Anda di halaman 1dari 11

BAB 8

MOTOR LISTRIK AC (INDUKSI)

Hasil Pembelajaran

Setelah menyelesaikan, melengkapi tugas-tugas dan latihan


dari bab ini, diharapkan anda dapat memahami prinsip kerja
motor listrik AC (motor listrik induksi).

Kriteria Penilaian

Keberhasilan Anda dalam menguasai bab ini dapat diukur


dengan kriteria sebagai berikut:

Dapat menjelaskan konsep dasar tentang motor listrik arus


bolak balik (AC) atau motor listrik induksi.

Pendahuluan
Motor Listrik AC atau motor listrik induksi adalah mesin tenaga
listik yang menghasilkan tenaga mekanik. Motor jenis ini yang paling
banyak digunakan di pabrik, Industri dan peralatan-peralatan rumah
tangga sebagai penggerak atau penghasil tenaga mekanis. Pemberian
nama ini berasal dari arus rotor motor ini bukan akibat dari sumber
tertentu, tetapi dari adanya perbedaan relative antara putaran rotor
dengan medan putar (Rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh
arus stator.
Motor Listrik AC adalah mesin tenaga listrik yang menghasilkan
tenaga mekanik (putaran). Motor ini dapat dibagi atas dua jenis yaitu

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 75

motor listrik 1 fase dan motor listrik 3 fase yang disebut juga motor
induksi.

Gambar 8.1 Motor listrik AC

8.1. Motor Listrik AC 1 Fase


Ada dua jenis dasar dari motor listrik 1 fase yaitu:
1. Motor rotor sangkar
2. Motor rotor belitan

Gambar 8.2 Bentuk motor listrik AC 1 fase

Konstruksi motor rotor sangkar 1 fase

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 76

Konstruksi motor rotor sangkar 1 fase terdiri adalah stator


dipasang pada belitan utama dan belitan bantu dipasang secara
seri dengan elektrolit condensator (ELCO) yang fungsinya
sebagai penggerak mula dan arah dari putaran.

Gambar 8.3 Motor sangkar satu fase


Arus masuk karena ELCO pada belitan bantu terlebih dahulu
timbul medan listrik, rotor mulai bergerak disusul medan belitan
utama sehingga berputar terus. Motor jenis ini biasa juga disebut
motor kapasitor.

Gambar 8.4. Motor AC 1 fase dengan lilitan bantu


Cara kerja:
Arus masuk, karena melalui ELCO pada lilitan bantu terlebih
dahulu timbul medan listrik, rotor mulai bergerak disusul oleh
Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 77

medan belitan utama sehingga berputar terus. Motor ini disebut


juga motor kapasitor.

Konstruksi motor jenis rotor belitan


Konstruksinya sama seperti motor seri DC. Motor ini disebut juga
motor universal karena dapat digunakan pada AC dan DC.

Gambar 8.5. Konstruksi jenis rotor belitan


Kegunaan motor seri adalah: mesin bor tangan listrik, vacum
cleaner, kipas angin, gerinda tangan dan lain-lain. Untuk
membalik putarannya

dapat dilakukan dengan menukar ujung

belitan rotor atau stator.

Gambar 8.6. Contoh penggunaan motor seri


8.2. Motor Listrik AC 3 Fase

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 78

Motor 3 fase biasa disebut pula dengan motor induksi atau motor
arus putar. Jenis yang sering digunakan adalah squarel cage
rotor.
Konstruksi motor induksi terdiri dari:
1. Stator, bagian yang diam
2. Rotor bagian yang berputar
3. Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.
Sedangkan konstruksi stator terdiri dari:
1. Rumah stator dari besi tuang
2. Inti stator dari besi lunak atau baja karbon
3. Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat
meletakkan belitan
4. Belitan stator dari kawat tembaga

Konstruksi rotor terdiri dari:


1. Inti rotor, bahannya sama dengan inti stator
2. Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat
meletakkan belitan
3. Belitan stator dari kawat tembaga, konstruksinya berbentuk
sangkar atau belitan
4. Poros atau as
Stator dan rotor membentuk rangkaian magnetik, berbentuk
silindris yang simetris dan diantaranya terdapat celah udara.
Celah udara tersebut bila terlalu jauh akan menyebabkan
rendahnya effesiensi sedangkan bila terlalu dekat akan
menimbulkan kerusakan pada motor.

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 79

Gambar 8.7. Motor AC 3 fase

Gambar 8.8. Stator pada mesin induksi

Gambar 8.9. Rotor sangkar pada mesin induksi


8.3. Prinsip Kerja Motor Induksi
Prinsip kerja motor induksi sama seperti motor lain adalah
menggunakan

prinsip

induksi

elektromagnetik,

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 80

yaitu

bila

belitan/kumparan stator diberikan sumber tegangan bolak-balik 3


fase maka arus akan mengalir pada kumparan tersebut.
Dengan prinsip ini dicoba sebuah penghantar diletakkan
dalam medan magnet, sehingga akan menimbulkan medan putar
(Garis-garis gaya magnet) yang berputar dengan kecepatan
singkron Garisgaris gaya magnet dari stator tersebut akan
memotong

penghantar

penghantar

rotor

sehingga

pada

penghantar tersebut timbul EMF (Elektromotris Force) atau GGL


(Gaya gerak listrik) atau Tegangan induksi.
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup
maka, pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir
pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet
berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul
gaya yang berpasangan dan berlawanan arah. Gaya yang terjadi
tersebut akan menimbulkan torsi yang cenderung memutar
rotornya, sehingga rotor berputar dengan kecepatan putar Nr
mengkuti putaran medan putar stator Ns.
Ns=

120. f
(rpm)
p

dimana:
Ns = Kecepatan putar dari medan stator (rpm)
F = Frekuensi dan tegangan stator (Herzt)
p = Banyaknya kutub
Contoh:
P

= pasang kutub (U-S) -1 buah

= frekuensi jaringan = 50 Hz

60

= satuan detik

1 Hz = 1 putaran
50 Hz

= 50 putaran/detik

1 menit = 60.50 = 3000 rpm


8.4. Label Motor Listrik
Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 81

Setiap

motor

listrik

dilengkapi

dengan

label

data

yang

menunjukkan informasi yang harus diperhatikan seperti, kelas,


tingkat gerak mula, type, nomor seri yang diperlukan saat akan
memesan jenis motor yang dibutuhkan.

Contoh:

8.5. Belitan Stator ( Hubungan pada stator)


Belitan pada stator digambarkan hanya 3 buah dengan
hubungan delta (D) atau bintang (Y). UVW ujung arus masuk,
sedangkan

XYZ

ujung

keluarnya

arus.

Ujung-ujung

belitan

dihubungkan dengan terminal motor, dimana pada hubungan


delta (D) U-Z digabung, V-X digabung dan W_Y digabung.
Sedangkan pada hubungan bintang (Y), Y-X-Y digabung dan U-V-W
pada jaringan RST.

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 82

Gambar 8.10. Belitan pada stator


Ujung-ujung

belitan

dihubungkan

dengan

terminal

motor,

dimana pada hubungan delta (D) U-Z digabung, V-X digabung


dan W_Y digabung. Sedangkan pada hubungan bintang (Y), Y-X-Y
digabung dan U-V-W pada jaringan RST.

Gambar 8.11. Hubungan terminal pada motor

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 83

I Delta > I
Gambar 8.12. Hubungan motor dengan terminal jaringan
8.6. Slip
Slip terjadi karena perbedaan perputaran medan putar stator
dan perputaran rotor. Ada 3 macam slip yaitu:
1. Slip Mutlak dinyatakan dengan persaam sebagai berikut:
S = Ns - Nr
2. Slip pecahan dinyatakan dengan persamaan:

S=

NsNr
Nr

3. Slip dinyatakan dengan persen (%):


S=

NsNr
x 100
Nr

Frekuensi Arus Rotor:


Pada waktu rotor masih diam, maka frekuensi arus rotor
sama dengan arus stator (f), Waktu rotor berputar maka
frekuensinya menjadi f akan dipengaruhi oleh slip yang
mengikuti persamaan sebagai berikut:

f '= S. f

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 84

Rangkuman

Motor listrik AC adalah mesin listrik yang menghasilkan

gerakan mekanik
Motor listrik AC dapat dibagi 2 yaitu 1 fase dan 3 fase
Slip pada motor AC terjadi karena perbedaan medan putar
stator dengan putaran rotor

Soal Latihan
1. Suatu motor induksi 3 fase, 4 kutub bekerja dengan sumber
tegangan yang frequensinya 50 Hz, hitunglah:
a.
b.
c.
d.

Kecepatan medan putar


Kecepatan rotor jika slipnya 0,04
Frekuensi arus rotor jika slip 0,03
Frekuensi rotor pada waktu diam

2. Motor induksi 3 fase 6 kutub 440 volt, 50 Hz bekerja dengan


beban penuh dengan kecepatan 950 rpm hitunglah:
a. Slip yang terjadi
b. Frekuensi arus dan tegangan rotor
Daftar Pustaka
1. Hamzah Berahim, Pengantar Teknik Tenaga Listrik , Andi
Offset , Jogyakarta, 1991
2. Zuhal, Dasar Teknik tenaga Listrik Dan Elektronika Daya,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995
3.

Politeknik Manufaktur, Teori Kelistrikan Pada Mesin,


Bandung, 1992

4. Course Note, Listrik Dasar, PEDC, Bandung, 1989

Eko W & Dwi H: Motor Listrik AC (INDUKSI)hal. 85

Anda mungkin juga menyukai