Anda di halaman 1dari 2

Mengapa Terjadi Musibah

Oleh: Fahmi Ibadushshalihin


Telah banyak terjadi musibah diantara kita baik itu suatu musibah yang besar maupun musibah yang
kecil, salah satu contoh musibah yang besar itu belum lama ini telah menimpa saudara-saudara kita di berbagai
wilayah di Indonesia seperti banjir bandang di Garut yang sudah banyak memakan korban jiwa, dan masih
banyak lagi musibah yang menipa berbagai wilayah di Indonesia lainnya.
Salah satu contoh musibah yang kecil yang pernah kita alami ialah ketika kita berjalan lalu kaki kita
tertusuk duri atau benda tajam lainnya, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kaki kita yang tertancap duri
padahal yang berjalan di jalan itu bukan hanya kita, kenapa bukan kaki orang lain yang tertusuk duri?.
Itulah salah satu musibah besar maupun kecil yang ada di sekitar kita ataupun yang pernah kita alami,
lalu mengapa musibah itu bisa terjadi, mengapa musibah itu menimpa diri kita, tidak menimpa orang lain?.
Bagaimana cara kita menyikapi jika kita mendapatkan musibah?. Musibah itu terbagi menjadi tiga:
1.

Musibah karena kehendak Allah sebagai ujian atas hamba-Nya


Allah SWT berfirman:
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan
Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. at-Taghabun: 11)
Berdasarkan ayat diatas, musibah datang karena kehendak Allah, tidak memandang siapa yang
akan tertimpa musibah tersebut.
Bagi orang yang beriman, musibah menimpa bukan menjadi suatu bencana, akan tetapi suatu
anugerah yang Allah berikan sebagai bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, karena dengan
ditimpanya musibah maka akan menghapuskan dosa orang yang dikenai musibah tersebut.
Dari Abu Said dan Abu Hurairah bahwasanya mereka berdua mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Tidak ada yang menimpa seorang mukmin berupa penyakit yang tersu-menerus,
kepayahan, sakit biasa ataupun kesedihan sehingga sesuatu yang membingungkan kecuali
dihapuskan dosa-dosanya. (HR. Muslim)
Dari ayat serta hadits diatas dapat disimpulkan bahwa musibah menimpa karena kehendak Allah,
dan bagi orang yang beriman jika ditimpa musibah maka akan menghapuskan dosa-dosanya.

2.

Musibah karena perbuatan manusia sendiri


Musibah bisa jadi Allah timpakan karena perbuatan manusia sendiri, Allah SWT berfirman:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. asy-Syura: 30)
Kita sering mengalami musibah karena perbuatan kita sendiri, seperti kita mengendarai kendaraan
bermotor dengan kecepatan tinggi, lalu setelah itu kita mengalami tabrakan dengan kendaraan lain,
maka itulah musibah yang Allah timpakan karena perbuatan masnusia sendiri.
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (QS. ar-Rum: 41)
Adapun musibah itu Allah timpakan kepada manusia setelah mereka melakukan perbuatan buruk
itu sendiri sebagai teguran atas apa yang telah manusia perbuat agar mereka kembali kepada jalan
yang benar.

3.

Musibah karena perbuatan dosa dan maksiat


Musibah sering terjadi akibat perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan oleh manusia dan
biasanya musibah yang ditimpakan adalah musibah yang besar. Allah SWT berfirman:

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada
yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara
keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di
antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya
mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri. (QS. al-Ankabut; 40)
Banyak musibah yang besar yang pernah terjadi di Indonesia seperti tsunami, gunung meletus,
gempa bumi, dan lain-lain. Itu boleh jadi Allah timpakan karena perbuatan dosa manusia itu sendiri,
sebagaimana firman Allah di atas.
Seperti tsunami yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam, tsunami tersebut melumat habis apaapa yang ada dihadapannya, banyak korban jiwa yang diakibatkan dari bencana tersebut, tetapi Allah
membiarkan sebuah masjid tetap berdiri kokoh padahal masjid itu berdiri dekat dengan pantai, maka
itulah bukti kekuasaan Allah dan boleh jadi musibah itu Allah timpakan karena perbuatan dosa
manusia.
Dari Abdullah Bin Umar ia berkata, Rasulullah SAW menghadap kepada kami lalu bersabda:
Hai kaum muhajirin! Ada lima bila ditimpakan kepada kalian aku berlindung kepada Allah supaya
kalian tidak mengalaminya, tidak pernah nampak lagi perbuatan zina hingga mereka
menampakkannya kecuali akan menyebar berbagai penyakit yang belum ada sebelumnya, tidaklah
mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpakan kepada mereka kelaparan
bertahun-tahun, sangat butuh makan, dan para pemimpin yang dzalim atas mereka, tidaklah mereka
menolak untuk mengeluarkan zakat kecuali akan ditahan hujan dari langit, dan kalaulah tidak ada
hewan-hewan maka kami tidak akan turunkan hujan kepada mereka, tidaklah mereka membatalkan
perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan memberi kekuasaan kepada musuh dari
selain mereka lalu mereka mengambil sebagian apa yang ada dihadapan mereka dan para pemimpin
mereka yang tidak menetapkan hukum dengan kitab Allah dan mereka tidak memilih apa yang telah
diturunkan Allah kecuali Allah akan menetapkan siksaan diantara mereka. (HR. Ibnu Majah)

Anda mungkin juga menyukai