Anda di halaman 1dari 7

PEMBUKTIAN MATEMATIS DIBALIK

PERISTIWA PELANGI
Ahmad Zulfakar Rahmadi, Wikky Fawwaz Al Maki
Departemen Matematika STKIP Surya

Abstrak
Jurnal ini membahas bagaimana kita melihat matematika sebagai induk dari segala
ilmu sains melalui kejadian-kejadian yang riil di sekitar. Pelangi, yang sejatinya hanya
terlihat dan jarang ditanggapi secara khusus oleh sebagian orang, disini akan dibuktikan melalui suatu pendekatan konsep matematis dalam hal ini turunan. Dengan
menghitung sudut datang dan sudut pantul dari refraksi cahaya dan refleksinya, kita
dapat menentukan sudut terlihatnya pelangi dari turunan sudut yang ada, dan kemudian menghubungkannya dengan hukum snell tentang cahaya. Selain itu, melalui
pendekatan geometri dapat dijelaskan alasan dari bentuk kurva pelangi itu sendiri.
Penerapan kedua hubungan matematis tersebut diperoleh pemahaman bahwa matematika mempunyai banyak aplikasi kehidupan sesuai asumsinya sebagai induk sains.
Kata Kunci:Sudut datang dan pantul,Refraksi, Refleksi, Hukum Snell, Kurva
Pelangi.

PENDAHULUAN

ini konsep turunan aljabar, geometri, dan


hukum refleksi dan refraksi Snellius.

Matematika merupakan salah satu ilmu


yang mendasari berkembangnya ilmu
pengetahuan. Namun,kondisi matematis
yang abstrak terkadang membuat kita sulit
bernalar tentang bagaimana aplikasi nyata
dari matematika itu sendiri. Tidak hanya
itu, relasi antara matematika dan ilmu
lain pun terkadang kurang dikenali baik
secara abstrak maupun fenomena alam
yang nyata.

Dari berbagai teori yang ditelusuri


hubungan dan buktinya, akhirnya akan
digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta
yang ada dibalik pelangi. Mulai dari besar sudut pandang terhadap pelangi, proses
terjadinya warna pada pelangi, hingga penjelasan bentuk kurva dari pelangi akan dibahas secara matematis.

Pelangi, sebagai salah satu fenomena alam yang indah dan sering terlihat serta dikenali khalayak ternyata menyimpan fakta-fakta unik dibalik peristiwa
terjadinya.
Pada pelangi, dapat ditemukan model matematika yang alamiah
dan tetap dibuktikan dengan logika yang
tepat. Dalam pembuktian model matematika pelangi, digunakan hubungan antara matematika dan fisika yang dalam hal

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian


jurnal ini berupa studi literatur yang
berhubungan dengan konsep turunan aljabar dan geometri serta hukum Snellius
tentang refraksi cahaya diman setiap konsep
memiliki hubungan khusus mengenai tinjauan matematis dari pelangi.
1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hal yang menarik dan harus dicatat


bahwa pembiasan dan pemantulan merupakan manifestasi dari satu hukum yang
disebut Fermats Principle, yang meny3.1 Proses Terjadinya Pelangi atakan cahaya mencapai yang sampai ke
Pelangi adalah fenomena alam yang teben- mata telah diteruskan jauh dari sumbernya
tuk karena cahaya matahari melalui tetesan [2].
air yang terpancar atau tersebar di udara.
Pada saat sinar menyentuh permukaan air
hujan, sinar tersebut akan dibiaskan karena
cahaya mengalami perubahan indeks media
dari udara ke air. Ketika sinar dihantarkan
kembali ke permukaan belakang tetesan air,
hampir seluruhnya dibiaskan dan keluar
dari tetesan air. Hanya beberapa yang dipantulkan dan saat cahaya tersebut menuju
keluar permukaan, setiap warna akan dibFigure 2: Refleksi cahaya
iaskan kembali seperti saat meninggalkan
tetesan air. Hal itu terjadi pembiasan
Seperti saat kita melihat tangan kita di
langsung dari sumber cahaya ke medium
kaca atau permukaan air, bayangan yang
diteruskan ke air terlalu banyak dan cepat
terlihat diambil dari pembiasan ke mata.
[1]. Pada dasarnya, kita dapat membuk-

3.3

Sudut Putar dari Pelangi

Sekarang kita dapat menghitung


hubungan matematis untuk beberapa fakta
umum dari cahaya,mari kembali pada
model gambar tetesan air hujan.Untuk
membuat hal ini menjadi simpel, kita
asumsikan bahwa air hujan is perfectly
spherical,dan hal tersebut memiliki sense
untuk dillihat secara dua dimensi.

Figure 1: Pembiasan pelangi


tikannya dengan perhitungan ketika:

Jika sinar datang menuju tetes air


dengan sudut datang , dipantulkan oleh
sin() = k.sin()
permukaan belakang dari tetes air,dan
dimana dan adalah sudut datang dibiaskan kembali meninggalkan medium
sinar dan bias, dan k adalah rasio dari tersebut. Jadi berapa sudut putar dari
kecepatan perubahan medium sumber ke cahaya saat keluar dari medium tersebut?
medium penerima.
Diketahui adalah sudut datang dan
adalah sudut bias, dimana berhubungan
3.2 Hukum Pemantulan
dengan hukum Snell. Saat cahaya melalui
Pemantulan sinar adalah peristiwa ter- bagian terjauh dari medium(dalam hal ini
jadinya perubahan arah rambat cahaya ke tetesan air), selanjutnya akan dipindahkan
jauh ke dasar dari garis segitiga sama kaki
sisi yang berbeda. Dengan kata lain,
yang merupakan sisi dari perpanjangan kesudutdatang = sudutpantul
dua garis radian medium hujan. Setelah
2

Figure 3: Sudut balik pelangi

Figure 4: sudut bias pelangi


Maka:

direfleksikan ke bagian dalam dari medium,


sinar akan dibawa kembali melalui tetesan
air dan saling melengkapi bagian yang lain,
segitiga sama kaki.

(1)
T () = ( ) + (180 2) + ( )
(2)
= 180 + 2 4
(3)

Seperti yang ditampilkan pada gambar, sudut bias untuk sinar yang meninggalkan medium dikenali sebagai .Kembali
pada hal awal yang telah kita catat, cahaya dibawa dari air ke udara dengan sudut
datang akan memiliki sudut bias .

Jadi,sinar memasuki tetesan air hujan


dengan sudut akan dikembalikan arahnya
oleh sudut 180 + 2 4 yang kemudian
hasil ini dapat kita tentukan sudut pelangi
= 180 T ().

3.4
Kita misalkan T () adalah sudut
putar atau balik yang terbentuk jika kita
teruskan perpanjangan sinar datang(seolaholah tidak dibiaskan),besarnya adalah jumlah total sudut yang terbentuk dari sinar
yang kembali ke medium air hujan, berbentuk searah jarum jam dari garis lurus.
Sudut datang yang terbentuk antara garis
medium,sinar bias, dan perpanjangan sinar
memiliki besar yang sama dengan sudut
bias , sehingga sudut pada perpotongan
sinar bias besarnya sama dengan 2 dan
sudut yang melakukan pemantulan kembali terhadap sinar besarnya dapat dinyatakan sebagai 180 2 (lihat pada Fig.4 ).
Cahaya yang memasuki medium air dikembalikan oleh - (mengapa)? seperti saat
cahaya meninggalkan medium. Pemantulan dikarenakan oleh sudut 180 2. Dari
argumen tersebut, maka T () dapat dinyatakan sebagai jumlah seluruh sudut yang
terbentuk pada sinar datang dan sinar bias.

Warna dari Pelangi

Sejauh ini, kita telah dijelaskan proses terjadinya pelangi, pembiasan cahayanya dan
bagaimana proses masuknya cahaya ke tetesen air hujan hingga terjadi pembiasan
serta aplikasi dari hukum Snell. Namun
kita belum menjelaskan sedikit pun tentang
apa yang membuat pelangi berwarna.Tabel
berikut menampilkan panjang gelombang
dari warna-warna pelangi dimana hal tersebut nantinya akan menjelaskan tentang bentuk dari pelangi itu sendiri(akan dibahas di
subbab lain).
Sinar matahari sebenarnya terdiri dari
banyak warna.
Meskipun,ketika semua
warna terkombinasi bersama, yang kita lihat hanyalah cahaya putih. Saat matahari muncul, sinar matahari akan menerpa
tetesan air hujan. Hal tersebut akan dibiaskan, denagan panjang gelombang refraksi
berbeda untuk sudut yang berbeda pula,
3

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dan warna-warna yang menarik akan tampak. Warna dari pelangi lapis pertama atau
pelangi primer selalu diikuti warna yang
berbeda dan berurutan: merah,jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Warna Pelangi
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Nila
Ungu

Panjang Spektrum
620 - 750nm
590 - 620nm
570 - 590nm
495 - 570nm
450 - 495nm
......
380 - 450nm

selalu pada sudut yang terukur dari garis


antara mata dan matahari. Sudutnya berkisar 42 terukur dari puncak dari gelombang cahaya merah dan 40 ke bawah dari
cahaya ungu.
Figure 5: Pembiasan warna pelangi
Efek tersebut terjadi ketika cahaya putih
dibiaskan,setiap komponen warna akan dibelokkan oleh bagian lain seperti saat
melewati medium transparan ke medium
lainnya. Dispersi ini disebabkan prisma
medium memproduksi spektrum warna dari
cahaya putih. Pada kasus tetesan air,
cahaya ungu akan dibiaskan melalui sisi
dan sudut yang lebih baik dari cahaya
merah. Hal itu menyebabkan cahaya ungu
di pelangi primer selalu terlihat dibawah
cahaya merah(setelah merah).Sisa cahaya
selain merah dan ungu adalah warna
palsu,atau hanya berupa efek dari kedua
warna tersebut. Dari penjelasan pada subbab sebelumnya, kita mendapatkan gambaran umum tipe warna pelangi bahwa cahaya biru dan ungu dibiaskan lebih daripada cahaya merah.
Pembiasan tersebut tergantung pada indeks pembiasan dari
air hujan, dan perhitungannya dapat mengalami keselahan dalam ketelitian karena
perbedaaan panjang gelombang antara cahaya merah dan ungu yang tidak tentu
pula [3].

Figure 6: Warna dasar pelangi

3.5

Pembentukan Pelangi Pertama dan Sudut Pandang


Pelangi

Seperti yang kita ketahui bersama, pelangi


pertama terbentuk dengan sudut kurang
lebih 42 derajat. Bagaimana pembuktiannya? Sekarang kita akan membuktikan
bagaimana menentukan sudut pengamat
terhadap pelangi dengan beberapa teori.
Dalam kasus ini, kita tidak hanya menggunakan hukum Snell, tetapi juga hukum cahaya, turunan aljabar,trigonometri , dan geometri. Pada turunan aljabar menggunakan
persamaan dibawah ini untuk menentukan
persamaan turunannya:

f (x + h) f (x)
f 0 (x) = lim
(4)
Catatan:Ketika hujan, terdapat banyak
xh
h
tetesan air hujan turun dari langit. Setiap
Dalam hal ini kita gunakan beberapa
tetesan hujan dapat membentuk hanya
satu warna yang mata kita bisa lihat.Letak istilah di antaranya:
setiap warna tersebut direfleksikan terhadap = sudut datang
bagian belakang air hujan dan menuju mata = sudut bias
4

sama karena diketahui 0 bernilai sangat kecil sehingga tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai sudut. Jika kita dapat menemukan nilai 0 dimana T 0 =0, kemudian T () T (0 ) untuk setiap nilai
mendekati nilai 0 .Hal tersebut berarti
berlaku untuk setiap sinar yang masuk dengan sudut datang mendekati nilai dimana
T 0 = 0 akan dikembalikan sesuai dengan
hukum persamaan yang sama.
Sekarang, mari tentukan nilai 0 . Misalkan,

Figure 7: sudut bias pelangi

0=

4cos(0 )
dT
=2
d
kcos(0 )

k=perbandingan indeks bias dari dua


medium yang berbeda.
Dari persamaan diatas, diperoleh
Sekarang kita akan menghitung tingkat
samaan berikut
perubahan pada sudut balik T () terhadap . Dengan kata lain ,kita akan
k 2 cos2 (0 ) =
4cos2 (0 )
dT
menyatakannya dalam bentuk d . Setelah
k 2 (1 sin2 (0 )) = 4(1 sin2 (0 ))
selesai ,kita masukkan ke persamaan
tadi,sehingga dTd() sama dengan nol. Perlu
diingat bahwa seluruh persamaan ini untuk Substitusikan,
menghitung konsentrasi cahaya di sudut 42

.
sin(0 ) =
ksin(0 )
2
2
Turunkan kedua sisi persamaan:
sin (0 ) =
k sin2 (0 )
T () = 180 + 2 4

per(11)
(12)

(13)
(14)

(5) Sehingga diperoleh:

dengan

k 2 sin2 0 = 4(1 sin2 0 )


d
dT ()
=24
d
d

(10)

(15)

(6) Dari persamaan-persamaan diatas, kita peroleh rumus sudut datang dan bias

d
Namun bagaimana dengan d
? Kita dapat
menurunkan kedua ruas dari hukum refraksi
Snell:
sin() = ksin()
(7)

1
sin2 (0 ) = (4 k 2 )
3
!
r
1
0 = arcsin
(4 k 2 )
3

(16)
(17)

dari persamaan hukum Snell di atas, didaKemudian dari persamaan Snellius kita dapatkan
d
cos() = kcos()
(8) patkan
d
sin0 = ksin0
(18)
Perlu diingat,turunan fungsi diatas digu!
nakan untuk menentukan persamaan lnear
sin0
0 = arcsin
(19)
fungsi utama.
k
Yaitu,
Pada pembentukan pelangi pertama,
akan dicari sudut pelangi untuk warna
merah. Diketahui indeks bias warna merah
T() ditaksir memiliki nilai yang hampir (k) = 1, 33. Substitusikan nilai k ke
T () T (0 ) + T 0 (0 )( 0 )

(9)

persamaan berikut:
r
0 = sin1

!
1
(4 k 2 )
3

bahwa cahaya melewati tetes air yang singular. Prinsip dasar telah menentukan pelangi
alami yang dimana terjadi interaksi cahaya
(20)
dengan medium transparan,dan dinamakan
refleksi dan refraksi.

Sehingga didapat 0 = 59.470343460


!
sin
0
0 = sin1
(21)
k

dan diperoleh 0 =40.292203370


Substitusikan nilai 0 dan 0 ke persamaan
T () = 180 + 2 4.
Sehingga diperoleh T () 138
Jadi, besar sudut pada pembentukan
pelangi pertama atau pelangi dengan warna
merah adalah

Figure 8: Pelangi sekunder

Selain itu, ada satu fakta unik lagi ten180 T () = 180 138 = 42 (22) tang kemunculan pelangi selain pelangi
primer. Fakta unik tersebut adalah kemuCatatan:Perhitungan diatas mengalami
ngkinannya terbentuk pelangi yang tidak
pembulatan yang dianggap perlu, sehingga
kasat mata. Kemunculan pelangi tersebut
sudut pelangi pertama 42 dan nilai tersetak lepas dari peran radiasi dan gelombang
but diukur dari warna merah sebagai punserta atom yang berhubungan. Pelangi
cak pelangi.
tersebut diproduksi dari peristiwa penghamburan inti atom di udara. [5]

3.6

Pelangi Kedua(Sekunder)
3.7

Pelangi sekunder trdiri dari cahaya yang


keluar dari pemantulan internal di medium.
Dengan setiap pantulan dari beberapa sinar
hilang, dimana hal tersebut menjadi alasan
utama pelangi kedua ini lebih berwarna dari
pada pelangi pertama(merah). Theodoric
dan Descrate menjelaskan bahwa dari direksi panjang dengan daerah hasil sudut
yang berkorespondensi ke pelangi dengan
hanya satu warna pada saat terlihat dilangit.Ketika pandangan mata berpindah ke
tempat lain dan menciptakan sudut pandangan yang lain, spektrum warna lain
mulai bermunculan,satu demi satu.Ia juga
menjelaskan bahwa setiap warna yang terlihat oleh mata berasal dari tetesan air yang
lain [4].

Interpretasi
Pelangi

Bentuk

Bila kita membahas pelangi, ada satu hal


yang menarik tentang bentuk pelangi itu
sendiri. Fakta unik tersebut terletak pada
bentuknya yang selalu menyerupai kurva
parabola, dan lingkaran.
Apa yang menyebabkan bentuk tersebut?

Penjelasannya kita dapatkan dari persamaan sudut-sudut pada pelangi,dimana


sudut
pembiasaan()
masing-masing
gelombang warna bersifat tetap,sehingga
dari tiap warna akan membentuk lintasanlintasan cahaya yang ketika disatukan
bentuknya menyerupai sebuah parabola
Seperti yang dijelaskan oleh Descrate, atau lingkaran. Pada tabel panjang gelomsetiap fitur utama dari pelangi akan di- bang warna pelangi sebelumnya,setiap
mengerti melalui sebuah pertimbangan warna memiliki interval panjang yang
6

berbeda. Selain itu,bila dilihat dari Fig.9,


grafik tersebut menunjukkan bagaimana setiap sudut dari pembiasan dan pemantulan
sinar memiliki frekuensi berbeda terhadap
warna dan panjangnya, sehingga membentuk kurva. Selain itu, kecenderungan

sebagai sudut deviasi.


Selanjutnya kita dapat menentukan dua
persamaan pelangi, pertama yang merupakan sudut datang sinar matahari ().
Model yang terakhir adalah persamaan
yang merupakan sudut bias dari pelangi.
Kita harus memiliki sudut pelangi sebesar
42 serta posisi matahari terletak dalam
satu axis dengan posisi matahari berada di
belakang pengamat.
Bentuk pelangi adalah lingkaran karena
disebabkan oleh sudut pembiasan masingmasing gelombang warna tetap dan sifat
konvergen (menyebar) saat mata manusia
memandang sebuah objek.

Figure 9: Grafik pelangi

Daftar Pustaka
mata manusia pada saat memandang objek
tertentu bersifat konvergen (menyebar) sehingga efek yang ditimbulkan dari refraksi
cahaya ke mata memberikan kesan lebih
terhadap bentuk pelangi itu sendiri.

[1] Thao Dang: The Theory of Rainbow,


Vol. 0, No. 0,pp. 01,2006.
[2] Rachel W. Hall and Nigel Higson: The
Cakculus of Rainbows, Vol. 0, No.0,pp.
0203,1998.

SIMPULAN

[3] John A. Adam: The Mathematical


Physics of Rainbows and Glories, vol.
0, No.356,pp.07, 2001.

Dari paparan di atas mengenai peristiwa pelangi,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi
yang terjadi sacara alamiah dalam atmosfir bumi serta melibatkan cahaya matahari,
pengamat dan tetesan air hujan. Kejadian
pelangi juga dapat dihubungkan dengan
konsep matematis yang ada,mulai dari turunan aljabar, Trigonometri, geometri dan
kurva.
Di dalam tetesan air hujan, cahaya matahari mengalami proses pembiasan, pemantulan, dan dispersi cahaya. Cahaya tersebut
merupakan gelombang warna yang membentuk spektrum cahaya dan membentuk
pelangi pertama.
Kita dapat mengkontruksi model matematika proses terjadinya pelangi pertama.
Model yang pertama ialah T () sebagai
jumlah total sudut dan merupakan sudut
pelangi. Model kedua ialah yang kita kenal

[4] Raymond L. Lee, Jr: Mie theory, Airy


theory, and the natural rainbow, 1998.
[5] H. Moyses Nusseinveg: The Theory of The Rainbow, Vol. 0, No.0,
pp.007,1997.

Anda mungkin juga menyukai