Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
WAHYU ASTRI KURNIASARI
09412141029
ii
iii
iv
MOTTO
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian
dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.
(QS. Al-Mujaadilah: 11)
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu
dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
(QS. Al-Maaidah:6)
Tidak ada kerja keras tanpa impian, dan tidak ada impian tanpa kerja keras.
(Donny Dhirgantoro)
Untuk percaya pada diri sendiri dalam keadaan sesulit apa pun, sebelum cemas
akan kegagalan, berusahalah terlebih dahulu.
(Satoru Ikaruga)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, karya sederhana ini penulis
persembahkan kepada:
1. Bapak Moch Alip dan Ibu Kardina Ariesandra,
yang selalu mendoakan yang terbaik untuk
anak-anaknya.
2. Kakakku Wahyu Ardi Kurniawan, yang tak
lelah memberikan motivasi.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SwT., atas segala
limpahan, rahmat, dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi yang berjudul Evaluasi Penerapan Akuntansi Pembiayaan
Mudharabah dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 105 pada KJKS-BMT Bina
Ummat Sejahtera Yogyakarta dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya,
tanpa bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, tugas akhir skripsi ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................
MOTTO ......................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
D. Perumusan Masalah ....................................................................
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN .......
A. Kajian Teori .................................................................................
1. Pembiayaan Mudharabah ......................................................
a. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ................................
b. Tujuan Pembiayaan Mudharabah .....................................
c. Rukun Mudharabah ..........................................................
2. PSAK No. 59 ........................................................................
a. Karakteristik Mudharabah ................................................
b. Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan Mudharabah ......
c. Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah ...........................
d. Penyajian ..........................................................................
e. Pengungkapan ..................................................................
3. PSAK No. 105 ......................................................................
a. Tujuan ..............................................................................
b. Ruang Lingkup .................................................................
c. Definisi .............................................................................
d. Karakteristik .....................................................................
e. Prinsip Pembagian Usaha ..................................................
ix
i
ii
iii
iv
v
v
vi
vii
ix
xii
xiii
xiv
1
1
6
6
7
8
8
10
10
10
10
12
12
16
16
18
21
22
26
29
29
29
29
30
32
32
35
35
36
36
37
37
42
48
50
50
52
52
52
52
53
54
54
55
56
56
56
56
58
60
61
61
64
64
66
74
75
77
xi
77
78
79
91
94
106
115
116
116
117
119
121
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
2.
3.
4.
xii
66
69
73
80
92
96
108
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
layaknya
sebuah
lembaga
keuangan,
BMT
juga
Setelah Memeroleh
Syariah menemukan kendala yang dialami bank syariah antara lain yaitu
minimnya SDM yang dimiliki bank syariah, kurangnya sosialisasi pada
nasabah, dan kelalaian dalam pelaksanaannya. Kurangnya sosialisasi pada
nasabah menyebabkan nasabah kurang memahami mengenai kontrak yang
dilakukan dengan lembaga keuangan.
Pemerintah menargetkan pada 2015 mayoritas pengelola koperasi
simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan syariah memiliki sertifikasi
kompetensi sebagai wujud dari profesinalisme pengelolaan jasa keuangan
koperasi. Pengelola koperasi jasa keuangan syariah (lembaga keuangan
syariah) harus memiliki sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi
Koperasi Jasa Keuangan agar SDM memiliki kompetensi di bidangnya
sehingga unit lembaga keuangan syariah dikelola secara lebih profesional.
(www.depkop.go.id)
Munculnya lembaga keuangan syariah seperti BMT menuntut
adanya standar akuntansi yang berdasarkan syariah. Menurut Marissa
Haque sebagai Duta BMT, BMT tidak mengikuti Peraturan Bank
Indonesia (PBI) sehingga aturan mengenai ekonomi syariah ini belum
sepenuhnya diatur (www.radarjogja.co.id). Namun demikian, BMT perlu
mengikuti standar yang ada saat ini yaitu Standar Akuntansi Keuangan
Syariah (SAK Syariah) agar praktisi dan pengguna keuangan mempunyai
standar yang sama dalam akuntansi (Akuntan Indonesia, 2007).
Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pertama kali untuk
industri
perbankan
syariah.
Seiring
perkembangan,
DSAK
pernyataan
yang
bertujuan untuk
mengatur
pengakuan,
yang cukup besar dengan adanya 74 kantor cabang yang tersebar di Jawa
dan Kalimantan. Pembiayaan mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat
Sejahtera Yogyakarta meningkat
B. Identifikasi Masalah
1. Pembiayaan mudharabah pada lembaga keuangan syariah cukup
berisiko.
2. Minimnya SDM yang mengerti konsep syariah di lembaga keuangan
syariah.
3. Kurangnya sosialisasi pada nasabah menyebabkan nasabah kurang
memahami mengenai kontrak yang dilakukan dengan lembaga
keuangan.
4. BMT tidak mengikuti Peraturan Bank Indonesia (PBI) sehingga aturan
mengenai ekonomi syariah pada lembaga keuangan syariah belum
sepenuhnya diatur.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah di sini dimaksudkan sebagai patokan dalam
melakukan penelitian, sehingga penulisan penelitian ini tidak membias dan
dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Pembatasan masalah difokuskan
pada praktik pembiayaan mudharabah karena minimnya SDM yang
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah pada pembahasan di muka,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah
pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta dan
perbandingannya dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 105?
2. Bagaimana pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah
pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta dan
perbandingannya dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 105?
3. Bagaimana penyajian akuntansi pembiayaan mudharabah pada
KJKS-BMT
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta
dan
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah
pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta.
2. Mengevaluasi pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah
pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta.
3. Mengevaluasi penyajian akuntansi pembiayaan mudharabah
pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta.
4. Mengevaluasi pengungkapan akuntansi pembiayaan mudharabah pada KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengetahuan mengenai pembiayaan mudharabah pada
BMT serta sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas pengetahuan
mengenai sistem operasional pada BMT serta mengaplikasikan
ilmu yang didapat dari perkuliahan.
dalam
perlakuan
pembiayaan
mudharabah
agar
dalam
bidang
pembiayaan mudharabah.
perbankan
khususnya
mengenai
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau lembaga.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah atau
istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif (Muhammad,
2005: 17).
Menurut Syahdeini (1999) dalam Sri Nurhayati dan Wasilah
(2011: 120) akad mudharabah merupakan suatu
pendanaan
atau
investasi
yang
berdasarkan
transaksi
kepercayaan.
10
11
PSAK No.
105 paragraf 4
tertuang
definisi
12
c. Rukun Mudharabah
Menurut fatwa DSN MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000, rukun
dan syarat pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus
cakap hukum.
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak
untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a) Penawaran
dan
penerimaan
harus
secara
eksplisit
13
14
usaha
oleh
pengelola
(mudharib),
sebagai
boleh mempersempit
tindakan
15
sengketa
dalam
pembagian
laba
karena
ketidakjelasan jumlah.
4) Adanya Usaha
Jenis usaha yang diperbolehkan adalah semua jenis usaha
yang menguntungkan dan sesuai dengan ketentuan syariah
(halal).
16
5) Adanya Keuntungan
Keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan persentase
dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya
keuntungannya
saja
setelah
dipotong
besarnya
modal.
2. PSAK No. 59
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59 tentang
akuntansi perbankan syariah yang memuat pernyataan yang bertujuan
untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
transaksi perbankan syariah.
a.
17
(investasi
tidak
terikat)
dan
mudharabah
Mudharabah
muqayyadah
adalah
mudharabah
dimana
lainnya;
b) tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan
18
apabila
pengelola
dana
terbukti
melakukan
19
20
5)
21
22
d.
Penyajian
1) Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas
komponen-komponen berikut:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan arus kas
d. Laporan perubahan ekuitas
e. Laporan perubahan dana investasi terikat
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan
shadaqah
23
24
25
26
Pengungkapan
1) Laporan keuangan bank syariah mengungkapkan informasi
umum mengenai bank sebagaimana diatur dalam ketentuan
27
dalam
mengawasi
kegiatan
bank
syariah
jawab
Dewan
Pengawas
Syariah
untuk
28
29
5) Pendapatan,
beban,
keuntungan,
dan
kerugian
harus
30
muthlaqah
adalah
mudharabah
dimana
31
(2) tidak
menginvestasikan
dananya
pada
transaksi
pengelola
dana
untuk
melakukan
pengelola
dana tidak
melakukan
apabila
pengelola
dana
terbukti
melakukan
dari
pengelolaan
dana
mudharabah
menghasilkan
32
hasil
usaha
mudharabah
dapat
dilakukan
33
34
7) Kelalaian
atas
kesalahan
pengelola
dana,
antara
lain,
ditunjukkan oleh:
a)
35
usaha
dari
pengelola
dana.
Tidak
transaksi
36
bayt
al-mal
wa
al-tamwil
dengan
kegiatan
37
bisa
menerima
titipan
zakat,
infak,
dan
sedekah
serta
b. Peran BMT
Menurut Veithzal Rivai dalam Andi Soemitro (2009: 29),
lembaga
keuangan
berperan
sebagai
lembaga
intermediasi
c. Prinsip BMT
Menurut Andi Soemitro (2009: 36-40), BMT sebagai lembaga
keuangan syariah memiliki prinsip utama dalam menjalankan
kegiatan usahanya, yaitu:
1) Bebas dari masyir (spekulasi), gharar (ketidakpastian), haram
(larangan dari Tuhan dan larangan dari pertimbangan akal),
riba (penambahan pendapatan secara tidak sah), dan batil (tidak
sah).
38
dinyatakan
sah
apabila
ada
pernyataan
untuk
39
2) Riba
Menurut Antonio (1999) dalam Sri Nurhayati dan Warsilah
(2011: 74), riba adalah setiap penambahan yang diambil tanpa
adanya suatu penyeimbang dan pengganti yang dibenarkan
syariah. Hal yang dimaksud transaksi pengganti atau
penyeimbang yaitu transaksi bisnis atau komersil yang
melegitimasi adanya penambahan secara adil seperti jual beli,
sewa menyewa, atau bagi hasil proyek, di mana dalam
transaksi tersebut ada faktor penyeimbangnya berupa usaha,
risiko, dan biaya.
3) Penipuan
Menurut Karim (2003) dalam Sri Nurhayati dan Warsilah
(2011: 80), penipuan terjadi apabila salah satu pihak tidak
mengetahui informasi yang diketahui pihak lain dan dapat
terjadi dalam empat hal, yakni dalam kuantitas, kualitas, harga,
dan waktu penyerahan.
4) Perjudian
Menurut Afzalur Rahman (1996) dalam Sri Nurhayati dan
Warsilah (2011: 81), berjudi atau maisir dalam bahasa Arab
arti harfiahnya adalah memperoleh sesuatu atau mendapat
keuntungan dengan sangat mudah tanpa kerja keras.
5) Gharar atau Transaksi yang Mengandung Ketidakpastian
Gharar terjadi ketika terdapat informasi yang tidak lengkap
40
para
pihak
dan
ada
pihak
yang
dirugikan.
kemudian
menyimpannya
sehingga
barang
41
9) Suap
Suap dilarang karena suap dapat merusak sistem yang ada
di dalam masyarakat sehingga menimbulkan ketidakadilan
sosial dan persamaan perlakuan. Pihak yang membayar suap
pasti akan diuntungkan dibandingkan yang tidak membayar.
10) Taalluq atau Penjual Bersyarat
Taalluq terjadi apabila ada dua akad saling dikaitkan di
mana berlakunya akad pertama tergantung pada akad kedua
sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun yaitu
objek akad.
11) Bai al inah atau Pembelian Kembali oleh Penjual dari Pihak
Pembeli
Misalnya, A menjual secara kredit pada B kemudian A
membeli kembali barang yang sama dari B secara tunai. Dari
contoh ini, kita lihat ada dua pihak yang seolah-olah
melakukan
jual
beli,
namun
tujuannya
bukan
untuk
uang
tunai
sedangkan
mengharapkan
kelebihan pembayaran.
12) Talaqqi Al-Rukban
Jual beli dengan cara Talaqqi Al-Rukban yaitu jual beli
dengan cara mencegat atau menjumpai pihak penghasil atau
pembawa barang perniagaan dan membelinya, di mana pihak
42
pengumpulan
data
yang
dilakukan
adalah
43
Definisi dan
KJKS-BMT
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta.
penelitian
ini
akan
meneliti
tentang
pembiayaan
105
dalam
Pembiayaan
44
pengumpulan
data
yang
dilakukan
adalah
sebagai
objek
penelitian.
Dokumentasi
yang
mudharabah.
Setelah
itu
menganalisis
dan
kemudian
dianalisis
untuk
memperoleh
45
penyajian,
dan
pengungkapan
pembiyaan
adalah
pada
subjeknya.
Pada
penelitian
46
dan
penyaluran
dana
bagi
bank
yang
mengenai
47
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Noorlia
Dharmawati
pengumpulan
data
yang
dilakukan
adalah
48
PSAK No. 59 dan PSAK No. 105, namun belum sesuai dengan
PAPSI Tahun 2003 yaitu pada saat pencatatan realisasi
pembayaran bagi hasil.
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini
adalah objeknya. Penelitian sebelumnya hanya membahas
mengenai sebagian kecil dari mudharabah yaitu sistem bagi
hasil deposito mudharabah. Penelitian ini akan membahas
mengenai
mudharabah
secara
menyeluruh.
Penelitian
C. Kerangka Berpikir
Salah satu produk lembaga keuangan syariah adalah pembiayaan
mudharabah. Dalam hal ini, praktik mudharabah yang dilakukan adalah
BMT selaku pemilik dana menyediakan seluruh dana bagi nasabah atau
pengelola dana untuk menjalankan usaha dan keuntungan dari usaha
tersebut dibagi berdasarkan margin yang telah ditentukan pada awal
terjadinya transaksi.
BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang berbadan hukum
koperasi. Meski demikian, sebuah lembaga keuangan syariah harus sesuai
dengan prinsip syariah. Untuk itu, dalam penelitian ini penulis ingin
meneliti mengenai perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah apakah
49
sesuai atau tidak dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 105. Kedua standar
tersebut
sama-sama
membahas
mengenai
akuntansi
pembiayaan
50
D. Paradigma Penelitian
PSAK 59
Perlakuan Akuntansi:
1. Pengakuan
2. Pengukuran
3. Penyajian
4. Pengungkapan
PSAK 105
Perlakuan Akuntansi:
1. Pengakuan
2. Pengukuran
3. Penyajian
4. Pengungkapan
Evaluasi Implementasi
Kesimpulan
E. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah di KJKSBMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta?
2. Bagaimana pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah di KJKSBMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta?
51
3. Bagaimana penyajian akuntansi pembiayaan mudharabah di KJKSBMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta?
4. Bagaimana pengungkapan akuntansi pembiayaan mudharabah di
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta?
5. Bagaimana kesesuaian pengakuan akuntansi pembiayaan mudharabah
di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta dengan PSAK No.
59 dan PSAK No. 105?
6. Bagaimana kesesuaian pengukuran akuntansi pembiayaan mudharabah
di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta dengan PSAK No.
59 dan PSAK No. 105?
7. Bagaimana kesesuaian penyajian akuntansi pembiayaan mudharabah di
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta dengan PSAK No. 59
dan PSAK No. 105?
8. Bagaimana
kesesuaian
pengungkapan
akuntansi
pembiayaan
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang mengeksplorasi dan atau memotret situasi
sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah (Sugiyono, 2011: 7-9). Tujuan dari penelitian ini adalah
memeroleh jawaban pertanyaan tentang bagaimana praktik akuntansi
pembiayaan mudharabah yang ada di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera
Yogyakarta.
52
53
54
2.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara kepada penanggung jawab pembiayaan mudharabah.
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan
sendiri oleh peneliti atau data yang didapat dari sumber pertama yaitu
pihak BMT itu sendiri. Data sekunder yang digunakan adalah data internal
berupa dokumen akuntansi laporan keuangan yang diperoleh dari KJKSBMT Bina Ummat Sjeahtera Yogyakarta.
55
2.
Mengevaluasi
kesesuaian
pelaksanaan
praktik
pembiayaan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Berdirinya KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera
Penelitian ini dilakukan di KJKS-BMT Bina Ummat
Sejahtera Yogyakarta Cabang Maguwoharjo. KJKS-BMT Bina
Ummat Sejahtera didirikan pada 10 November 1996 di Rembang
oleh Bapak Abdullah Yazid dengan modal awal Rp2.000.000,00.
Pada tahun pertama didirikan hingga Maret 1998 koperasi ini
belum berbadan hukum dan merupakan Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM). Pada 31 Maret 1998 koperasi ini baru memiliki
nomor badan hukum dan bernama Koperasi Serba Usaha Unit
Simpan Pinjam. Selanjutnya pada 1 Juli 2002 merubah anggaran
dasar menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syariah dan pada 4 April
2006 merubah anggaran dasar kembali menjadi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah yang digunakan sampai saat ini.
Pada masa awal operasional KJKS-BMT Bina Ummat
Sejahtera,
pekerjaan
yang
dilakukan pertama
kali
adalah
56
57
waktu semakin
58
59
lembaga
yang
mampu
memberdayakan,
60
c. Struktur Organisasi
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta merupakan
cabang dari koperasi yang ada di Lasem, Rembang. Komando
tertinggi KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera adalah Rapat Anggota
Tahunan yang membawahi Pengurus. Pengurus berkoordinasi
dengan Dewan Pengawas Syariah dan membawahi General
Manager. Manajer Utama (General Manager) membawahi Manajer
yang terdiri dari 4 unit yaitu Manajer Pemasaran, Manajer
Operasional, Manajer Sistem Pengendalian Internal (SPI), dan
Manajer Diklat dan Litbang. Setiap manajer membawahi kepala
bagian
di
bidangnya
masing-masing.
Manajer
Pemasaran
Kepala
Bagian
Pendampingan.
Manajer
Operasional
61
dana
(pembiayaan)
mudharabah.
Pihak
yang
62
Maal) dari pihak BMT dan pihak II (Mudharib) dari pihak anggota
koperasi yang mengajukan pembiayaan.
Mekanisme pembiayaan mudharabah yang ada di KJKSBMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta meliputi proses sebagai
berikut:
1) Anggota datang ke KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera
Yogyakarta untuk mengajukan pembiayaan.
2) Mengisi formulir permohonan pembiayaan mudharabah.
3) Melengkapi data administrasi seperti fotokopi KTP (Kartu
Tanda Penduduk) suami-istri, fotokopi KK (Kartu Keluarga),
fotokopi surat nikah, fotokopi jaminan, dan fotokopi NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak).
4) Melakukan wawancara untuk penggalian data bagi pihak BMT
terkait besarnya pengajuan dana dan penggunaan dana. Data
yang diperoleh digunakan untuk menentukan besarnya
angsuran, besarnya bagi hasil, dan lamanya jangka waktu
pembiayaan.
5) Pengajuan pembiayaan kemudian dibahas oleh manajemen
untuk diproses dan dianalisis berdasarkan 5C yaitu:
a) Character atau kepribadian anggota yang dimaksud untuk
menilai kejujuran anggota agar dikemudian hari tidak
menyulitkan proses pelunasan pembiayaan.
63
pembiayaan
untuk
nominal
dibawah
pembiayaan
diatas
Rp50.000.000,00
harus
64
8) Jika
pembiayaan
disetujui
maka
langsung
dilakukan
d.
65
66
Mudharabah
Terpenuhi
Rukun:
1. Terdapat pemilik dana (BMT) dan
pengelola dana (anggota)
2. Objek mudharabah berupa modal
kerja dan investasi
3. Adanya ijab kabul/ serah terima
4. Adanya nisbah keuntungan
Syarat:
1. Pelaku pembiayaan harus cakap
hukum
2. Akad dituangkan secara tertulis
3. Modal harus berupa uang
4. Harus diketahui jumlahnya
5. Keuntungan secara jelas diketahui
6. Diperuntukkan bagi kedua belah
pihak yaitu BMT dan anggota
7. Bagian keuntungan proporsional
harus dijelaskan dalam pernjanjian
8. Kerugian yang mungkin ditanggung
pemilik dana tercantum dalam
perjanjian
Sumber: DSN MUI No.07/DSN-MUI/IV/2000
e.
67
Sejahtera
BMT
memberikan perhitungan
nisbah untuk
68
Pada
tanggal
Januari
2012
Iman
bersepakat
Rp
360.000,00
Simpanan khusus :
1% x Rp 18.000.000,00
Rp
180.000,00
Simpanan wajib
12 x Rp 1.000,00
Rp
12.000,00
+
TOTAL
Rp
552.000,00
69
Pokok pembiayaan :
Rp 18.000.000,00 : 12
Rp 1.500.000,00
Bagi hasil
: 1,8% x Rp 18.000.000,0
Rp
324.000
Cadangan risiko
Rp
76.000,00
+
Rp 1.900.000,00
Tabel 2. Ilustrasi Jurnal
Tanggal
Transaksi
kepada anggota
Db. Pembiayaan
Mudharabah
Rp18.000.000,00
Kr. Kas
15 Januari Pembayaran biaya
2012
administrasi dan
Rp18.000.000,00
Db. Kas
Rp540.000,00
Kr. Pendapatan
simpanan saat
Administrasi
Rp360.000,00
pencairan dana
Rp180.000,00
angsuran pokok,
Db. Kas
Rp1.000,00
Rp1.900.000,00
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
Februari
simpanan khusus,
2012
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Rp76.000,00
70
Tanggal
Transaksi
17 Maret
2012
Pembayaran
Db. Kas
Rp1.901.000,00
simpanan khusus,
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
simpanan khusus,
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
simpanan khusus,
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
simpanan khusus,
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Rp76.000,00
71
Tanggal
Transaksi
17 Juli
2012
Pembayaran
Db. Kas
Rp1.901.000,00
simpanan khusus,
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
Agustus
simpanan khusus,
2012
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
angsuran pokok,
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
Oktober
simpanan khusus,
2012
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Rp76.000,00
72
Tanggal
Transaksi
17
Pembayaran
angsuran pokok,
Db. Kas
Rp1.901.000,00
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Pembayaran
Db. Kas
Rp76.000,00
Rp1.901.000,00
Desember
simpanan khusus,
2012
angsuran pokok,
Kr. Pembiayaan
Mudharabah
cadangan risiko
Rp1.500.000,00
Rp76.000,00
73
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
No.
Tgl. Angsuran
Titipan
(Rupiah)
Baki
(Rupiah)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
17 Januari 2012
17 Februari 2012
17 Maret 2012
17 April 2012
17 Mei 2012
17 Juni 2012
17 Juli 2012
17 Agustus 2012
17 September 2012
17 Oktober 2012
17 November 2012
17 Desember 2012
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
16.500.000
15.000.000
13.500.000
12.000.000
10.500.000
9.000.000
7.500.000
6.000.000
4.500.000
3.000.000
1.500.000
0
Iman
Maguwoharjo
15 Januari 2012
15 Januari 2013
Mudharabah
Perdagangan
Rp 18.000.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp
324.000,00
Rp
76.000,00
Bagi
Cad.
Hasil
Risiko
Validasi
(Rupiah) (Rupiah)
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
324.000
76.000
74
B. Analisis Data
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera memiliki 74 kantor cabang yang
tersebar di berbagai wilayah yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
Timur, DKI Jakarta, dan Kalimantan yang mana kantor pusat terletak di
Kabupaten Rembang (Jawa Tengah). BMT memiliki kegiatan menghimpun
dana dari anggota (funding) dalam bentuk simpanan, menyalurkan
pembiayaan (financing) kepada anggota, dan memberikan layanan jasa
keuangan lainnya. Pembiayaan yang dilakukan KJKS-BMT Bina Ummat
Sejahtera adalah pembiayaan produktif (akad mudharabah), pembiayaan
konsumtif (akad murabahah), dan pembiayaan untuk kebajikan (akad
qardhul hasan).
Karakteristik pembiayaan mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat
Sejahtera adalah pembiayaan harian, mingguan, bulanan, dan jatuh tempo.
Perbedaan antar pembiayaan tersebut adalah angsuran pembayarannya.
Jika anggota melakukan pembiayaan harian maka angsuran pokok dan
bagi hasilnya dibayarkan setiap hari sampai jangka waktu yang telah
disetujui. Angsuran pembayaran dilakukan melalui sistem jemput bola
yakni bagian pemasaran BMT melakukan kunjungan ke setiap usaha untuk
melakukan penagihan. Mayoritas anggota pembiayaan memiliki tabungan
di BMT sehingga angsuran pembiayaan bisa dipotong dari tabungan
tersebut.
KJKS-BMT
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta
menetapkan
persentase bagi hasil 30:70 yakni 30% untuk pihak BMT dan 70% untuk
75
merupakan usaha
setidaknya selama tiga bulan. Dari usaha yang sudah berjalan tersebut
dapat ditentukan perkiraan besarnya pendapatan yang akan datang.
Dari data khusus berupa hasil wawancara dan dokumentasi mengenai
perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah maka dapat dianalisis
sebagai berikut:
1. Perlakuan
Akuntansi
Mengenai
Pengakuan
Pembiayaan
76
b. Pengakuan Kerugian
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta mengakui
penurunan nilai investasi sebagai kerugian yang mengurangi saldo
pembiayaan mudharabah bila terbukti tidak ada kelalaian atau
kesalahan dari pihak anggota. Kerugian dalam hal ini adalah
kerugian yang disebabkan karena anggota meninggal atau usaha
hancur akibat terkena bencana alam.
c. Pengakuan Keuntungan
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta mengakui
keuntungan bagi hasil saat anggota menyetorkan pembayaran bagi
hasil. Pembayaran dapat dilakukan harian, mingguan, bulanan
maupun jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
Perhitungan nisbah bagi hasil menggunakan persentase yang
ditentukan di awal perjanjian.
d. Pengakuan Piutang
KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta mengakui
pembiayaan mudharabah dan bagi hasil usaha yang belum
dibayarkan anggota kepada BMT sebagai piutang.
e. Pengakuan Beban
KJKS-BMT
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta
tidak
77
2. Perlakuan
Akuntansi
Mengenai
Pengukuran
Pembiayaan
3. Perlakuan
Akuntansi
Mengenai
Penyajian
Pembiayaan
78
4. Perlakuan
Akuntansi
Mengenai
Pengungkapan
Pembiayaan
keuangan.
BMT
mengungkapkan
jumlah
pembiayaan
79
C. Pembahasan
1. Pembahasan
Mengenai
Kesesuaian
Pengakuan
Akuntansi
Tabel 4. Perlakuan Akuntansi terhadap Pengakuan Pembiayaan Mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengakuan Investasi
1. Pengakuan pembiayaan
1. Pembiayaan mudharabah
berikut:
a. Pembiayaan mudharabah
non-kas. BMT
da pengelola dana.
(Paragraf 12)
memberikan pembiayaan
b. Pembiayaan mudharabah
memberikan secara
bertahap.
atau penyerahan.
pengelola dana.
(Paragraf 14)
2. Setiap pembayaran kembali
(Paragraf 16)
2. Setiap pembayaran
angsuran pembiayaan
anggota kepada BMT
80
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
atas pembiayaan
pinjaman pembiayaan
dana mengurangi
BMT.
pembiayaan mudharabah.
(Paragraf 16)
3. Apabila pembiayaan
diberikan dalam bentuk non
kas maka kegiatan usaha
mudharabah dianggap
berjalan sejak barang
tersebut diterima oleh
pengelola dana dalam
kondisi siap dipergunakan
sesuai dengan ketentuan
dalam akad. (Paragraf 18)
81
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengakuan Kerugian
1. Apabila sebagian
1. Hilangnya pembiayaan
pembiayaan mudharabah
mudharabah akibat
ditanggung pengelola.
mengurangi saldo
pembiayaan mudharabah
diperhitungkan sebagai
(Paragraf 14).
pembebasan pembayaran
2. Hilangnya pembiayaan
pembiayaan mudharabah
3. Kerugian pembiayaan
mudharabah sebelum
82
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
atau kesalahan pengelola
sebagai pengurang
pembiayaan mudharabah.
tersebut mengalami
pembiayaan namun
mengurangi jumlah
investasi, namun
(Paragraf 20)
bagi hasil.
83
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
4. Kelalaian atas kesalahan
pengelola dana, antara lain,
(Paragraf 17)
4. Kelalaian atas kesalahan
ditunjukkan oleh:
a. Tidak dipenuhinya
ditunjukkan oleh:
persyaratan yang
ditentukan di dalam akad;
b. Tidak terdapat kondisi di
a. Persyaratan yang
ditentukan di dalam akad
tidak dipenuhi;
84
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
mudharabah sebelum masa
pengurang pembiayaan
dibentuk penyisihan
mudharabah.
(Paragraf 26)
85
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengakuan Keuntungan
1. Apabila pembiayaan
periode pelaporan:
pembayaran angsuran
Pengakuan penghasilan
a. laba pembiayaan
pokok. Periode
pembayarannya telah
disepakati.
(Paragraf 20).
2. Pengakuan penghasilan
2. Pengakuan penghasilan
usaha diakui dari
persentase untuk
menentukan perkiraan
pendapatan penghasilan
mengurangi saldo
pembiayaan mudharabah.
pembukuan.
(Paragraf 23)
2. Pengakuan laba atau rugi
mudharabah dalam praktik
menggunakan persentase.
diperkenankan mengakui
86
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
dapat diketahui berdasarkan
hasil usaha.
(Paragraf 22)
pendapatan (revenue
berkaitan dengan
pengelolaan dana
mudharabah. Sedangkan
87
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
bagi pendapatan dihitung
pengelolaan dana
mudharabah.
pengelolaan mudharabah.
(Paragraf 11)
(Paragraf 25)
88
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengakuan Piutang
1. Apabila mudhabarah
1. Pembiayaan mudharabah
pembiayaan mudharabah
(Paragraf 19)
sebagai piutang.
(Paragraf 24)
89
PSAK No. 59
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengakuan Beban
1. Beban yang terjadi
sehubungan dengan
sehubungan dengan
sebagai pembiayaan
investasi mudharabah.
mudharabah.
disepakati bersama.
(Paragraf 23)
(Paragraf 15)
2. Rugi pengelolahan yang
mengurangi investasi
mudharabah.
90
91
2. Pembahasan
Mengenai
Kesesuaian
Pengukuran
Akuntansi
Tabel 5. Perlakuan Akuntansi terhadap Pengukuran Pembiayaan Mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Pengukuran pembiayaan
Pengukuran
berikut:
berikut:
1. Pembiayaan mudharabah
1. Investasi mudharabah
dibayarkan;
pembayaran;
2. Pembiayaan mudharabah
2. Investasi mudharabah
dalam bentuk aset non kas
penyerahan:
tercatatnya diakui,
92
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
kerugian bank. (Paragraf
sebagai keuntungan
15)
tangguhan dan
diamortisasi sesuai
jangka waktu akad
mudharabah.
b. Jika nilai wajar lebih
rendah daripada nilai
tercatatnya maka
selisihnya diakui
sebagai kerugian.
(Paragraf 13)
93
94
3. Pembahasan
Mengenai
Kesesuaian
Penyajian
Akuntansi
95
Tabel 6. Perlakuan Akuntansi terhadap Penyajian Pembiayaan Mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
1. Laporan keuangan bank
investasi mudharabah
investasi mudharabah
komponen berikut:
a. Neraca
(Paragraf 36).
terdiri dari:
d. Laporan perubahan
a. Neraca
e. Laporan perubahan
dana investasi terikat
f. Laporan sumber dan
penggunaan dana zakat,
infak, dan shadaqah
g. Laporan sumber dan
ekuitas
b. Laporan perhitungan
hasil usaha
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan
Kekayaan Bersih
e. Catatan atas laporan
keuangan
penggunaan dana
96
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
qardhul hasan
h. Catatan atas laporan
keuangan.
(Paragraf 152)
2. Unsur-unsur neraca
ekuitas.
kekayaan bersih.
(Paragraf 153)
3. Penyajian aktiva pada
neraca atau pengungkapan
terdiri dari
Kas
2) Piutang
3) Penyusutan Piutang
Tak Tertagih
97
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
dilakukan secara terpisah.
4) Beban Dibayar Di
Dengan memperhatikan
Muka
b. Investasi Jangka
Panjang
c. Aset Tetap yang terdiri
dari:
aktiva berikut:
1) Bangunan
Kas;
2) Kendaraan
3) Peralatan
Indonesia;
Efek-efek;
kekayaan bersih
Piutang:
mencakup:
piutang murabahah;
piutang salam;
terdiri dari:
piutang istishna;
1) Simpanan
piutang pendapatan
Mudharabah
98
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
ijarah;
2) Simpanan Wadiah
Pembiayaan mudharabah;
3) Dana-Dana
Pembiayaan musyarakah;
Harus Dibayar
5) Kewajiban Jangka
Panjang
b. Kekayaan Bersih yang
terdiri dari:
1) Simpanan Pokok
penyelesaian (setelah
2) Simpanan Wajib
dikurangi istishna);
3) Simpanan Khusus
Penyertaan;
4) Donasi/ Hibah
Investasi lain;
5) Cadangan
6) SHU Tahun
penyusutan; dan
Aktiva lain.
(Paragraf 154)
Berjalan
6. Penyajian dalam laporan
perhitungan hasil usaha
99
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
4. Dengan memperhatikan
mencakup:
Mudharabah
b. Pendapatan
Administrasi
Kewajiban
mencakup:
Kewajiban segera;
Simpanan:
Simpanan
giro wadiah;
b. Beban Pembiayaan
tabungan wadiah;
c. Beban Pemeliharaan
dan Perbaikan
giro wadiah;
tabungan wadiah;
Servis
100
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Kewajiban lain:
e. Beban Retribusi
hutang salam;
f. Beban Gaji
hutang istishna;
Kantor
h. Beban Telepon
j. Beban Listrik
k. Beban Air
dibagikan;
Hutang pajak;
Hutang lainnya; dan
Pinjaman subordinasi.
Investasi Tidak Terikat
Investasi tidak terikat dari
bukan bank:
tabungan mudharabah
deposito mudharabah;
101
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
Investasi tidak terikat dari
bank:
tabungan mudharabah
deposito mudharabah.
s. Beban Lain-lain.
Ekuitas
Modal disetor;
diklasifikasikan menjadi
dan
(Paragraf 155)
5. Dengan memperhatikan
laporan perubahan
masing simpanan,
102
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
berikut:
berjalan.
dari
jual
beli:
pendapatan
marjin
murabahah;
pendapatan
bersih
salam paralel;
pendapatan bersih istishna paralel;
Pendapatan dari sewa:
pendapatan
bersih
ijarah;
Pendapatan dari bagi
hasil:
pendapatan
hasil
bagi
mudhara-
103
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
bah;
pendapatan bagi hasil musyarakah;
Pendapatan operasi utama
lainnya;
Hak pihak ketiga atas bagi
hasil
investasi
tidak
terikat;
Pendapatan operasi lainnya;
Beban operasi lainnya;
Pendapatan non-operasi;
Beban non-operasi;
Zakat; dan
Pajak.
(Paragraf 162)
104
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
6. Laporan arus kas disajikan
sesuai dengan PSAK No.
2: Laporan Arus Kas dan
PSAK No. 31: Akuntasi
Perbankan.
(Paragraf 163)
7. Laporan perubahan ekuitas
disajikan sesuai dengan
PSAK No.1: Penyajian
Laporan Keuangan.
(Paragraf 164)
105
106
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta
telah
bagi
hasil
yang
mengungkapkan dana
107
penyisihan
kerugian
investasi
mudharabah
dan
pengungkapan
akuntansi
pembiayaan
mudharabah
Tabel 7. Perlakuan Akuntansi terhadap Pengungkapan Pembiayaan Mudharabah di KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
1. Laporan keuangan bank
1. Pemilik dana
syariah mengungkapkan
mengungkapkan hal-hal
terkait transaksi
terdapat
usaha mudharabah
38)
pengungkapan tambahan
pembiayaan mudharabah.
usaha mudharabah,
mengungkapkan kegiatan
a. Karakteristik kegiatan
aktivitas usaha
pengawasan Dewan
tidak mengungkapkan
Pengawas Syariah.
penyisihan kerugian
lain;
b. rincian jumlah investasi
PSAK
ketidaksesuaian
No.
105.
Ketidak-
investasi mudharabah.
mengungkapkan kebijakan
mudharabah
tidak mengungkapkan
mengawasi kegiatan
berdasarkan jenisnya;
108
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
bank syariah
c. penyisihan kerugian
penyusutan. BMT
berdasarkan ketentuan
investasi mudharabah
menggunakan metode
dan
d. pengungkapan yang
mengungkapkan kebijakan
Keuangan Syariah.
terhadap pengelolaan
zakat.
(Paragraf 183)
2. Laporan keuangan bank
syariah mengungkapkan
digunakan dalam
penyusunan laporan
109
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
keuangan yang mencakup,
tetapi tidak terbatas pada
pembiayaan mudharabah.
6. Laporan keuangan BMT
kebijakan akuntansi:
mengungkapkan
a. Mengenai pemilihan
metode akuntansi di
antara beberapa
karakteristik transaksi.
alternatif metode
akuntansi yang
diperbolehkan dalam
setiap jenis transaksi.
b. Yang tidak konsisten
dengan konsep
akuntansi keuangan
bank syariah, jika ada;
c. Mengenai pengakuan
pendapatan, beban,
keuntungan, dan
110
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
kerugian dalam setiap
transaksi;
d. Mengenai pengakuan
dan penentuan
penyisihan kerugian dan
penghapusan aktiva
produktif bank syariah;
e. Konsolidasi
laporan
111
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
diperoleh dari sumber
atau cara yang tidak
diperkenankan oleh
syariah;
b. Jumlah dan sifat
pengeluaran yang tidak
sesuai dengan syariah;
dan
c. Rencana penggunaan
pendapatan non halal
sesuai dengan arahan
Dewan Pengawas
Syariah.
(Paragraf 185)
4. Pengungkapan
pembiayaan mudharabah
mencakup, tetapi tidak
112
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
terbatas pada:
a. Jumlah pembiayaan
mudharabah kas dan
non kas;
b. Kerugian atas
penurunan nilai aktiva
mudharabah, apabila
ada; dan
c. Persentase kepemilikan
dana pada investasi
tidak terikat yang
signifikan berdasarkan
kepemilikan perorangan
dan/ atau badan hukum.
(Paragraf 188)
5. Pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian
113
PSAK 59
PSAK 105
Penjelasan Kesesuaian
Sejahtera Yogyakarta
harus diungkapkan
berdasarkan jenis menurut
karakteristik transaksi.
(Paragraf 196)
114
115
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada subjek penelitian yaitu KJKS-BMT Bina
Ummat Sejahtera Yogyakarta. BMT tersebut merupakan kantor cabang
yang beberapa kewenangan pentingnya dilaksanakan oleh kantor pusat
yang berada di Rembang sehingga penelitian ini terbatas pada transaksi
yang ada di kantor cabang. Beberapa laporan keuangan seperti Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah) dan
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan tidak dibuat oleh
kantor cabang karena pengelolaannya dilakukan oleh kantor pusat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari KJKS-BMT Bina
Ummat Sejahtera Yogyakarta dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti, dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
3.
116
117
4.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran
baik bagi manajemen KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta
terkait dan bagi peneliti selanjutnya antara lain:
1. Bagi KJKS-BMT Bina Ummat Sejahtera Yogyakarta diharapkan
untuk terus mampu mengikuti perkembangan peraturan perbankan
syariah
terutama
mengenai
pembiayaan
mudharabah
terkait
Sejahtera
118
3. KJKS-BMT
Bina
Ummat
Sejahtera
Yogyakarta
diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
119
120
121
PEDOMAN WAWANCARA
1. Produk pembiayaan apa saja yang dihasilkan oleh BMT Bina Umat
Sejahtera Yogyakarta?
2. Berapa besarnya pertumbuhan pembiayaan mudharabah?
3. Apa pertimbangan yang dilakukan BMT Bina Umat Sejahtera
Yogyakarta dalam memberikan pembiayaan mudharabah?
4. Apakah ada batasan yang ditetapkan BMT Bina Umat Sejahtera
Yogyakarta mengenai jenis usaha yang boleh mendapatkan fasilitas
pembiayaan mudharabah?
5. Apa sajakah syarat yang harus dipenuhi nasabah untuk mendapatkan
pembiayaan mudharabah?
6. Bagaimana prosedur pembiayaan mudharabah pada BMT Bina Umat
Sejahtera Yogyakarta?
7. Berapa besar persentase dana yang diberikan BMT Bina Umat
Sejahtera Yogyakarta kepada nasabah, apakah 100% sesuai dengan
kebutuhan nasabah?
8. Apa sajakah beban biaya yang harus ditanggung nasabah untuk
memperoleh pembiayaan mudharabah?
9. Apakah BMT Bina Umat Sejahtera Yogyakarta telah menerapkan
rukun dan syarat pembiayaan mudharabah?
10. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk pengakuan, pengukuran,
122
123
124
NO
Bismillahirrohmanirrohim
Asyhadu Anlaa Ilaha Illa Allah, Wa ashhadu Anna Muhammadar Rosulullah
Yang Bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama
:
Jabatan
: Manager Maguwoharjo
Alamat
: Jl. Kradenan No 62 Maguwoharjo, Depok,
Sleman
Bertindak untuk dan atas nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah Bina Ummat
Sejahtera selanjutnya disebut Pihak I (Pertama/ Shohibul Maal)
2. Nama
:
Tempat/ tanggal lahir
:
Alamat
:
No. KTP
:
Kesemuanya baik bersama-sama atau sendiri-sendiri mengikatkan diri dalam akad
pembiayaan ini selanjutnya disebut Pihak II (Kedua/Mudharib)
Para pihak dengan ini mengadakan perjanjian pembiayaan Mudharabah. Kedua
belah pihak penuh kesadaran dan sungguh sungguh memahami seluruh isi akad
pembiayaan Mudharabah ini dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut:
PEMBIAYAAN MUDHARABAH
PASAL 1
Pihak 1 (Shohibul maal) telah memberikan pembiayaan Mudharabah kepada pihak II
(Mudharib) dan dengan ini pihak II (Kedua/Mudharib) menyatakan telah menerima
pembiayaan dari pihak I (pertama/shohibul maal) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Besar Pembiayaan
:
2. Cara Pembayaran
:
3. Jangka waktu
:
4. Besar Titipan Pokok
:
5. Besar Bagi Hasil
:
6. Besar Cad. Resiko
:
7. Total Setoran
:
8. Tanggal Setoran Awal
:
Tanggal Jatuh tempo
:
Halaman 1 dari 5
125
PASAL 2
Pihak II (Mudharib) setuju atau sepakat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dari
akad pembiayaan Mudharabah ini meliputi:
1. Biaya administrasi 2 % dari total pembiayaan sebesar
: Rp.
2. Biaya Meterai 1 (satu ) lembar sebesar
: Rp
3. Biaya Notaris sebesar
: Rp.
4. Asuransi
: Rp.
5. Simpanan Pokok
: Rp
6. Simpanan Wajib
: Rp.
7. Simpanan Lain-Lain
: Rp.
Jumlah Total
: Rp.
PASAL 3
Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri akad pembiayaan Mudharabah ini, bila
Pihak II (Mudharib) atau penerima Pembiayaan telah mengembalikan seluruh sisa
pembiayaan serta kewajiban lainnya kepada pihak I (Shohibul Maal).
PASAL 4
Apabila Pihak II (Mudharib) atau Penerima Pembiayaan berhenti dalam mengangsur/
melakukan setoran maka pihak I (Shohibul Maal) berhak untuk melakukan penagihan
baik secara langsung dengan mendatangi tempat tinggal atau domisili Pihak II
(Mudharib) atau Penerima Pembiayaan , maupun secara tidak langsung dengan
panggilan atau teguran lewat surat tembusan Camat dan Kepala Desa atau atasan Pihak II
(Mudharib) / Penerima Pembiayaan.
PELUNASAN SEBELUM JATUH TEMPO
PASAL 5
Pembayaran bagi hasil hanya sampai pada bulan pelunasan ditambah dengan bagi hasil
bulan bulan sebelumnya yang belum disetorkan .
PELUNASAN MELEWATI JATUH TEMPO
PASAL 6
Pembayaran bagi hasil tetap dilakukan sepanjang usaha mudharib dipandang layak untuk
itu.
JAMINAN
PASAL 7
Sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari akad pembiayaan ini dan akad pembiayaan ini
tidak akan terjadi jika bagian ini tidak diadakan , maka Pihak II (Mudharib ) Penerima
Pembiayaan dengan ini menyerahkan jaminan berupa Sertifikat Dengan rincian sebagai
berikut:
Merk
:
Tahun
:
Merk
:
Warna
:
Nomor Rangka
:
Nomor Mesin
:
Bahan Bakar
:
Nomor BPKB
:
Halaman 2 dari 5
126
Nomor Polisi
Atas Nama
Alamat
:
:
:
127
obyek akad pembiayaan mudhorobah ini kepada pihak I ( Shohibul Maal ) segera setelah
diminta oleh pihak I ( Shohibul Maal )
PASAL 12
Pihak I (Shohibul Maal) dengan ini sepanjang perlu diberi kuasa yang tidak dapat ditarik
atau dicabut kembali oleh pihak II (Mudharib)/ penerima pembiayaan untuk mengambil
alih kepemilikan (In Bezit Nemen) atas obyek jaminan dari pihak II (Mudharib)/
penerima pembiayaan atau pihak lain yang menguasainya jika perlu lewat prosedur
hukum yang berlaku.
PENJUALAN ATAU PELELANGAN OBYEK JAMINAN
PASAL 13
Pihal I (Shohibul Maal) wajib melelangkan/ menjual objek jaminan atas akad pembiayaan
Mudhorobah ini secara bersama sama maupun sendiri sendiri melalui pelelangan
umum dihadapan pejabat yang berwenang atau dibawah tangan setelah diambilnya atas
kekuatan apa yang ditentukan dalam pasal 12 dalam akad pembiayaan mudhorobah ini.
PASAL 14
Hasil pelelangan / penjualan baik dihadapan pejabat yang berwenang maupun dibawah
tangan tersebut, setelah dipotong dengan besarnya sisa angsuran pembiayaan
mudhorobah ditambah bagi hasil yang harus dibayar dan biaya biaya lain yang timbul
dari pelelangan / penjualan ini, maka bila masih ada sisa, sisa tersebut diberikan dan
diserahkan pada pihak II (Mudharib) / penerima pembiayaan.
PASAL 15
Apabila hasil pelelangan masih belum mencukupi tanggungan sisa angsuran yang belum
terbayar pihak II (Mudharib), maka pihak I (Shohibul Maal) berhak melakukan proses
hukum seperti yang tertuang dalam pasal 1131 KUH Perdata (Segala kebendaan si
berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudak ada maupun
yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatannya
perseorangan) dengan kesepakatan kedua belah pihak.
DOMISILI
PASAL 16
Konsekwensi dan segala akibat hukum dari akad pembiayaan Mudhorobah ini kedua
belah pihak sepakat memilih domisili hukum dan berperkara di kantor kepaniteraan
pengadilan negeri Sleman
Dengan tidak mengurangi hak wewenang pihak I (Shohibul Maal) untuk menuntut
pelaksanaan/ eksekusi atau mengajukan tuntutan hukum terhadap pihak II (Mudharib)/
penerima pembiayaan ini melalui Atau di hadapan pengadilan lainnya dimanapun juga di
wilayah Republik Indonesia.
1.
KETENTUAN KETENTUAN
PASAL 17
Kuasa kuasa yang diberikan oleh pihak II (Mudharib) / pemerima pembiayaan
kepada pihak I (Shohibul Maal) sehubungan pemberian pembiayaan ini diberikan
dengan HAK SUBSTITUSI sehingga tidak dapat ditarik kembali/ diakhiri baik oleh
ketentuan undang undang yang mengakhiri pemberi kuasa sebagaimana ditentukan
dalam pasal 1813 KUHP Perdata maupun oleh sebab apapun juga, dan kuasa
tersebut merupaka bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pemberian pinjaman ini
Halaman 4 dari 5
128
2.
tanpa adanya kuasa kuasa tersebut akad pembiayaan ini tidak akan dibuat.
Segala sesuatu yang belum diatur dalam akad pembiayaan Mudhorobah ini akan
diatur dalam surat surat dan atau kertas kertas lain yang merupakan kajian yang
melekat dan dilampirkan pada serta tidak dapat dipisahkan dari akad pembiayaan
Mudhorobah ini. Akad pembiayaan Mudhorobah ini mulai berlaku sejak
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Ditandatangani di :
Hari
:
Tanggal
:
Pihak II (Mundhorib)
Pihak I
(Shohibul Maal)
Anggota / Debitur
Manager
Maguwoharjo
Kasir
Halaman 5 dari 5
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141