Peranan Pancasila
Peranan Pancasila
Segala puji dan syukur dihaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena atas berkat rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Melalui kata pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan mohon
dimaklumi apabila dalam makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang
salah atau kurang tepat bagi para pembaca makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar . i
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang 1
2.
3.
Tujuan . 2
4.
Manfaat ....... 2
BAB II
PEMBAHASAN
1.
2.
Hidup bangsa .. 5
3.
PENUTUP
1.
Kesimpulan . 18
2.
Saran ... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak generasi tua kini menanyakan dan menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila
belum diimplementasikan pada generasi muda Indonesia, khususnya pada era
modern sekarang. Padahal jika dilihat dari sisi historis, generasi muda Indonesia
memiliki peran yang sangat penting utamanya dilihat dari segi perjuangan
hingga Indonesia merdeka.
Diawali dengan angkatan 28, para pemuda memiliki satu visi yaitu ingin
menyatakan keinginannya untuk bersatu tanpa memandang dari golongan
maupun etnis manapun, maka dari itu muncullah Sumpah Pemuda. Berawal dari
Sumpah Pemuda itu, pandangan para pemuda di Indonesia menjadi revolusioner
dan memiliki nasionalisme yang kuat. Pada tahun 1945, tepatnya pada sekitar
proklamasi, terdapat terdapat peristiwa bersejarah yang juga dipelopori oleh
para pemuda. Karena adanya perbedaan pendapat dengan golongan tua, maka
golongan muda berupaya agar proklamasi segera dilaksanakan dengan cara
menculik Soekarno ke Rengasdengklok dengan alasan agar tidak terpengaruh
oleh Jepang di saat itu.
Bercermin pada peristiwa perjuangan bangsa yang didalangi oleh generasi
muda, menunjukan bahwa pada saat itu jiwa generasi muda telah tertanam nilainilai Pancasila yang bersifat nasional yang mendasari cita-cita bangsa.
Menanamkan nilai-nilai Pancasila pada jiwa generasi muda kini sangatlah
penting, karena dengan jiwa Pancasila bangsa Indonesia tidak akan mudah
terpengaruh oleh kebudayaan dan ideologi bangsa lain. Apalagi pada era modern
kini kebudayaan bangsa lain dapat dengan mudah merasuki jiwa generasi muda,
oleh karena itu generasi muda kini harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
dan kepribadian Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah.
Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara menanamkan nilai-nilai Pancasila guna membangun rasa
nasionalisme pada generasi muda di era modern ? ;
2.
Mengapa penting dilakukan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila pada generasi muda di era modern ?.
1.3 Tujuan
1
Untuk mengetahui pentingnya peran nila-nilai Pancasila pada generasi
muda di era modern guna membangun rasa nasionalisme ;
2.
Mengetahui cara-cara pengimplementasian nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda guna membangun rasa nasionalisme ;
3.
Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pancasila, program studi Ilmu
Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.
1.4 Manfaat.
1.
Mengetahui solusi penanaman nilai-nilai Pancasila pada generasi muda
Indonesia guna membangun rasa nasionalisme bangsa di era modern ;
2.
Mengetahui faktor-faktor penyebab lunturnya nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda Indonesia di era modern ;
3.
Mengetahui pentingnya menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi
muda di era modern ;
4.
Mengetahui perbedaan kepribadian dan jiwa nilai-nilai Pancasila yang
tertanam pada generasi muda Indonesia pada masa perjuangan dan pada
generasi muda di era modern.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana Sejarah Lahirnya Pancasila ?
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dalam pengertian historisnya adalah
hasil dari pemikiran dan penggalian kembali oleh para pendiri negara (The
Founding Fathers) untuk menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di
atasnya didirikan negara Indonesia merdeka1. Sebagai suatu negara yang baru
merdeka, Indonesia memerlukan ideologi atau landasan dalam bernegara yang
jelas. Dikarenakan pada tahun-tahun setelah Indonesia merdeka timbul dua kubu
besar yaitu, blok barat dengan paham liberal kapitalis dan blok timur dengan
paham sosialis komunisnya.
Bangsa Indonesia telah berhasil merumuskan dan menentukan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dan dasar negara yang disepakati sejak tanggal 18
Agustus 1945 2. Sebelum disepakati, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei- 1 Juni
1945 ada beberapa usulan dasar negara dari para pendiri bangsa. Terdapat tiga
pendiri bangsa dengan usulannya, yakni : Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr.
Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dan selanjutnya konsep-konsep itu di olah kembali
oleh Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang, antara lain. Ir. Soekarno
sebagai
ketua
dengan
anggota-anggota
Bung
Hatta,
Soetardjo
3
Kartohadikusoemo, K.H. Wachid Hasyim, A.A Maramis .
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Kecil lalu mengadakan pertemuan dengan
badan penyidik. Dari pertemuan ini berhasil dibentuk kembali Panitia Sembilan
yang terdiri dari Bung Karno, Bung Hatta, Moh Yamin, Ahmad Subarjo, A.A.
Maramis, K.H Abdulkahar Muzakhir, K.H. Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrosuyoso,
dan H. Agus Salim.Pada akhirnya Panitia Sembilan mencapai kesesuaian dalam
menetapkan rumusan pembukaan hokum dasar, yang dikenal dengan Piagam
Jakarta .
Dalam susunan konsep pada Piagam Jakarta tersebut yang menyerupai pada
sila Pancasila kini. Namun sebelum ditetapkan dan disahkan ada perubahan
pada sila pertama dengan menghapuskan kata-kata , dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pmeluknya sehingga tinggal kata-kata
Ke-Tuhanan Yang Maha Esa saja . Perubahan itu terjadi karena adanya reaksi
dari Indonesia Timur, dimana disana agama Nasrani berkembang cukup luas,
Indonesia memiliki berbagai keyakinan, tidak hanya Islam meskipun mayoritas.
Mengingat pula agama Hindu dan Budha pernah tersebar luas dengan dibuktikan
adanya kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945, seperti tersebut diatas bersidang dan mengesahkan UUD Negara Republik
Indonesia, yang meliputi Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan tentang
pokok-pokok pikiran di dalamnya . Di dalam Pembukaan UUD 1945 tercantum
bunyi sila-sila Pancasila pada alinea ke IV, yakni : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam sejarah lahirnya pancasila tentu terdapat pula peran para generasi
muda. Seperti tercantum pada latar belakang makalah. Generasi muda Indonesia
telah memikirkan perlunya dasar negara yang harus dibudayakan, dihayati, dan
diamalkan pada kehidupan yang nyata. Sehubung dengan kekhasan jiwa
pemuda yang setiap langkah lakunya dilakukan dengan kenyataan ayng ada di
sekitarnya, dan kemurnian serta keberanian dalam menyerap nilai-nilai dan
gagasan baru (H. Muzayin Ar, M.Ed, 1990 : 3)
Perjalanan panjang melahirkan kembali Pancasila oleh para pendiri bangsa
tentu tidaklah mudah, banyak berbagai macam hambatan di dalamnya.
Hambatan itu pula tidak terjadi saat proses dirumuskan hingga disahkannya
Pancasila, namun hambatan itu selalu ada dalam setiap zaman dan memiliki
hambatan yang berbeda-beda. Hambatan ini merupakan tugas dari segala
lapisan masyarakat, utamanya generasi muda. Perlunya penhayatan dan
pengamalan kembali nilai-nilai Pancasila pada generasi muda sangatlah perlu
guna menghargai jasa para pendiri bangsa dan juga perlu guna menumbuhkan
rasa
nasionalisme
dalam
jiwa
generasi
muda
kini.
Pandangan hidup suatu bangsa mempunyai arti yang menuntun, karena dengan
pandangan hidup yang dipegang secara teguh, bangsa tersebut mmiliki
landasan fundamental yang menjadi pegagan dalam memcahkan segala
masalah yang dihadapi ( H. Muzayin Ar, 1990 : 15). Tidak adanya pandangan
hidup maka suatu bangsa akan dapat dengan mudah dimasuki oleh pandangan
hidup bangsa lain, dan suatu bangsa akan dapat pula terombang-ambing dalam
menghadapi permasalahannya sendiri, pergaulan antar bangsa di dunia maupun
permasalahan umat manusia pada umumnya 7.
Bangsa Indonesia berhasil merumuskan dan menentukan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu Pancasila harus ditanamkan pada
setiap rakyat Indonesia, dan khususnya pada generasi muda sebagai penerus
bangsa. Sebelum dapat merealisasikan Nilai-nilai Pancasila, agar lebih mudah
dengan menguraikan nilai dasar Pancasila yang terdapat dalam masing-masing
sila, sebagai berikut :
a.
Dalam pelaksanaan di setiap bidang wajib adanya landasan oleh keimanan dan
ketaqwaan. Didalam kehidupan masyarakat Indonesia juga telah berkembang
berbagai Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. Agama dan kepercayaan
tersebut telah menjadi budaya batin bangsa yang mendidik kita semua untuk
saling menghormati antar sesama anggota masyarakat.
H.Muzayin Ar, (1990 : 23) mengatakan bahwa, masyarakat yang berbeda
agama dan kepercayaan. Juga mengajarkan kita saling kerjasama dan
cara
tidak
5)
Berupaya untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama selaku
warganegara yang sama yaitu warganegara Indonesia,
6)
Memberikan kebebasan kepada orang lain tentang hak memilih agama
yang diyakinininya,
7)
Berupaya membangun kerjasama dengan umat beragama lain dalam
bidang-bidang sosial dan pembangunan nasional.
Menjauhi segala ideologi yang mengatas namakan agama juga dirasa perlu.
Di era modern kini ideology dari bangsa manapun dapat dengan mudah masuk
kedalam Bangsa Indonesia. Dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan para generasi muda dapat memfilter ideologi yang tidak sesuai itu.
b.
3)
4)
5)
Melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan
membantu meringankan beban penderitaan orang lain,
6)
dengan
tujuan
Di era modern ini, Pancasila mampu menjadi pedoman, utamanya bagi para
generasi muda untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan, sesuai dengan sila ke-2.
Diharapkan pula pada penanaman nilai Pancasila dengan upayanya,
menghapuskan
permasalahan-permasalahan
dengan
latar
belakang
kemanusiaan.
c.
Persatuan Indonesia
Mengacu pada semboyan Bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika, yang berasal
dari bahasa Sansekerta dengan mengutip dari kitab Sutasoma, karangan Mpu
Tantular. Semboyan itu berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua,
mencerminkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa kepulauan dengan
berbagai kemajemukan di dalamnya dan dapat bersatu.
Bangsa Indonesia bukan merupakan bangsa yang dimiliki oleh suatu etnis
tertentu saja, Bangsa Indonesia adalah milik bersama. Dalam memersatukan
Indonesia peran generasi muda juga berpengaruh, pada Kongres Sumpah
Pemuda para pemuda dari berbagai etnis bersepakat untuk bersatu, dan
peristiwa itu menjadi landasan awal terwujudnya persatuan Indonesia.
Pada Sila ini dapat ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa. Dimana
kesatuan itu meliputi : Ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. Bangsa
Indonesia juga merupakan bangsa yang berbeda dengan bangsa lain dan
memiliki kekhasan sendiri. Tercermin dari bersatunya Indonesia dengan
perbedaan- perbedaan yang ada. Dalam hal ini pula rasa nasionalisme sangat
diperlukan guna memperkokoh persatuan Indonesia.
Upaya yang dapat diamalkan para generasi muda saat ini dapat dilakukan dalam
berkehidupan berbangsa dan bertanah air, diantara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,
6)
Mengikuti jejak-jejak para pahlawan bangsa yang telah berjasa membela
tannah air dengan berbagai kegiatan,
7)
Pada era modern ini, penanaman rasa nasionalisme pada generasi muda adalah
faktor terpenting guna mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Melihat dari pembahasan sisi historis diatas, bahwa tekad untuk memersatukan
Indonesia dan rasa nasionalisme para generasi muda terdahulu dapat dijadikan
sumber inspirasi dan motivasi guna membangun rasa nasionalisme.
Oleh karenanya, generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa
yang besar terpanggil untuk melestarikan dan mengembangkan jiwa persatuan
tersebut disertai dengan sikap rela berkorban untuk kepentingan nasional serta
memupuk rasa kebangsaan sbagai bangsa Indonesia dimanapun ia berada
(H.Muzayin Ar, 1990 : 27).
d.
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Masyarakat Indonesia terdahulu telah mengenal sistem bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang mnyangkut kepentingan
bersama,
yang sampai saat ini masih berkembang di daerah pedesaan. Seperti dalam
pemilihan kepala desa, maka masyarakat melakukan musyawarah untuk
menentukan kepala desa yang baru.
Pentingnya musyawarah dan mufakat, H.A.W Widjaja ( 2000 : 16 )
berpendapat bahwa, dalam musyawarah dan mufakat kepentingan manusia
sebagai pribadi dan masyarakat dijamin. Kepentingan manusia pribadi akan
dikalahkan, bila bertentangan dengan kepentingan umum. Kebebasan dijamin
sesuai dengan mufakat. Segala sesuatu diambil secara musyawarah untuk
mendapatkan mufakat.
Sila
Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan, pada intinya adalah merujuk pada sistem
demokrasi yang di anut oleh bangsa Indonesia. Demokrasi di Indonesia juga
dapat diartikan sebagai pemerintah dari rakyat, oleh rakyat,dan untuk rakyat.
Dan ciri khas kepribadian bangsa kita salah satunya adalah, tindakan bersama
baru dapat diambil bilamana telah diputuskan bersama.
Sistem-sistem pengambilan keputusan dengan bersama, atau sesuai dengan
kepribadian khas bangsa Indonesia itulah yang disebut dengan Demokrasi
Pancasila, yaitu suatu sistem demokrasi yang dijiwai dan diintegrasikan dengan
nilai sila-sila Pancasila. Dalam pelaksanaannya demokrasi ini harus dijiwai oleh
sila Ketuhanan YME, yang diliputi oleh rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
yang disemangati dengan rasa Persatuan Indonesia, serta ditunjukan kea rah
pencapaian Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ( Muzayin Ar 1990 :
29).
Peran generasi muda juga dapat terimplementasikan dalam sila ini. Utamanya
pada aktivitas-aktivitas yang bersinggungan dengan kepentingan orang banyak.
Upaya pengamalan nilai-nilai sila ini dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan
seperti, :
1)
Berupaya untuk menutamakan musyawarah hingga mencapai
mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama ,
2)
kata
3)
Menutamakan kepentingan bersama, berbangsa dan bernegara diatas
kepentingan individu,
4)
Berupaya untuk melaksanakan hasil musyawarah dengan tulus, ikhlas dan
bertanggung jawab,
5)
Menjunjung tinggi rasa Keimanan, kemanusiaan, persatuan, dan keadilan
dalam bermusyawarah,
Pada era modern kini, kecenderungan generasi muda untuk tidak
memusyawarahkan setiap masalah sangat tinggi. Dengan kemajuan teknologi
para generasi muda termanjakan dengan proses instant dalam bertindak dan
dalam beraktivitas. Generasi Muda juga akan tertanam rasa nasionalisme jika
mewujudkan sila ini. Sifat musyawarah dan gotong royong yang merupakan ciri
khas bangsa Indonesia, dan jika setiap permasalahan di selesaikan dengan
musyawarah maka akan tergerus konflik-konflik atas nama individu.
e.
Bangsa Indonesia jika dilihat dari segi geografisnya terletak di antara dua
Samudera dan dua Benua, serta Indonesia terletak pada garis khatulistiwa yang
cenderung beriklim tropis. Keadaan yang seperti itulah membuat kekayaan alam
Indonesia melimpah. Maka dari itu pula rakyat Indonesia harus berupaya agar
tercipta kesejahteraan yang adil dan merata.
Keadilan sosial juga berarti keadilan yang berlaku bagi setiap hubungan manusia
dan masyarakat. Sesama anggota masyarakat adil juga diartikan apabila setiap
warga negara dapat menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan peranannya
dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula sila keadilan sosial ini melandasi segala
ikhtiar dalam upaya terciptanya pemerataan rasa keadilan utnuk kepentingan
kesejahteraan bersama.
Keadilan disini juga dapat diartikan sebagai keberhasilan pemerataan
pembangunan. Peran pemerintah dalam pembangunan nasional juga sangat
penting, utamanya dalam pembuatan kebijakan dan aturan perundangundangan. Begitupun dengan peran generasi muda, dengan melakukan
perbuatan yang bermanfaat bagi sesama anggota masyarakat, tidak berbuat
merugikan kepentingan orang banyak, serta tidak berpola hidup konsumtif juga
telah membantu mewujudkan keberhasilan pemerataan keadilan.
Pengamalan sila ini pada generasi muda, seperti sila-sila lainnya juga dapat
dilakukan pada kehidupan sehari-hari, seperti :
1)
2)
Berlaku adil dalam memperlakukan orang lain tanpa memandang suku,
warna kulit, agama, status sosial,
3)
4)
Berusaha menghindarkan segala bentuk permusuhan dan perpecahan
serta sikap hidup yang mementingkan diri sendiri,
5)
6)
7)
8)
Melakukan
umum,
perbuatan-perbuatan
yang
bermanfaat
bagi
kepentingan
9)
Menjauhi sikap hidup konsumtif dan mewah dan senantiasa untuk hidup
sederhana.
Dengan pengamalan sila ke lima ini oleh berbagai pihak maka akan
terminimalisir terjadinya kemiskinan, keterbelakangan, dan penindasan di
Indonesia, terjadinya banyak eksploitasi di Indonesia juga karena kurangnya
pengamalan sila keadilan. Keadilan juga merupakan watak khas kehidupan
bangsa yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan harus
dikembangkan serta dilestarikan oleh generasi muda guna mmbangun rasa
nasionalisme.
Upaya penanaman nilai-nilai Pancasila tidak boleh dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya karena merupakan satu kebulatan yang utuh. Tidak akan
dirasakan kegunaannya dalam masyarakat apabila tidak dihayati dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan dilandasi dengan
komitmen.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila ini juga merupakan tugas bersama. Namun agar
tetap lestari dan dapat dikembangkan, peran generasi muda sangat penting.
Pada era modern kini tidak ada yang memfilter segala budaya modern yang
masuk kedalam bangsa Indonesia kecuali Pancasila. Hanya dengan pengamalan
dan peghayatan Pancasilalah yang dapat membangun jiwa nasionalisme dan
patriotisme pada generasi muda.
2.5 Pentingnya Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda.
Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia dengan cita-cita yang
telah disepakati dan diyakini bersama untuk direalisasikan dalam tindakan,
sikap, dan perilaku hidup bermasyarakat, berbangsa serta bernegara. Melalui
cita-cita bersama tersebut bangsa Indonesia mengerahkan pross pembangunan
guna masyarakat yang adil dan makmur.
Namun pada rezim Orde Baru orientasi bangsa cenderung berubah ke arah
pembangunan ekonomi kapitalis dan adanya pihak militer yang cenderung
otoristik. Hal itu semua menurut Penulis menyebabkan arah perkembangan
Pancasila menjadi tertutup. Pemerintah hanya fokus terhadap perkembangan
ekonomi yang cenderung kapitalis dan di motori oleh para konglomerat dan
pihak asing.
Pada saat itu pula peran Pancasila seakan luntur. Dengan adnya pembatasanpembatasan kebebasan berpikir, berpendapat, dan berkumpul (berserikat). Para
generasi muda yang memerjuangkan nasib masyarakat banyak cenderung
tersisihkan. Konsekuensi dari situasi dan kondisi tersebut menyebabkan generasi
muda pada awal reformasi cenderung menjauhi Pancasila. ( Hariyono 2014 :13)
Generasi muda yang terlahir di akhir era Orde Baru dan Reformasi tentu memiliki
sisi historis yang berbeda. Pada tiap zaman yang ditapaki oleh generasi muda
tentu memiliki tantangan zaman yang berbeda-beda, dan tentu pula tidak dapat
hidup pada zaman generasi sebelumnya. Tapi, nilai-nilai dalam Pancasila dalam
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila dan nasionalisme berdasarkan uraian sebelumnya merupakan prinsip
yang tidak bisa dipisahkan, utamanya dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara Bangsa Indonesia. Pancasila dan nasionalisme juga merupakan roh
dan jiwa bangsa yang tergali kembali oleh para pendiri bangsa Indonesia dengan
peran para generasi muda.
Sejarah menunjukan bahwa dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia,
peran generasi muda dalam menyatukan bangsa hingga memerdekakan
Indonesia sangat menonjol. Pada saat itu para generasi muda dapat dikatakan
berhasil dalam menggelorakan nasionalisme dan merealisasikan nilai-nilai
Pancasila. Mereka juga telah menenempatkan Pancasila sebagai dasar dalam
menentukan segala arah gerak dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bertanah air.
Pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila terhadap
generasi muda dapat dilakukan dengan banyak aktifitas yang dicontohkan dalam
pembahasan diatas. Pengamalan itu dapat berjalan dengan baik jika ada
komitmen dalam diri generasi muda., dan hal ini menjadi penting di era modern
kini serta tidak dapat terlaksana dalam satu dua hari saja, akan tetapi akan
memakan waktu lama karena harus melalui serangkaian proses.
Di era modern kini tantangan yang dihadapi generasi muda jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk itu pengamalan terhadap
nilai-nilai Pancasila sangat penting. Selain sebagai landasan dalam beraktifitas
Pancasila juga dapat menjadi filter dalam menyaring pengaruh asing yang sesuai
dengan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Sebagian besar generasi muda Indonesia sejatinya masih memiliki hati yang
murni dan kemauan kuat untuk memperjuangkan bangsa Indonesia kedepan.
Kaum muda selalu memberikan harapan. Dari harapan itulah mereka berjuang
(Hariyono 2014 : 207). Semoga para generasi muda Indonesia tidak ditidurkan
dengan segala kemegahan era modern kini, namun tetap menjadi generasi
muda yang berjiwa Pancasila dan nasionalis selalu berpikiran optimis untuk
menggapai cita-cita luhur bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, C. 1982. Bung Karno : Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta :
Gunung Agung.
Ar, Muzayin. 1990. Ideologi Pancasila Bimbingan Ke Arah Penghayatan dan
Pengamalan Bagi Remaja. Jakarta : Golden Terayon Press.
__________ . 1995. Aktualisasi Pengamalan Pancasila dan UUD 1945 dalam Era
Globalisasi. Jakarta. Universitas Mercu Buana dan Lembaga Ketahanan Nasional.
Hariyono.
2014. Ideologi
Pancasila
Indonesia. Malang : Intrans Publishing.
Roh
Progresif
Nasionalisme
Nilai-Nilai
Pancasila
dan
HAM
__________. 2013. Modul Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta.
di