LP Nutrisi
LP Nutrisi
KEBUTUHAN NUTRISI
OLEH :
KELOMPOK 3
NURLAELA AGUSTINA
SUDIBYO
KAMINEM
UTAMI
MIFTHAKUL SAADAH
RENATA FATMAWATI
SUSI IFANIDA
WAHYU PEKAWATI
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Definisi
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan anorganik yang
dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat
gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan
tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh (Kozier, 2010).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh, (A. Aziz Alimul H,
2009).
B. Etiologi
Kekurangan nutrisi
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makanan
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun
(Wartonah, 2006)
Kelebihan nutrisi
1. Kelebihan intake
2. Gaya hidup
3. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4. Penurunan laju metabolic
5. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat
(Wartonah, 2006)
Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahann informasi
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensasi rasa
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
Cepat kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot
untuk menelan
2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
Pernapasan bau asam
Bruksisme
Nyeri epigastrik
Menolak makan
Nyeri ulu hati
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Bangun malam karena mimpi buruk
Batuk malam hari
Terlihat bukti kesulitan menelan
Odinofagia
Regurgitasi isi lambung
Menelan berulang
Keluhan ada yang menyangkut
Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
Pembatasan volume
Muntah
Muntahan di bantal
sosial)
Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar (mis:
ansietas)
Aktivitas monoton
Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal
D. WOC
Gastrointestinal
Disfagia
Esofagus
masuknya
basa kuat/
asam kuat
Nekrosis
kolkuatifa
Ketidakm
a-mpuan
menelan
makanan
Malnutri
si
Gastriti
s
Ggn. Usus
halus
Makanan
yang tidak
adekuat
Respon
mucosa
lambung
terhadap
iritasi pd
lambung
Malabsorpsi
Terganggunya
absorpsisatu /
banyak zat gizi
dlm mukosa
usus
Intake
berlebihan &
output kurang
menyebabakan
Non balance
intake dan
output
Risiko kelebihan
nutrisi
Ketidakmamp
uanuntuk
mencerna
makanan
Ggn. Menelan
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan
obesitas
Ketidakma
mpuan
untuk
mengabsor
psi nutrient
Akumulasi
lemak pd
seluruh jaringan
dan adiposa
Kelebihan nutrisi
Kekurangan
nutrisi dalam
tubuh
Kesiapan
meningkatkan
nutrisi
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau
melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke
vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.
(Nurjanah, 2011)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan
faktor faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan
Faktor biologis
Faktor ekonomi
a.
2. Gangguan Menelan
Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur atau
fungsi oral, faring, atau esofagus
Faktor yang Berhubungan
Defisit Kongenital
Masalah perilaku makan
Gangguan dengan hipotonia signifikan
Penyakit jantung kongenital
Gagal bertumbuh
Riwayat makan dengan slang
Obstruksi mekanis
Gangguan neuromuskular
Malnutrisi energi-protein
Gangguan pernapasan
Anomali saluran napas atas
Masalah Neurologis
Akalasia
Defek anatomik didapat
Paralisis serebral
Gangguan saraf kranial
Keterlambatan perkembangan
Defek esofagus
Abnormalitas orofaring
Prematuritas
Penyakit refluks gastroesofagus
Abnormalitas laring
Defek laring
Defek nasal
Defek rongga nasofaring
Defek trakea
Trauma
Cedera kepala traumatik
Anomali jalan napas atas
Batasan Karakteristik
Gangguan Fase esofagus
Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
Pernapasan bau asam
Bruksisme
Nyeri epigastrik
Menolak makan
Nyeri uluhati
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Bangun malam karena mimpi buruk
Batuk malam hari
Terlihat bukti kesulitan menelan
Odinofagia
Regurgitasi isi lambung
Menelan berulang
Keluhan ada yang menyangkut
Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
Pembatasan volume
Muntah
Muntahan di bantal
3.
ansietas)
Aktivitas monoton
Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal
Makan sebagai respons pada petunjuk internal bukan rasa lapar (mis;
ansietas)
Berat badan lebih tinggi dari nilai dasar pada awal setiap kehamilan
Terlihat penggunaan makan sebagai tindakan menyenangkan
Terlihat menggunakan makanan sebagai penghargaan
Membarengi makan dengan aktivitas lain
Obesitas parental
Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada anak
Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama
C. Intervensi Keperawatan
No.
1
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakseimban
gan
Nutrisi
Kurang
dari
Kebutuhan
Intervensi
Tubuh
ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan :
Kriteria Hasil
a. Adanya
peningkatan
berat
badan
sesuai
dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
c. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
e. Menunjukkan
peningkatan
fungsi
pengecapan
dari
menelan
f. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
Gangguan
Menelan
magenta, scarlet
NOC
NIC
Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan
masalah
reflex batuk, reflex muntah, dan
keperawatan
gangguan
kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor
status
paru
teratasi dengan
menjaga/mempertahankan jalan
Kriteria Hasil :
nafas
a. Dapat mempertahankan c. Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut
sejauh mungkin
b. Kemampuan
menelan d. Jauhkan
manset
trakea
adekuat
meningkat
c. Pengiriman bolus ke
e. Jauhkan pengaturan hisap yang
hipofaring
selaras
tersedia
dengan reflex menelan
f.
Menyuapkan makanan dalam
d. Kemampuan
untuk
jumlah kecil
mengosongkan rongga
g.
Periksa penempatan tabung NG
mulut
atau
gastrostomy
sebelum
e. Mampu
mengontrol
menyusui
mual dan muntah
f. Imobilitas konsekuensi : h. Periksa penempatan tabung NG
atau gastrostomy sisa sebelum
fisiologis
makan
g. Pengetahuan
tentang
i. Hindari makan, jika residu tinggi
prosedur pengobatan
tempat "pewarna" dalam tabung
h. Tidak ada kerusakan
pengisi NG
otot tenggorong atau
j.
Hindari
cairan
atau
otot wajah, menelan,
menggunakan zat pengental
menggerakkan
lidah
k. Penawaran makanan atau cairan
atau reflex muntah
i. Pemulihan
pasca
yang dapat dibentuk menjadi
prosedur pengobatan
bolus sebelum menelan
j. Kondisi
pernapasan, l. Potong
makanan
menjadi
ventilasi adekuat
potongan-potongan kecil
k. Mampu
melakukan m. Permintaan obat dalam bentuk
perawatan terhadap non
obat mujarab
pengobatan parenteral
n. Istirahat atau menghancurkan pil
l. Mengidentifikasi faktor
sebelum pemberian
emosi atau psikologis o. Jauhkan kepala tempat tidur
yang
menghambat
ditinggikan 30 sampai 45 menit
menelan
setelah makan
m. Dapat
mentoleransi
p. Sarankan
pidato/berbicara
ingesti makanan tanpa
patologi berkonsultasi
tersedak
q.
Sarankan barium menelan kue
n. Menyusui adekuat
atau video fluoroskopi
o. Kondisi menelan bayi
p. Memelihara kondisi gizi
: makanan dan asupan
cairan ibu dan bayi
q. Hidrasi tidak ditemukan
r. Pengetahuan mengenai
cara menyusui
s. Kondisi
pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi gangguan
neurologis
3
Resiko
Ketidakseimban
gan Nutrisi :
Lebih
dari
Kebutuhan
Tubuh
NOC
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan x 24 jam
diharapkan
masalah
keperawatan
resiko
ketidakseimbangan
nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan :
Kriteria Hasil
a. Mengetahui
adanya
faktor resiko
b. Turut
serta
dalam
program latihan fisik
yang teratur
c. Mampu
mempertahankan berat
badan ideal
d. Mampu mengonsumsi
diet yang ideal
fisik,
pertimbangkan
keterbatasan pasien
g. Anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung
penurunan berat badan
NIC
Managemen Nutrisi
a. Membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan
dengan diet seimbang
b. Timbang berat badan pasien
dalam interval yang sesuai
Managemen Berat Badan
a. Memfasilitasi
pemeliharaan
berat badan yang optimal dan
lemak tubuh yang ada
b. Diskusikan bersama pasien
mengenai
hubungan antara
asupan makanan, latihan fisik,
kenaikan berat badan, dan
penurunan berat badan
c. Menetukan berat badan dan
presentase lemak tubuh ideal
pasien
d. Diskusikan bersama individu
mengenai
kebiasaan,
adat
istiadat, budaya, dan faktor
keturunan
yang
dapat
mempengaruhi berat badan
e. Bantu
pasien
dalam
mengembangkan rencana makan
yang konsisten sesuai dengan
tingkat penggunaan energi
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik
Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
NANDA International. 2015.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20152017.Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan aplikasi
dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC