Gejala Transien
Gejala Transien
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
Mempelajari perilaku (respon) rangkaian terhadap sinyal atau forced
response, dan respon rangkaian secara menyeluruh atau complete response.
Mengadakan pengukuran arus serta tegangan pada saat transient (peralihan,
perubahan, transien, transisi ) pada rangkaian RC, RL.
1.2. Teori Dasar
Gejala transien adalah gejala peralihan yang terjadi pada rangkaian listrik
dan biasa
penyimpan energi seperti inductor dan/atau kapasitor. Gejala ini timbul karena
energi yang diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut tidak dapat berubah
seketika (arus pada induktor dan tegangan pada kapasitor). Gejala transien
memiliki beberapa jenis respon, yaitu:
1. Respons Paksa (Forced Response) arus atau tegangan yang terbentuk
karena Arus atau tegangan yang terbentuk karena adanya energi yang masuk atau
keluar dari adanya energi yang masuk atau keluar dari sumber tegangan atau
sumber arus pada sumber tegangan atau sumber arus pada rangkaian
2. Rangkaian Respon alami (Natural Response) arus atau tegangan yang
terbentuk karena Arus atau tegangan yang terbentuk karena adanya energi yang
masuk atau keluar dari adanya energi yang masuk atau keluar dari komponen
penyimpan energi kapasitif atau
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari
bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan
suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia
dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
a. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif
dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.
b. Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih
rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara
tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan
orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan
digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat
dengan huruf (C). Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian :
a.
Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain
b.
c.
d.
e.
(pada PS)
Sebagai filter dalam rangkaian PS
Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antenna
Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon
Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
Kapasitor Electrostatic
Kapasitor Electrolytic
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang
metal-oksida
(oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti
pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup ke dalam larutan
elektrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan
electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte
terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan
Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada
permukaannya.
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida
dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metaloksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi
berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat
Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk
kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada kenyataannya battery dan accu
adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan
arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga
masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun
kecil dan ringan, misalnya untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.
3. Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif
(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet
yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses
arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau
kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya
merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas
kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi
sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada
resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti
karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas
karena penjenuhan.
Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal.
Induktor berpasangan dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit
tertala. Penggunaan induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada
pencatu daya untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil
yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk
dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala
dalam pemancar dan penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara
magnetik membentuk transformator.
Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa pencatu daya
moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras pada sisa
siklus. Perbandingan transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi
induktif XL ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan
dengan akurat.
Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk
melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc salah
satunya adalah untuk menghasilkan tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi
beban arus. Pada aplikasi rangkaian ac, salah satu gunanya adalah bisa untuk
meredam perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi
fungsi dari induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan
sebagainya.
4. Jenis-jenis lilitan
a. Lilitan ferit sarang madu
Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk mengurangi efek
kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan pada rangkaian tala pada penerima
radio dalam jangkah gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena
konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk yang kecil.
b.
medan magnet eksternal dengan kutub utara-selatan. Sebuah lilitan toroid dapat
dibuat dari lilitan silinder dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat,
sehingga menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan magnet
ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik dari lilitan,
dan Induktansi Induktor
5.
a.
b.
A.
B.
Prosedur Percobaan
A.
Percobaan 1
b.
Saklar fungsi X pada posisi time base ( sec/cem ) dengan tombol pada posisi, kirakira, konstanta waktu.
c. Menggambar Grafik VR(t)
Pasanglah a-b pada masukan-Y dari rekorder. Sumber V = 5 Volt
dipersiapkan dan S1 masih terbuka. Saklar time base ( sec/cm ) dibuat menyala
(on). Dan tunggulah hingga pena menggambarkan grafik sepanjang kira-kira 2
cm, kemudian saklar S1 tertutup. Jagalah agar pena jangan menyentuh posisi
dengan Vc (t) = 2 volt. Cara memberi tegangan mula-mula pada C adalah dengan
memasang Rs = 100 dan V = 2 volt. Saklar S 2 kemudian ditutup untuk beberapa
saat ( kira-kira 30 detik ) kemudian dibuka kembali.
b.
Dengan cara yang sama percobaan 1, ukurkah dengan recorder X-Y tegangan
Vc (t) dan VR sebagai fungsi t sebelum, pada waktu dan setelah S1 ditutup.
C. Percobaan 3
Buatlah rangkaian sebagai berikut :
Perhatikanlah :
(pastikan keadaan ini ). Pada saat t = 0, saklar S1 ditutup dan selanjutnya dibiarkan
tertutup.
b. Dengan cara yang sama dengan percobaan 1, ukurlah dengan recorder X-Y,
tegangan VR (t) dan Vc(t) setelah S ditutup.
C. Percobaan 4
Buatlah rangkaian sebagai berkut :
memberikan tegangan mulai pada C1. Dengan cara menutup S1 sebentar kira.kira
30 detik ). Pada saat t = 0, S 2 ditutup dan selanjutnya dibiarkan tertutup. Carilah
i(t), VR(t),VC(t) dan Vc2(t) setelah ditutup.
c.
Percobaan
Dengan recorder X-Y tegangan VR(t) sebelum, pada waktu, dan setelah S2
ditutup. Ukurlah dengan multimeter tegangan Vc1 dan Vc2 dalam keadaan mantap
( steady state ), setelah S2 ditutup.
V = 5 Volt R = 10 k C = 1000F
Keadaan mula, saklar S1 terbuka, C tidak bermuatan ( bagaimana caranya
agar dapat diperoleh keadaan ini ?). Pada t = 0, saklar S1 kemudian ditutup
dan selanjutnya dibiarkan tertutup.