Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


MANAJEMEN NYERI

OLEH :
KELOMPOK 1

PROGAM STUDI NERS


PROGAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN NYERI
A. PENGERTIAN
International Association for Study of Pain (IASP) menyatakan nyeri
adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata,
berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan
sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual karena respon
individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu sama
lain(Asmadi, 2008).
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyam
an dalammerespons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall,
2012).
B. ETIOLOGI
1. Agen cedera fisik
: penyebab nyeri karena trauma fisik
2. Agen cedera biologi : penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau
jaringan tubuh
3. Agen cedera psikologi: penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti
kelainan organik, neurosis traumatik, skizofrenia
4. Agen cedera kimia : penyebab nyeri karena bahan/zat kimia.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor fisiologis
Rangsang nyeri yang diterima oleh norireseptor berjalan melalui tulang
belakang dan naik ke spinotalamik lateral kemudian ke medulla, pons, dan
mesenchepalon. Selanjutnya rangsang nyeri tersebut dibawa ke serebrum
sehingga individu menyadari akan adanya nyeri, lokasinya, jenisnya dan
intensitasnya.
2. Faktor psikososial
Beberapa faktor psikososial yang dapat mempengaruhi individu
terhadap persepsi nyeri seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai
berkaitan dengan nyeri, harapan keluarga, lingkungan, emosi dan budaya.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Klien melaporkan nyeri baik secara verbal atau non verbal
2. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang, mengeluh)
3. Menunjukkan kerusakan pada bagian tubuhnya.
4. Posisi untuk mengurangi nyeri.
5. Ada gerakan untuk melindungi.
6. Tingkah laku berhati-hati.
7. Fokus pada diri sendiri dan penurunan interaksi dengan lingkungan.
8. Perubahan dalam nafsu makan dan minum.

Agen cedera (injury)

Fisik (Trauma)

Biologis

Kimia

Psikologis

E. WOC
Gangguan sirkulasi
dan kelainan darah

Peradangan

Nyeri

Kerusakan pada
bagian tubuh

Nafsu makan dan


minum menurun

Gangguan
nutrisi

Kerusakan
integritas kulit

Kerusakan
mobilitas fisik

Defisit
Perawatan Diri

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di
otak
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Monitor gejala cardinal/tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
3. Beri rasa aman
4. Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbangan
anatara tubuh dengan lingkungan. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan
energy, dengan memberikan sentuhan pada pasien diharapkan pada transfer
energy
5. Acupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyeri

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
MANAJEMEN NYERI
A. Pengkajian (Data Fokus)
1. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
a. Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
b. Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien,
sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (visceral) lebih dirasakan
secara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori yang
berhubungan dengan lokasi :

1) Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya.


2) Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik.
3) Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat
dilokalisir.
4) Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari
area rangsang nyeri.
2. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan
dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari
klien.
3. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul, berapa
lama, bagaimana timbulnya, interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir
timbul.
4. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin
dikatakan ada yang membentur kepalanya, nyeri abdominal dikatakan seperti
teriris pisau.
5. Skala nyeri
Beberapa contoh alat pengukur nyeri :
a. Anak-anak

b. Dewasa
Skala intensitas nyeri deskriptif

Skala identitas nyeri numerik

Skala analog visual

Skala nyeri menurut Bourbanis

Keterangan :
0

: Tidak nyeri

1-3

: Nyeri ringan, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan


baik.

4-6

: Nyeri sedang, secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat


menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.

7-9

: Nyeri berat, secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti


perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi


dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
10

: Nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi berinteraksi

dengan orang lain.


6. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
7. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen injury fisik, biologis, kimia, dan psikologis.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.
4. Gangguan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis.

C. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan
dengan agen injury fisik,
biologis, kimia, dan
psikologis.

Kriteria Hasil
Pain Control
1. Mengenali faktor penyebab (5)
2. Mengenali gejala-gejala nyeri (5)
3. Mencari bantuan tenaga kesehatan (3)
4. Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan
(5)
5. Menggunakan metode pencegahan non

Intervensi
Pain Management
1.

lokasi,

karakteristik,

durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi.


2.

Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan,


khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara

analgetik untuk mengurangi nyeri (5)


6. Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
(5)
Keterangan penilaian :
1. Tidak dilakukan sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan

Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi :

efektif
3.

Gunakan komunikasi terapeutik agar pasien dapat


mengekspresikan nyeri

4.

Kaji pengalaman individu terhadap nyeri

5.

Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi untuk


mengatasi nyeri (ex. relaksasi, massase)

6.

Berikan informasi tentang nyeri : penyebab, berapa


lama terjadi.

7.

Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri


seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.

8.

Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri

9.

Berikan analgetik sesuai anjuran

10. Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri


non farmakologis
11. Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri

DAFTAR PUSTAKA
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
Affiliate Of Elsefer
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC
Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 20122014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
Academic Press
Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Wilkinson,judith.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai