dengan uang yang berasal dari masyarakat dan secara langsung digunakan untuk suatu
keperluan tertentu, dalam hal ini adalah pembangunan perkotaan.
Secara teoritis, sumber pembiayaan pembangunan perkotaan dapat diperoleh antara
lain dari, publik/pemerintah, private/swasta, gabungan antara pemerintah dan swasta.
Telah dijelaskan di atas bahwa permasalahan pembiayaan pembangunan perkotaan saat ini
masih cenderung menggantungkan pada sumber pembiayaan yang konvensional, padahal
terdapat juga sumber pembiayaan non konvesional yang perlu juga diekplorasi yaitu dana
swadaya masyarakat sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan pembangunan
perkotaan
Contoh kasus:
Salah satu program pembangunan perkotaan yang menggunakan dana swadaya
masyarakat adalah program Surabaya Green and Clean dan Surabaya Berwarna Bunga.
Program tersebut dikemas dalam bentuk kompetisi antar RW di Surabaya sedemikian rupa
sehingga menarik minat masyarakat Surabaya untuk mengikutinya. Kampung yang
mengikuti kompetisi ini pasti akan berlomba-lomba membuat kondisi kampungnya sebaik
mungkin dengan kriteria penilaian yang ditetapkan oleh juri. Dengan adanya program ini,
Pemerintah Kota Surabaya sangat diuntungkan karena pembangunan kampung-kampung
dilaksanakan oleh warga kampung tersebut secara mandiri baik dari sisi tenaga maupun
dana. Kota Surabaya menjadi lebih bersih dan berbunga dengan melibatkan partisipasi
masyarakatnya tanpa menghabiskan dana yang besar.
4. Prinsip efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya
Dalam pembangunan efisiensi dan efektifitas sumber daya dapat berupa bantuan
masyarakat dalam pembangunan, salah satunya berupa bantuan tenaga kerja, maka akan
menghemat biaya untuk pembangunan dan juga waktu dan ketepatan pembangunan.
Salah satu contoh partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Bissappu
yaitu sarana ibadah dalam hal ini adalah pembangunan masjid. Dalam pembangunan
tersebut masyarakat terlibat aktif mulai dari proses perencanaan hingga pada tahap
pelaksanaan pembangunan, bahkan dana yang di gunakan pada pembangunan masjid
tersebut merupakan swadaya masyarakat.
5. Prinsip transparansi Informasi
Hadirnya Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP) tidak serta merta terpenuhinya hak warga akan akses informasi publik tersebut.
UU KIP menjadi salah satu pintu masuk untuk dalam mendorong partisipasi masyarakat
dalam pembangunan. Sehingga advokasi dan sosialisasi UU KIP harus dilakukan terus
menerus dan lebih diperluas.
Daftar pustaka:
http://hanitheplanner.wordpress.com/2011/01/14/dana-swadaya-masyarakat-sebagaialternatif-pembiayaan-pembangunan-daerah/
http://www.sloka.or.id/2012/06/01/sosial-audit-partisipasi-warga-dalam-pengawasanpembangunan/
repository.unhas.ac.id/bitstream/.../Bab%201.docx?...2
http://logowa.ui.ac.id/w/163_pelaksanaan-program-bantuan-pembangunan-desa/
Rini S. Saptaningtyas, Kajian Penyusunan dan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten se Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat, Pusat Kajian Permukiman dan
Lingkungan Perkotaan (PKPL), Fakultas Teknik Universitas Mataram