Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
NI MADE AYU RAHAYUNI
NIM. P07120214001
lapang
pandang
akibat
kerusakan
saraf
optikus
B. Klasifikasi
Klasifikasi Vaughen untuk glaucoma, yaitu:
1. Glaukoma primer
- Glaukoma sudut terbuka
- Glaucoma sudut sempit
2. Glaukoma congenital
- Primer atau infantile
- Menyertai kelainan congenital lainnya
3. Glaukoma sekunder
- Perubahan lensa
- Kelainan vuvea
- Trauma
- Bedah
- Rubeosis
- Steroid
4. Glaukoma absolute
Dari pembagian di atas dapat dikenal glaucoma dalam bentuk-bentuk:
a. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan blockade pupil atau
tanpa blockade pupil)
b. Glaucoma sudut terbuka primer dan sekunder
c. Kelainan pertumbuhan, primer (congenital, infantile, juvenile), sekunder
kelainan pertumbuhan lain pada mata (Sidharta Ilyas, 2010)
C. Etiologi
Penyebab dari glaucoma adalah sebagai berikut:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata/di
celah pupil (Sidharta Ilyas, 2004)
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang
disebut humor aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan
didalam bilik posterior, melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu
mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini terganggu
(biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari
bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara
saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah
kesaraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada
lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi,
lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
D. Patofisiologi
TIO ditentukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran
keluar Aqueos humor dari mata.TIO normal adalah 10- 21 mmHg dan
dipertahankan selama terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran
keluar
melalui
kanal
Schelmn
kedalam
sistem
vena.
Tanpa
penanganan,
glaukoma
dapat
menyebabkan
Manifestasi Klinis
1. Glaukoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya
asimtomatik sampai onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak
pandang termasuk konstriksi jarak pandang peripheral general, skotomas
terisolasi atau bintik buta, penurunan sesnitivitas kontras, penurunan
akuitas, peripheral, dan perubahan penglihatan warna.
2. Pada glaucoma sudut sempit, pasien biasanya mengalami symptom
prodromal intermittent (seperti pandangan kabur dengan halos sekitar
cahaya dan biasanya sakit kepala). Tahap akut memiliki gejala
berhubungan dengan kornea berawan , edematous, nyeri pada ocular,
mual, muntah, dan nyeri abdominal dan diaphoresis (Nurarif, 2015).
F. Penatalaksanaan
1) Terapi Medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler)
terutama dengan mengguakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi
tubuh
a) Obat Sistemik
(1) Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik
anhidrase yang akan
mengakibatkan
diuresis
dan
parastesi,
anoreksia,
diarea,
tidak
efektif
lagi.
b) Obat Tetes Mata Lokal
(1) Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol,
betaxolol,
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas klien, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama.
b. Keluhan utama , meliputi apa yang menjadi alasan utama klien
masuk ke RS. Biasanya klien akan mengeluhkan nyeri di sekitar
atau di dalam bola mata.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang : meliputi apa-apa saja gejala yang
dialami klien saat ini sehingga menganggu aktivitas klien itu
sendiri.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit apa saja yang
pernah dialami klien sebelumnya, baik itu yang berhubungan
dengan penyakit yang dideritanya ataupun tidak.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi riwayat penyakit yang
pernah dialami anggota keluarga.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untuk
mengalami
(perlengketan
pinggir
iris
pada
Pada
terhadap
pengobatan.
2) Perlu ditanyakan pada klien, apakah klien mempunyai riwayat
keluarga dengan penyakit DM, hipertensi, dan gangguan
sistem vaskuler, serta riwayat
stress,
alergi,
gangguan
keterampilan
interaksi
Kaji juga anxietas klien terkait penyakitnya dan derajatnya
Pendengaran : DBN / tidak
Peglihatan :DBN / tidak
Apakah ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri dan
intensitas nyeri
8) Bagaimana penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan klien
untuk mengurangi
9) Apakah
klien
terhadap
panas/dingin/nyeri
10) Klien dengan glaukoma pasti mengalami gangguan pada
indera penglihatan.
PD
dalam
melakukan hubungan
terganggu
ketika
anggota
yang
mengganggu ibadahnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO
2. Penurunan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan
3.
4.
5.
C.
No.
1.
Rencana Tindakan
Diagnosa
Intervensi
Keperawatan
Nyeri
b.d NOC :
NIC :
peningkatan
TIO
a. Pain level
b. Pain control
c. Comfort level
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam.
Pasien
tidak
komprehensif
termasuk
karakteristik,
furasi,
lokasi,
frekuensi,
dan
menemukan
mengontrol
dukungan
d. Kontrol lingkungan yang dapat
nyer,
rungan,
a. Mampu
mampu
menggunakan
teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
b. Melaporkan
bahwa
nyeri berkurang dnegan
menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu
mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi
dan
nyeri)
d. Menyatakan
tanda
rasa
dalam
pencahayaan
dan
kebisingan
e. Kurangi faktor presipitasi nyeri
f. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
g. Ajarkan tentang teknik
farmakologi
relaksasi,
napas
distraksi,
non
dala,
kompres
hangat/dingin
h. Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
i. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
f. Tidak
2.
mengalami
Gangguan
gangguan tidur
NOC
NIC
persepsi
Communication
sensori
1. Ketajaman
visual /
penglihatan
b.d serabut
saraf
oleh
karena
peningkatan
TIO
perifer
(kiri
dan
(kiri
dan
(misalnya
menanggapi
hemianopia
7. Tidak
mengalami
risiko
untuk
melakukan
pasien
meningkatkan
rangsangan visual
6. Tidak
mengalami
floaters
kanan)
3. Bidang visual central
perifer
Enhancement
dalam
stimulasi
indera
dalam
kebutuhan
mengajar
bimbingan
antisipatif
anak
,
,
dan
pertimbangan perkembangan )
5. nstruksikan orang tua , keluarga ,
pendidik , dan pengasuh untuk
mengenali
dan
menanggapi
mengidentifikasi
sumber
daya
riwayat
kesehatan
pengetahuan
pasien
obat
ke
kantung
dengan
lembut
untuk
NIC
Status
: Environmental Management
Environmental
1. Persediaan
yang
dibutuhkan
dan
peralatan
jangkauan
dalam
untuk pasien
2. Safeguard dengan rel sisi / side
-rail padding, yang sesuai
3. Berikan
perangkat
adaptif
2. Suhu kamar
3. Lingkungan
yang
aman
4. Kebersihan
lingkungan
5. Perangkat keselamatan
digunakan
dengan
tepat
6. Pencahayaan ruangan
7. Ketersediaan
ruang
untuk pengunjung
8. Tempat
tidur
yang
aman
pencegahan,
sehingga
mereka
lingkungan
9. Berikan keluarga / signifikan lain
4. Tidak
pasien
ada
keseleo
ekstremitas
5. Tidak ada fraktur
Environmental
Safety
7. Tidak
ada
cedera
kepala terbuka
8. Tidak
ada
1. Identifikasikan
Management
defisit
kognitif
kepala tertutup
9. Tidak ada gangguan
mobilitas
10. Tidak ada penurunan
tingkat kesadaran
11. Tidak ada pendarahan
meningkatkan
potensi
cedera
dan
karakteristik
lingkungan
yang
dapat
meningkatkan
potensi
untuk
cedera (misalnya
lantai licin.
atau
alat
pembantu
berjalan
5. Kunci roda dari kursi roda,
tempat tidur, atau brankar selama
transfer pasien
6. Ajarkan pasien bagaimana jatuh
untuk meminimalkan cedera
7. Memantau kemampuan untuk
mentransfer dari tempat tidur ke
kursi
dan
demikian
pula
sebaliknya
8. Gunakan teknik yang tepat untuk
mentransfer pasien ke dan dari
kursi roda, tempat tidur, toilet,
dan sebagainya
9. Sediakan kursi dari ketinggian
yang tepat, dengan sandaran dan
sandaran
tangan
untuk
memudahkan transfer
10. Sediakan tempat tidur
kasur
untuk
visibilitas
12. Sediakan
yang
meningkatkan
lampu
malam
yang
pas,
kecangkan
anggota
keluarga
pegangan
pada
tangan
Defisit
dan/perangkat penahan.
NIC :
NOC :
perawatan diri Self care : Activity of Daily Self Care assistane : ADLs
Living (ADLs)
diharapkan
pasien
meningkatkan kemampuan
merawat
dirinya
dengan
kriteria Hasil :
secara
utuh
untuk
melakukan self-care.
4. Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
kenyamanan terhadap
kemampuan
melakukan ADLs
3. Dapat
melakukan
ADLS dengan bantuan
kemandirian,
untuk
tidak
mampu
untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan usia
klien
jika
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. jakarta:
EGC
Doengoes, Marylinn. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DIagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.
Price, Sylvia. A. 1995. Patofisiolog: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
4 buku II. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. C, Bare, Brenda. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC