Anda di halaman 1dari 7

Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu
maupun institusi atas suatu perusahaan (Robert Ang, 2000:62). Saham biasa merupakan saham
yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (Tjiptono Darmadji, 2001:6).
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan paling alhir dalam hal
perusahaan dilikuidasi sehingga risikonya adalah yang paling besar (Zaki Baridwan, 2004:390).
Adapun beberapa karakteristik yang melekat pada saham biasa (Dyah Ratih, 2001:3-4) antara
lain pertama, saham biasa berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa deviden. Deviden
adalah bagian laba bersih setelah bunga dan pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
Deviden dapat berbentuk tunai dan saham. Pembayaran deviden biasanya setiap tahun, tetapi ada
perusahaan yang membagikan deviden setiap kuartal atau setiap semester.
Karakteristik yang kedua adalah saham biasa berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan
penerbitnya dilikuidasi dengan urutan sebagai berikut : pinjaman kepada supplier, gaji karyawan,
utang bank, obligasi, utang pajak, saham biasa. Jaminan investor atas klaim harta perusahaan
bisa diketahui melalui nilai buku suatu saham. Nilai buku per lembar saham bukanlah ukuran
kinerja saham yang penting. Karena besar kecilnya nilai buku per lembar saham tidak
mempengaruhi penghasilan dan harga sahamnya. Tetapi keamanan investor dapat tercermin dari
nilai buku persaham.
Sebab besarnya nilai buku perlembar saham dapat menunjukan berapa bagian yang akan diterima
oleh investor saat emiten dilikuidasi (Sawidji Widoatmojo, 2000:50).
Karakteristik yang ketiga adalah saham biasa berhak mengeluarkan suara dalam RUPS. Hal ini
diatur dalam UUPT No. 1/1995 pasal 45 dan 46. Bahkan penjelasan pasal 46 ayat 3 UUPT No.
1/1995 menyebutkan bahwa yang dimaksud saham biasa adalah saham yang memberikan hak
suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan

pengurusan perseroan, hak menerima pembagian deviden dan sisa kekayaan dalam proses
likuidasi.
Karakteristik yang terakhir adalah saham biasa, hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD)
berkaitan dengan pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan dana. Pengeluaran saham
yang dimaksud adalah untuk penambahan dana yang berkaitan dengan right issue. Untuk
menjaga poporsi kepemilikannya, pemegang saham lama memiliki hak memesan terlebih dahulu
(HMETD).

Biaya Saham Biasa (Cost of Common Stock atau equity Capital)


Biaya saham biasa adalah biaya yang dikeluarkan karena menggunakan saham biasa
sebagai modal. Teroritis biaya saham biasa sama dengan minimum penghasilan atau tingkat
pengembalian modal (Rate of Return) yang harus didapat perusahaan dari investasi yang
dilakukan, yaitu jumlah dari tingkat bunga deposito (Risk Free Rate) dengam premi risiko
(Risk Premium) yang layak.
Dengan menggunakan pendekatan model penilaian harga kekayaan yang dimiliki
(Capital Assets Pricing Model, CAPM Approach), biaya saham biasa adalah :

Ks= krf + (km krf ) bi


Keterangan :
krf

: Risk Free Rate (minimal sebesar bunga deposito)

km

: Average rate of return of the market (pengambilan modal bisnis pada umumnya)

bi

: kolerasi antara bisnis yang bersangkutan dengan ekonomi nasional

Contoh :
Bila tingkat bunga deposito 12% dan tingkat pengembalian modal rata-rata dipasar (market
return ) untu agribisnis 18%, sedangkan sensitifitas agribisnis terhada ekonomi nasional (bi)
adalah 2,0, maka dapat dihitung biaya saham untuk agribisnis adalah
Ks = 12% + 2,0 (18% - 12%)
= 24%

Cost of Common Stock adalah required return saham yang diinginkan investor di pasar.
Ada dua bentuk pendanaan dengan menggunakan common stock, yaitu: retained earnings dan
new issues of common stock.
Di samping itu, ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengestimasi cost of common equity
yaitu dengan menggunakan dividend valuation model, dan capital asset pricing model (CAPM).
Dividend valuation models didasarkan pada premis bahwa nilai saham ditentukan oleh present
value future dividends.
Akan tetapi dividend valuation models tidak secara eksplisit mempertimbangkan risiko, karena
model ini menggunakan harga pasar (P0) sebagai cerminan preferensi risk-return yang
diekspektasikan investor di pasar.
Dengan menggunakan constant growth model, rumus yang dipakai adalah:

kS = (D1/P0) + g.

Dimana :
D

= Deviden

= harga /lembar saham (price)

= tingkat pertumbuhan (growth)

Contoh:
Bila diketahui harga pasar saham biasa $50 per lembar, tingkat pertumbuhan dividen 5% per
tahun dan perusahaan berharap dapat membayarkan dividen $4 per lembar sahamnya, hitung
besarnya cost of stock equity!
ks = ($4/$50) + 5% =13%

Jika melakukan emisi saham baru

Ke (dalam rupiah) =
Ke(dalam presentase) =

D
pf

D
p( 1f )

Dimana :
D

= Deviden

= harga/lembar saham (price)

= tingkat pertumbuhan (growth)

= biaya emisi (floation cost)

Sementara :

g=
Dimana :
Pn

= deviden pada tahun n

Po

= deviden tahun awal

= tingkat pertumbuhan (growth0

= tahun

Pn
Po

+g
+g

Contoh :
Harga saham PT Jaya dijual $100 per lembar. Pembayaran deviden tahun 2009 sebesar $10 per
lembar dan di tahun 2011 diperkirakan dapat dibayar sejumlah $11 per lembar saham. Biaya
emisi atau flotation cost $10 per lembar saham.
Hitunglah biaya modal saham biasa jika:
a. Tidak dilakukan emisi saham baru
b. Perusahaan mengeluarkan saham baru
c. Perusahaan tidak mengemisi saham baru dan pertumbuhan nol.
Jawab :

$ 11
$ 10

= 9%

a. Ke

$ 11
$ 100

+9%

= 20 %
b. Ke

$ 11
$ 100(1$ 10)

+9%

= 10 %
c. Ke

$ 10
$ 100

= 10 %

Estimasi cost of common equity dapat dilakukan dengan menggunakan CAPM, di mana melalui
pendekatan ini secara eksplisit tercermin risiko yang melekat pada saham yang dapat diketahui
dengan adanya nilai beta. Rumus yang dipakai adalah:

ke = RF + b(kM - RF).
Walau secara teori kedua pendekatan di atas memberikan hasil yang sama, tetapi pendekatan
dividend valuation lebih disukai karena data yang diperlukan biasanya tersedia dengan mudah.
Contoh:
Bila tingkat bunga bebas risiko T-bill 3 bulan saat ini 7.0%, market return 11%, dan beta
perusahaan 1.50, maka cost of retained earnings perusahaan adalah:
ke= 7% + 1.5(11% -7%) = 13%.

Cost of New Issues of Common Stock (kn) adalah biaya modal yang ditentukan dengan cara
menghitung cost of common stock dengan memperhatikan bahwa harga jual saham harus lebih
rendah dari harga pasarnya (underpriced) dan memperhitungkan flotation cost.
Untuk menghitung cost of new issues of common stock (kn) dapat digunakan rumus:

kn = (D1/Nn) + g
contoh:
Diketahui dividend $4, harga pasar saham $50, tingkat pertumbuhan dividen 5%. Untuk
menentukan cost of new common stock, PT Anteng harus memperkirakan untuk menjual saham
barunya pada harga $47 per lembar ($3 underpriced). Biaya flotation $2,50 per lembar. Total
underpricing dan flotation cost = $2,5 + $3 = $5,5 per lembar.
Net proceeds = $50 - $5,5 = $45,5 per lembar.
kn= ($4: $45,5) + 5% = 14%.

Anda mungkin juga menyukai