Anda di halaman 1dari 3

Tahap Implementasi Rencana

Prinsip Good Governance dalam implementasi rencana sebagai berikut:


1. Prinsip Pengawasan dalam penyelenggaraan
Dalam implementasi kebijakan tata ruang, masyarakat dilibatkan dalam mengevaluasi
dan mengawasi pembangunan, yaitu bagaimana ikut serta menilai dan mengawasi kegiatan
pembangunan serta memelihara hasil-hasil pembangunan yang dicapai. Peningkatan
peranserta masyarakat dalam penataan runag ini harus dilengkapi dengan perangkat
hukum dan penegakan hukum (Law enforcement) sehingga tidak ditemukan lagi
penyimpangan tata ruang. Dengan demikian rencana tata ruang sebagai alat pengaturan,
pengendalian dan pengarahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten dapat
dilaksanakan sesuai fungsinya.
Audit sosial adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat
secara luas dalam rangka menilai, menyikapi dan mengevaluasi sebuah kebijakan atau
penyelenggaraan negara . Audit sosial bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan dan dampak pelaksanaan program pemerintah serta menciptakan transparansi
dalam pengelolaan anggaran publik. Inti dari Sosial Audit adalah menyediakan instrumen
bagi masyarakat untuk mengukur dampak dari tujuan sebuah program/proyek/kegiatan.
2. Prinsip kesetaraan kesempatan
Program dari pemerintah memberikan kesempatan yang sama bagi warga untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan. Misalnya, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah salah satu contohnya. PNPM hanya salah satu dari
sekian banyak program pemerintah yang perlu partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Contoh program yang lain adalah Bantuan Pembangunan Desa (BPD). Pelaksanaan
program Bantuan Pembangunan Desa (BPD) ini, cukup mampu menyerap berbagai
swadaya masyarakat seperti sumbangan tenaga gotong-royong dalam pelaksanaan
kegiatan program ataupun sumbangan keuangan. Hal ini menjelaskan bahwa adanya
peningkatan partisipasi masyarakat desa, khususnya dalam pelaksanaan program Bantuan
Pembangunan Desa ini.
3. Prinsip Proses yang Partisipatif
Partisipatif dalam pembangunan dapat berupa bantuan sumbangan dana dari
masyarakat. Dana swadaya masyarakat adalah uang atau barang/jasa yang dapat dinilai

dengan uang yang berasal dari masyarakat dan secara langsung digunakan untuk suatu
keperluan tertentu, dalam hal ini adalah pembangunan perkotaan.
Secara teoritis, sumber pembiayaan pembangunan perkotaan dapat diperoleh antara
lain dari, publik/pemerintah, private/swasta, gabungan antara pemerintah dan swasta.
Telah dijelaskan di atas bahwa permasalahan pembiayaan pembangunan perkotaan saat ini
masih cenderung menggantungkan pada sumber pembiayaan yang konvensional, padahal
terdapat juga sumber pembiayaan non konvesional yang perlu juga diekplorasi yaitu dana
swadaya masyarakat sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan
perkotaan
Contoh kasus:
Salah satu program pembangunan perkotaan yang menggunakan dana swadaya
masyarakat adalah program Surabaya Green and Clean dan Surabaya Berwarna Bunga.
Program tersebut dikemas dalam bentuk kompetisi antar RW di Surabaya sedemikian rupa
sehingga menarik minat masyarakat Surabaya untuk mengikutinya. Kampung yang
mengikuti kompetisi ini pasti akan berlomba-lomba membuat kondisi kampungnya sebaik
mungkin dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh juri. Dengan adanya program ini,
Pemerintah Kota Surabaya sangat diuntungkan karena pembangunan kampung-kampung
dilaksanakan oleh warga kampung tersebut secara mandiri baik dari sisi tenaga maupun
dana. Kota Surabaya menjadi lebih bersih dan berbunga dengan melibatkan partisipasi
masyarakatnya tanpa menghabiskan dana yang besar.
4. Prinsip efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya
Dalam pembangunan efisiensi dan efektifitas sumber daya dapat berupa bantuan
masyarakat dalam pembangunan, salah satunya berupa bantuan tenaga kerja, maka akan
menghemat biaya untuk pembangunan dan juga waktu dan ketepatan pembangunan.
Salah satu contoh partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Bissappu
yaitu sarana ibadah dalam hal ini adalah pembangunan masjid. Dalam pembangunan
tersebut masyarakat terlibat aktif mulai dari proses perencanaan hingga pada tahap
pelaksanaan pembangunan, bahkan dana yang di gunakan pada pembangunan masjid
tersebut merupakan swadaya masyarakat.
5. Prinsip transparansi Informasi
Hadirnya Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP) tidak serta merta terpenuhinya hak warga akan akses informasi publik tersebut.
UU KIP menjadi salah satu pintu masuk untuk dalam mendorong partisipasi masyarakat

dalam pembangunan. Sehingga advokasi dan sosialisasi UU KIP harus dilakukan terus
menerus dan lebih diperluas.

Daftar pustaka:
http://hanitheplanner.wordpress.com/2011/01/14/dana-swadaya-masyarakat-sebagaialternatif-pembiayaan-pembangunan-daerah/
http://www.sloka.or.id/2012/06/01/sosial-audit-partisipasi-warga-dalam-pengawasanpembangunan/
repository.unhas.ac.id/bitstream/.../Bab%201.docx?...2
http://logowa.ui.ac.id/w/163_pelaksanaan-program-bantuan-pembangunan-desa/
Rini S. Saptaningtyas, Kajian Penyusunan dan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten se Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat, Pusat Kajian Permukiman dan
Lingkungan Perkotaan (PKPL), Fakultas Teknik Universitas Mataram

Anda mungkin juga menyukai