Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan YME
ciptaan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikanya secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari
dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat
hidup sendiri, oleh karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala
sesuatu di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang
pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain
di alam ini. Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan
membentuk suatu kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti
perkembangan hidup manusia. Manusia merupakan salah satu dari mahluk
hidup yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup
sekitarnya, baik secara vertikal (genetika,tradisi) maupun horizontal
(geografik, fisik, dan social), setiap manusia memiliki banyak kebutuhan
untuk bertahan hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didapatkan dari
lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan memegang peranan yang penting
dalam kehidupan manusia.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat
sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari
norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif,
dan ketiga memengaruhi masyarakat.

Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh


bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas
pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya
sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga kulawarga
yang berarti anggota kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di
mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga
inti nuclear family terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang
berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti
berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini
karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam
lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran,
naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan dalm suatu masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang :
a.

Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat

b. Tugas dan fungsi Individu, Keluarga, Dan Masyarakat


c.

Hubungan Individu, Keluarga Dan Masyarakat

d. Hubungan Antara Individu, Keluarga, Masyarakat, Dan Kebudayaan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1. Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.
Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang
istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991:
23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat
sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari
norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif,
dan ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan
keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang
prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya.
Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya


terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya
individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan
individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu,
yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang
bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek
yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3
kemungkinan:
1. Menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya
2. Takluk terhadap kolektif, dan
3. Memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan
keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya. Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang
prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya.
Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pertumbuhan Individu Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1. Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu
terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik
dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan senssation
maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan
reflexions.
2. Aliran psikologi gestalt: pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu
proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal

sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal


bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3. Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat
mula-mula yang asosial dan social kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
a. Pendirian

Nativistik

yaitu

Pertumbuhan

individu

semata-mata

ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.


b. Pendirian Empiristik dan Envinronmentalistik yaitu Pertumbuhan
individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar
tidak berperanan sama sekali.
c. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu Interaksi antara dasar
dan linkunagan dapat menentukan pertumbuhan individu.
d.

Tahap pertumbuhan Individu berdasarkan Psikologi Fase-fasenya,


antara lain:
Masa vital, masa estetik, masa intelektual, masa sosial.

2. Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas
pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya
sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga kulawarga
yang berarti anggota kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di
mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga
inti nuclear family terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Keluarga memiliki beberapa tugas pokok yaitu sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :

Fungsi Pendidikan. Tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan


anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak
dewasa.

Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga adalah bagaimana keluarga


mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga adalah melindungi anak dari


tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.

Fungsi Perasaan. Tugas keluarga adalah menjaga secara instuitif


merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan
dalam keluarga.

Fungsi Religius. Tugas keluarga adalah memperkenalkan dan mengajak


anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan
lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia
ini.

Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga adalah mencari sumber-sumber


kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan
keluarga.

Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.

Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diaantara keluarga,


serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan

pria dan wanita. Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga social

sebagai hasil factor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. Secara umum


dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang
mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:

Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri


dari ayah, ibu dan anak.

Keluarga tua (extended family) : Keluarga kekerabatan yang terdiri


dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua
anak atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang
besar.

3. Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang
berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti
berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini
karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan
sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm
suatu masyarakat.
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh
satuan adat, hukum dan kehidupan bersama dan hidup berdampingan dalam
waktu yang cukup lama.

B. Hak Dan Kewajiban Individu dalam Masyarakat


Hak ialah suatu yang merupakan milik atau dapat dimiliki oleh seseorang
sebagai manusia. Hak ini dapat dipenuhi dengan memenuhinya atau dapat
juga hilang seandainya pihak yang berhak merasa rela apabila haknya tidak
dipenuhi.
Kewajiban ialah hal-hal yang wajib dilakukan atau diadakan oleh seorang
dari luar dirinya untuk memenuhi hak dari pihak yang lain.Yang dapat

menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang dianut,
adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh
individu :
1. Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang
menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang
panjang
2. Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan
seorang individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu
masyarakat. Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi
golongan, jenis, bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat
sosial, kelahiran.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa
yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak masyarakat.
Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai
orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya juga harus
menjaga ketenangan, demikian seterusnya.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah
yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan
yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa
suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat
sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).

C. Masyarakat sederhana dan Masyarakat Maju.


1. Masyarakat sederhana.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja
cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan kemampuan
fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang
buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti
berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak.
Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaan yang ringan-ringan
seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut,
membuat pakaian, dan bercocok tanam.

2. Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih
dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional. Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat
non industri dan masyarakat industri.

D. Masyarakat Non Industri dan Masyarakat Industri


1) Masyarakat Non Industri Secara garis besar, dapat digolongkan menjadi dua
golongan yaitu :
a. Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini juga disebut
kelompok face to face group, sebab para anggota sering berdialog
bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas
pada kelompok menenerima serta menjalankannya tidak secara paksa,

10

namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota secara


sukarela. Contoh-contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok
agama, kelompok belajar dan lain-lain.

b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat
interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan

rasiomnal

dan

objektif.

Para

anggota

menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian


tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan
untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam
program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya: partai
politik,

perhimpunan

serikat

kerja/buruh,

organisasi

profesi

dan

sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi


(formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan
yang terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berststus resmi dan tidak
didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.

2) Masyarakat Industri Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja


sebagi dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf
perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf
klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat
yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri dari
bagian/kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,
sampai pada batas-batas tertentu. Laju pertumbuhan industri-industri

11

berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi lebih nyata dan


timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat
serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk
memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industralis
mengganti tenaga manusia dengan mesin.
Interaksi Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat Seorang
individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya
diproyeksikan pada suatu lingkungan social yang disebut masyarakat.

E. HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


Individu barulah dikatakan sebagai individu apabila pada perilakunya
yang khas dirinya itu diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut
masyarakat. Satuan-satuan lingkungan sosial yang mengelilingi individu
terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas dan masyarakat.
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspekaspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun
kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk
mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan
keluarga

dan

mengekspresikan
membutuhkan

masyarakat,
aspek

yaitu

sosialnya.

kebudayaan

yakni

media
Di

di

mana

samping

wahana

itu,

bagi

individu
individu
individu

dapat
juga
untuk

mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.


Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya
adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan
kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu
bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan
kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan
lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah
dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan

12

masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan.
Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai
individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu
mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi
berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
1. Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan
ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat
dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang
bersangkutan.
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya
memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

2. Hubungan individu dengan lembaga


Lembaga diartikan sebagai sekumpulan norma yang secara terusmenerus dilakukan oleh manusia karena norma-norma itu memberikan
keuntungan bagi mereka.
Individu memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan
lembaga

yang

ada

disekelilingnya.

Lingkungan

pekerjaan

dapat

membentuk individu dalam membentuk kepribadian. Keindividuan dalam


lingkungan pekerjaan dapat berperan sebagai direktur, ketua dan
sebagainya. Jika individu bekerja, ia akan dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya

3. Hubungan individu dengan komunitas


Komunitas dapat diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup
sejumlah orang banyak yang memiliki teritorial terbatas, memiliki
kesamaan terhadap menyukai sesuatu hal dan keorganisasian tata
kehidupan bersama.

13

Komunitas mencakup individu, keluarga dan lembaga yang saling


berhubungan secara independen.

4. Hubungan individu dengan masyarakat


Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling
menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia
sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak
masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat
daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan
rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang
semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu,
keluarga dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan
masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun
sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan
yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah
dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan
sosialnya yaitu masyarakat.

B. Saran
Makalah saya ini masih jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi
tercapainaya kesempurnaan makalah saya ini kedepannya.

15

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/ayucivinae/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-ilmu-sosial-danbudaya.html

16

Anda mungkin juga menyukai