Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH :
KELOMPOK 3
NURLAELA AGUSTINA
SUDIBYO
KAMINEM
UTAMI
MIFTHAKUL SAADAH
RENATA FATMAWATI
SUSI IFANIDA
WAHYU PEKAWATI

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2016

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Definisi

Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan anorganik yang
dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat
gizi esensial dalam makanan untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan
tubuh dan fungsi normal semua proses tubuh (Kozier, 2010).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh, (A. Aziz Alimul H,
2009).
B. Etiologi
Kekurangan nutrisi
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makanan
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun
(Wartonah, 2006)
Kelebihan nutrisi
1. Kelebihan intake
2. Gaya hidup
3. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4. Penurunan laju metabolic
5. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat
(Wartonah, 2006)

C. Tanda Dan Gejala


1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahann informasi
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensasi rasa
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
Cepat kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot
untuk menelan
2. Gangguan Menelan
Batasan Karakteristik
a. Gangguan Fase esofagus
Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
Pernapasan bau asam
Bruksisme
Nyeri epigastrik
Menolak makan
Nyeri ulu hati
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Bangun malam karena mimpi buruk
Batuk malam hari
Terlihat bukti kesulitan menelan
Odinofagia
Regurgitasi isi lambung

Menelan berulang
Keluhan ada yang menyangkut
Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
Pembatasan volume
Muntah
Muntahan di bantal

b. Gangguan fase oral

Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan


Tersedak sebelum menelan
Batuk sebelum menelan
Ngiler
Makanan jatuh dari mulut
Makanan terdorong keluar dari mulut
Muntah sebelum menelan
Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
Masuknya bolus terlalu dini
Bibir tidak menutup rapat
Kurang mengunyah
Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
Makan lama dengan konsumsi sedikit
Refluks nasal
Piecemeal deglutition
Makanan terkumpul di sulkus lateral
Sialorea
Pembentukan bolus terlalu lambat
Kelemahan mengisap yang mengakibatkan ketidakcukupan mengatup
puting

c. Gangguan fase faring

Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan


Gangguan posisi kepala
Tersedak
Batuk
Keterlambatan menelan
Menolak makan
Muntah
Suara seperti kumur
Ketidakadekuatan elevasi
Menelan berkali-kali
Refluks nasal
Infeksi paru berulang

Demam yang tidak jelas penyebabnya

3. Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


Batasan Karakteristik
Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan
Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
Mengonsumsi cairan adekuat
Mengonsumsi makanan adekuat
Makan secara teratur
Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
Pembuatan cairan yang aman
Pembuatan makanan yang aman
Penyimpana cairan yang aman
Penyimpanan cairan yang aman
4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Batasan Karakteristik
Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas lain)
Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang hari, situasi

sosial)
Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar (mis:

ansietas)
Aktivitas monoton
Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal

D. WOC
Gastrointestinal

Disfagia

Esofagus
masuknya
basa kuat/
asam kuat
Nekrosis
kolkuatifa

Ketidakm
a-mpuan
menelan
makanan

Malnutri
si

Gastriti
s

Ggn. Usus
halus

Makanan
yang tidak
adekuat

Respon
mucosa
lambung
terhadap
iritasi pd
lambung

Malabsorpsi
Terganggunya
absorpsisatu /
banyak zat gizi
dlm mukosa
usus

Intake
berlebihan &
output kurang
menyebabakan
Non balance
intake dan
output
Risiko kelebihan
nutrisi

Ketidakmamp
uanuntuk
mencerna
makanan

Ggn. Menelan

Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan

obesitas

Ketidakma
mpuan
untuk
mengabsor
psi nutrient

Akumulasi
lemak pd
seluruh jaringan
dan adiposa
Kelebihan nutrisi

Intake dan output


yang tidak
seimbang
menyebabkan non
balance intake dan
output

Kekurangan
nutrisi dalam
tubuh

Kesiapan
meningkatkan
nutrisi

D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut :

Kadar total limfosit


Albumin serum
Zat Besi
Transferin serum
Kreatinin
Hemoglobin
Hematokirit
Keseimbangan nitrogen

Tes antigen kulit


Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, peneurunan nilai limfosit, penurunan
albumin serum < 3,5 gr/dl, dan peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak,
2008).
a. Pemeriksaan Laboratorium dan Biokimia
Pemeriksaan laboratorium umum digunakan untuk mempelajari
status nutrisi meliputi mengukur protein plasma seperti albumin,
transferin, prealbumin, protein pengikat retinol, kapasitas pengikat zat besi
total, dan haemoglobin. Setelah makan, waktu respon untuk perubahan
pada rentang protein dari jam ke minggu. Masa hidup metabolisme
albumin adalah 21 hari, transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein
pengikat retinol adalah 12 hari. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin
serum meliputi hidrasi, perdarahan, penyakit ginjal dan hepatik, jumlah
drainase yang besar untuk luka, drain luka bakar, atau traktus
gastrointestinal, pemberian steroid, infus albumin eksogenus, umur,
trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Kadar albumin adalah
indikator penyakit kronis yang lebih baik, sedangkan kadar prealbumin
dianggap sebagai keadaan akut.
Keseimbangan nitrogen penting untuk menyatakan status protein
serum. Hitung keseimbangan nitrogen dengan membagi 6,25 ke dalam
gram total protein yang dimakan dalam satu hari (24 jam). Ukur keluaran
nitrogen melalui analisis laboratorium 24 jam urea nitrogen urinari (UUN).
Untuk klien dengan diare dan drainase fistula, perkirakan tambahan 2-4

gram keluaan nitrogen yang lebih lanjut. Keseimbangan nitrogen


didapatkan dengan membagi keluaran nitrogen yang dibutuhan untuk
anabolisme. Sebaliknya, keseimbangan nitrogen negatif terjadi saat
katabolisme terjadi. (Potter & Perry, 2010).
E.

Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau
melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IV H), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke
vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.
(Nurjanah, 2011)

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.

Pengkajian
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien yang berisiko masalah nutrisi
yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan
faktor faktor lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok :

1. Pengukuran Fisik Dan Antropometri Pengukuran fisik meliputi, tinggi badan


dan berat berat badan. Pengukuran antropometri sistem pengukuran ukran dan
ssunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometri yang
membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk perbandingan
ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan bagian tengah
atas.
2. Tes Laboratorium Dan Biokimia Tes tes dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti keseimbangan cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya penyakit.
Tes biasanya diguakan untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran
protein plasma seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Tes tes lain digunakan untuk
menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti penundaan
sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolism protein.
3. Riwayat Diet Dan Kesehatan Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan
makanan dan cairan klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah dan
area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh
makanan. Selama mengkaji riwayat keperawatan perawat juga menggabungkan
informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan kebutuhan energy
dan membandingkannya dengan asupan makanan.
Faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Status Kesehatan
b. Kultur Dan Agama
c. Status Sosioekonomi
d. Pilihan Pribadi
e. Faktor Psikologis
f. Alcohol Dan Obat
g. Kesalahan Informasi Dan Keyakinan Terhadap Makanan
Observasi Klinis
Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat mengobservasi klien
tanda tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi
semua system tubuh, petunjuk malnutrisi dapat diobservasi selama pengkajian
fisik.
B.

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan
Faktor biologis
Faktor ekonomi

a.

Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien


Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Ketidakmampuan menelan makanan
Faktor psikologis
Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahann informasi
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensasi rasa
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA
Cepat kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot untuk menelan

2. Gangguan Menelan
Definisi
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur atau
fungsi oral, faring, atau esofagus
Faktor yang Berhubungan
Defisit Kongenital
Masalah perilaku makan
Gangguan dengan hipotonia signifikan
Penyakit jantung kongenital
Gagal bertumbuh
Riwayat makan dengan slang
Obstruksi mekanis
Gangguan neuromuskular
Malnutrisi energi-protein

Gangguan pernapasan
Anomali saluran napas atas

Masalah Neurologis
Akalasia
Defek anatomik didapat
Paralisis serebral
Gangguan saraf kranial
Keterlambatan perkembangan
Defek esofagus
Abnormalitas orofaring
Prematuritas
Penyakit refluks gastroesofagus
Abnormalitas laring
Defek laring
Defek nasal
Defek rongga nasofaring
Defek trakea
Trauma
Cedera kepala traumatik
Anomali jalan napas atas
Batasan Karakteristik
Gangguan Fase esofagus
Abnormalitas pada fase esofagus pada pemeriksaan menelan
Pernapasan bau asam
Bruksisme
Nyeri epigastrik
Menolak makan
Nyeri uluhati
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Bangun malam karena mimpi buruk
Batuk malam hari
Terlihat bukti kesulitan menelan
Odinofagia
Regurgitasi isi lambung
Menelan berulang
Keluhan ada yang menyangkut
Kegelisahan yang tidak jelas seputar waktu makan
Pembatasan volume
Muntah
Muntahan di bantal

Gangguan fase oral

Abnormalitas pada fase oral pada pemeriksaan menelan


Tersedak sebelum menelan
Batuk sebelum menelan
Ngiler
Makanan jatuh dari mulut
Makanan terdorong keluar dari mulut
Muntah sebelum menelan
Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
Masuknya bolus terlalu dini
Bibir tidak menutup rapat
Kurang mengunyah
Kurang kerja lidah untuk membentuk bolus
Makan lama dengan konsumsi sedikit
Refluks nasal
Piecemeal deglutition
Makanan terkumpul di sulkus lateral
Sialorea
Pembentukan bolus terlalu lambat
Kelemahan mengisap yang mengakibatkan ketidakcukupan
mengatup puting

Gangguan fase faring

3.

Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan


Gangguan posisi kepala
Tersedak
Batuk
Keterlambatan menelan
Menolak makan
Muntah
Suara seperti kumur
Ketidakadekuatan elevasi
Menelan berkali-kali
Refluks nasal
Infeksi paru berulang
Demam yang tidak jelas penyebabnya

Kesiapan Meningkatkan Nutrisi


Definisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik dan dapat ditingkatkan
Batasan Karakteristik

Sikap terhadap minum sama dengan tujuan kesehatan


Sikap terhadap makan sama dengan tujuan kesehatan
Mengonsumsi cairan adekuat
Mengonsumsi makanan adekuat
Makan secara teratur
Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat
Menunjukkan pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Mengikuti standar yang tepat untuk asupan
Pembuatan cairan yang aman
Pembuatan makanan yang aman
Penyimpana cairan yang aman
Penyimpanan cairan yang aman

4. Ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi
Asupan nutrien yang melebihi kebutuhan tubuh
Faktor yang Berhubungan
Asupan berlebih dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
Asupan berlebih dalam kaitannya dengan aktivitas fisik(konsumsi kalori).
Batasan Karakteristik
Mengosentrasikan asupan makanan pada akhir hari
Disfungsi pola makan (mis; membarengi makan dengan aktivitas lain)
Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal(mis; siang hari, situasi
sosial)
Makan sebagai respons terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar (mis:

ansietas)
Aktivitas monoton
Lipatan otot trisep > 15mm pada pria
Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita
Berat badan 20% di atas tinggi dan kerangka tubuh ideal

5. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh


Definisi
Berisiko pada asupan nutrien melebihi kebutuhan metabolik
Faktor Risiko
Mengonsentrasikan asupan makanan pada malam hari.
Disfungsi pola makan
Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal (mis; siang hari,
situasi sosial)

Makan sebagai respons pada petunjuk internal bukan rasa lapar (mis;

ansietas)
Berat badan lebih tinggi dari nilai dasar pada awal setiap kehamilan
Terlihat penggunaan makan sebagai tindakan menyenangkan
Terlihat menggunakan makanan sebagai penghargaan
Membarengi makan dengan aktivitas lain
Obesitas parental
Transisi cepat melewati persentil pertumbuhan pada anak
Melaporkan penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama

sebelum usia 5 bulan


Gaya hidup monoton.

C. Intervensi Keperawatan
No.
1

Diagnosa
Keperawatan
Ketidakseimban
gan
Nutrisi
Kurang
dari
Kebutuhan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Setelah dilakukan asuhan NIC


keperawatan x 24 jam Nutrition Management
diharapkan
masalah a. Kaji adanya alergi makanan
keperawatan
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

Tubuh

ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan :
Kriteria Hasil
a. Adanya
peningkatan
berat
badan
sesuai
dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
c. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
e. Menunjukkan
peningkatan
fungsi
pengecapan
dari
menelan
f. Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti

menentukan jumlah kalori dan


nutrisi yang dibutuhkan pasien
c. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake Fe
d. Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan
protein
dan
vitamin C
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
h. Ajarkan
pasien
bagaimana
membuat catatan makanan harian
i. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
j. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak atau orang
tua selama makan
e. Monitor lingkungan selama
makan
f. Jadwalkan
pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
j. Monitor mual dan muntah
k. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
l. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
m. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
n. Monitor kalori dan intake kalori
o. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral
p. Catat jika lidah berwarna

Gangguan
Menelan

magenta, scarlet
NOC
NIC
Setelah dilakukan asuhan Apriration Precautios
keperawatan x 24 jam a. Memantau tingkat kesadaran,
diharapkan
masalah
reflex batuk, reflex muntah, dan
keperawatan
gangguan
kemampuan menelan
menelan pada pasien dapat b. Memonitor
status
paru
teratasi dengan
menjaga/mempertahankan jalan
Kriteria Hasil :
nafas
a. Dapat mempertahankan c. Posisi tegak 90 derajat atau
makanan dalam mulut
sejauh mungkin
b. Kemampuan
menelan d. Jauhkan
manset
trakea
adekuat
meningkat
c. Pengiriman bolus ke
e. Jauhkan pengaturan hisap yang
hipofaring
selaras
tersedia
dengan reflex menelan
f.
Menyuapkan makanan dalam
d. Kemampuan
untuk
jumlah kecil
mengosongkan rongga
g.
Periksa penempatan tabung NG
mulut
atau
gastrostomy
sebelum
e. Mampu
mengontrol
menyusui
mual dan muntah
f. Imobilitas konsekuensi : h. Periksa penempatan tabung NG
atau gastrostomy sisa sebelum
fisiologis
makan
g. Pengetahuan
tentang
i. Hindari makan, jika residu tinggi
prosedur pengobatan
tempat "pewarna" dalam tabung
h. Tidak ada kerusakan
pengisi NG
otot tenggorong atau
j.
Hindari
cairan
atau
otot wajah, menelan,
menggunakan zat pengental
menggerakkan
lidah
k. Penawaran makanan atau cairan
atau reflex muntah
i. Pemulihan
pasca
yang dapat dibentuk menjadi
prosedur pengobatan
bolus sebelum menelan
j. Kondisi
pernapasan, l. Potong
makanan
menjadi
ventilasi adekuat
potongan-potongan kecil
k. Mampu
melakukan m. Permintaan obat dalam bentuk
perawatan terhadap non
obat mujarab
pengobatan parenteral
n. Istirahat atau menghancurkan pil
l. Mengidentifikasi faktor
sebelum pemberian
emosi atau psikologis o. Jauhkan kepala tempat tidur
yang
menghambat
ditinggikan 30 sampai 45 menit
menelan
setelah makan
m. Dapat
mentoleransi
p. Sarankan
pidato/berbicara
ingesti makanan tanpa
patologi berkonsultasi
tersedak
q.
Sarankan barium menelan kue
n. Menyusui adekuat
atau video fluoroskopi
o. Kondisi menelan bayi
p. Memelihara kondisi gizi
: makanan dan asupan
cairan ibu dan bayi
q. Hidrasi tidak ditemukan
r. Pengetahuan mengenai
cara menyusui
s. Kondisi
pernafasan
adekuat
t. Tidak terjadi gangguan

neurologis
3

Kesiapan untuk NOC


NIC
meningkatkan
Setelah dilakukan asuhan a. Managemen nutrisi: membantu
nutrisi
keperawatan x 24 jam
atau
menyediakan
asupan
diharapkan kesiapan untuk
makanan dan cairan dengan diet
meningkatkan nutrisi dapat
seimbang
tercapai dengan :
b. Konseling nutrisi : member
bantuan dengan proses interaktif
Kriteria Hasil
yang berfokus pada kebutuhan
a. Mampu
terhadap modifikasi diet
mempertahankan berat c. Penyuluhan individu : membuat
badan yang ideal
perencanaan., implementasi, dan
b. Mengonsumsi diet yang
evaluasi program penyuluhan
seimbang
yang dirancang untuk memenuhi
c. Melaporkan peningkatan
kebutuhan khusus pasien
nilai gizi makanan yang d. Penyuluhan : Program Diet :
dikonsumsi (mis; lebih
mempersiapkan pasien untuk
banyak
mengonsumsi
benar-benar mematuhi pola diet
makanan non olahan,
yang diprogramkan
dengan
sedikit
kandungan lemak jenuh)
Ketidakseimban NOC
NIC
gan
Nutrisi: Setelah dilakukan asuhan Managemen Nutrisi
Lebih
dari keperawatan x 24 jam a. Berikan informasi yang sesuai
Kebutuhan
diharapkan
masalah
tentang kebutuhan nutrisi dan
Tubuh
keperawatan
cara
memenuhi
kebutuhan
ketidakseimbangan
nutrisi
tersebut
lebih dari kebutuhan tubuh b. Lakukan kolaborasi dengan ahli
dapat teratasi dengan :
diet untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis zat gizi yang
Kriteria Hasil
dibutuhkan untuk memenuhi
a. Pasien
menyadari
kebutuhan nutrisi
masalah berat badan
Bantuan menurunkan berat badan
b. Pasien mengungkapkan a. Bantu
pasien
untuk
secara verbal keinginan
mengidentifikasi motivasi untuk
untuk menurunkan berat
makan dan isyarat internal dan
badan
eksternal yang dikaitkan dengan
c. Berpartisipasi
dalam
makan
program
penurunan b. Tentukan
bersama
pasien
berat badan
tentang jumlah penurunan berat
d. Berpartisipasi
dalam
badan yang diinginkan
program latihan yang c. Bantu pasien menyesuaikan diet
teratur
dengan gaya hidup dan tingkat
e. Menahan diri untuk
aktivitas
tidak makan banyak d. Susun rencana yang realistis
dalam
satu
waktu
dengan pasien untuk mengurangi
tertentu
asupan
makanan
dan
f. Mengalami
asupan
meningkatkan
penggunaan
kalori,
lemak,
energy
karbohidrat,
vitamin, e. Anjurkan untuk mengganti
mineral, zat besi dan
kebiasaan yang tidak diinginkan
kalsium yang adekuat,
dengan aktivitas yang disukai
tetapi tidak berlebihan
f. Rencanakan program latihan

Resiko
Ketidakseimban
gan Nutrisi :
Lebih
dari
Kebutuhan
Tubuh

NOC
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan x 24 jam
diharapkan
masalah
keperawatan
resiko
ketidakseimbangan
nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh
dapat teratasi dengan :
Kriteria Hasil
a. Mengetahui
adanya
faktor resiko
b. Turut
serta
dalam
program latihan fisik
yang teratur
c. Mampu
mempertahankan berat
badan ideal
d. Mampu mengonsumsi
diet yang ideal

fisik,
pertimbangkan
keterbatasan pasien
g. Anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung
penurunan berat badan
NIC
Managemen Nutrisi
a. Membantu atau menyediakan
asupan makanan dan cairan
dengan diet seimbang
b. Timbang berat badan pasien
dalam interval yang sesuai
Managemen Berat Badan
a. Memfasilitasi
pemeliharaan
berat badan yang optimal dan
lemak tubuh yang ada
b. Diskusikan bersama pasien
mengenai
hubungan antara
asupan makanan, latihan fisik,
kenaikan berat badan, dan
penurunan berat badan
c. Menetukan berat badan dan
presentase lemak tubuh ideal
pasien
d. Diskusikan bersama individu
mengenai
kebiasaan,
adat
istiadat, budaya, dan faktor
keturunan
yang
dapat
mempengaruhi berat badan
e. Bantu
pasien
dalam
mengembangkan rencana makan
yang konsisten sesuai dengan
tingkat penggunaan energi

DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A. Aziz. 2012. Buku Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Barbara, Kozier. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik
Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
NANDA International. 2015.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20152017.Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : teori dan aplikasi
dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2010.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika
Potter, Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4.Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai