DISUSUN OLEH :
GOLONGAN 10 :
EGA RAHMASUCI
ROLLINDA RADIANTI
SALINDRI AULIANI IKHWANA
Kelas D IV B
DOSEN PEMBIMBING:
HERIYENNI, S.Pd, M.Si
AZIZAH, SKM
PROGRAM DIPLOMA IV
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2016
Judul Praktikum
Praktek ke/Golongan: 1 / 10
Hari/Tanggal
Tujuan:
Pangan
Mengetahui masing-masing fungsi alat alat yang terdapat dalam
Prinsip
Reaksi
Landasan Teori:
Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alatalatyang berada di laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di
laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas antara lain : tabung reaksi,cawan
petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik, labu ukur, labu erlenmeyer, gelaspiala, pH
meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki tigadengan kawat
asbes, dan rak tabung reaksi.Di samping peralatan gelas tersebut, pada laboratorium
mikrobiologi masihada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose(inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme
dengan suhu tertentu yangkostan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan
suspensi atau larutan,penangas air untuk mencairkan medium, magnetik stirrer untuk
mengaduk, dan tabung durham untuk penelitian fermentasi
Nama alat
Autoklaf
Oven
Incubator
Fungsi
Untuk mengembangkan
mikroba
Tempat
Petridisk
mengembangbiakan
mikroba menggunakan
media
Menumbuhkan mikroba
Lemari laminar
dan menghindari
kontaminasi
Gelas objek
Gambar
Memindahkan
Jarum ose
mikroorgansime yang
basah (lunak)
Memindakan
Jarum enten
mikroorgansime yang
keras
Batang pengaduk L
Untuk menyebarkan
media
Untuk melihat
Mikroskop
mikroorganisme secara
jelas
Pembahasan
a. Autoklaf
Autoklaf adalah alat sterilisasi untuk alat dan medium kultur jaringan.
Alat-alat yang merupakan dissecting kit sebelum digunanakn harus
disterilkan dahulu. Demikian juga medium yang sudah dimasukkan ke dalam
botol medium garus disterilkan juga. Dengan pemanasan di dalam autoklaf
maka bakteri dan mikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (120 derajat
Celcius) dan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm 2) selama 15 menit. (Daisy
dan Ari, 1994)
Autoklaf mempunyai cara kerj yang hampir sama dengan alat masak
pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang dapat diisi air
dan ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang
harus diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan
terjadi uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga
tekanan di dalam autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Kenaikan
tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidik diatas 100 derajat celcius.
Apabila tekanan uap ini tidak siatur, maka akan semakin bertambah tinggi.
Oleh karena itu, tekanan perlu diatur sampai 1,5 kg/cm2 . Pada tekanan ini
mikroba akan mati. (Daisy dan Ari, 1994)
Cara pengaturan tekanan uap dalam alat ini adalah dengan mengatur
katup yang terdapat pada tutup autoklaf. Karena suhu akan naik sesuai
dengan tekanan uap yang dikehendaki katup akan membuka karena desakan
uap. (Daisy dan Ari, 1994)
Cara menggunakan autoklaf:
a) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air
dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan,
maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
b) Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol
beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
c) Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman
agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep
pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
d) Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15
menit pada suhu 121oC.
e) Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoklaf dan
terdesak
pengaman.
klep
Kemudian
keluar
pengaman
dari
klep
ditutup
menggunakan
lensa
minyak
imersi
dapat
diperoleh
ini penting untuk lena minya imersi karena dapat mengatur sinar
dengan mutu dan jumlah yang sesuai. ( Tien, dkk. 1992)
Cara menggunakan mikroskop:
o Kabel ditancapkan pada mikroskop dan sumber listrik
o Tombol ON dinyalakan sehingga lampu akan menyala. Terang
cahaya lampu dapat diperbesar dengan menggeser pengatur besar
kecil cahaya lampu mikroskop.
o Tuas diafragma digeser dari posisi MIN ke posisi MAX agar
diperoleh pencahayaan yang terang pada obyek yang sedang
diamati.
o Preparat dipasang pada meja benda
o Obyek pada mikroskop pertama kali dicari pada berbesaran lemah
(4 x 10) dengan cara memutar sekrup kasar mikroskop
o Obyek dapat diperbesar atau diperjelsa dengan menambah ukuran
lensa okuler. Penambahan ukuran lensa okuler dilakukan dengan
menggeser revolver
o Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak
pada perbesaran lemah akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi
kabur dapat diperjelas dengan menggeser sekrup halus. Sekrup
kasar mikroskop sebaiknya tidak digunakan ketika memperjelas
obyek. Penggunakaan sekrup kasar pada perbesaran kuat dapat
menyebabkan pecahnya kaca benda atau preparat yang sedang
diamati.
Contoh produk: Tipe XSZ 107BN Merk Yazumi China
c. Inkubator.
Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang
digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba.Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Suhu di dalam
inkubator konstan dan dapat diatur sesuai dengan tujuan inkubasi.
Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan
bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan
murni mikroorganisme I pada suhu rendah.
Adapun ciri dari inkubator adalah memiliki sekat untuk menumbuh
kembangkan mikroba, dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya
inginkan.
o Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol
set.Inkubator akan menyesuaikan setingan suhu secara
otomatis setelah beberapa menit.
o Masukkan mikroba, biasanya jika menggunakan cawan petri
sebelumnya dibungkus kertas terlebih dahulu.
Azizah, SKM
Ega Rahmasuci
NIM: 152210759
DAFTAR PUSTAKA
Harti, Sri Agnes. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Andi.
Hendaryono, Daisy P. Sriyanti dan Ari Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan.
Yogyakarta: Kanisius.
Tim Penyusun Kamus PS. 2013. Kamus Pertanian Umum. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Muchtadi, Tien. R, dkk. 1994. Analisis Mikroteknik dalam Ilmu Pangan. Bogor: IPB.