PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan
prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak
merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara
umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2014, 2015;h.85).
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status
kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu
(AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2014, 2015;h.85).
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak
2014,2015;h.106).
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka
kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak
yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan
Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian terhadap upaya penurunan
angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian
berencana/KB
yang
tidak
terpenuhi)
menurun
(Laporan
1.000
kelahiran
hidup
(Profil
Kesehatan
Indonesia
Tahun
2014,2015;h.106-107).
Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak menurut Profil
Kesehatan Indonesia Tahun 2014 (2015;h.108) yaitu asfiksia, bayi berat lahir
rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat
dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan,
kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang
belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang
tua untuk mencari pertolongan kesehatan.
Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai serangan
komplikasi pada minggu pertama kelahiran, maka setiap bayi baru lahir harus
mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering, minimal dua kali dalam
minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika
terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat
segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat
menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi
untuk menurunkan kematian bayi baru lahir (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2014,2015;h.110).
Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan
dalam pelaksanaan kunjungan neonatal, dari dua kali (satu kali pada minggu
pertama dan satu kali pada 8-28 hari) menjadi tiga kali (dua kali pada minggu
pertama dan satu kali pada 828 hari). Dengan demikian, jadwal kunjungan
neonatal yang dilaksanakan saat ini yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari,
dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program
Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang
komprehensif (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014,2015;h.110).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 di Indonesia mengalami
penurunan dari tahun 2013 sebanyak 95.25% menjadi 94.99% pada tahun
2014. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 di Indonesiajuga
mengalami penurunan dari tahun 2013 sebanyak 86.85% menjadi 86.70%
pada tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014,2015;h.88).
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia terjadi
penurunan dari tahun 2013 sebesar 90.88% menjadi 88.68% pada tahun 2014
(Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014,2015;h.92).
kebidanan
pada
bayi
baru
lahir
secara
komprehensif.
e. Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik dalam
pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif.
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan secara komprhensif adalah ibu hamil trimester
III usia kehamilan minimal 36 minggu yang tidak mengalami komplikasi
atau penyulit dalam kehamilan dan diikuti asuhan kebianan ibu bersalin,
ibu nifas dan KB, serta bayi baru lahir.
2. Tempat
Tempat pengambilaan kasus adalah PKD yang ada di wilayah Kabupaten
Temanggung sesuai engan tempat praktik yang telah ditetapkan oleh pihak
program studi D III Kebidanan Magelang Kemenkes Semarang.
3. Waktu
Waktu pengambilan kasus dari mulai ibu hamil fisiologis TM III yang
akan dilakukan selama 6 minggu bertempat di PKD
sesuai dengan
kesehatan
dan
masyarakat
dapat
merasakan
kepuasan,
Lingkup,
Manfaat,
Metode
Terdiri
dari
Rancangan
Penelitian,