Anda di halaman 1dari 12

a.

Otot Polos
Otot Polos adalah otot yang bekerja tampa kesadaran kita yang dipengaruhi oleh sistem saraf tak
adar atau saraf otonom, otot polos dibentuk oleh sel-sel yang berbentuk gelendong dimana kedua
ujungnya runcing dan mempunyai 1 inti sel.
Ciri-ciri Otot Polos

Waktu kontraksi antara 3 sampai 180 detik

Bentuk dari otot polos seperti perahu

Terletak pada organ dalam

Memiliki satu inti sel yang berada ditengah

Pergerakannya dari otot polos lambat, dan mudah lelah

Dipengaruhi oleh saraf otonom

Otot polos biasanya berada pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot di saluran
kemih,

Tidak diperintah oleh otak atau tidak dipengaruhi oleh otak

b. Otot Lurik
Otot lurik adalah otot yang menempel pada rangka tubuh manusia yang digunakan dalam
pergerakan dimana otot lurik adalah otot yang bekerja dibawah kesadaran (volunter). Otot lurik
juga dinamakan otot rangka, Mengapa ?.. karna menempel pada rangka. Dimanakan otot lurik
karna adanya sisi gelap terang yang berselang seling.
Ciri-Ciri Otot Lurik

Bentuk selindris dengan garis gelap terang

Melekat pada rangka

Bekerja secara sadar dengan perintah otak

Cepat dan mudah lelah

Bentuk yang panjang dan memiliki banyak inti sel (multi sel)

Mempunya pigmen mioglobin

Inti sel yang berada di tepi

c. Otot Jantung
Otot jantung atau myocardium adalah otot yang bekerja secara terus menerus tampa istirahat atau
berhenti. Otot jantung merupakan perpaduan antara otot lurik dan otot polos karna adanya
persamaan yang ada pada otot jantung misalnya, memiliki sisi gelap terang dan inti sel yang
berada ditengah. Otot jantung berfungsi dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Otot Jantung
bekerja dibawah kesadaran manusia saraf yang memengaruhi otot jantung adalah saraf simpatik
dan parasimpatik
Ciri-Ciri Otot Jantung

Otot jantung yang berbentuk silindris

Memiliki percabangan disebut sinsitium

Otot Jantung terletak pada jantung

Memiliki satu Inti sel yang berada ditengah

Bekerja tampa kesadaran manusia

Bekerja terus menerus dan tak membutuhkan istirahat

Jenis-jenis sendi dapat dikelompokkan berdasarkan struktur, pergerakan, dan arah geraknya.
Berdasarkan strukturnya, jenis sendi terbagi menjadi:

Sendi fibrosa: sendi fibrosa adalah sendi yang terdiri dari serat-serat kolagen. Sendi ini
biasanya terikat, misalnya sutura tulang tengkorak. Kadang sendi ini dapat sedikit
bergerak.

Sendi Kartilaginosa: sendi kartilaginosa adalah sendi yang terdiri dari lapisan kartilago
dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago. Misalnya,
antara korpus vertebrata dan simfisis pubis. Sendi ini memungkinkan gerakan sedikit
bebas.

Sendi Sinovial: sendi sinovial adalah jenis sendi yang paling umum, yang
memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya, bahu, lutut, siku, pergelangan tangan, dll)
tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (misalnya; sendi sakroliaka).
Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis.

Jenis-jenis sendi berdasarkan pergerakannya, dapat dikelompokkan menjadi:

Sinartosis: sinartosis adalah persendian yang tidak memungkinkan terjadinya gerakan.


Pada sendi ini, tulang-tulangnya dipersatukan oleh serabut jaringan ikat atau tulang rawan
hialin.

Amfiartrosis: amfiartrosis adalah persendian tulang dengan gerakan yang sangat


terbatas. Contoh amfiartrosis adalah hubungan antartulang rusuk dan tulang dada.

Diartosis: diartosis adalah sendi yang menyebabkan gerakan bebas dan biasanya terjadi
pada tulang-tulang panjang dan memiliki mobilitas cukuk besar. Ujung-ujung tulang
biasanya tertutupi oleh tulang rawan.

Sedangkan. jenis-jenis sendi berdasarkan arah geraknya dikelompokkan menjadi:

Sendi engsel: Sendi engsel adalah hubungan dua sendi yang hanya dapat digerakkan
dalam satu arah. Contoh: lutut dan siku.

Sendi pelana: sendi pelana adalah hubungan dua sendi yang dapat digerakkan dalam dua
arah. Contoh: ruas telapak tangan.

Sendi peluru: sendi peluru adalah hubungan dua sendi yang salah satu tulang berputar
terhadap tulang yang lain. Contoh: pada tulang paha dan tulang bahu.

Sendi putar: sendi putar adalah hubungan dua sendi yang salah satu tulang berputar
terhadap tulang yang lain. Contoh: pada tulang atlas dan tulang pemutar.

PENYAKIT OTOT

Serebral palsi
Palsi serebral adalah salah satu penyakit yang mempengaruhi sistem otot, di mana sikap orang,
keseimbangan dan motorik fungsinya yang terpengaruh. Kerusakan otak selama atau sebelum
melahirkan menyebabkan hilangnya kebugaran otot, menyebabkan masalah melaksanakan tugastugas fisik pada anak-anak. Ini adalah salah satu kelainan bawaan yang paling umum.

Fibrodysplasia ossificans progressiva


Ini adalah kelainan bawaan yang sangat langka yang menyebabkan jaringan lunak menjadi keras
seperti tulang secara permanen. Hal ini menyebabkan otot-otot, tendon, ligamen serta jaringan
ikat lainnya untuk tumbuh tulang antara sendi. Dengan demikian, menyebabkan pembatasan
permanen gerakan. Tidak ada Fibrodysplasia ossificans progressiva (FOP) pengobatan yang
efektif dan nyeri dikontrol dengan menggunakan obat-obatan.

Dermatomiositis

Inflamasi miopati yang mengarah ke otot kronis dan peradangan kulit disebut dermatomiositis.
Ini adalah penyakit autoimun yang progresif dari jaringan ikat yang menyebabkan kelemahan
otot. Gejala dermatomiositis termasuk nyeri otot, endapan kalsium mengeras di bawah kulit,
radang saluran pencernaan, perforasi usus, masalah paru-paru, demam, kelelahan dan penurunan
berat badan. Ini menyebabkan berwarna ruam merah atau ungu kulit pada wajah, tangan, lutut,
dada dan punggung. Tidak ada obat untuk kelemahan otot yang progresif ini tetapi dapat
dikontrol dengan menggunakan kortikosteroid dan obat imunosupresif.

Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen kronis yang disebabkan oleh kompresi dari pembuluh darah, saraf dan
otot dalam area tertutup tubuh. Hal ini menyebabkan kematian jaringan akibat kekurangan
oksigen. Gejala-gejala sindrom kompartemen termasuk sakit parah otot, rasa sesak di otot,
paresthesia, kelumpuhan, dll Pengobatan melibatkan perawatan bedah segera, disebut
fasicotomy. Hal ini membantu dalam mengurangi tekanan pada otot dan membantu mereka
menjadi normal kembali.

miastenia Gravis
Miastenia gravis merupakan penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan kelemahan otot dan
kelelahan. Ada kerusakan pada sambungan neuromuskuler dan dengan demikian, otak
kehilangan kontrol atas otot-otot ini. Ini myasthenia gravis mengalami tanda dan gejala termasuk
kelopak mata terkulai, kesulitan menelan, kelelahan otot, kesulitan bernapas, ketidakmampuan
untuk mengontrol ekspresi wajah, dll Pengobatan dan intervensi bedah adalah bagian dari
pengobatan myasthenia gravis.

Amyotrophic Lateral Sclerosis


Amyotrophic lateral sclerosis adalah penyakit neurodegeneratif yang serius. Penyakit ini juga
dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig. Pada penyakit ini, motor neuron menghancurkan
menyebabkan hilangnya kontrol atas gerakan otot sadar. Gejala awal ALS termasuk kesulitan
menelan, napas dan berbicara. Kelumpuhan adalah gejala penyakit lanjutan Lou Gehrig.

Myopathies mitokondria
Miopati mitokondria adalah suatu kondisi dimana mitokondria, pembangkit tenaga listrik sel,
rusak. Gejala-gejala penyakit ini neuromuskuler termasuk kelemahan otot, kelainan irama
jantung, ketulian, kebutaan dan gagal jantung. Dalam beberapa kasus, itu mengarah pada kejang,
demensia, kelopak mata terkulai dan muntah. Gejala lain termasuk kesulitan bernapas, mual dan
sakit kepala.

rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis adalah suatu kondisi di mana ada kerusakan otot rangka yang cepat. Hal ini
menyebabkan serat otot mengakibatkan perpecahan dalam mioglobin yang dilepaskan ke dalam
urin. Hal ini menyebabkan gagal ginjal karena mioglobin adalah berbahaya untuk ginjal. Gejala
rhabdomyolysis termasuk kelemahan otot, kekakuan, dan nyeri. Jika terdeteksi dini, ada
kemungkinan pengobatan rhabdomyolysis. Pengobatan termasuk penggunaan cairan intravena,
dialisis serta hemofiltration pada kasus yang berat.

Polymyositis
Polymyositis adalah penyakit sistem otot inflamasi dan degeneratif. Ini adalah penyakit jaringan
ikat sistemik yang menyebabkan kelemahan simetris dan atrofi otot sampai batas tertentu.

Fibromyalgia
Ini melemahkan, kelainan otot kronis disebut fibromyalgia. Hal ini ditandai dengan nyeri,
kelelahan dan banyak gejala lain seperti nyeri dan kekakuan otot. Hal ini terlihat mempengaruhi
lebih banyak perempuan daripada laki-laki dan dianggap sebagai kondisi genetik.

Myotonia
Myotonia adalah suatu kondisi di mana otot-otot rileks perlahan-lahan setelah kontraksi dan
stimulasi. Gejala myotonia termasuk kesulitan saat melepaskan pegangan, berjalan dan kesulitan
dalam bangun setelah duduk atau tidur. Obat-obatan, antikonvulsan dan terapi fisik yang terlibat
dalam pengobatan myotonia.

PENYAKIT TULANG
2. Sikap tubuh

Sikap tubuh yang salah mengakibatkan dampak yang buruk terhadap bentuk rangka tulang. Ada
rangka yang mudah mengalami gangguan yaitu tulang belakang atau tulang punggung. Berikut
ini gangguan yang ada pada tulang belakang :
a.
Lordosis,
tulang
punggung
yang
terlalu
bengkok
ke
depan.
b.
Kifosis,
tulang
punggung
yang
terlalu
bengkok
ke
belakang.
c. Skoliosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke kanan atau ke kiri.
3. Kelainan atau gangguan pada tulang akibat dari kecelakaan

a. Fraktur (patah tulang), terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luas
retak
atau
patah
pada
tulang
yang
utuh.
b. Urai sendi, terlepasnya ujung-ujung tulang dari sendi

4. Infeksi

Gangguan
pada
tulang
yang
diakibatkan
oleh
infeksi
yaitu
:
a.
Artritis
eksudatif.
Akibat
peradangan
pada
selaput
sendi.
b.
Artritis
sika.
Akibat
kekurangan
minyak
synovial
(pelumas
sendi)
c. Sakit sendi yang disebabkan oleh infeksi yang menghasilkan nanah akibat serangan dari
penyakit
kelamin
syphilis
maupun
gonorea.
d. Sendi yang terasa kaku yang diakibatkan oleh beberapa penyakit yang kronis.
e. Penyakit polio pada anak-anak yang disebabkan oleh virus akan menyebabkan abnormal pada
tulang dan tulang mengecil.

PENYUSUN TULANG
Tulang tersusun atas bagian yang hidup yaitu sel-sel tulang (osteosit) dan
bagian tak hidup. Sel-sel tulang kadarnya berbeda-beda selama kita tumbuh.
Pada tulang yang sudah sempurna kadar sel-sel tulang hanya sekitar 5
persen. Komponen tak hidup penyusun tulang terdiri atas zat organik dan zat
anorganik. Zat organik penyusun tulang antara lain yaitu kolagen (ikatan
serat protein yang tersusun memanjang yang bersifat elastis), protein
polisakarida, dan glikoaminoglikan (mukopolisakarida) sebesar 50 persen.
Zat anorganik penyusun tulang yaitu kalsium fosfat Ca3(PO4)2, merupakan
senyawa ionik yang tersusun dari ion Ca2+ dan PO4 2-. Pada tulang juga
ditemukan ion bikarbonat (HCO3 ) sekitar 4-8 persen.
Zat anorganik tersebut membentuk senyawa yang disebut hidroksiapetit
(Ca10(PO4)6(OH)2). Mineral-mineral tersebut berfungsi sebagai bahan
pengeras, pembuat kaku, dan penguat tulang. Tahukah kamu bahwa struktur
tulang yang bagus ini mampu ditarik dengan beban 700-1400 kg/cm 2 dan
mampu menahan beban 1400-2100 kg/cm 2. Kekuatan ini hampir sama
dengan kekuatan dari alumunium atau baja lunak.
MACAM-MACAM TULANG

Jenis tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan ialah tulang
yang terbentuk saat masih berada di dalam kandungan. Setelah beranjak dewasa sebagian besar
tulang rawan berubah menjadi tulang keras dan hanya sedikit yang tetap bertahan menjadi tulang
rawan. Perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebut osifikasi. Setelah dewasa tulang
rawan dapat dijumpai pada cupang hidung, daun telinga. Tulang rawan tersusun dari gabungan
antara kondroitin dan serat-serat kolagen.
Jenis-jenis tulang rawan terdiri dari :
1. Tulang Rawan Hialin
Ciri tulang rawan hialin ialah terdiri dari matriks yang homogen, bersifat halus dan transparan.
Tulang rawan hialin terdapat pada cuping hidung, tulang dada dan tulang rusuk, serta cincin

trakea.
2. Tulang rawan elastis
Ciri tulang rawan elastis mengandung serat elastis bercabang cabang dan bersifat lentur. Tulang
rawan elastis terdapat pada telinga bagian luar dan epiglotis.
3. Tulang rawan fibrosa
Ciri tulang rawan fibrosa 3. Tulang rawan fibrosa
Ciri tulang rawan fibrosa
mengandung serat kolagen sehingga kurang lentur.
Tulang rawan fibrosa terdapat pada tulang belakang.
Tulang keras merupakan tulang yang menyusun rangka pada manusia. Tulang keras terdiri dari
kalsium, ion, magnesium, dan mineral yang mengandung kolagen. Periostium merupakan bagian
luar yang melapisi tulang keras dan sebagai tempat melekatnya otot. Di dalam tulang terdapat
sumsung tulang. Sumsum tulang terdiri dari sumsum tulang merah yang berfungsi sebagai
tempat pembentukan sel darah merah dan sumsum tulang kuning yang berfungsi sebagai tempat
menimbun lemak.
Jenis jenis tulang keras berdasarkan sifat matriksnya, dibedakan menjadi :
1. Tulang kompak
Tersusun dari matriks yang rapat dan padat. Tulang kompak banyak terdapat pada lapisan luar
tulang pipa.
2. Tulang spons
Tersusun dari matriks yang berongga. Tulang spons terdapat pada tulang pendek dan tulang
pipih.
Jenis-jenis tulang keras berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi :
1. Tulang pipa
Merupakan tulang yang berbentuk tabung dan umumnya berongga. Contoh tulang pipa ialah
tulang lengan, tulang paha, tulang betis, tulang hasta, tulang pengumpil dan tulang kering.
2. Tulang pipih
Merupakan tulang yang bentuknya pipih dan berongga. Contoh tulang pipih ialah tulang
tengkorak, tulang rusuk dan tulang belikat.
3. Tulang pendek
Merupakan tulang yang berbentuk silindris. Contoh tulang pendek ialah tulang pada pergelangan
tangan dan pergelangan kaki.
4. Tulang Tak Beraturan
Merupakan tulang yang bentuknya tidak teratur. Contoh tulang tak beraturan ialah tulang

belakang dan tulang pembentuk wajah.


Demikianlah sedikit uraian tentang pengertian dan jenis-jenis tulang, semoga bermanfaat.
OSIFIKASI (PEMBENTUKAN TULANG)
Osifikasi: Proses Pembentukan Tulang
Proses pembentukan tulang berdasarkan lokasi atau tempat terjadinya terbagi atas
dua
yaitu
osifikasi
intermembran/intramembranosa
dan
osifikasi
endokondrial/intrakatilaginosa.
Osifikasi Intermembran
Proses pembentukan tulang ini terjadi pada jaringan ikat yang ada sejak tahap
fetus. Osifikasi intermembran utamanya terjadi pada pembentukan tulang pipih
pada tengkorak manusia dan juga pada rahang, maksila serta pada tulang klavikula.
Tulang yang terbentuk dari proses ini diperoleh dari mesenkim (salah satu jaringan
ikat), bukan dari kartilago (tulang rawan).
Terdapat beberapa langkah dalam proses pembentukan tulang ini yaitu:
1. Perkembangan pusat pembentukan tulang.
2. Kalsifikasi
3. Pembentukan Trabecula
4.Perkembangan periosteum
Osifikasi Endokondrial
Proses pembentukan tulang ini atau osifikasi endokondrial terjadi pada tulang
panjang contohnya tulang paha dan hampir pada semua tulang di tubuh manusia.
Proses pembentukan tulang ini terjadi pada kartilago (tulang rawan). Proses
pembentukan tulang ini terbagi menjadi beberapa tahap:
1. Perkembangan model kartilago
2. Pertumbuhan model kartilago
3. Perkembangan pusat osifikasi primer
4. Perkembangan pusat osifikasi sekunder
5. Perubahan kartilago articular dan lempeng epifisis
Tulang dibentuk oleh tiga jenis sel utama: Osteoblas, osteosit dan Osteoklas.
Osteoblas: Osteoblas memiliki inti sel tunggal atau mononukleat, dengan bentuk
yang bervariasi pipih hingga bulat, menggambarkan tingkat aktivitas selular dan
pada tahap lanjut dari proses maturitas sejalan dengan pembentukan tulang pada
permukaan. Osteblas merupakan jenis sel mesenkimal yang berfungsi untuk
pembentukan dan perkembangan tulang.

Osteoblas adalah sel pembentuk tulang yang turun dari sel osteoprogenitor. Mereka membentuk
campuran protein yang dikenal sebagai osteoid, yang mengalami mineralisasi menjadi tulang.
Osteoid terutama terdiri dari kolagen Tipe I.[adsense1]
Osteoblas juga memproduksi hormon, seperti prostaglandin, untuk bertindak pada tulang itu
sendiri. Mereka memproduksi fosfatase alkali yaitu enzim yang berperan dalam mineralisasi
tulang, serta banyak protein matriks.
Osteoblas adalah sel-sel tulang dewasa, dan akhirnya menjadi terperangkap dalam matriks tulang
menjadi osteosit, yang merupakan sel-sel tulang dewasa. Semua sel lapisan tulang adalah
osteoblas.
Hormon jenis glukokortikoid secara langsung akan menginduksi apoptosis pada osteoblas dan
osteosit, namun memperpanjang rentang hidup osteoklas. Efek glukokortikoid, termasuk
penyakit yang ditimbulkan olehnya, dapat diredam dengan injeksi hormon PTH yang biasa
digunakan bagi penderita osteoporosis. Asupan hormon sitokina G-CSF yang merupakan
regulator utama proses granulopoiesis juga dapat menginduksi apoptosis pada osteoblas serta
menghambat diferensiasinya. Pada jangka panjang asupan G-CSF akan mengakibatkan
osteopenia.
Osteosit:

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang berasal dari osteoblas, yang telah bermigrasi ke dalam
dan menjadi terjebak dan dikelilingi oleh matriks tulang, diproduksi sendiri. Ruang yang mereka
tempati dikenal sebagai lakuna. Osteosit memiliki banyak proses yang menjangkau memenuhi
osteoblas dan osteosit lainnya mungkin untuk tujuan komunikasi. Fungsi mereka termasuk
pembentukan tulang, pemeliharaan matriks dan homeostasis kalsium.
Sepanjang osteogenesis, osteoblas akan melepaskan osteoid disertai peningkatan pencerap inti
DAX1 dan enzim GTPase, dan penurunan faktor transkripsi SOX4. sebelum terdiferensiasi
menjadi osteosit. Sepanjang proses ini terjadi peningkatan. Osteosit memulai sekresi sklerostin
setelah menjadi dewasa di dalam matriks osteoid yang mengalami mineralisasi. Simtoma
hipoksia akan dengan cepat menginduksi kluster diferensiasi osteopontin pada osteosit melalui
lintasan protein kinase C, dan memicu osteoklastogenesis yang menghasilkan osteoklas.
Osteoklas:

Osteoklas adalah sel-sel yang berfungsi untuk resorpsi tulang dan remodeling. Mereka sel-sel
besar, berinti terletak pada permukaan tulang pada apa yang disebut lakuna Howship atau lubang
penyerapan. Lakuna ini, atau lubang resorpsi, tertinggal setelah kerusakan pada permukaan
tulang. Karena osteoklas berasal dari garis keturunan sel induk monosit, mereka dilengkapi
dengan mekanisme fagositosis seperti mirip dengan makrofag yang beredar.
Meskipun osteoklas berasal dari sel punca jenis hematopoietik, diferensiasi menjadi osteoklas
juga dapat dialami sel punca jenis embrionik, saat diberikan stimulasi hematopoiesis dan
mielopoiesis seperti hormon vascular endothelial growth factor dan sitokina hematopoietik.
Stimulasi semacam ini terhadap sel punca embrionik, akan menghasilkan populasi dengan
ekspresi CD14, CD18, CD11b dan CD115 yang khas dari sel progenitor monosit/makrofag.
Ketika dilakukan kultur terhadap populasi tersebut dengan menggunakan hormon macrophage
colony-stimulating factor dan receptor activator of nuclear factor-B ligand (RANKL), akan
terbentuk osteoklas yang memiliki banyak inti sel dengan ekspresi tartrate-resistant acid
phosphatase dan kemampuan untuk melakukan resorpsi. Analisis molekular juga menunjukkan
gen osteoklas seperti NFATc1, dan kluster diferensiasi cathepsin K, calcitonin receptor integrin
v3 dan aktin-F yang menjadi ciri osteoklas aktif.

Susunan tendon
1. Kolagen
Bahan bangunan utama tendon adalah serat kolagen. Serat ini sangat kuat,
fleksibel, dan tahan terhadap kerusakan dari tarikan atau tegangan. Serat kolagen

biasanya diatur dalam berkas/bundel paralel, yang membantu memperbanyak


kekuatan serat individu.
2. Endomisium
Struktur tendon dan otot secara harfiah terhubung dan saling terkait. Jauh di dalam
otot terdapat selubung yang sangat tipis yang menjaga serat otot yang paling
dalam yang terpisah satu sama lain. Lapisan ini disebut endomisium (Endo: dalam,
mysium: otot)
3. Perimisium
Sekelompok 10

sampai

100

serat

otot

aman

dibungkus

dalam

lembaran

endomisium membentuk fasikula. Kolagen dari lapisan endomisium memanjang


keluar dan bergabung dengan lapisan kolagen yang lebih besar yang mencakup
setiap lembaran. Lapisan ini disebut perimisium (peri : sekitar).
4. Epimisium
Disekitar setiap otot terdapat lapisan lain yang disebut epimisium (epi: pada).
Lapisan ini juga terdiri dari serat kolagen panjang dari lapisan di bawahnya,
perimisium dan endomisium.

5. Fasia dalam
Setiap otot-otot ini dibungkus dalam epimisium sendiri, tetapi mereka juga
terhubung satu sama lain dengan lapisan lain yang disebut kolagen fasia dalam.
Lapisan ini memegang otot bersama-sama, memungkinkan untuk gerakan bebas
dari otot-otot, dan menyediakan suplai darah. Kolagen dari fasia dalam juga
terhubung ke kolagen dari lapisan otot yang sebelumnya.
Lalu masing-masing dari empat lapisan dari atas yang terutama kolagen dari
lapisan terdalam endomisium membentang sampai ke kolagen dari fasia dalam
bergabung membentuk tendon.

Selanjutnya kita akan membahas struktur tendon susunan yang paling kecil sampai
membentuk unit tendon, meliputi :

Fibril kolagen merupakan komponen terkecil dari tendon yang terdiri dari
sekelompok untaian kolagen yang saling berhubungan dan terikat bersamasama.

Serat kolagen adalah sekelompok fibril kolagen terikat dalam selubung


endotenon (zat yang membantu untuk menstabilkan dan mengikat fibril).

Serat primer berkumpul bersama menjadi bundel serat primer


(subfasicles), kelompok yang membentuk bundel serat sekunder
(fasicles). Beberapa bundel serat sekunder membentuk bundel serat
tersier. Bundel primer, sekunder, dan tersier dikelilingi oleh selubung
jaringan ikat yang dikenal sebagai endotenon, yang memfasilitasi bundel
meluncur terhadap satu sama lain selama gerakan tendon.

Tendon adalah unit struktur terbesar yang mempunyai selubung berupa


lapisan halus jaringan ikat yaitu epitenon.

Lapisan yang bersebelahn dengan epitenon yaitu lapisan jaringan ikat yang
elastis longgar dikenal sebagai paratenon yang memungkinkan tendon
untuk bergerak melawan jaringan disekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai