Anda di halaman 1dari 5

Efek Skema Bonus pada Keputusan Akuntansi

Paul M. Healy, 1995


RINGKASAN PENELITIAN
Penelitian ini menguji hubungan antara keputusan akrual dan prosedur keputusan
akuntansi. Penelitian terdahulu menemukan bukti bahwa skema prosedur bonus akuntansi
digunakan oleh eksekutif untuk memaksimalkan kompensasi bonus mereka. Fox (1980)
melaporkan, tahun 1980, 90% dari seribu perusahaan manufaktur terbesar AS yang
menggunakan rencana bonus berdasarkan laba akuntansi untuk menggaji manajer. Penelitian Fox
ini bermasalah. Pertama, mereka mengabaikan definisi rencana laba dimana sering didefiniskan
keputusan akuntansi tidak mempengaruhi bonus. Kedua, penelitian sebelumnya mengasumsikan
skema kompensasi selalu menyebabkan manajer memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan
pendapatan.
Penelitian ini menguji rencana bonus yang khusus dan menggunakan analisis dampak
insentif akuntansi yang lebih lengkap dari studi sebelumnya. Teori diuji menggunakan parameter
akrual dan definisi kontrak bonus dengan sampel 94 perusahaan. Pengujian dilakukan dengan
dua jenis kelas yaitu, tes akrual dan tes penggantian prosedur akuntansi. Hasil pengujian
konsisten dengan teori, Penelitian ini juga menguji apakah akrual berbeda untuk perusahaan
dengan format rencana bonus yang berbeda. Perbedaan akrual memberikan bukti lebih lanjut dari
hubungan antara manajer dengan keputusan akrual dan laporan pendapatan insentif rencana
bonus. Tes dengan menggunakan perubahan dalam prosedur akuntansi mensugestikan bahwa
keputusan manajer untuk mengubah prosedur tidak berhubungan dengan bonus plan insentif. Tes
tambahan menemukan bahwa perubahan dalam prosedur akuntansi yang terkait dengan adopsi
atau modifikasi rencana bonus.
Penelitian Sebelumnya
Fox (1980) menemukan pada tahun 1980, dari seribu perusahaan manufaktur terbesar di
AS, 90% -nya

menggunakan rencana bonus berdasarkan laba akuntansi untuk menggaji

manajer. Hagerman dan Zmljewskl (1979) menemukan hubungan yang signifikan antara
keberadaan akuntansi berbasis skema kompensasi dan metode rekaman investasi kredit pajak
perusahaan. Watts (1977) dan Watts dan Zimmerman (1978) mendalilkan bahwa skema bonus
menciptakan insentif bagi manajer untuk memilih prosedur akuntansi dan akrual untuk
meningkatkan nilai sekarang dari penghargaan mereka. Healy (1983), menurunkan bahwa aturan
keputusan manajer untuk memilih discretionary accruals berasal ketika cakrawala kerjanya

adalah dua periode. Pemilihan discretionary accruals pada periode satu memperbaiki
keputusannya pada periode kedua karena discretionary accruals dibatasi untuk jumlah ke nol
selama dua periode.
Skema penelitian
Kajian Teoritis

Kajian Empiris

Rumusan Masalah

Hipotesis

Hagerman dan
Zmljewskl
(1979)
Fox (1980)
Watts (1977)
dan Watts dan
Zimmerman
(1978)
Healy (1983)

Uji Analisis
Alat Analisis
Hasildalam penelitian ini adalah pengujian kontijensi (uji ChiPengujian yang digunakan
square dan t-statistik). Kemudian dilakukan pengujian tambahan (uji the sign and wilcoxon
signed-ranks) untuk mengatasi kelemahan pengujian kontijensi.
Simpulan dan Saran
Hasil Uji Analisis
1. Penelitian menggunakan tiga sampel yaitu sampel A untuk perusahaan yang
menggunakan rencana yang menentukan batas bawah, tetapi tidak ada batas atas; sampel
B untuk perusahaan yang menggunakan rencana yang menentukan batas atas dan batas
bawah; serta sampel C yang merupakan gabungan sampel A dan sampel B dan
menegaskan hasil pengujian. Menunjukkan bahwa ada perusahaan yang menerapkan
bonus dengan batas bawah tanpa batas atas, manajer cenderung untuk melakukan take a
bath, yaitu memilih penurunan pendapatan akrual, ketika batas bawah dari rencana bonus
mereka mengikat daripada ketika tidak mengikat. Pada perusahaan yang menerapkan
bonus dengan batas bawah dan batas atas, manajer cenderung memilih kebijakan yang
bersifat income-decreasing.

2. Dilakukan pengujian tambahan dan didapatkan hasil bahwa perusahaan yang tidak
menetapkan batas atas pada rencana bonusnya, rata-rata akrual perusahaan tersebut lebih
besar daripada perusahaan yang menetapkan batas atas pada rencana bonusnya.
3. Hasil pengujian kontijensi untuk menguji pengaruh perubahan prosedur akuntansi pada
laba yang tersedia untuk bonus ternyata tidak mendukung teori. Tetapi pada pengujian
tambahan memberikan hasil bahwa perubahan pada skema bonus berhubungan dengan
perubahan prosedur akuntansi.
Simpulan Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajer akan lebih memilih discretionary
accruals untuk menurunkan pendapatan akrual ketika batas bawah dan batas atas dari rencana
bonus mengikat.
MOTIVASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan karena adanya hasil penelitian terdahulu yang bermasalah,
dimana mereka mengabaikan definisi rencana laba dan mengasumsikan skema kompensasi yang
selalu mengakibatkan manajer memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan pendapatan.
MASALAH PENELITIAN
1. Apakah ada hubungan antara akrual yang dipilih manajer dengan skema bonus?
2. Apakah ada hubungan antara perubahan prosedur akuntansi dengan skema bonus?

LANDASASAN TEORI
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Teori Keagenan
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan
manajemen sebagai agen. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh principal untuk
bekerja demi kepentingan pemegang saham.
2. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan
kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori
akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

HIPOTESIS
H1: Manajer akan memilih income decreasing discretionary accruals jika laba sebelum
H2:

discretionary accruals kurang dari ambang batas.


Manajer akan memilih income increasing discretionary accruals jika laba sebelum

H3:

discretionary accruals melebihi batas bawah.


manajer akan memilih income decreasing discretionary accruals Jika skema bonus
menentukan suatu batasan dan laba sebelum discretionary accruals melebihi batas
tersebut

KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN


Rantai Kausal dan Validitas Logika
Variabel independen dalam penelitian ini adalah skema bonus dan variabel dependen
adalah keputusan akuntansi. Dalam hal ini skema bonus sebagai variabel independen akan
muncul terlebih dahulu sehingga menyebabkan keputusan akuntansi sebagai variabel dependen.
Diihat dari validitas logikanya, penelitian ini adalah valid karena dengan adanya skema bonus
maka manajer akan berusaha untuk memberikan keputusan akuntansi untuk meningkatkan
utilitas mereka.
Pengendalian Variabel Extraneous
Peneliti dalam hal ini menggunakan pengujian tambahan (additional test). Pengujian
tambahan ini merupakan implikasi dari teori kontrol untuk pengukuran kesalahan dalam akrual
diskresioner. Pengujian ini juga mengendalikan kesalahan dalam mengukur laba sebelum akrual
diskresioner.
Validitas Internal
Penelitian ini memiliki tingkat validitas internal yang tinggi dikarenakan konsistensi
antara masalah penelitian, hipotesis, dan analisis data, sehingga hasil penelitian mampu
menjawab masalah penelitian yang dirumuskan peneliti.
Validitas Eksternal
Validitas eksternal ini mengenai sejauh mana suatu penelitian dapat digeneralisasi.
Penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 94 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu.
Dilihat dari jumpal sampel yang digunakan serta hasil dan kesimpulan penelitian dapat dikatakan
validitas eksternal penelitian ini rendah, karena tidak mampu mengeneralisasi dan terbatas pada
perusahaan memenuhi kriteria tertentu.
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Data penelitian diambil dari COMPUSAT untuk tahun 1946 1980 dan Moodys
Industrial Manual untuk tahun awalnya. Pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan

analisis Chi-square dua-sisi (two-tailed) untuk menguji perbedaan yang signifikan antara
distribusi data yang diobservasi dengan distribusi yang diharapkan untuk beberapa kategori dan
pengujian-t (t-test) satu-sisi untuk menentukan perbedaan signifikan nilai rata-rata untuk tiga
portofolio. Digunakan juga analisis Wilcoxon Signed-Ranks untuk pengujian tambahan
KONSISTENSI ANTARA MASALAH PENELITIAN, HIPOTESIS, DAN ANALISIS
DATA
Masalah penelitian, hiptesis dan anlisis data dalam penelitian sudah konsisten,
sehingga hasil penelitian mampu digunakan untuk menjelaskan hiptesis yang diajukan.
KONSISTENSI HASIL PENGUJIAN DENGAN SIMPULAN
Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti dengan simpulan penelitian menunjukkan
konsistensi antara keduanya.
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemilik perusahaan agar mengetahui terdapat
atau tidak suatu tindakan manajemen laba sehingga mempengaruhi kinerja perusahan. Perlu
adanya kontrak yang jelas antara pemilik dan manajer agar di kemudian hari tidak terjadi
tindakan oprtunistik.

Anda mungkin juga menyukai