Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Judul
1. Judul
: Galeri Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Magelang dengan
Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.
2. Definisi Judul
Galeri
- ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dan sebagainya
-

(kbbi.web.id/galeri).
ruang untuk pameran karya seni; galeri gambar; koleksi besar atau penting lukisan,

patung, dll (kamus-internasional.com/definitions/?indonesian_word=gallery).


Pariwisata
- kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ked an tinggal di daerah tujuan di luar
-

lingkungan kesehariannya (WTO / World Tourism Organization)


perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya
tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara (UU No. 10 tahun

2009 tentang Kepariwisataan).


Kebudayaan
- hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
-

kesenian, dan adat-istiadat (kbbi.web.id/budaya)


keseluruhan system, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar

(Koentjaraningrat)
Kabupaten Magelang
- Sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang beribukota kota Mungkid. Kabupaten ini
berbatasan dengan kabupaten Temanggung di utara, kabupaten Semarang dan
kabupaten Boyolali di timur, Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan, kabupaten
Wonosobo dan kabupaten Purworejo di barat, dan Kota Magelang di tengah.
Arsitektur Neo-Vernakular
- Suatu penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi),
maupun non-fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan unsureunsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang kemudia
mengalami pembaharuan menuju suatu karya yang lebih modern tanpa
mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat.
3. Esensi Judul
Galeri Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Magelang dengan Pendekatan Arsitektur
Neo-Vernakular adalah sebuah wadah yang berfungsi mewadahi segala kegiatan yang
berhubungan dengan pemberian informasi dan pengetahuan tentang objek wisata serta

kebudayaan Kabupaten Magelang melalui pemakaian atau penerapan unsur-unsur lokal


yang diungkapkan dalam bentuk arsitektur kekinian.
B. Latar Belakang
Kabupaten Magelang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
merupakan jalur penghubung antara Semarang DIY, Semarang Purwokerto, dan DIY
Salatiga1. Kabupaten Magelang berkembang pada sektor pariwisata yang berada pada urutan
kedua yaitu 20.20%, setelah sektor pertanian sebesar 38.94% berdasarkan data lapangan kerja
utama Badan Pusat Statistika Kabupaten Magelang.
Kepariwisataan Kabupaten Magelang berkembang pesat dengan kunjungan wisata
3.658.690 wisatawan yang terdiri atas 3.302.328 wisatawan asing dan 256.362 wisatawan
domestic pada tahun 2015 dengan tujuan utama wisata adalah Candi Borobudur. Jumlah
wisatawan Candi Borobudur merupakan yang terbanyak dibandingkan objek wisata lainnya,
yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon 78.141 wisatawan, Ketep Pass 329.480 wisatawan, dan
137.538 wisatawan objek lainnya2.
Berdasarkan hasil observasi lapangan Rencana Induk Pariwisata Kabupaten
Magelang, diperoleh 73 obyek wisata yang terdiri atas 17 objek wisata alam, 4 objek wisata
agro, 6 objek wisata buatan, 11 objek wisata budaya, 6 objek wisata religi, dan 26 desa
wisata3.
Sayangnya, banyaknya objek wisata di Kabupaten Magelang tidak berbanding lurus
dengan length of stay wisatawan yang hanya 1-2 hari ketika berkunjung ke Kabupaten
Magelang4. Keberadaan Candi Borobudur yang pernah menjadi salah satu 7 keajaiban dunia
menjadikannya dikenal di mata internasional dan merupakan objek tunggal yang mampu
menarik wisatawan domestik dan asing. Oleh karena itu, dengan kondisi Candi Borobudur
yang menjadi konsentrasi utama wisatawan, maka sudah saatnya perlu dilakukan pengenalan
destinasi wisata lainnya di Kabupaten Magelang tanpa harus menghabiskan banyak waktu.
Selain banyaknya objek wisata, Kabupaten Magelang juga memiliki kebudayaan
yang beraneka ragam dari tarian, kerajinan tangan, dan event budaya yang bisa menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya desa wisata yang
masing-masing memiliki potensi budaya tersendiri. Tapi sayangnya, dengan length of stay
wisatawan yang sebentar, tidak memungkinkan wisatawan untuk mengenal seluruh budaya di
setiap desa wisata. Sehingga membutuhkan suatu wadah dimana wisatawan dapat mengetahui
dan mengenal setiap budaya yang ada.
Pengenalan mengenai potensi pariwisata dan budaya Kabupaten Magelang tidak
hanya melalui penyampaian informasi secara langsung kepada wisatawan tetapi juga
mengajak mereka untuk merasakan nuansa Kabupaten Magelang yang dihadirkan dalam
wadah kegiatan tersebut.
Keberadaan Candi Borobudur utamanya dan candi-candi lain khususnya juga
mempengaruhi tampilan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya. Misalnya dengan

penggunaan stupa sebagai ornamen pada bangunan, penggunaan batu alam sebagai elemen
tampilan bangunan, atau bangunan dengan konsep punden berundak, dan lain sebagainya.
Namun faktanya kini banyak bermunculan bangunan-bangunan dengan gaya
arsitektur modern tanpa menerapkan unsur-unsur lokal yang ada terutama di Kabupaten
Magelang. Hal tersebut dapat menghilangkan cirri khas daerah yang ada.
Oleh sebab itu, hal inilah yang mendorong penulis untuk merancang sebuah banguna
galeri pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Magelang dalam pemberian informasi dan
pengetahuan tentang objek wisata serta kebudayaan Kabupaten Magelang melalui pemakaian
atau penerapan unsur-unsur lokal yang diungkapkan dalam bentuk arsitektur kekinian
sehingga bangunan menjadi lebih menarik dan dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi
wisatawan yang datang berkunjung.

Anda mungkin juga menyukai