Paradigma pembangunan
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam
kaitanya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secra terminologis tokoh yang mengembangkan istilah
tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas s. Khun dalm bukunnya yang berjudul the
stucture of scientific revolution (1970:49). Inti sari pengertian paradigma adlalah suatu assumsiassumsi dasar dan assumsi-assumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai). Sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuna sehingga
sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara bangsa
indonesia melaksankan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan prtaktis dalam
meningkatkan harkat dan martabatnya. Tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945
yang rinciannya adalah sebagai berikut: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
indonesia, hal ini dalam kapasitasnya tujuan negara hukum formal adapun ruimusan memajukan
kesejahterhan umum memcedarkan kehidupan bnagsa hal ini dalam penhgertian negara hukum
material.yang secra keseluruhan sebgai manifestasi tujuan khusun atau nasional.
b. Rumusan Masalah
1. apa itu pancasila sebagai paradigma pembangunan ?
2. bagaimana pancasila berfungsi sebagai pembangunan sebuah negara ?
3. dapat mencangkup apa saja pancasila dalam membangun sebuah bangsa ?
c. Tujuan
1. memahami pancasila sebagai dasar dalam membangun negara
2. menjelaskan apa kegunaan pancasila sebgai dasar pembangunan Indonesia
3. sudahkan kita dengan benar menjalakan pancasila sebagai dasar pembangunan indonesia
BAB II
Tinjauan teoritis
Secara filosofis hakikat kehidupan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai- nilai sila- sila Pancasila. Oleh karena hakikat nilai sila- sila Pancasila
mendasarkan diri pada dasar ontologis manusia sebagai subjek pendukung pokok sila- sila Pancasila
sekaligus sebagai pendukung pokok Negara. Hal ini berdasarkan pada kenyataan objektif bahwa
Pancasila Dasar Negara dan Negara adalah organisasi (Persekutuan hidup) manusia. Oleh karena itu,
Negara dalam rangka mewujudkan tujuannya melalui pembangunan Nasional untuk mewujudkan
tujuan seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar- dasar hakikat manusia Monopluralis.
Unsur- unsur hakikat manusia Monopluralis menliputi susunan kodrat manusia. Rohani
(jiwa) dan raga, sifat kodrat manusia mahluk individu dan mahluk sosial serta kedudukan kodrat
manusia sebagai mahluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena pembangunan Nasional sebagai upaya praksis untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka
pembangunan haruslah mendasarkan pada paradigma hakikat manusia Monopluralis tersebut.
BAB III
ISI
mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu mnenjadi manusia yang berbudaya
dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab,
kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia adil
dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu
meningkatkan derajat kemanusiaan nya Manusia harus dapat mengembangkan dirinya dari
tingkat homo menjadi human. Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya
dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam
di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu
ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai kelompok
bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga bangsa.
Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan,
kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma baru dalam pembangunan
nasional berupa paradigma pembangunan berkelanjutan yang dalam perencanaan dan
pelaksanaannya perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti
yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak asasi
individu secara berimbang (Sila Kedua). Hak budaya komuniti dapat sebagai
perantara/penghubung/penengah antara hak negara dan hak asasi individu. Paradigma ini
dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan yang mengabaikan kemajemukan
masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, era otonomi
daerah tidak akan mengarah pada otonomi suku bangsa tetapi justru akan memadukan
pembangunan lokal daerah dengan pembangunan regional dan pembangunan nasional (Sila
Keempat), sehingga ia akan menjamin keseimbangan dan kemerataan (Sila Kelima) dalam
rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang akan sanggup menegakkan
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI (Sila Ketiga). Pembangunan nasional bidang
kebudayaan, harus dilandasi dengan berpikir tentang masalah persatuan dan kesatuan bangsa.
Negara harus menjalankan pemerintahan yang serba efektif harus menghilangkan mental
birokrasi serta mau membangun sistem budaya dalam hal norma maupun pengembangan
iptek dengan melalukan pemberdayaan kebudayaan lokal guna
memfungsikan etos budaya bangsa yang majemuk. Kehidupan setiap insan harus
dipertahankan dengan baik dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan serta dapat
membangun dirinya sendiri menjadi masyarakat yang berkeadilan, demokrasi, inovatif, dan
mencapai kemajuan kehidupan yang beradab.
7.Pancasila Sebagai Paradigma di Bidang Hubungan Antar Umat Beragama
Pada reformasi dewasa ini di beberapa wilayah Negara Indonesia terjadi konflik sosial
yang bersumber pada masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama. Hal ini
menunjukan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragama yang tidak
berkemanusiaan. Oleh karena itu merupakan salah satu tugas berat bangsa Indonesia untuk
mengembalikan suasana kehidupan beraga yang penuh perdamaian, saling menghargai, saling
menghormati dan saling mencintai sebagai sesame umat manusia yang beradab. Pancasila
telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi bangsa Indonesia untuk hidup
secara damai dalam kehidupan beragama di negara Idonesia, Dalam pengertian ini maka
negara menegaskan dalam pokok pikiran ke IV bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang
Maha Esa", atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Ini berarti bahwa kehidupan
dalam negara mendasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan. Negara memberikan kebebasan
kepada warganya untuk memeluk agamanya dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa dalam Negara Indonesia
memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan lain perkataan menjamin atas
demokrasi dibidang agama Oleh karena itu kehidupan beragama dalam Negara Indonesia
dewasa ini harus dikembangkan ke arah terciptanya kehidupan bersama yang penuh toleransi,
saling menghargai berdasarkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
8.Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Keamanan
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Pertahanan Keamanan merupakan salah
satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak
hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan. Atas
dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen
bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).Sistem pertahanan yang bersifat semesta
melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah,
dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan
pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan
sendiri.Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan
dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan
negara dan bela negara. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang
dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara. Dalam undang-undang tersebut
dinyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa
Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan membahas Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan, kita dapat
menjadikannya sebagai pedoman dan mengamalkan pancasila untuk mewujudkan
pembangunan indonesia dalam berbagai bidang.
SARAN
Adapun saran penulis setelah membuat makalah ini diharapkan kita dapat benar-benar
menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan keseharian kita dalam berbagai macam aspek
terutama dalam mewujudkan pembangunan bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://daminialfarisi.blogspot.co.id/2014/11/pancasila-sebagai-paradigma-pembangunan.html
Kaelan,,Pendidikan pancasila, 2003,Sleman Yogyakarta.