Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
PENGENDALIAN KEUANGAN

OLEH KELOMPOK 8:
1. A.A. I. Tirtamas Wisnu Wardhani
2. I. Gd. Oka Jayatenaya
3. I.B. Gd. Agastya Mahardika

1515351076
1515351144
1515351172

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN
2016

1. Pentingnya Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati
abad ke-21. Radio dan televisi menyajikan cerita-cerita dramatis tentang pertumbuhan dan
penurunan

perusahaan-perusahaan,

pengembalian

perusahaan,

dan

berbagai

jenis

restrukturisasi perusahaan. Untuk memahami perkembangan ini dan ikut serta di dalamnya
secara efektif, diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.
Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi dengan adanya perkembangan
dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya, pada bulan September 1989,
Campeau Corporation tidak dapat melunasi pembayaran bunga untuk sebagian utangnya.
Campeau telah membeli Federated Departement Store dan Aliied Store sebelumnya pada
tahun 1989 dengan menanggung utang sebesar $10 miliar. Campeau mencari tambahan
utang untuk memenuhi pembayaran bunga yang jatuh tempo atas utang yang sudah ada dan
mencoba menjual properti-properti utama seperti rangkaian toko serba ada. Bloomingdale,
untuk mengurangi pokok pinjaman. Kegagalan Campeau untuk memenuhi pemenuhan
bunganya mengejutkan seluruh pasar obligasi dengan hasil (yield) yang tinggi. Pada bulan
Januari 1990, operasi realestat Campeau dipisahkan dari operasi toko serba ada ritelnya yang
dimasukkan dalam perlindungan kepailitan. Betapa pentingnya sejumlah aspek manajemen
keuangan telah ditekankan oleh sejarah Campeau ini (Weston dan Copeland, 1997)
2. Fungsi Keuangan
Walaupun perincian antar-organisasi bervariasi, fungsi keuangan yang utama adalah
dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Dana
dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunaan
yang berbeda-beda. Arus dana di dalam perusahaan dipantau. Imbalan untuk sumber-sumber
perhitungan ini dapat berupa tingkat pengembalian (return), pembayaran kembali, serta
produk dan jasa. Fungsi-fungsi yang sama ini harus dilaksanakan baik di perusahaan bisnis,
badan pemerintahan, maupun oranisasi-organisasi nirlaba. Tujuan manajer keuangan adalah
membuat rencana guna memperoleh dan menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai
organisasi. Berikut beberapa kegiatan yang terlibat, yaitu:
1) Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi denganpara eksekutif
yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis umum.

2) Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasi dan


perhitungan biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang berhasil
biasanya mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga memerlukan
dukungan penambahan investasi. Para manajer keuangan perlu menentukan laju
pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat prioritas atas alternatif
investasi yang tersedia.
3) Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan bisnis memiliki dampak
keuangan.
4) Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal yang
merupakan

sumber

perolehan

dana

dan

tempat

surat

berharga

perusahaan

diperdagangkan.
Jadi tugas pokok manajer keuangan adalah berkaitan dengan keputusan investasi dan
perhitungan biaya. dalam melaksanakan fungsinya maka manajer keungan berkaitan
langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
itu sendiri. fungsi keuangan dalam organisasi. Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya
dipisahkan menjadi dua jabatan yaitu:
a.

Bendahara
Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan data. Tanggung jawab
seorang bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang
tunai.meskipun

tanggung

jawab

pembuatan

laporan

berada

di

tangan

kontroler,bendahara pada umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas harian
dan posisi modal kerja , membuat anggaran dan melaporkan informasi arus kas dan
informasi uang tunai.
b.

Administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler)


Bidang tanggung jawab kontroler meliputi akuntansi , pelaporan,dan pengendalian.
Fungsi pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat laporan (reporting)
mengenai informasi keuangan perusahaan. Tugas lain dari kontroler adalah menegelolah
pengajian, menyusun perhitungan dan pelaporan pajak serta melakukan audit internal.

3. Definisi Pengendalian Keuangan

1) Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku


Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan kemungkinan.
Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan
dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para
manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil
keperilakuan.
2) Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil
dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan
perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga
informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir. Tujuan
pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan mengubah
kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
Ketika sistem pengendalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan informasi
akuntansi yang akurat dan andal, fokus sistem pengendaliam secara tradisonal terletak
pada tujuh faktor berikut.
a. Mempekerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya dengan
kompeten dan penuh integritas.
b. Menghindari fungsi fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas dan
tanggung jawab.
c. Mendefinisikan wewenang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian dari suatu
transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi.
d. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah dicatat
dengan kaurat.
e. Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
f. Menjaga asset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap asset
tersebut.
g. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.
4. Pengendalian Terpadu
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu konfigurasi yang saling
melengkapi, yaitu subsistem formal yang mendukung proses administratif. Untuk bisa

menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup


aktivitas perencanaan, operasional, fungsi umpan balik, dan interaksi pengendalian.
1) Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari
organisasi dan komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaanpertanyaan pengendalian seperti: Bagaimana divisi-divisi diidentifikasikan? Apa yang
digunakan untuk menyusun pertanggung jawaban? Bagaimana departemen-departemen
akan diinstruksikan dan akuntansi apa yang akan digunakan untuk masalah-masalah
transfer atau transaksi antar departemen.
2) Operasional
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan terhadap
aktivitasaktivitas operasi selama proses implementasi atas rencanarencana manajemen.
Di berbagai organisasi, pengendalian pengoperasian merupakan tanggung jawab manajer
pemilik, yaitu mereka yaitu mereka yang hali dalam mengendalikan pengoperasian lewat
sesuatu yang tidak formal dan berfokus pada manusia. Organisasi yang lebih kompleks
dan besar dituntut untuk lebih memformalkan pengendalian operasi guna menjamin suatu
standar yang efektif dan meningkatkan efisiensi operasi.
3) Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistic yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta
operasi sebagai akibat dari umpan balik.
4) Interaksi Pengendalian
Saling keterkaitan diantara sub-sistem pengendalian juga memegang peranan penting atas
hasil yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan
dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuantujuan yang ditetapkan. Demikian pula, jika ukuran ukuran umpan nalik diasumsikan
bersifat netral dan relative longgar, maka bisa diharapkan bahwa umpan balik dipandang
sebagai tindakan pengumpulan ukuran ukuran umpan balik itu sendiri dan tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap tahapan tahapan perencanaan dan operasi.
Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan balik. Proses
perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan balik.

Tujuan tujuan perencanaan yang berlawanan tidak akan menjadi penting untuk
dijadikan prioritas karena sasaran rencana menekankan pada ukuran - ukuran kinerja
secara statistik yang didasarkan pada ukuran - ukuran umpan balik yang telah ditentukan
sebelumnya.
5. Faktor Faktor Kontekstual
Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan subjek
tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih penting
dibandingkan dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual
kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
1) Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang
sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka sebagai
strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi
menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
2) Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan
eksogen dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk
yang memerlukan satu tanggapan.
3) Motif Keuangan
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan
ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa
system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering
kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit). Ukuranukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indicator dari keberhasilan.
4) Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari
dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi pengendalian
biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda dalam hal substansi dengan
startegi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.
6. PertimbanganPertimbangan Rancangan

Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan para desainer akan mencari cara untuk
menemukan hubungan sebab akibat yang dipercaya bersifat nyata dalam lingkungan
sehingga memiliki kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang dapat
dihasilkan dari penambahan suatu pengendalian atau aturan pengendalian. Hal hal tersebut
meliputi:
1) Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer
keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu
adalah baik atau buruk.
2) Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan biaya dimana suati pendelegasian dengan asumsi
keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama
agar menjadi tidak nyata.
3) Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuat yang penting dalam menentukan rancanganrancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai
tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilemma bisnis.

7. Pengendalian dalam Era Pemberdayaan


Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang
bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa
bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup
perusahaan.
1) Sistem Pengendalian Diagnostik
Salah satu tujuan utama sistem pengendalian diagnostik adalah bertujuan untuk
menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan
ditetapkan, penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
2) Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama bertahun-tahun dalam upayanya
untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang diinginkan oleh para manajer yang
diterapkan oleh karyawannya.
3) Sistem Batasan

Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang
dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Sistem batasan dan sistem kepercayaan
yang digabungkan akan menciptakan ketegangan yang dinamis serta kepercayaan yang
hangat, positif, dan inspirasional secara bersama sama. Kedua sistem ini membentuk
kesempatan secara bersama sama tanpa batas ke dalam domain yang terfokus, di mana
para manajer dan karyawan didorong untuk memanfaatkan secara efektif.
4) Sistem Pengendalian Interaktif
Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem informasi formal yang digunakan oleh
para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam
keputusan bawahan. Sistem pengendalian interaktif memiliki empat karakteristik yang
membedakannya dari sistem pengendalian diagnostic.
a. Memfokuskan pada informasi yang berubah secara konstan dan diidentifikasikan oleh
para manajer puncak sebagai informasi yang potensial bersifat strategis.
b. Informasi menuntut perhatian rutin yang cukup signifikan dari para manajer operasi
di seluruh tingkatan organisasi.
c. Data yang dihasilkan dijabarkan dan didiskusikan dalam rapat langsung yang dihadiri
oleh para penyelia, bawahan, dan rekan sejawat.
d. Debat hanya akan berlangsung mengenai data, asumsi, dan tindakan perencanaan.
5) Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena mereka percaya pada
potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah nilai. Manajer yang baik
bekerja secara konstan untuk membantu para karyawannya meningkatkan potensi
mereka. Di perusahaan kecil para manajer melakukan hal ini secara informal. Misalnya
saja, ketika sedang makan dan bepergian berasama mereka mengkomunikasikan nilai dan
dan tujuan utama, aturan main, target saat ini, dan perubahan signifikan yang
dipelajari.karena itu tidak dapat dipungkiri bahwah pengendalian dan komunikasi prinsipprinsip tuntutan merupakan hal yang penting.
Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan
memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas
dengan menggunakan seluruh unsur pengendalian. Untuk mengkomunikasikan nilai inti,
mereka mengandalkan sistem kepercayaan. Paham perusahaan yang tesebar luas
mengacu pada pentingnya tanggung jawab, kebanggaan bersama atas kualitas,
keberhasilan finansial, serta integritas.

DAFTAR PUSTAKA
Arfan Irfan lubis. (2010) Akuntansi Keperilakuan edisi 2, penerbit : Salemba Empat
http://dominique122.blogspot.co.id/2015/04/pengendalian-keuangan-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai