
Jurusan : Manajemen
1. Kebijakan makroekonomi dalam perekonoian tertutup
a. Macam-macam kebijakan Makroekonomi
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan Pendapatan
Kebijakan Ekonomi Internasional
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal (Fiscal policy) atau disebut juga kebijakan anggaran (budgetary
policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui manipulasi instrumen
fiskal seperti pengeluaran dan pajak yang ditujukan untuk mempengaruhi tingkat
permintaan agregat dalam perekonomian.
Kebijakan Fiskal terdiri dari :
Kebijakan fiskal diskresioner (Kebijakan fiskal aktif).
Kebijakan fiskal diskresioner (Kebijakan fiskal aktif) adalah kebijakan dimana
pemerintah
melakukan
perubahan
tingkat
pajak
atau
program-program
penerimaan pajak
permintaan agregat
Kebijakan fiskal nondiskresioner (Kebijakan fiskal pasif).
Kebijakan fiskal nondiskresioner (Kebijakan fiskal pasif) atau disebut juga
penstabil otomatis adalah segala sesuatu yang menurunkan marginal propensity to
spend (membelanjakan) dari pendapatan nasional.
Dengan kata lain : penstabil otomatis ---Tingkatkan defisit pemerintah atau
turunkan surplus selama periode resesi dan cenderung meningkatkan surplus atau
untuk
mempengaruhi
tingkat
permintaan
agregat
dan
mengurangi
d. Kebijakan pendapatan
Kebijakan pendapatan disebut juga kebijakan upah dan harga adalah kebijakan yang
dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi atau mengendalikan tingkat kenaikan
harga-harga, upah nominal dan bentuk-bentuk pendapatan lainnya.
e. Kebijakan pendapaan ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi internasional adalah
kebijakan
yang
ditujukan
untuk
(Kebijakan
gambar 9.1.a). Pada gambar 9.1.b, terlihat bahwa dengan adanya kenaikan
pengeluaran pemerintah dari G0 ke G1, telah menyebabkan kurva AD bergeser
dari AD0 (G0) ke AD1(G1), yang selanjutnya menyebabkan baik tingkat output
(Y) maupun tingkat harga (P) naik masing-masing dari Y0 ke Y, dan P0 ke P1.
Bagaimana kalau sebaliknya pemerintah menurunkan pengeluaran (G) nya,
artinya pemerintah dalam hal ini menerapkan suatu kebijakan fiskal yang
kontraktif (con tractionary fiscal policy) ? Dengan turunnya pengeluaran
pemerintah (G), maka dengan asumsi ceteris paribus, hal ini akan menyebabkan
permintaan agregat (AD) turun, atau kurva permintaan agregat (AD) akan
bergeser ke kiri. Dengan kurva penawaran agregat (AS) yang tertentu, maka
bergesernya kurva AD ke kiri akan mengakibatkan baik tingkat harga (P) maupun
tingkat pendapatan (Y) mengalami penurunan. Turunnya AD yang disebabkan
oleh penurunan di dalam pengeluaran pemerintah, dalam kerangka model IS-LM
akan menyebabkan kurva IS bergeser ke kiri, yang selanjutnya menyebabkan baik
tingkat bunga (i) maupun pendapatan (Y) akan mengalami penurunan pula.
Moneter
Anggaplah pemerintah menjalankan atau menerapkan suatu kebijakan moneter
ekspansif (expansionary monetary policy), yaitu melalui peningkatan jumlah uang
beredar (money supply atau Ms) di dalam perekonomian. Dengan adanya ekspansi
moneter tersebut, akan menyebabkan tingkat bunga (i) turun, dan yang pada
gilirannya mendorong investasi (I) naik, dan naiknya investasi selanjutnya
menyebabkan permintaan agregat (AD) juga mengalami kenaikan.
Dalam kerangka model IS-LM, naiknya permintaan agregat (AD) yang
disebabkan oleh kenaikan di dalam jumlah uang beredar tadi, akan mendorong
kurva LM bergeser ke kanan. Sebagai akibatnya, tingkat bunga (i) akan turun,
namun pendapatan (Y) sebaliknya mengalami kenaikan. Dalam kerangka model
AS-AD, adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) yang menyebabkan kurva AD
bergeser ke kanan, (dengan kurva AS yang tertentu), telah menyebabkan baik
tingkat pendapatan (Y) maupun tingkat harga (P) di dalam perekonomian juga
mengalami kenaikan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 9.3.a. dan 9.3.b. dimana dengan adanya
kenaikan jumlah uang beredar (Ms) dari dari Ms0 menjadi Ms1, telah
menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1).
Dengan kurva IS yang tertentu, maka kenaikan di dalam jumlah uang beredar
turun
Faktor yang mempengaruhi keefektivan fiskal dan kebijakan moneter
Tingkat pendapatan (Y) pada tingkat bunga (R) serta kebijakan fiskal (G) dan (T)
berapa pun. Dengan mempertahankan kebijakan fiscal tetap, semakin tinggi
tingkat bunga, semakin rendah tingkat pendapatan. Kurva IS menggambarkan
persamaan ini untuk nilai-nilai yang berbeda dari (Y) dan (R) berdasarkan nilai
tetap dari (G) dan (T).
Jenis inflasi
Inflasi Berdasarkan Benyebab
1) Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation), yaitu inflasi yang
terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan
permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan
mendorong kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar daripada
penawaran.
2) Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation), yaitu inflasi yang
terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan
mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa.
Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah
produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang
sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan
naik.
3) Inflasi lain-lain, yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain
yang sudah disebutkan di atas.
Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi
karena lambatnya produksi barang tertentu.
Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya
1) Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang hanya
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri.
Dampak inflasi
DAMPAK NEGATIF
Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga
b. Pengangguran
Defenisi
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
Pengangguran
ini
tercipta
sebagai
akibat
restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani dengan
anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil,
Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sektor
pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak
dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim
kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping
itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah
menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet,
nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan sebagai
pengangguran
bermusim.
Setengah Menganggur : Di negaranegara berkembang penghijrahan atau
migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua
orang yang
Dampak pengangguran
Bagi perekonomian Indonesia :
Penurunan pendapatan perkapita.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah.
Bagi masyarakat :
Menjadi beban psikologis dan psikis.
Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti meningkatnya tindak
kriminalitas
c. Hubungan antara inflasi dan pengangguran
Teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang erat antara tingkat
pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya ini
diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk periode
Pertumbuhan solo
Dalam teori Solow, Solow menjelaskan bahwa investasi, tabungan, pertumbuhan
penduduk, serta teknologi berpengaruh terhadap tingkat perekonomian dan
pertumbuhannya. Adapun model dasar dari teori pertumbuhan Solow adalah Y = F
(K.L).
Dimana Y = output, K = modal fisik, dan L angkatan kerja. Jika kedua sisi dibagi
dengan L, maka hasilnya akan seperti : Y = f (k). Dengan Y = output per pekerja
dan K = modal per pekerja.
Dari persamaan di atas, bila diketahui bahwa menurut Solow, pertumbuhan
ekonomi bergantung pada perkembangan modal serta pertumbuhan penduduk atau
populasi. Karena pertambahan modal atau kapital dipengaruhi oleh besarnya
tabungan serta adanya depresi modal. Maka dalam periode tertentu pertambahan
modal atau kapital bisa menjadi nol.
Ini disebabkan nilai kapital, baik yang terbentuk maupun yang terdepresi, adalah
sama. Dalam lingkup makro, kondisi ini bisa menyebabkan perekonomian berada
dalam kondisi stabil dengan penghasilan yang tetap.
Dalam teori Solow ini diasumsikan bahwa variabel teknologi bersifat eksogen.
Artinya, variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau menjadi variabel
bebas. Pada fungsi produksi, teknologi dianggap given atau tetap dan tingkat
penawarannya berada pada posisi tertentu.
mampu
mandiri
dan
dapat
meningkatkan
yang
tangguh
dan
mandiri
melalui
bantuan
pertambangan,
pertanian,
dalam
arti
luas
berikutindustri