Anda di halaman 1dari 3

EKSTRAKSI PELARUT

Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro
ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan
tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau
kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam
kedua fase pelarut.
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses
distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut umumnya
digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs
pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadang-kadang gugus-gugs pengganggu ini
diekstraksi secara selektif.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung
gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam hal
ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan
dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi
rendah untuk gugus pengotor lainnya.
2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air
3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut
Ekstraksi dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan
dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan
berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas.
Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi
merupakan proses kesetimbanganmaka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan
setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan
dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut
mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.
Analisis lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti
volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan metode
spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang bersangkutan
dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode spektrofotometri dapat digunakan
untuk pelarut air maupun organik.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke
dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut
kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi
dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven

pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam
pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. [Lucas,
Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry]
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:
o
o
o
o
o

Tipe persiapan sampel


Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil
daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).
A. Prinsip dasar dari Ekstraksi pelarut
Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa :
P+V=C+2
Keterangan : P = fase
C = Komponen
V = Derjat kebebasan
Pada ekstraksi pelarut , kita mempunyai P = 2 , yaitu fase air dan organik, C= 1, yaitu zat terlarut
di dalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanantetap, sehingga V = 1, jadi kita akan
dapat :
2 + 1 = 1+2, yaitu P + V = C + 2
Menurut Hukum distribusi Nernst :
Jika [X1] adalah kosentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X2] adalah kosentrasi zat terlarut dalam
fase 2, maka pada kesetimbangan,
X1, X2 didapat ; KD =
Dimana ; KD = Koefisien partisi. Partisi atau koefisien distribusi ini tidak tergantung pada
kosentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut. Pada persamaan diatas , kita dapat
menuliskan koefesian aktivitas zat pada fase organik maupun pada fase air.
Kita menggunakan istilah perbandingan distribusi (D) dengan memperhitungkan kosentrasi total
zat didalam kedua fase , Perbandingan Distribusi . Dinyatakan sebagai berikut :

Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan: bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua
pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk setiap spesi
molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka
banding distribusi ini tidak tergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga

angka banding berubah dengan sifat dasar pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur
(Svehla, 1990).
Hukum ini dalam bentuk yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang didistribusikan itu
mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu fasa tersebut. Pada penerapan praktis
ekstraksi pelarut ini, terutama kalau kita perhatikan fraksi zat terlarut total dalam fasa yang satu
atau yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun cara-cara disosiasi, asosiasi atau interaksinya
dengan spesi-spesi lain yang terlarut. Untuk memudahkan, diperkenalkan istilah angka banding
distribusi D (atau koefisien ekstraksi E).
Jika tidak tejadi asosiasi , disosiasi atau polimerisasi pada fase fase tersebut dan keadaan yang
kita punyai adlah ideal, maka harga KDsama dengan D . Untuk utjuan praktis sebagai ganti harga
KD atau D , lebih sering digunakan istilah persen eksrtaksi (E) . Ini berhubungan dengan
perbandingan distribusi dalam persamaan sebagai berikut.
D = Dimana VW : Volume fase air
Vo : Volume fase Organik
Bila volume fase organic dan air sama , yaitu Vo = VW , D diubah menjadi :
D=
Ekstraksi dianggap kuantitatif bila : E = 100 berarti
D = tidak tehingga ( jika Vo = VW )

Anda mungkin juga menyukai