CR Mata
CR Mata
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama
: Ny. Rohayati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 tahun 6 bulan
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan
: 07 Juli 2014
: 479265
2. ANAMNESIS
Keluhan utama
Pasien datang ke poliklinik Mata RSD Soreang dengan keluhan mata kanan
nyeri sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat dan
memberat dalam 2 hari terakhir. Keluhan disertai dengan penglihatan buram secara tiba-tiba.
Keluhan disertai mata merah , berair, terasa mengganjal, dan terasa panas. Keluhan juga
disertai dengan bengkak pada kedua kelopak mata yang telah kempes dengan sendirinya.
Sakit kepala diakui pasien. Keluhan seperti mual muntah disangkal oleh pasien. Keluhan
tidak dirasakan pada mata kirinya.
Riwayat trauma dan menggunakan obat tetes mata dalam jangka waktu lama
disangkal oleh pasien.
Pasien baru pertama kali sakit seperti ini. Riwayat penyakit hipertensi
disangkal, diabetes melitus disangkal.
Riwayat alergi
makanan
Riwayat operasi sebelumnya
: Tidak ada
Riwayat pengobatan
: Tidak ada
seperti ini
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Kepala
Mata
Status Oftalmologi
Ocular Dextra (OD)
Orthoforia
Posisi Hirtcsburg
Gerakan Bola Mata
1/~
N/palpasi
Tidak Ada
Tidak Ada
Visus
Tekanan Intra
Okular
Super Cilia
Madarosis
Sikatrik
1/60
N/palpasi
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Palpebra Superior
Edema
Hiperemis
Entropion
Ektropion
Ptosis
Blefarospasme
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Palpebra Inferior
Edema
Hiperemis
Entropion
Ektropion
Tumor/Massa
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Konjungtiva Tarsal
Superior
Sekret
Hiperemis
Folikel
Papil
Sikatrik
Benjolan
Tidak Ada
Tidak Ada
Konjungtiva Tarsal
Inferior
Sekret
Hiperemis
Anemis
Folikel
Papil
Sikatrik
Benjolan
Konjungtiva Bulbi
Inj.Konjungtiva
Injeksi Siliar
Subconjunctival
Bleeding
Pterigium
Pinguekula
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Kornea
Sikatrik
Infiltrat
Ulkus
Keratik Presipitat
Edema
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Sedang
Tidak Ada
Tidak Ada
Bulat, diameter 5 mm ,Central
Tidak Ada
Positif
COA
Kedalaman
Hifema
Hipopion
Iris/Pupil
Bentuk
Sinekia Anterior
Refleks Cahaya
Langsung
Refleks Cahaya Tdk
Sedang
Tidak Ada
Tidak Ada
Bulat, Reguler, Central
Tidak Ada
Positif
Positif
Langsung
Positif
jernih
Tidak diperiksa
Lensa
Vitreus Humour
Jernih
Tidak diperiksa
Tidak dilakukan
Funduskopi
Tidak dilakukan
: Tidak Dilakukan
4. RESUME
Pasien wanita usia 52 tahun datang dengan keluhan mata kanan nyeri sejak 1
bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin lama semakin berat dan memberat dalam 2
hari terakhir. Keluhan disertai dengan penglihatan buram secara tiba-tiba. Keluhan
disertai mata merah , berair, terasa mengganjal, dan terasa panas. Keluhan juga disertai
dengan bengkak pada kedua kelopak mata yang telah kempes dengan sendirinya. Sakit
kepala diakui pasien. Keluhan seperti mual muntah disangkal oleh pasien. Keluhan tidak
dirasakan pada mata kirinya.
Riwayat trauma dan menggunakan obat tetes mata dalam jangka waktu lama
disangkal oleh pasien.
VOD 1/~
5. DIAGNOSIS BANDING
1. Glaukoma Akut Okuli Dextra
2. Iritis Akut Okuli Dextra
3. Konjungtivitis Akut Okuli Dextra
6. DIAGNOSA KERJA
Glaukoma Akut Okuli Dextra
7. USULAN PEMERIKSAAN
Gonioskopi
8. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Timol 0.5% eye drop 2 dd gtt I ODS
Polynel eye drop 6 dd gtt I ODS
Glaucon tab 2 dd I
KCL tab 2 dd I
Edukasi
9. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
BAB II
PEMBAHASAN
Iritis Akut
Nyeri
Hebat
Injeksi
Pupil
berat
Silier
Semi-dilatasi, tidak Miotik,
bereaksi
Kornea
Sekresi
Serangan
Visus
TIO
Sedang
Konjungtivitis
Akut
sampai Membakar, gatal
Tipe konjungtival
reaksi Normal
sinar
Edema
Air
Mendadak
Sangat turun
meninggi
Biasanya jernih
Air
Perlahan
Turun sedikit
Normal
atau
rendah
Gejala dan tanda pada glaukoma akut tertutup, ditemukan mata merah dengan
penglihatan turun mendadak, tekanan intraokuler meningkat mendadak, nyeri yang
hebat, melihat halo di sekitar lampu yang dilihat, terdapat gejala gastrointestinal
berupa mual dan muntah. Mata menunjukkan tanda-tanda peradangan dengan kelopak
mata bengkak, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, pupil melebar dengan
reaksi terhadap sinar yang lambat, papil saraf optik hiperemis. Gejala spesifik seperti
di atas tidak selalu terjadi pada mata dengan glaucoma akut. Kadang-kadang riwayat
mata sakit disertai penglihatan yang menurun mendadak sudah dapat dicurigai telah
terjadinya serangan glaucoma akut seperti gejala dan tanda yang ditunjukkan pasien.
Ketika terjadi serangan glaukoma akut primer, terjadi sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor akuos dan tekanan
intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan
kekaburan penglihatan. Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring
dengan pembesaran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Pada glaukoma
akut, pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada
malam hari saat tingkat pencahayaan berkurang. Rasa nyeri hebat pada mata yang
menjalar sampai kepala merupakan tanda khas glaukoma akut. Hal ini terjadi karena
meningkatnya tekanan intraokular sehingga menekan simpul-simpul saraf di daerah
kornea yang merupakan cabang dari nervus trigeminus. Sehingga daerah sekitar mata
yang juga dipersarafi oleh nervus trigeminus ikut terasa nyeri. Pada Glaukoma akut,
tekanan okular sangat meningkat, sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang
disertai edem kornea, hal ini menyebabkan penghilatan pasien sangat kabur secara
tiba-tiba dan visus menjadi menurun.
Pada pasien ini :
Mata nyeri : Meningkatnya tekanan intraokular sehingga menekan simpulsimpul saraf di daerah kornea yang merupakan cabang dari nervus trigeminus.
Mata merah, berair, bengkak kelopak mata : Reaksi peradangan yang terjadi
sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edem kornea.
Peningkatan tekanan intraokular : Sumbatan aliran aquous humour
disusul dengan 250 mg tablet setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang.
Pemberian obat ini memberikan efek samping hilangnya kalium tubuh,
parastesi, anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan miopia sementara.
Untuk mencegah efek samping tersebut, pada pasien ini diberikan pemberian
KCL tablet.
Pada serangan akut sebaiknya tekanan diturunkan dulu dengan pilokarpin
2% setiap menit selama 5 menit yang disusul setiap 1 jam selama 1 hari. Tetes
mata pilokarpin menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan
membuka saluran yang tersumbat.
3. Bagaimana prognosa pada pasien ini?
terapi
akut
glaukoma
sudut
tertutup,
maka
kecil
BAB III
GLAUKOMA AKUT
I. DEFINISI
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer, sehingga
menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat
sehingga menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan.
Glaukoma Akut merupakan kedaruratan okuler sehingga harus diwaspadai, karena
dapat terjadi bilateral dan dapat menyebabkan kebutaan bila tidak segera ditangani
dalam 24 48 jam.
II. EPIDEMIOLOGI
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 4:1. Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata
anterior lebih padat.
III. ETIOLOGI
Glaukoma akut terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler secara
mendadak yang dapat disebabkan oleh sumbatan di daerah kamera okuli anterior
oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus dan menyebabkan
tekanan intra okular meningkat dengan cepat sehingga menimbulkan nyeri hebat.
IV. PATOFISIOLOGI
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior secara
anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan
trabekular dan menghambat humor akueus mengalir ke saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Peningkatan
tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di
bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka
akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah
lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati,
glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
VII. KLASIFIKASI
Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi :
a. Akut
Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan
sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata.
b. Subakut
Glaukoma dengan gejala klinis nyeri unilateral berulang dan mata tampak
kemerahan
c. Kronik
Glaukoma dengan gejala klinis terdapat peningkatan tekanan intraokular,
sinekia anterior perifer meluas
d. Iris plateau
Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera
anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena
insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Iritis akut, menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma. Tekanan
intraokular biasanya tidak meningkat, pupil konstriksi, dan kornea biasanya tidak
edematosa. Di kamera anterior tampak jelas sel sel, dan terdapat injeksi siliaris
dalam.
Konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat
gangguan penglihatan. Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat
tetapi tidak terdapat injeksi siliaris. Respon pupil dan tekanan intraokular normal,
dan kornea jernih.
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior
mata. Hal ini dapat dijumpai pada sumbatan vena retina sentralis, pada skleritis
posterior dan setelah tindakan tindakan terapeutik misalnya fotokoagulasi
IX. KOMPLIKASI
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular
(sinekia anterior), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera
anterior yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. Kerusakan
saraf optikus sering terjadi.
X. PENATALAKSANAAN
Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan
sebelum serabut saraf benar-benar rusak. Tujuannya adalah menurunkan tekanan
intraokular, dapat dilakukan dengan minum larutan gliserin dan air bisa
mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma. Bisa juga diberikan
inhibitor karbonik anhidrase (misalnya asetazolamid 500 mg iv dilanjutkan
dgn oral 500 mg/1000mg oral). Tetes mata pilokarpin menyebabkan pupil
mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk
mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta bloker (Timolol
0.5% atau betaxolol 0.5%, 2x1 tetes/hari) dan kortikosteroid topikal dengan atau
tanpa antibiotik untuk mengurangi inflamasi dan kerusakan saraf optik. Setelah
suatu serangan, pemberian pilokarpin dan beta bloker serta inhibitor karbonik
anhidrase biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi
tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Prinsip dari pengobatan glaukoma akut yaitu untuk mengurangi produksi
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat
menurunkan tekanan intra okuler sesegera mungkin. Obat obat yang dapat
digunakan, yaitu :
Menghambat pembentukan humor akueus
Penghambat beta andrenergik adalah obat yang paling luas digunakan.
Dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Preparat yang
tersedia antara lain Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan
Bila tidak dapat diobati dengan obat obatan, maka dapat dilakukan tindakan :
XI. PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap glaukoma akut dapat dilakukan Pada orang yang
telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata
berkala secara teratur setiap 3 tahun, bila terdapat riwayat adanya glaukoma
pada keluarga maka lakukan pemeriksaan setiap tahun. Secara teratur perlu
dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada orang yang
dicurigai akan timbulnya glaukoma. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila
mata menjadi merah dengan sakit kepala yang berat, serta keluarga yang pernah
mengidap glaukoma.
XII. PROGNOSIS
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang harus segera
ditangani dalam 24 48 jam. Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah
terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi
kerusakan penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat ditangani dapat
mengakibatkan buta permanen.