Anda di halaman 1dari 20

Struktur dan Mekanisme pada Os Pedis

Bryan Raka Alim (102013145)


Hermita Octoviagnes Buarlele (102013148)
Lidya Oktavia (102013254)
Ricky Djunaedi (102014008)
Vivian Chau (102014036)
Retty Tonapa (102014121)
Fakhrurrozi Pratama (102014129)
Dewi Luckyta Mahenu (102014195)
Lynett Dawita Tokiu (102014253)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Anatomi manusia terdiri dari anatomi tulang, anatomi otot, anatomi saraf, dan anatomi
pembuluh darah. Masing-masing bagian memiliki fungsi yang tidak sama. Manusia
memiliki kerangka. Kerangka adalah gabungan tulang-tulang yang saling bersambungan
satu sama lain. Di dalam kerangka terdapat tulang, sendi, dan otot yang bergerak
aktif.Tulang mempunyai salah satu fungsi yaitu membuat tubuh manusia bisa berdiri tegak,
selain itu juga berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam tubuh.Sendi adalah
sambungan antar tulang dan otot merupakan alat untuk bergerak, otot ini melekat pada
tulang melalui tendon.Cara kerja otot dibagi menjadi kontraksi dan relaksasi.
Kata kunci: tulang, otot, persendian, kontraksi, relaksasi.
Abstract
Human anatomy consists bones, muscles, nerves, and vasculars. Each part has a
function that as not as same. Human have a skeleton. Skeleton is a joint bones are
interconnected with each other. Within the skeleton there are bones, joints, and muscles that
move actively. Bones provide support for our bodies and also protect the visceral organs in
the body. Joints is articulation between bones and muscles are also necessary for
movement, themusclesattached tobonesbytendons. The way the muscles work is divided into
contraction and relaxation.
Keywords: bones, muscles, joints, contraction, relaxation.
Pendahuluan
Anatomi

adalah

ilmu

yang

mempelajari

tentang

bagian-bagian

tubuh

manusia.Anatomi ini dibagi menjadi 2 yaitu anatomi makro dan anatomi mikro.Anatomi
mikro sering disebut juga histologi yaitu mempelajari sel dan jaringan yang normal dalam
tubuh.Selain itu ada juga fisiologi yaitu mempelajari mekanisme kerja fisik yang normal di
dalam tubuh. Pada skenario yang ada maka kali ini akan dibahas mengenai anatomi tulang
dan otot, baik anatomi secara makro dan mikro. Kemudian juga akan dibahas mengenai
mekanisme atau proses terjadinya kontraksi otot dan juga relaksasi otot. Proses kontraksi
otot yaitu diawali dengan adanya rangsang yang kemudian akan memacu lepasnya
asetilkolin, kemudian terjadi potensial aksi yang akan melepaskan ion Ca 2+ (kalsium) yang
nantinya akan berikatan dengan troponin-tropomiosin sehingga terjadi proses kontraksi.
Proses relaksasi otot yaitu jika tidak ada potensial aksi maka ion Ca 2+ akan kembali ke

tempatnya dan troponin-tropomiosin juga akan kembali seperti semula sehingga aktin dan
miosin tidak berikatan lagi maka akan terjadi relaksasi.
Seperti pada skenario ada seorang laki-laki umur 29th dibawah ke klinik dengan
keluhan nyeri pada pergelangan kaki kanan. Dan dari anamnesa yang diketahuibahwa pasien
tersebut mengalami cedera kaki pada waktu menjalani pertandingan tenis.
Tulang
Secara makroskopis, tulang dapat dibagi menjadi tulang kompak (substansiakompakta) dan tulang
spons atau kanselosa (substansia spongiosa). Tulang kompak tampak sebagai massa utuh padat dengan
ruang-ruang kecil dan membentuk perlindungan luar untuk jaringan tulang lainnya.1
Tulang kompakta tersusun teratursesuai distribusi pembuluh darah yang memasoknya. Tulang
spons terletak dibagian dalam dari tulang kompak, rapuh dan memiliki banyak pori atau rongga-rongga yang
nantinya akan diisi sumsum tulang. Tulang spons ini tidak teratur.Tulang spons terdiri atas banyak
trebekel/lempeng-lempeng yang saling berhubungan.
Struktur ekstremitas inferior secara anatomi adalah sebagai berikut :
1. Pelvis
Bagian pelvis tersusun atas os coxae yang menghubungkan os sacrum denganos femur. Os coxae
sendiri terdiri dari 3 tulang, yaitu os ilium, os ischium, dan ospubis.2
Os ilium adalah bagian dari os coxae terbesar di sebelah cranial dimanaterdapat bagian cranial acetabulum,
yaitu lekukan sendi yang dalam pada aspek lateral os coxae untuk bersendi dengan caput femoris. Os
ischium membentuk bagian dorsokaudal acetabulum dan os coxae.Os pubis membentuk bagianventral
acetabulum dan bagian ventromedial os coxae.
2. Paha
Paha terdiri dari os femur yang menghubungkan pelvis dengan patella.Femur merupakan tulang
terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berattubuh dari os coxae kepada os tibia sewaktu
berdiri.Caput femoris mengarah kekranii medial dan agak ventral sewaktu bersendi dengan
acetabulum.Ujungproksimal femur terdiri dari sebuah caput femoris, collum femoris, dan
duatrochanter.Ujung distal femur berakhir menjadi dua condylus yaitu epicondyluslateralis dan epicondylus
medialis.

3. Patella
Patella terletak di antara os femur dan os tibia serta os fibula.Bentuknyahampir seperti
segitiga.Patella sangat berperan dalam gerakan extensi lutut.

4. Tungkai Bawah
Tungkai bawah terdiri dari os fibula dan os tibia yang menghubungkanpatella dengan ossa tarsi. Os
tibia yang besar dan merupakan penyangga beban,bagian proksimalnya bersendi dengan condylus femur
dan distalnya bersendidengan talus. Os fibula ramping yang terletak lateral dari os tibia dan terutamaberguna
sebagai tempat melekatnya otot, dan tidak atau hanya sedikit bergunauntuk menopang berat tubuh. Corpus
tibiae dan corpus fibulae dihubungkan olehmembrane interossea cruris.
5. Kaki
Tulang kaki atau os pedis terdiri adas os talus, os calcaneus, os naviculare, os
cuboideum, tiga ossa cuneiforme, metatarsalia, dan phalanges.
1. Talus
Talus merupakan tulang berbentuk tidak teratur.Tulang ini menerima berat
badan yang disalurkan oleh tibia. Talus berartikulasi: di atas dengan tibia, di
medial dengan malleolus medialis, di lateral dengan malleolus lateralis, di
bawah dengan calcaneus, di depan dengan os naviculare.
2. Calcaneus
Calcaneus adalah tulang yang kuat, tebal, terbentuk tidak teratur, yang bagian
posteriornya membentuk tumit.Tendon Achilles melekat padanya di bagian
posterior. Tulang ini berartikulasi: di atas dengan talus, di bawah dengan os
cuboid.
3. Os naviculare
Merupakan tulang pipih, dengan artikulasi: di belakang dengan talus, di
depan dengan tiga ossa cuneiforme.
4. Os cuboideum
Agak kuboid dan terletak pada sisi luar kaki. Tulang ini berartikulasi : di
belakang dengan talus, di medial dengan os naviculare, dan os cuneiforme
lateralis, di depan dengan metatarsal IV dan V.
5. Tiga ossa cuneiforme
Terletak berjejer di antara os cuboideum pada aspek lateral dan sisi kaki
pada medial. Tulang-tulang ini berartikulasi : di belakang dengan talus, di
depan dengan metatarsal I, II, dan III, os cuneiforme lateralis di sisi lateral,
dengan os cuboideum.
6. Ossa metatarsalia

Terdapat lima metatarsalia, satu untuk setiap jari kaki. Tiap tulang memiliki
basis, corpus, dan caput.Metatarsal I pendek, tebal dan kuat.Metatarsal I, II,
III berartikulasi dengan os cuneiforme, metatarsal IV dan V dengan os
cuboideum.Tiap metatarsal beratikulasi dengan phalanx proximal yang
sesuai.
7. Phalanges
Ibu jari yang besar memiliki dua phalanges, sedangkan jari lain memiliki
tiga. Tiap phalanx memiliki corpus dan dua ujung; tetapi phalanx medial
pendek dan phalanx distal kecil.3
Otot
Pada manusia, otot dapat digolongkan lagi menjadi tiga bagian besar yang masingmasing memiliki fungsi khusus.Otot tersebut ialah otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
a

Otot rangka
Otot rangka adalah spesialisasi kontraksi pada tubuh yang letaknya melekat pada
tulang.Kontraksi otot rangka menyebabkan tulang tempat otot tersebut melekat
bergerak,

yang

memungkinkan

tubuh

melaksanakan

barbagai

aktivitas

motorik.Setiap serabut otot itu bergaris melintang karena adanya gambaran selangseling antara warna muda dan tua. Setiap serabut terbentuk oleh sejumlah miofibril
dan diselubungi membran halus

sebagai selaput otot (sarkolema). Serabut

berkumpul membentuk berkas. Berkas diikat menjadi satu oleh jaringan ikat untuk
membentuk otot besar dan otot kecil
b

Otot polos
Otot polos terdapat di dinding organ-organ berongga dan saluran-saluran.Kontraksi
terkontrol otot polos bertanggung jawab untuk mengatur aliran darah melalui
pembuluh darah, gerakan makanan melalui saluran pencernaan, aliran udara melalui
saluran pernapasan, dan aliran urin keluar tubuh.Kontraksi otot ini menimbulkan
tekanan pada dan mengatur pergerakan maju isi struktur-struktur tersebut.

Otot jantung
Otot jantung hanya terdapat di dinding jantung, yang kontraksinya memompa darah
penunjang kelangsungan hidup ke seluruh tubuh.Secara structural dan fungsional
memiliki kesamaan dengan otot rangka dan otot polos unit tunggal.Otot ini memiliki
serat bergaris-garis yang sangat terorganisasi seperti otot rangka.

Susunan Otot Tungkai Bawah


Otot tungkai bawah terdiri atas :
a Otot flexor
b Otot extensor
c Otot peronei
a Otot Flexor Tungkai Bawah
- lapis dangkal
- lapis dalam
Otot flexor tungkai bawah lapis dangkal
1 M. gastrocnemeus
2 M. soleus
3 M.plantaris

Gambar 1. Posterior Tungkai bawah

Otot flexor tungkai bawah lapis dalam


1 M. popliteus
2 M. flexor digitorum longus
3 M. tibialis posterior
4 M. flexor hallucis longus

Gambar 2. Otot flexor tungkai bawah lapis dalam

Otot ekstensor tungkai bawah


1 M. tibialis anterior
2 M. ekstensor digitorum longus
3 M. ekstensor hallucis longus
4 M. peroneus tertius

Gambar 3 .Otot Ekstensor Tungkai Bawah

Hubungan Antartulang ( Artikulasi / Persendian )


Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu
sinartrosis, sinfibrosis, dan diartrosis.4
a. Sinartrosis
Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama
sinartrosis, yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan
antartulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada
tengkorak. Sinkondrosis adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya
hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa.
b. Amfiartrosis atau Sinfibrosis
Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan
(kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit
gerakan. Contohnya sendi antara tulang betis dan tulang kering.

c. Diartrosis

Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara


leluasa. Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan
lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu
berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran
bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan
selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak sendi ini
berfungsi untuk melicinkan gerakan.
Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang
ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi yang
dijelaskan sebagai berikut.
Pembagian sendi menurut bentuk dan letaknya.
Macam-macam Sendi
Terdapat pada
1. Sendi Engsel
Persendian pada tulang siku dan lutut.
Sendi engsel adalah persendian yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke satu
arah
2. Sendi Pelana
Persendian pada hubungan antara tulang ibu
Sendi pelana adalah persendian yang
jari dan tulang telapak tangan.
memungkinkan gerakan ke dua arah.

3. Sendi Putar
Sendi putar adalah persendian tulang yang tengkorak dengan tulang atlas dan radius
satu mengitari tulang yang lain sehingga dengan ulna.
menimbulkan gerak rotasi
4. Sendi Geser
Persendian pada hubungan antara ruas-ruas
Sendi geser adalah persendian yang
tulang belakang.
gerakannya hanya menggeser, kedua ujung
agak rata dan tidak berporos. Sendi geser
disebut juga sendi kepat atau sendi avoid.
5.
Sendi Luncur
, Skapula dengan klavikula dan karpal dengan

Sendi luncur adalah persendian tulang metakarpal.


yang memungkinkan terjadinya gerakan
badan melengkung ke depan, ke belakang
atau memutar
6.
Sendi Peluru
, Tulang lengan atas dengan gelang bahu dan
Sendi peluru adalah persendian tulang

tulang paha dengan gelang panggul.

yang gerakannya paling bebas di antara


persendian yang lain, yaitu dapat bergerak
ke segala arah.
7.
Sendi Elipsoid / Kondiloid

hubungan antara tulang pengumpil dan tulang


pergelangan tangan

Mirip dengan sendi peluru, hanya saja


sendi elipsoid memiliki bonggol dan
ujung-ujung tulangnya tidak membulat,
tetapi sedikit oval. Oleh karena itu,
gerakan yang dihasilkan lebih terbatas
dibandingkan dengan sendi peluru
Struktur Mikroskopik
Tulang
Ketika kita masih bayi kita memiliki sekitar 300 tulang.Namun ketika kita beranjak
dewasa beberapa dari tulang-tulang ini ada yang melebur hingga akhirnya menjadi 206
tulang.Struktur tulang ada yang dibedakan berdasarkan jaringan dan sifat fisik tulang.
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1 Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf
kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena
tulang rawan tersusun atas zat intereseluler yang berbentuk jelly yaitu kondroitin
sulfatyang di dalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Maka dari itu tulang
rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan jaringan ikat biasa.5

Pada zat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lakuna
yang berisdi sel tulang rawan yaitu kondrosit. Tulang rawan terdiri dari 3 tipe, yaitu:6
a

Tulang rawan hialin: tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan,

b
c

mengandung serat-serat kolagen dan kondrosit.


Tulang rawan elastin: tulang yang mengandung serabut-serabut elastic.
Tulang rawan fibrosa: tulang yang mengandung banyak serat kolagen sehingga
2

tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku.


Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi menyusun
berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:
a Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang.
b Osteosit: sel-sel tulang dewasa.
c Osteoklas: sel-sel penghancur tulang.
Pada umumnya penyusun tulang di seluruh tubuh kita semuanya berasal dari material

yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini:
1

Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan menemukan periosteum. Periosteum merupakan
selaput luar tulang yang tipis.Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk
jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.Periosteum merupakan tempat
melekatnya otot-otot rangka ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi,
pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

Tulang kompak
Tulang kompak terdiri dari sistem havers, setiap sistem havers terdiri dari
saluran havers yaitu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang. Di dalam saluran
terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Di sekeliling sistem havers terdapat
lamella-lamella yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamella adalah suatu zat
intraseluler yang berkapus.Pada lamella terdapat rongga-rongga yang disebut
lacuna.Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah
saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain
atau canalis havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem havers
terdapat lamella interstitial yang lamella-lamellanya tidak berkaitan dengan sistem
havers. Pembuluh darah dari periosteum menembus tulang kompak melalui saluran
volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran havers. Kedua saluran ini
arahnya saling tegak lurus. Tulang spons tidak mengandung sistem havers.7
Pada lapisan kedua ini kita akan menemukan tulang kompak. Tulang ini
teksturnya halus dan sangat kuat.Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih

banyak mengandung kapur sehingga tulang menjadi padat dan kuat.Kandungan tulang
manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak
maupun serat-serat sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak ditemukan
pada tulang kaki dan tulang tangan.
3

Tulang Spongiosa
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa.Sesuai dengan
namanya, tulang spongiosa adalah tulang yang memiliki banyak rongga.Rongga
tersebut diisi oleh sumsum merah yang mampu memproduksi sel-sel darah.Tulang
spongiosa ini terdiri dari kisi-kisi tipis yang disebut dengan trabekula.

Sumsum Tulang
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini
dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang
spongiosa.Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi
memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

Sistem Muskular (Otot)


Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
gerakan tubuh.7
Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ
berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50%
berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot.
Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan
pekerjaan.
Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung
banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot
terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut
sarkolema, retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot
dapat membesar.8
Fungsi Sistem Muskular
Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi
panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot
juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk

maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat
mempertahankan suhu normal tubuh.
Ciri-Ciri Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kotraksi otot dapat
terjadi apabila otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu:
kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.
Kontraktilitas adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam kasus
ini dapat melibatkan pemendekan otot atau juga tidak. Pemendekan yang dihasilkan akan
sangat terbatas karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada
eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot
saat relaks. Sementara, elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah
berkontraksi atau meregang.8
Adapun jenis-jenis otot terbagi 3, yaitu:
a

Otot rangka (otot skelet) adalah otot lurik, bekerja sebagai volunteer dan melekat
pada rangka:
- Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan lebar
-

berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.


Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer
Kontraksinya cepat dan kuat

Otot polos, adalah otot yang tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta
pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius
dan sistem sirkulasi darah.
- Serabut otot berbentuk spindle dengan nukleus sentral yang terelongasi
- Serabut inti berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
-

darah) sampai 0,5 mm pada uterus ibu hamil


Kontraksinya kuat dan lamban

Otot jantung, adalah otot lurik, involunter dan hanya di temukan pada jantung:
- Serabut terelongasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral
- Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya
sekitar 15 mikron

Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang

bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga.


Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.9

Jenis Jenis Jaringan ikat


Jaringan ikat terdiri atas komponen yang telah dibicarakan: serat, sel, dan substansi
dasar, meskipun cukup bervariasi di struktur histologis.Jaringan ikat terdiri dari suatu
matriks yang berfungsi menghubungkan dan mengikat sel dan organ dan pada
akhirnya akan memberikan sokongan kepada tubuh. Hal itu berujung pada

penggunaan nama atau klasifikasi untuk berbagai jenis jaringan ikat.10


1. Jaringan Ikat Umum
Terdapat 2 golongan jaringan ikat umum: longgar dan padat.
a. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat ini biasanya menunjang jaringan epitel, membentuk lapisan
yang membungkus pembuluh darah dan limfe, serta mengisi ruang antara serabut
otot dan saraf.Jaringan ikat longgar juga ditemukan pada stratum papilare di
dermis, hipodermis, lapisan rongga peritonium, dan rongga pleura, di kelenjar dan
di membran mukosa (membran basah yang melapisi organ berongga) yang
menyokong sel-sel epitel.
Jaringan ikat longgar yang terkadang disebut jaringan areolar, memiliki
semua komponen utama jaringan ikat (sel, serat, dan substansi dasar) dalam
proporsi yang kira-kira setara. Sel yang terbanyak ditemukan adalah fibroblas dan
makrofag, tetapi jenis lain sel jaringan ikat juga dijumpai. Serat kolagen, elastin,
dan retikular juga terdapat di jaringan ini.Dengan substansi dasar dalam jumlah
sedang, jaringan ikat longgar memiliki konsistensi halus, bersifat fleksibel,
dipendarahi dengan baik, dan tidak terlalu resistan terhadap stres.
b. Jaringan Ikat Padat
Teradaptasi untuk memberikan ketahanan dan proteksi. Jaringan ini memiliki
komponen yang sama seperti komponen jaringan ikat longgar, tetapi selnya lebih
sedikit dan serat kolagennya lebih banyak di substansi dasar. Jaringan ikat padat
kurang fleksibel dan jauh lebih tahan terhadap stres ketimbang jaringan ikat
longgar.Jaringan tersebut dikenal sebagai jaringan ikat padat ireguler bila seratserat kolagennya

tersusun berupa

berkas-berkas

tanpa

adanya

orientasi

tertentu.Serat kolagen membentuk anyaman 3-dimensi di jaringan ikat yang tidak

teratur dan tahan terhadap stres dari segala arah.Jaringan ikat padat ireguler sering
ditemukan berdekatan dengan jaringan ikat longgar. Kedua tipe jaringan ikat
tersebut sering tumpah tindih satu sama lain dan pembedaan antara keduanya
sering kali acak.
Berkas kolagen jaringan ikat padat regular tersusun menurut pola tertentu
dengan serat kolagen yang tersusun dengan orientasi linear fibroblas sebagai
respons terhadap stres berkepanjangan dalam arah yang sama. Susunan ini tahan
sekali terhadap daya tarikan.
Tendon dan ligamen adalah contoh yang paling umum untuk jaringan ikat
padat regular.Struktur silindris panjang ini melekatkan komponen sistem
muskuloskeletal; karena banyaknya serat kolagen, tendon tampak berwarna putih
dan tidak dapat diregangkan.Jaringan ini terdiri atas himpitan berkas-berkas
kolagen

yang

sejajar,

dan

dipisahkan

oleh

sedikit

substansi

dasar

antarsel.Fibrositnya mengandung inti panjang yang sejajar terhadap serat dan


sedikit lipatan sitoplasma yang meliputi bagian berkas kolagen. Sitoplasma fibrosit
ini jarang terlihat dengan pulasan H&E tidak hanya karena jumlahnya yang sedikit,
tetapi juga karena terpulas dengan warna yang sama seperti seratnya. Sejumlah
ligamen, seperti ligamenta flava columna vertebrae, juga mengandung sejumlah
besar berkas serat elastin yang sejajar.
Berkas kolagen tendon memiliki ukuran yang bervariasi dan diselubungi oleh
jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah dan saraf.Namun, secara
keseluruhan tendon kurang mendapat pendarahan dan perbaikan tendon yang rusak
berjalan sangat lambat.Di luar, tendon dikelilingi oleh selubung jaringan ikat padat
iregular.Pada tendon tertentu, selubung ini terdiri atas dua lapisan, dan keduanya
dilapisi sel-sel sinovial gepeng yang berasal dari mesenkim. Satu lapisannya
melekat pada tendon, dan lapisan lain melapisi struktur di dekatnya. Rongga di
antara kedua lapisan ini mengandung cairan kental (mirip dengan cairan sendi
sinovial) yang terdiri atas air, protein, hialuronat, dan GAG lainnya. Sekresi
sinovial ini bekerja sebagai pelumas yang memungkinkan mulusnya pergeseran
tendon di dalam selubungnya.
2. Jaringan Retikular
Jaringan ikat retikuler adalah nama lain untuk serat retikuler yang merupakan
bagian penting dari struktur jaringan. Sel-sel yang dibangun dengan serat retikuler
adalah fibroblast yang juga dikenal sebagai sel retikuler.Serat retikuler terbuat dari

kolagen dan glikoprotein.Serat ini sangat tipis dan hampir tidak terlihat di bagian
histologis. Namun, dapat dilihat secara mikroskopis setelah impregnasi dengan
noda perak.Ini afinitas serat retikuler untuk perak noda dikenal sebagai
argyrophilia.Serat retrikular juga diresapi dengan reaksi PAS karena glikoprotein
yang ada di dalamnya. Serat retikuler juga merupakan bentuk dari kolagen tipe
III.Jaringan menyusun sendiri untuk sel dalam berbagai organ seperti sumsum
tulang, kelenjar getah bening, limpa dan hati.Serat retikuler adalah bagian dari
sebagian besar dari jaringan ikat dan selalu serat dominan.Jaringan ini membentuk
kerangka struktural untuk sel organ di banyak organ dan jaringan.
3. Jaringan Mukosa
Jaringan mukosa terutama ditemukan di tali pusat (korda umbilikalis) dan
jaringan janin.Jaringan mukosa memiliki banyak substansi dasar yang terutama terdiri
dari atas asam hialuronat, yang membuatnya menjadi jaringan mirip jeli yang
mengandung sedikit serat kolagen dengan sebaran fibroblas.Jaringan mukosa
merupakan komponen utama tali pusat, yang disebut Whartons jelly.Bentuk jaringan
ikat serupa juga ditemukan di dalam pulpa gigi yang masih muda.

Mekanisme Kerja Otot


Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah
bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja
saat mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku,
bahu dan mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus
berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus.
Kerja harmonis otot-otot disebut koordinasi otot.11
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf
pendek yaitu saraf sensorik dan saraf motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari
otot menuju ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat otot dari saraf
pusat untuk memicu kontraksi otot. Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam
komu anterior substansia grisea dalam medula spinalis.12
Kontraksi Otot11

Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik,
dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls swampai ke
sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang
kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika
asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.
Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada
diantara sel otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut
troponin dan tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang
menyebar akan merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan
bertempelan membentuk aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan
menyebabkan otot memendek dan terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan
menyebabkan pergeseran filamen (sliding filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.
Relaksasi Otot
Seperti halnya potensial aksi di serat otot mengaktifkan proses kontraksi dengan
memicu perlepasan Ca2+ dari kantung lateral ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan
ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik lokal berhenti. Retikulum
sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+-ATPase, yang memerlukan energi
dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk memekatkannya di dalam kantung
lateral.Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan Ach dari taut neuromuskular, potensial aksi
serat otot terhenti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu
pelepasan Ca2+, aktivitas pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang
dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan kompleks
troponin-tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan
miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang.Filamen tipis, setelah dibebaskan dari siklus
perlekatan dan penarikan jembatan silang, kembali secara pasif ke posisi istirahatnya. Serat
otot kembali melemas.13

Metabolisme Otot

Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali
kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas otot melalui
sumber lain.
1

Kreatin Fosfat (CP)


Senyawa yang berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang
langsung tersedia untuk memperbaharui ATP dari ADP (CP + ADP -> ATP + keratin)
CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk
melalui glukosa secara anaerob dan aerob. CP menyediakan energi untuk sekitar 100
kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara memproduksi lebih banyak ATP. ATP
tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob
dan anaerob.7
2

Reaksi Aerob
Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis
anaerob mengalir ke mitokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat
untuk okisidasi.Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi
karbondioksida, air, dan energi (ATP). Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien,
menghasilkan energi sampai 36 ATP per mol glukosa.14

Reaksi Anaerob
Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memakai oksigen dengan
menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertama dalam
respirasi selular.Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen
dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
Glikolisis anaerob berlangsung cepat tidak efisien karena hanya menghasilkan
dua molekul ATP per molekul glukosa.Glikolisis dapat memenuhi kebutuhan ATP
untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persedian oksigen tidak mencukupi.
Pembentukan asam laktat dalam glikolisis anaerob.Tanpa oksigen, asam piruvat
diubah menjadi asam laktat.Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat,
persediaan oksigen yang ada menghalangi akumulasi asam laktat.Asam laktat
berdifusi ke luar otot yang dibawa ke hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.

Oxygen Debt (Hutang Oksigen)


Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan
cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis.Sistem respiratorik dan
pembuluh darah tidak dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP

melalui reaksi aerob.Asam laktat berakumulasi, mengubah PH, dan menyebabkan


keletihan serta nyeri otot.
Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen
debt.Volume oksigen yang dihirup tetap berada di atas volume normal sampai semua
asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot atau
disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati.
Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot
yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu
lama, asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang
berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung
dalam

waktu

yang

cukup

lama,

maka

otot

dapat

kehabisan

energi

(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob.
Produksi dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak.
Asam laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat
menyebabkan pegal linu dalam otot ataupun dapat menyebabkan kecapaian otot.
Kecapaian atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga
lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada
di hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi
glukosa oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat
adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi
akan mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.
Peranan kalsium dan vitamin D
Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam tubuh. Jumlah kalsium didalam
tubuh berkisar antara 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Walaupun pada bayi kalsium
hanya sedikit, yaitu 25-30 gr. Namun setelah usia 20 tahun, secara normal akan terjadi
penempatan sekitar 1200 gr kalsium dalam tubuh. Jumlah ini, terdiri dari 99% kalsium yang
berada didalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. Selebihnya tersebar luas di dalam
tubuh, termasuk didalam cairan intra-seluler dan ekstra-seluler. Kalsium dapat membentuk

tulang dengan bekerja sama dengan fosfor, magnesium, tembaga, mangan, seng, boron, serta
vitamin A,C,D. Fungsi utama kalsium adalah mengisi kepadatan (densitas) tulang. Kalsium
didalam tulang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian integral dari struktur tulang dan
sebagai tempat penyimpanan kalsium. Pada tahap awal pertumbuhan janin, dibentuk matriks
sebagai cikal bakal tulang tubuh. Kemudian matriks tersebut semakin menguat selama
proses klasifikasi yaitu terbentuknya kristal mineral. Kalsium dan fosfor merupakan unsur
utama dalam struktur tersebut sehingga keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup
terdapat dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.Selama pertumbuhan proses
klasifikasi berlangsung terus dengan cepat. Pada ujung tulang panjang ada bagian yang
berpori yang dinamakan trabekula, yang menyediakan suplai kalsium siap pakai guna
mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah. Pada waktu berkontraksi,
kalsium berperan dalam interaksi protein didalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah
kalsium kurang dari normal, maka otot tidak bisa mengendur setelah kontraksi dan tubuh
akan kaku, sehingga dapat menimbulkan kejang. Asupan kalsium yang mencukupi sejak
awal kehidupan dapat memperkuat massa tulang, mencegah pengaruh negatif dari
berkurangnya keseimbangan kalsium, dan mengurangi tingkat penurunan massa tulang pada
tahun-tahun selanjutnya.Vitamin D dalam tubuh dapat merangsang penyerapan kalsium
pada mukosa usus dengan cara merangsang produksi protein-protein pengikat kalsium.15
Kesimpulan
Hipotesis diterima. Timbulnya rasa pegal pada otot dikarenakan adanya kontraksi
terus-menerus yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam laktat. Kalsium
memainkan peranan penting dalam kontraksi otot. Kontraksi otot yang berlebihan
dapat menimbulkan nyeri.
Daftar Pustaka
1. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.
2. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.
3. Gibson,John.Fisiologi dan anatomi utnuk perawat.Edisi 2.Jakarta.EGC;2002.h.58-9.
4. Hubungan antartulang ( Artikulasi / Persendian ). Diunduh dari http://www.sentraedukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-artikulasi.html, pada tanggal 28 Maret
2015.

5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2001. h.
81-5.
6. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2008. h. 25-8.
7. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2002. h. 193-4.
8. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:EGC; 2004.
9. Solane E. Sistem rangka. Dalam: Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC ;2004.h.92-6.
10. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2006. h.
100-5.
11. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
12. Cambrigde Communication Limited. Anatomi fisiologi: sistem lokomotor dan
penginderaan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.13.
13. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2009. h.
289.
14. Veldman J. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h. 119-28.
15.

Emma SW. Mencegah osteoporosis. Jakarta:2006.p.32-8.

Anda mungkin juga menyukai