PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan YME
ciptaan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikanya secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari
dan juga dari kegiatan-kegiatan yang sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa. Manusia memiliki kehidupan yang sangat rumit, mereka tidak dapat
hidup sendiri, oleh karena itu mereka pasti memiliki hubungan dengan segala
sesuatu di dalam ruang lingkup hidupnya, baik itu hubungan dengan sang
pencipta, sesama manusia, lingkungan sekitarnya maupun dengan mahluk lain
di alam ini. Sosialisasi antara sesama manusia yang berwawasan akan
membentuk suatu kebudayaan. Kebudayaan tersebut akan menjadi suatu bukti
perkembangan hidup manusia. Manusia merupakan salah satu dari mahluk
hidup yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup
sekitarnya, baik secara vertikal (genetika,tradisi) maupun horizontal
(geografik, fisik, dan social), setiap manusia memiliki banyak kebutuhan
untuk bertahan hidup. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didapatkan dari
lingkungan. Oleh karena itu, lingkungan memegang peranan yang penting
dalam kehidupan manusia.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat
sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari
norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif,
dan ketiga memengaruhi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan kita akan mengetahui tentang :
a.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
1. Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.
Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang
istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991:
23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat
sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu
aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah
laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari
norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif,
dan ketiga memengaruhi masyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang
menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan
memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan
keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada
dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok
individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang
prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya.
Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan
pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Nativistik
yaitu
Pertumbuhan
individu
semata-mata
2. Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas
pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang
mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya
sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga kulawarga
yang berarti anggota kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan di
mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga
inti nuclear family terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Keluarga memiliki beberapa tugas pokok yaitu sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
pria dan wanita. Sedangkan menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga social
3. Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang
berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti
berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini
karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh
manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan
sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi
dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm
suatu masyarakat.
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh
satuan adat, hukum dan kehidupan bersama dan hidup berdampingan dalam
waktu yang cukup lama.
menentukan individu memiliki hak dan kewajiban adalah norma yang dianut,
adat istiadat yang mentradisi dan agama yang diyakini.
Ada dua bentuk hak yang sangat mendasar, yang dapat dimiliki oleh
individu :
1. Hak asasi yang bersifat natural, seperti hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk mendapatkan kehormatan. Hak-hak tersebut yang
menyebabkan manusia memperoleh kebebasan pada kurun waktu yang
panjang
2. Hak asasi yang bersifat umum, yaitu hak persamaan. Diperlukan
seorang individu dalam kedudukannya sebagai individu dalm suatu
masyarakat. Dalam hak persamaan tidak terdapat sifat diskriminasi
golongan, jenis, bahasa, agama, pandangan politik, asal negara, tingkat
sosial, kelahiran.
Adapun kewajiban individu didalam masyarakat adalah melaksanakan apa
yang menjadi kewajibannya dengan cara menghormati hak-hak masyarakat.
Jika seseorang memiliki hak untuk dihargai, dirinya juga harus menghargai
orang lain. Jika seseorang memiliki hak untuk hidup tenang, dirinya juga harus
menjaga ketenangan, demikian seterusnya.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah
yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan
yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa
suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat
sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
2. Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih
dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional. Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat
non industri dan masyarakat industri.
10
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat
interaksi, pembagian kerja, antaranggota kelompok diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan
rasiomnal
dan
objektif.
Para
anggota
perhimpunan
serikat
kerja/buruh,
organisasi
profesi
dan
11
dan
mengekspresikan
membutuhkan
masyarakat,
aspek
yaitu
sosialnya.
kebudayaan
yakni
media
Di
di
mana
samping
wahana
itu,
bagi
individu
individu
individu
dapat
juga
untuk
12
masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan.
Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai
individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu
mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi
berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
1. Hubungan individu dengan keluarga
Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan
ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat
dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang
bersangkutan.
Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya
memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
yang
ada
disekelilingnya.
Lingkungan
pekerjaan
dapat
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap individu,
keluarga dan masyarakat memiliki relasi atau hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan yang dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan
masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun
sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya
untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan
yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah
dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan
sosialnya yaitu masyarakat.
B. Saran
Makalah saya ini masih jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi
tercapainaya kesempurnaan makalah saya ini kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/ayucivinae/makalah-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/04/makalah-tentang-ilmu-sosial-danbudaya.html
16