Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER

KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH


Tentang
Pemotongan / Penghematan Dana APBN dan Dampaknya terhadap
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

OLEH
KELOMPOK 5
Dinta Rezky Cahyani (1410531068)
Indri Permata Sari

(1410531070)

Tirsa Putri Jonus

(1410531066)

Lailaturrahmi

(1410532041)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS ANDALAS
2016/2017

PENDAHULUAN
APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan salah satu
kebijakan fiskal yang mana termasuk dalam konteks pembangunan Indonesia. Pada
hakikatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan rencana kerja pemerintah
yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-angka rupiah. Dengan
begitu, APBN didefinisikan sebagai daftar sistematis yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ini bertujuan sebagai pedoman penerimaan
dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan
produksi, memberi kesempatan kerja dan menumbuhkan perekonomian yang mana berguba
untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
APBN ditetapkan dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat. APBN dirancang oleh pemerintah, lalu
disetujui oleh DPR. Jika DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan pemerintah,
pemerintah akan memakai anggaran tahun lalu. Dalam mengelola sumber pendapatan dan
pengeluaran pemerintah, pemerintah dalam ini melakukan kebijakan-kebijakan baik
kebijakan di bidang moneter maupun kebijakan fiskal, salah satunya pemotongan atau
penghematan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mana kebijakan ini akan
memberikan dampak terhadap pengelolaan keuangan negara dan daerah dan berpengaruh
besar terhadap pemerintah dalam menjalankan kegiatan di bidang perekonomian di
Indonesia. Di dalam paper ini akan dibahas pemotongan/penghematan dana APBN dan
dampaknya terhadap pengelolaan keuangan negara dan daerah.

PEMBAHASAN
Landasan hukum APBN Pasal 23 ayat1 UUD 1945 mengatakan : Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. APBN ini ditetapkan oleh undang-undang,
dilaksanakan secara terbuka serta bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat. RAPBN
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dirancang oleh pemerintah kemudian
disetujui oleh DPR, yang mana dilakukan pembahasan dengan melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Jika DPR tidak menyetujui
RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang diusulkan oleh
pemerintah, pemerintah akan melanjutkan pemakaian APBN tahun sebelumnya.
(Suhanda:2007) Berdasarkan Undang-Undang no 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut dengan APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam tahun anggaran
tertentu.

Pengelolaan

APBD/keuangan

daerah

terdiri

dari

3aspek

yaitu

perencanaan,pelaksanaan,dan pengawasan/pengendalian.
Landasan hukum APBD adalah undang-undang no 22 tahun 1999 tentang pemerintah
daerah dalam pasal 78 ayat 1 yang menyatakan bahwa penyelenggaraan tugas pemerintah
daerah dan DPRD yang dibiayai dari dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Fungsi APBN dan APBD menurut undangundang no 17 tahun 2013 yaitu :
a. Fungsi Otorisasi : anggaran negara dan daerah menjadi dasar untyki melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan
b. Fungsi Perencanaan : anggaran negara atau daerah menjadi pedoman bagi manajemen
dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan : anggaran negara atau daerah menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
d. Fungsi Alokasi : anggaran negara dan daerah harus diarahkan untuk mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber data serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian

e. Fungsi Distribusi : kebijakan anggaran negara dan daerah harus memerhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
Tujuan penyusunan APBN atau APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara atau daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis, demi tercapainya
peningkatan produksi , peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi. Dengan begitu, tujuan akhirnya adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur
material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Secara garis besar struktur APBN adalah
a. Pendapatan negara dan hibah (penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan
b.
c.
d.
e.

pajak/PNBP)
Belanja negara
Keseimbangan primer
Surplus/defisit negara
pembiayaan

PEMOTONGAN/PENGHEMATAN DANA APBN


Pada saat sekarang ini, 2 tahun pemerintahan presiden Jokowi-JK mengalami kesulitan
perekonomian yaitu anggaran mengalami defisit (mei 2016) mencapai Rp. 189.1Trilyun,
yang mana pemerintah telah menetapkan defisit akhir tahun tertinggi 2,1% thn 2015
ditetapkan 1,9% tetapi malah defisit menjadi 2,53% sedangkan perdapatan permei21015
pendapatan baru mencapai 27,2% dari target Rp. 1822T. Dengan begitu,

terpaksa

dilakukannya pemotongan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Presiden Jokowi menginstuksikan kepada seluruh kementrian dan lembaga untuk memangkas
anggaran non prioritas. Pemangkasan anggaran tersebut tertuang dalam Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2016 tentang langkah-langkah penghematan dan
pemotongan belanja kementrian lembaga dalam rangka pelaksanaan Anggaran dan
Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2016.
Untuk itu diputuskannya dengan Inpres No4 tnggal 12 mei 21016 pemotongan anggaran
APBN 2016 dengan total Rp. 50,016 T yang terdiri dari :

Rp. 20,951 T dari belanja operasional


Rp. 29,064 T dari belanja lain (non-operasional)

Menurut menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati , dilakukannya pemangkasan anggaran


ini agar alokasi anggaran lebih efisien yang mana anggaran yang dipotong itu berasal dari
anggaran kegiatan yang tidak mendesak (seperti : anggaran perjalanan dinas) dan yang
memakan anggaran yang banyak.
DAMPAK PEMOTONGAN/PENGHEMATAN DANA APBN TERHADAP
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH
Menurut staff Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin.
Pemangkasan anggaran kementrian dan lembaga tersebut tentu berdampak pada
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor.
Wijayanto samirin berpendapat bahwa: pemerintah menjaga agar dampak pemotongan tidak
besar melalui upaya diantaranya dengan mengendalikan tingkat inflasi, agar daya beli
masyarakat tetap tinggi sehingga konsumsi tetap terjaga, mengefektifkan program seperi dana
desa dan mendorong percepatan realisasi investasi oleh swasta. Tapi, paling tidak
pemerintah berupaya agar perlambatan ekonomi tidak semakin parah. Oleh karena itu,
pemangkasan anggaran di kementrian dan lembaga harus bersifat tidak strategis dan prioritas.
Dampak yang dikuatirkan terhadap pemotongan anggaran yaitu sedikit mengurangi biaya
pemerintah tetapi lebih besar efeknya pada pelemahan ekonomi rakyat. Dengan berkurangnya
dana, pemerintah akan lebih banyak mengambil dana dari rakyat dengan meningkatkan biaya
pemerintah seperti pada bidang Jaminan Kesehatan pemotongan anggaran berakibat
pengurangan lebih besar pada subsidi dengan menaikkan tarif energi (BBM,GAS,Listrik),
yang mana subsidi dipotong dan meningkatkan harga berakibat mengurangi daya beli rakyat
dan memperlemah bisinis dan industri.

KESIMPULAN
Anggaran pemerintah yang mengalami defisit tersebut, dengan bijak presiden mengambil
keputusan untuk memangkas/ memotong anggaran yang bersifat non-prioritas dan kegiatasn
yang begitu banyak memakan anggaran agar dapat terjadinya peningkatan ekonomi

Indonesia. Dengan adanya pemotongan/penghematan dana APBN sudah pasti akan


mengganggu kegiatan dalam bidang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Tapi, paling
tidak pemerintah berupaya agar perlambatan ekonomi tidak semakin parah. Karena itu,
pemangkasan anggaran di kementerian dan lembaga harus bersifat tidak strategis dan
prioritas. Anggaran prioritas seperti infrastruktur bisa saja dipotong tapi tidak signifikan.
Pemotongan

anggaran

diarahkan

untuk

proyek-proyek

non

strategis,

infrastruktur diharapkan hanya sedikit terganggu.

REFERENSI
Suhanda.2007.Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Padang:Andalas Lima Sisi

program

Suparmoko,M. 2013.Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktik edisi keenam.


Yogyakarta;anggota IKAPI
https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara_Indonesia
http://www.merdeka.com/uang/sri-mulyani-pemotongan-anggaran-sesuai-apa-yangdisarankan-dpr.html
http://id.news.qa1p.global.media.yahoo.com/cara-pemerintah-tekan-dampak-pemotongan161319113.html
http://www.repelita.com/pemotongan-apbn-2016-dampaknya-pada-ekonomi-rakyat-kegiatanbisnis/
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-apbn-dan-abpd-fungsitujuan.html

Anda mungkin juga menyukai