Anda di halaman 1dari 6

A.

Cekungan Sumatera Selatan


Batuan-batuan yang terdapat dalam Cekungan Sumatera Selatan dapat
dikelompokan menjadi tujuh satuan lithostratigrafi, yaitu Formasi Lahat, Formasi
Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai, dan Formasi Palembang. Formasi
Palembang

terdiri

tiga bagian yaitu bagian bawah dengan Formasi Air Benakat, bagian tengan denga
n Formasi Muara Enim dan bagian atas dengan Formasi Kasai. Perusahaan yang
ada di formasi Palembang yaitu PT. Bukit Asam Formasi yang mengandung
batubara:
(a) Formasi Lahat
Formasi ini berumur Eosen sampai Miosen Bawah. Formasi ini
diendapkan tidakselaras di atas batuan Pra-Tersier, terdiri dari tuf breksi berwarna
ungu, hijau dancoklat, batulempung tufaan, breksi dan konlomerat. Ke arah
bagian dalam cekungan,faciesnya berangsur berubah menjadi serpih, serpih
tufaan, batulanau, batupasir, dansisipan batubara. Pengendapan formasi ini diawali
oleh endapan non marin, paludal,yang berangsur menjadi kondisi euxinic. Pada
formasi ini ditemukan lapisan-lapisantipis batugamping dan lapisan batuan
sediment yang mengandung glaukonit,menunjukan lingkungan danau yang
kadang-kadang berhubungan dengan lautterbuka. Diantara batuan-batuan sedimen
yang dijumpai ada yang menunjukan ciriendapan kipas alluvial, endapan fluvatil
dan endapan delta. Tebal formasi inimencapai 300 m.
(b) Formasi Talang Akar
Formasi ini berumur Oligosen Atas sampai Miosen Bawah. Formasi
Talang Akardiendapkan selaras di atas Formasi Lahat, terdiri dari batupasir,
batupasirgampingan, batulempung, batulempung pasiran, dan sedikit batubara,
pada bagian bawah dijumpai batupasir.
Formasi ini diendapkan pada lingkungan fluvatil sampaidelta dan marin dangkal
yang menunjukan adanya transgresi marin. Pada beberapatempat dijumpai
batupasir di daerah tinggian (Pendopo High atau dekat paparanSunda). Secara
lateral, formasi ini berubah facies dengan formasi gumai.Ketebalannya mencapai

100 m. Formasi Talang Akar merupakan penghasilhidrokarbon di Cekungan


Sumatra Selatan.
(c) Formasi Muara Enim
Formasi ini berumur Miosen Atas. Formasi ini diendapkan selaras di
atasFormasi Air Benakat, terdiri dari batupasir tufaan, batulempung pasiran,
dan batubara.

Formasi ini menunjukan

hasil endapan fase

regresi, yang

diendapkan padalingkungan laut dangkal, payau dan paludal. Ketebalan dari


formasi ini antara 150 msampai 750 m.(d) Formasi KasaiFormasi ini berumur
Pliosen. Formasi ini diendapkan selaras di atas FormasiMuara Enim, terdiri dari
batupasir tufan, tuf, batulempung, konglomerat dan lensa-lensa tipis batubara.
Batuan-batuan penyusun formasi ini merupakan hasil erosi pegunungan Barisan.
Ketebalannya antara 500 m sampai 1.000 m.
B. Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
Secara umum, sedimentasi di Cekungan Sumatera Selatan terjadi dalam
dua fase (Jackson, 1961 dalam Koesoemadinata, et al., 1976) , yaitu:
1. Fase Transgresi
Fase Transgresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandai dengan
pengendapan Kelompok Telisa secara tidak selaras di atas batuan Pra-Tersier.
Selama fase pengendapan yang terjadi padafase transgresi, penurunan dasar
cekungan lebih cepat daripada proses sedimentasi, sehingga terbentuk urutan
fasies non marin, transisi, laut dangkal dan laut dalam (Pulunggono, 1969;
DeCoster, 1974; Koesoemadinata, et al., 1976).
2. Fase RegresiFase
Regresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandai dengan pengendapan
Kelompok Palembang. Fase ini merupakan kebalikan dari fase transgresi, dimana
pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan penurunan dasar cekungan,
sehingga terbentuk urutan seperti fasies laut dangkal, transisi dan non marin
(Pulunggono, 1969; De Coster, 1974; Koesoemadinata, et al.,1976).

Stratigrafi regional Cekungan Sumatera Selatan masih menjadi perdebatan


karena banyak pendapat mengenai stratigrafi regional. Daerah penelitian merupak
an bagian dari Cekungan Sumatera Selatan. Stratigrafi regional Cekungan
Sumatera Selatan (Ryacudu, 2005) dari tua ke muda (Gambar 1.1) terdiri dari
Formasi Lahat/Lemat, Formasi Talangakar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai,
Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim, Formasi Kasai. Formasi Lahat/Lemat
Formasi ini mewakili awal pengendapan Tersier di Cekungan Sumatera Selatan.
Bagian bawah formasi ini terdiri dari breksi vulkanik dan aglomerat dengan
fragmen

utama

berupa batuan beku andesit/basaltis, tufa, batupasir tufaan, kadang dijumpai intrus
i dan aliran lava. Endapan darat dan batuan vulkanik ditafsirkan diendapkan
bersamaan dengan terjadinya orogenesa Kapur Akhir Awal Tersier yang ditandai
dengan

ditemukannya

batuan

beku berumur 60,3 1,2 Ma di Pegunungan Garba (Pardede, 1986). Anggota atas
Formasi Lahat/Lemat terdiri dari dua bagian (De Coster, 1974) yang disebut
Young Lemat.
Bagian atas terdiri dari batuan klastik halus dan terdiri dari serpih abu-abu
kecoklatan, kadang berselang-seling dengan lapisan serpih tufaan, batulanau dan
batupasir serta sisipan tipis batubara. Anggota ini di interpretasikan diendapkan
dalam lingkungan air tawar hingga payau. Anggota bawah berupa klastik kasar
terdiri atas batupasir, batulempung, fragmen batuan, breksi, granite wash,
kadang dijumpai sisispan batubara dan tufa. Anggota ini diendapkan dalam
lingkungan darat. Umur Formasi Lahat/Lemat masih menjadi perdebatan karena
Musper (1937), Marks (1956), Spruyt (1956) menginterpretasikannya berumur
Eosen-Oligosen, sedangkan De Coster (1974 ) menginterpretasikannya berumur
Paleosen-Oligosen.
Formasi ini memiliki hubungan tidakselaras dengan unit batuan di bawah dan di
atasnya.Formasi TalangakarFormasi ini terbagi atas dua anggota yaitu GRM dan
TRM (Spruyt, 1956; Pulunggono, 1984)

a. Gritsand Member (GRM)


Anggota bawah Formasi Talangakar ini disusun oleh sedimen klastik kasar
seperti batupasirkonglomeratan, batupasir kuarsa, serpih dan sisipan batubara
dengan struktur sedimen berupastruktur perlapisan bersusun, perlapisan silangsiur dan sejajar.
b. Transitional Member (TRM)
Anggota atas Formasi Talangakar ini tersusun oleh sedimen klastik
sedang-halus seperti perselingan batupasir, serpih, batulanau, sisipan batubara,
batulempung karbonan, serta hadirnyaglaukonit yang melimpah. Lingkungan
pengendapan anggota satuan ini adalah lingkungantransisi-laut dangkal berumur
Miosen.Formasi BaturajaFormasi Baturaja memiliki umur Miosen Awal-Miosen
Tengah bagian bawah (Gafoer, 1988). Formasi ini diendapkan selaras di atas
Formasi Talangakar dan tersingkap dengan baik di Sub-Cekungan Palembang
Selatan. Formasi ini sangat berkembang di daerah tinggian, berupa batugamping
terumbu dan batugamping paparan, sedangkan di bagian dalam cekungan satuan
ini berkembang sebagai fasies karbonat berupa mudstone atau wackestone.
Formasi Baturaja
Formasi Baturaja memiliki umur Miosen Awal-Miosen Tengah bagian
bawah (Gafoer, 1988).Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Talangakar
dan tersingkap dengan baik di Sub-Cekungan Palembang Selatan. Formasi ini
sangat berkembang di daerah tinggian, berupa batugamping terumbu dan
batugamping

paparan,

sedangkan di

bagian

dalam

cekungan

satuan

ini berkembang sebagai fasies karbonat berupa mudstone atau wackestone.


Formasi Gumai
Formasi Gumai yang terdapat di Cekungan Sumatera Selatan memiliki
umur Miosen Tengah. Formasi ini tersusun atas sedimen klastika halus berupa
serpih,

napal,

batulempung

gampingan, batulanau dengan foraminifera plankton yang melimpah. Formasi ini


mewakili fase trangresimaksimum di Cekungan Sumatera Selatan.

Formasi Air Benakat


Formasi Air Benakat atau Palembang Bawah ditafsirkan berumur Miosen
Tengah dandiendapkan pada lingkungan sublitoral (Gafoer, 1988). Penentuan
lingkungan

pengendapan

ini berdasarkan foraminifera plankton. Formasi ini tersusun oleh perselingan batu
pasir-batulanauyang ditandai dengan melimpahnya mineral glaukonit dan limonit
serta kandungan fosil foraminifera besar. Formasi ini merupakan awal dari fase
regresi Miosen Tengah dari kondisilingkungan pengendapan laut dalam ke arah
lingkunagn pengendapan laut dangkal-transisi.
Formasi Muara Enim
Formasi Muara Enim atau Palembang Tengah berumur Miosen AkhirPliosen Awal. Formasi inisecara umum ditandai dengan berkembangnya batubara.
Formasi ini disusun oleh perselingan batulempung, batulanau, batupasir tufaan
dan

lapisan

batubara.

Formasi

ini

menunjukkan sekuen pengendapan pengkasaran ke atas dengan lingkungan penge


ndapan laut dangkal hingga darat. Bagian bawah formasi ini tersusun oleh
batulempung

kecoklatan,

batupasir

lempungan

dan batupasir tufaan serta lapisan batubara.


Bagian atas formasi ini disusun oleh perselingan batulempung kehijauan, batupasi
r, lapisan batubara dan endapan vulkanik. Fosil kayu danforaminifera

air

tawar

banyak dijumpai pada formasi ini.


Formasi Kasai
Formasi Kasai atau Palembang Atas diendapkan selaras di atas Formasi
Muara Enim, tersusunoleh perselingan konglomerat, batupasir tufaan, tufa dan
batulempung tufaan dengan kandunganmoluska air tawar dan fosil kayu yang
tersilisifikasi (silicified wood) Kandungan tufa yangsangat dominan pada formasi
ini menandai adanya aktivitas vulkanik yang semakin meningkat pada
Pliosen Akhir.Umur formasi ini adalah Miosen Akhir-Pliosen dengan ciri-ciri
litologi yangmenunjukkan lingkungan pengendapan darat

Gambar 1. kolom stratigrafi (www.acedemiaedu.net)

Anda mungkin juga menyukai