PER DJP Pengalihan Pajak
PER DJP Pengalihan Pajak
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG TATA CARA PERSIAPAN PENGALIHAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN SEBAGAI PAJAK DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan:
1. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, yang selanjutnya disingkat dengan
PBB-P2, adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama, yang selanjutnya disebut dengan KPP adalah KPP yang
wilayah kerjanya meliputi letak bumi dan/atau bangunan.
3. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, yang selanjutnya disebut dengan Kanwil DJP
adalah Kanwil DJP yang membawahkan KPP.
4. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disebut dengan Pemerintah Daerah,
adalah Bupati/Walikota dan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah kabupaten/kota.
5. Wajib Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi,
dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas bangunan, yang dikenakan kewajiban membayar pajak menurut
perundang-undangan perpajakan.
6. Objek Pajak PBB-P2, yang selanjutnya disebut dengan Objek Pajak adalah bumi dan/atau
bangunan, kecuali bumi dan/atau bangunan dalam kawasan yang digunakan untuk kegiatan
usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
7. Nilai Jual Objek Pajak yang selanjutnya disingkat dengan NJOP adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat
transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
8. Tahun Pengalihan adalah tahun dialihkannya kewenangan pemungutan PBB-P2 ke
Pemerintah Daerah.
9. Tanggal cut off data adalah tanggal dilakukan back up data PBB-P2 oleh KPP, yaitu
tanggal 30 November sebelum Tahun Pengalihan.
10. Tempat Pembayaran Payment Online System yang selanjutnya disingkat dengan TP POS
adalah Bank Pemerintah/Bank Swasta Nasional yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk
menerima pembayaran PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan secara on-line dan
memindahbukukan hasil penerimaan PBB ke Bank/Kantor Pos Persepsi PBB.
Pasal 2
(1) Kewenangan pemungutan PBB-P2 dialihkan dari Direktorat Jenderal Pajak ke Pemerintah
Daerah segera setelah Pemerintah Daerah memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan
Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58
Tahun 2010 Tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Sebagai Pajak Daerah dan paling lambat pengalihan dilakukan tanggal 1 Januari
2014.
(2) Pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
hanya dapat dilakukan pada 1 Januari Tahun Pengalihan.
(3) Persiapan pengalihan PBB-P2 sebagai pajak daerah dilakukan untuk masing-masing
Pemerintah Daerah dan paling lambat persiapan pengalihan kepada Pemerintah Daerah tanggal
31 Desember sebelum Tahun Pengalihan.
BAB II
PERSIAPAN PENGALIHAN PBB-P2
Pasal 3
(1) Dalam rangka pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (KPDJP) bertugas dan bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan persiapan, yaitu:
a. Direktorat Peraturan Perpajakan I mengkompilasi peraturan pelaksanaan PBB-P2
sebagai bahan acuan Pemerintah Daerah dalam menyusun Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah.
b. Direktorat Transformasi Proses Bisnis mengkompilasi Standard Operating Procedures
(SOP) terkait pemungutan PBB-P2 sebagai bahan acuan Pemerintah Daerah dalam
menyusun SOP.
c. Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak mengkompilasi struktur organisasi dan tata kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang terkait pemungutan PBB-P2 sebagai bahan
acuan Pemerintah Daerah untuk merumuskan struktur organisasi dan tata kerja
pemungutan PBB-P2.
d. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan menyiapkan:
1) konsep adendum Surat Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Pajak
dengan Pimpinan Tempat Pembayaran Elektronik (TP Elektronik) untuk pengurangan
wilayah pembayaran PBB-P2 sesuai dengan wilayah yang Pemerintah Daerahnya siap
untuk melaksanakan pemungutan PBB-P2; dan/atau
2) konsep pengakhiran Surat Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Pajak
dengan Pimpinan TP Elektronik apabila seluruh wilayah yang Pemerintah Daerahnya
termasuk dalam ruang lingkup kerjasama siap melaksanakan pemungutan PBB-P2.
e. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi menyiapkan sistem
aplikasi terkait PBB-P2 beserta source code-nya dan menyerahkan ke Direktorat Teknologi
Informasi Perpajakan.
f. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan menyiapkan:
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 6
(1) Usulan penghapusan piutang PBB-P2 sesuai dengan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cata Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 dan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 565/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan
Penetapan Besarnya Penghapusan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 539/KMK.03/2002, disampaikan oleh KPP ke Kanwil DJP paling lambat
tanggal 10 November sebelum Tahun Pengalihan.
(2) Usulan penghapusan piutang PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
Kanwil DJP ke KPDJP paling lambat tanggal 19 November sebelum Tahun Pengalihan.
(3) Usulan penghapusan piutang PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh
Direktur Jenderal Pajak kepada Menteri Keuangan paling lambat tanggal 1 Desember sebelum
Tahun Pengalihan.
Pasal 7
(1) Penerbitan Surat Teguran sampai dengan tanggal 31 Desember sebelum Tahun Pengalihan
dilaksanakan oleh KPP.
(2) Penerbitan Surat Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus sampai dengan tanggal 31
Desember sebelum Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh KPP.
(3) Penerbitan dan penyampaian Surat Paksa sampai dengan tanggal 31 Desember sebelum
Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh KPP.
(4) Penerbitan dan penyampaian Surat Perintah melaksanakan Penyitaan (SPMP) sampai dengan
tanggal 31 Desember sebelum Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh KPP.
(5) Permohonan pemblokiran harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan di bank sampai
dengan tanggal 31 Desember sebelum Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh KPP.
(6) Lelang atas objek sita yang sesuai ketentuan sudah harus dilaksanakan sampai dengan
tanggal 31 Desember sebelum Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh KPP, dan hasilnya segera
disetorkan ke kas negara pada tanggal yang sama.
(7) Hal-hal yang belum diatur terkait dengan proses penagihan setelah tanggal 31 Desember
sebelum Tahun Pengalihan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 8
(1) Atas permintaan Pemerintah Daerah, KPP menyiapkan narasumber pelatihan teknis
pemungutan PBB.
(2) KPP dapat meminta bantuan Kanwil DJP atau KPDJP dalam menyiapkan narasumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 9
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Desember 2010
DIREKTUR JENDERAL
ttd.
MOCHAMAD TJIPTARDJO
NIP 195104281975121002