PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup
lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 50
mL/menit, dengan akibat menumpuknya sisa metabolik(toksin uremik).1,2
Gagal ginjal kronik menghasilkan akumulasi cairan dan produk
pembuangan dalam badan menyebabkan azotemia dan uremia. Azotemia adalah
peningkatan pembuangan poduk nitrogen dalam darah.3
Setiap
penyakit
yang
terjadi
pada
ginjal
akan
mengakibatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibatasi
pada
kegagalan
fungsi
ginjal
dengan
hipertensi,
Jumlah
150 gram
Biskuit
20 gram
Gula
25 gram
Telur
75 gram
Minyak
65 gram
Sayuran
325 gram
Buah-buahan
500 gram
1. Pembatasan Protein
Pembatasan protein bertujuan untuk mengurangi hiperfiltrasi
glomerulus dengan demikian diharapkan progresifitas dapat diperlambat.
Protein banyak terdapat pada daging, ikan, produk susu, kacang-kacangan,
dan telur. Secara teoritis, keseimbangan nitrogen dalam tubuh akan tercapai
apabila protein yang diterima melalui diet seimbang dengan jumlah protein
yang dirombak dalam tubuh. Giovanetti, seorang dokter berkebangsaan italia,
telah membuktikan bahwa pada penderita uremia dapat bertahan dengan diet
tanpa protein apabila diberi tambahan larutan asam amino atau larutan protein
bernilai biologis tinggi yaitu protein telur.5,6
Diet yang dianjurkan oleh giovanetti yang dikombinasikan dengan
diet anjuran Giordano (keduanya dokter italia) yang lebih dikenal dengan
nama diet G-G (Giordano-Giovanetti) merupakan diet yang sangat populer
untuk perawatan penyakit ginjal. Diet tersebut mengandung kalori 2200 kal,
protein 17 gram, cairan 500 ml, dan natrium 12 mmol.4,5
Tabel 2: Diet G-G (Giordano-Giovanetti)4
Makan pagi
jumlah
Oats
5 gram
Double cream
50 gram
Air
40 gram
Gula
Toast tanpa garam
Secukupnya
30 gram
Secukupnya
80 ml
Jam 10.00
50 ml
Makan siang
Daging ayam
25 gram
Beras
30 gram
30 gram
Jam 16.00
30 gram
Secukupnya
40 ml
10 gram
1 butir
30 gram
30 gram
Es krim**
Menjelang tidur
90 ml
: 60 gram protein
10.00
Siang
16.00
Sore
Bahan makanan
Maezena
Berat (grm)
20
Urt*
4 sdm
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
30
3 sdm
10
2 sdm
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
25
2,5 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
25
gls tim
Telur
50
1 btr
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
25
2,5 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
25
gls tim
Daging
25
1 ptg kcil
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
20
2 sdm
10.00
Siang
16.0
Sore
20.0
: sirup
10.00
Siang
Bahan makanan
Beras
Berat (grm)
50
Urt*
1 gls tim
Telur
50
1 btr
Sayuran
50
gls
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
20
2 sdm
20
4 sdm
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
20
2 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
50
1 gls tim
Daging
25
1 ptg kcl
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
16.00
Sore
20.00
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
20
2 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
50
1 gls tim
Daging
25
1 ptg kcl
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
20
4 sdm
20
2 sdm
Gula pasir
*ukuran rumah tangga
Contoh menu diet rendah protein II:5
Pagi
10.0
Siang
16.0
Sore
20.0
: pisang susu
Bahan makanan
Beras
Telur
Berat (grm)
50
Urt*
1 gls tim
50
1 btr
10.00
Siang
16.00
Sore
20.00
Sayuran
50
gls
Minyak
10
1 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
20
4 sdm
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
20
2 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
50
1 gls tim
Daging
50
1 ptg sdg
Telur
25
btr
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
Maezena
10
2 sdm
Gula pasir
20
2 sdm
Minyak
10
1 sdm
Beras
50
1 gls tim
Daging
20
1 ptg sdg
Telur
25
btr
Sayuran
75
gls
Buah
100
1 ptg
Minyak
10
1 sdm
20
4 sdm
Gula pasir
10
1 sdm
100
1 ptg
Buah
*ukuran rumah tangga
11.0
Siang
10
17.0
Sore
21.0
: pisang susu.8,9
2. Cairan
Babarapa ahli berpendapat intake cairan yang banyak dan output
urine yang tinggi menjamin eksresi urea yang maksimal. Umumnya tidak
diperlukan pembatasan masukan cairan, dan pada kenyataannya pasien
gagal ginjal dianjurkan untuk mendapat cukup cairan. Ahli lain
berpendapat karena jumlah urin yang keluar sedikit sekali, maka
pembatasan cairan dalam diet mutlak dilakukan. Jumlah cairan yang
diperlukan disesuaikan dengan jumlah cairan yang keluar baik sebagai
urine atau melalui jalan lain.6,7,8
3. Sodium
Biasanya yang dipakai adalah garam sodium kllorida. Hanya 10 %
ditemukan dalam makanan segar, sisanya ditambahkan sebagai sodium
clorida atau sodium bikarbonat dalam masakan. Makanan kaya sodium
seperti: keju, daging, ikan, margarin, dll. Diet sangat rendah garam,
dengan
makanan
yang
dimasak
bebas
garam,
tidak
pernah
11
12
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit yang terjadi pada ginjal akan mengakibatkan terganggunya
fungsi ginjal terutama dalam membuang hasil-hasil metabolisme, yang diterima
melalui makanan keluar tubuh. Melalui perawatan dietetik, diusahakan
menyelaraskan pemasukan zat gizi melalui makanan dengan perubahanperubahan yang terjadi pada ginjal akibat adanya suatu penyakit. Pada jenis
penyakit tertentu terjadi penumpukan air, unsur natrium, kalium dalam tubuh
akibat turunnya kemampuan ginjal untuk mengatur pengeluaran kelebihan zat
tersebut.1,4
Prinsip managemen diet pada gagal ginjal kronis adalah menganjurkan
pasien pada jumlah yang tepat cairan dan elektrolit dan mengatur diet untuk
mencegah akumulasi dari produk toksik pada level yang paling rendah.3,5
Managemen diet pada gagal ginjal kronik:6
1. Banyaknya protein disesuaikan dengan keadaan faal ginjal. Ini dapat diketahui
dengan nilai uji penjernihan kreatinin (Creatinine Clearance Test = CCT) atau
glomerulo filtration rate (GFR)>
2. Lemak terbatas diutamakan lemak tak jenuh ganda
3. Natrium, Kalium, pospat dibatasi terutama pada kegagalan fungsi ginjal
dengan hipertensi, hiperkalemia, edema, oligouri atau anuria.
4. Kalsium dibatasi pada kegagalan faal ginjal glomerulus, bila jumlah urin
kurang dari 400 ml/hari
13
5. Kalori adekuat
6. Banyaknya cairan adalah banyaknya urin maksimal sehari ditambah
banyaknya cairan yang keluar melalui keringat dan pernafasan (kurang lebih
500 ml/hari)
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhardjono, dkk, Gagal Ginjal Kronik, dalam Buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2003
2. Isselbaccher, dkk, Gagal Ginjal Kronik, dalam Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam Harrison, Penerbit EGC, edisi 13, volume 3, Jakarta, 2000
3. Irfan, dkk, Chronic Renal Failure, Department of Medicine, Renal
Division, St. Louis University, St. Louis, MO. Review provided by
VeriMed
Healthcare
Network.
2003
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000471.htm
4. Sjahmien M, Pengaturan Makanan Dan Diit Untuk Penyembuhan
Penyakit, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999
5. Dradjat, dkk, Penuntun Diit, Bagian Gizi R.S. Dr. Cipto Mangunkusumo
dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1999
6. Khalid
dkk,
Diet
of
Chronic
Renal
Failure,
2001
http://www.bawarchi.com/health/renal-failure2.html
7. Elizabeth, dkk, Whats In Food, the Renal Unit at the Royal Infirmary of
Edinburgh,
Scotland,
UK,
2002
http://www.nephrologychannel.com/crf/treatment.shtml#treatment
8. National
Kidney
Foundation,
Guideline
Title,
2000,
http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?
view_id=1&doc_id=2545&nbr=1771
14
9. Briant,
dkk,
What
To
Eat,
2000
http://www.davita.com/education/kidney_disease/about_chronic_kidney_d
isease/05.cfm?CMP=KAC-XM2917230907
15