BAB II
TINJAUAN TEORI
I.
2010;h.
221)
10
11
12
kondisi
kesehatan
yang
dapat
masa
kehahamilan,
curah
jantung
13
yang
mendiskusikan
dinyatakan
dengan
hamil
dokternya
perlu
tentang
produksi
eritroprotein.
Akibatnya,
14
peningkatan
hiperemesis
angka
kematian
gravidarum,
pelahiran
infeksi
ekstrapulmoner
(Saifuddin,
2010;h.807).
d) Sistem Endokrin
(1) Diabetes Militus
Komplikasi
yang
mungkin
terjadi
pada
15
ibu
akan
meningkatkan
preeklampsia,
seksio
resiko
sesarea,
terjadinya
dan
terjadinya
janin
meningkatkan
resiko
terjadinya
hipokalsemia,
hiperbilirubinemia
neonatal,
polisitemia,
sindroma
distress
hipotiroid
dalam
kehamilan
adalah
16
Pengaruh
dalam
kehamilan
adalah
17
gangguan
elektrolit
asam-basa,
18
Sofian
(2011;h.103)
Pengaruh
pertumbuhan
janin
sehingga
terhadap
kehamilan
dapat
19
adalah
usia
pertama
kali
mengalami
20
menyampaikan
keluhan
yang
21
perkiraan
lahir
(HPL,EDC=Exxpected
Date
of
Di
minggu.
Vaksinasi
kedua
Interval
Pada
kunjungan
antenatal pertama
4 minggu setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setelah TT 3
1 tahun setelah TT 4
Lama
Perlindungan
-
%
Perlindungan
-
3 tahun
80%
5 tahun
90%
10 tahun
99%
25 tahun/seumur
hidup
22
23
perdarahan
sebelumnya,
pada
kehamilan,
hipertensi
persalinan
disebabkan
atau
nifas,
kehamilan
pada
seharusnya
mengkonsumsi
makanan
yang
24
25
pola
hubungan
seksual
adalah
frekuensi
26
27
Alkohol
yang
dikonsumsi
ibu
hamil
dapat
santai
merupakan
(Romauli,2011;h.173).
e) Suhu
pertanda
buruk
28
Suhu
tubuh
normal
adalah
36-37,5C
(Romauli,2011;h.173)
f) Respirasi
Pada 32 minggu ke atas usus-usus tertekan uterus
yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma
kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan
wanita hamil mengalami derajat kesulitan nafas
(Kusmiyati, dkk, 2010;h. 68). Normalnya 16-24
x/menit. (Romauli,2011;h.173)
g) BB Sebelum/Selama Hamil
Menurut Kusmiyati, dkk (2010;h. 87) Kenaikan
berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,30,5kg/minggu. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini
karena pertumbuhan jaringan janin. Timbulnya lemak
pada ibu lebih kurang 3 kg.
Berat badan wanita hamil akan mengalami
kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg (Rukiyah, dkk, 2009;h.
58).
h) Tinggi Badan
Tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu,
ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil
antara lain yaitu >145 cm (Rukiyah, 2013;h.7).
i) IMT
Menurut (Kusmiyati, dkk, 2010;h. 88) Penilaian
indeks massa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi
tinggi badan dalam meter kuadrad.
29
Mulut
Telinga
Leher
stomatitis
: simetris, tidak ada secret
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran pembuluh limfe (Hani, dkk,
Dada
2011;h. 92).
: simetris, datar, tidak ada retraksi dinding dada
30
92).
tidak ditemukan lordosis / kifosis / skoliosis
tidak odema dan varises
tidak hemoroid
simetris, sama panjang. Tidak edema, kuku jari
tidak pucat, tidak varices (Hani, dkk, 2011;h.
92-93). Menurut Varney, dkk (2008;h.1070)
Tidak
ada
edema,
ada/tidak
chloasma gravidarum.
2) Abdomen
Mammae
31
(2) Leopold
Menurut Kusmiyati, dkk (2010;h. 139-140) Untuk
mengetahui letak dan presentasi janin dapat
digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang
sering digunakan adalah menurut leopold.
Leopold 1 : untuk mengetahui tinggi fundus uteri
dan bagian yang berada pada bagian
fundus.
dan
melenting
(Romauli,2011;h. 175)
Leopold 2 :untuk
mengetahui
letak
(bokong)
janin
32
139)
33
Hasil
pemeriksaa
Hb
sahli
dapat
34
35
lemak
akan
flatulen
diduga
akibat
penurunan
36
bagian
kram
kram
tungkai
dan
adalah
menekan
dengan
tumitnya
bertambah
parah
sebaiknya
menggunakan
37
sirkulasi,
latihan
kegel
untuk
38
39
tenaga
kesehatan,
transportasi
ke
tempat
jika
terjadi
II.
vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran
lendir yang disertai darah, serta pergerakan janin untuk memastikan
kesejahteraannya (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010;h. 221).
2. Tanda-tanda Persalinan
Menurut Varney, dkk (2008;h. 692) tanda-tanda persalinan meliputi:
40
a. Kontraksi
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) (DEPKES RI, 2008;h.
39).
b. Frekuensi
Kontraksi pada persalinan sejati pada awal tidak teratur dan
durasinya singkat, tetapi kemudian menjadi teratur dan disertai
peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi
c. Lokasi ketidaknyamanan
Kontraksi persalinan palsu biasanya dirasakan pada abdomen
bagian bawah dan lipat paha. Kontraksi persalinan sejati biasanya
di ras sabagai nyeri yang menyebar dari fundus ke punggung.
d. PPV
Bloody show adalah tanda yang menunjukan persalinan.
Apabila bloody show meningkat berarti wanita akan segera
memasuki kala II persalian.
3. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;h. 223) pada ibu
bersalin data fokus mengenai asupan makan pasien adalah kapan
atau jam berapa terakhir kali makan, makanan yang dimakan,
jumlah makanan yang dimakan. Data yang perlu ditanyakan
berkaitan dengan intake cairan adalah, kapan terakhir kali minum,
berapa banyak yang diminum, apa yang diminum.
41
42
f. Pola Seksual
Manurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;h. 224). Data yang
diperlukan berkaitan dengan aktivitas seksual adalah
1) Keluhan
2) Frekuensi
3) Kapan terakhir melakukan hubungan seksual.
4. Data Psikososial Spiritual
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;h. 48) Kehadiran
seorang yang penting dan dapat dipercaya sangat dibutuhkan oleh
pasien yang akan menjalani proses bersalin.
Respon keluarga terhadap persalinan. Adanya respon yang positif
dari keluarga terhadap persalinan akan mempercepat proses adaptasi
pasien menerima peran dan kondisinya, respon pasien terhadap
kelahiran bayinya, respon suami terhadap kehamilan ini, pengetahuan
pasien tentang proses persalinan, dan adat istiadat setempat yang
43
periode
2008;h.687).
5) Suhu
menjelang
persalinan
(Varney,
dkk,
44
persalinan
sedikit
peningkatan
frekuensi
Mammae
pucat
: puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola,
Abdomen
Vagina
b. Palpasi
1) TFU
oedema dan
45
Leopold I
Menentukan umur kehamilan dengan menentukan TFU dan
menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri. TFU
pertengahan
pusat-px
(Sulistyawati
dan
Nugraheny,2010;h.244).
b) Leopold II
Menentukan letak janin, apakah memanjang atau melintang,
serta menentukan bagian janin yang ada disebelah kanan
dan kiri uterus. Teraba bagian panjang, keras seperti papan
(punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba
c)
46
Menentukan
bagian terendah
(presentasi)
janin dan
Tidak
dapat
digerakkan
(Sulistyawati
dan
Nugraheny,2010;h.245).
d) Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi janin
ke PAP.
Menurut Sulistyawati (2009;h.92) Jika kedua tangan
konvergen (dapat saling bertemu) berarti kepala belum
masuk panggul, jika kedua tangan divergen (tidak saling
bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul
Menurut Sofian (2012;h. 37) Pada nulipara bagian terbawah
janin turun pada 4-6 minggu terakhir kehamilan. Pada
multipara biasanya tidak terfiksasi pada PAP sampai
persalinan mulai.
4) Perlimaan
Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari (perlimaan)
adalah : 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis, 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin
telah memasuki PAP, 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah
janin telah memasuki rongga panggul, 2/5 jika hanya sebagian
dari bagian terbawah janin masih berada di atas simfisis dan
(3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul
(tidak dapat digerakkan), 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih
teraba bagian terbawah janin yang berada di atas simpisis dan
47
Sulistyawati
dan
Nugraheny
(2010;h.
73-74)
48
menggunakan skala ukuran jari (lebar satu jari berarti 1 cm) untuk
menentukan diamater dilatasi serviks (pembukaan serviks/portio).
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menilai:
a.
Vagina
(terutama
dindingnya),
apakah
ada
bagian
yang
menyempit
b.
c.
Kapasitas panggul
d.
e.
Sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya
bartholinis
f.
49
g.
Presentasi janin
Teraba bagian berbentuk bulat, teraba keras, dan berbatas tegas
adalah kepala (DEPKES RI, 2008;h. 43).
h.
i.
j.
Apakah
proses
persalinan
telah
dimulai
serta
kemajuan
persalinan.
C. Assesment
Ny.umur.G.P....A.Umur kehamilan.minggu, janin tunggal,
hidup, intrauteri, PUKA/PUKI, presentasi kepala, dalam persalinan Kala I
fisiologis.
D. Pelaksanaan
Menurut DEPKES RI (2008; h.52-66) pelaksanaan pada ibu bersalin Kala
I adalah:
1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran.
Ruangan yang dipersiapkan bersih dan hangat, ada sumber air bersih dan
mengalir, mempersiapkan air disinfeksi tingkat tinggi, penerangan yang
cukup, dan meja untuk resusitasi.
2. Mempersiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan.
3. Memberi dukungan dan menganjurkan suami dan anggota keluarga yang
lain untuk mendampingi Ibu selama persalinan dan proses kelahiran
bayinya.
50
51
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kala II Persalinan
Tanggal
Jam
A. Data Subjetif
1. Tanda-tanda kala II
Gejala dan tanda kala II persalinan adalah ibu merasakan ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi dan ibu merasakan
peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya (DEPKES
RI,2008;h.79).
B. Data Objektif
1. Tanda-tanda Vital
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;h. 102) tanda vital pada
ibu bersalin kala II adalah:
a. Tekanan Darah
Tekanan darah dapat meningkat 15-25 mmHg selama kala II
persalinan.
b. Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan normal selama persalinan dan
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi (Rukiyah,
dkk, 2009;h.89).
c. Nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran. Secara
keseluruhan frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai
takikardi yang nyata ketika mencapai puncak menjelang kelahiran.
52
d. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan
segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5-1 C.
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
Perineum menonjol, vulva vagina dan sfingter ani membuka,
dan
meningkatnya
pengeluaran
lendir
darah
(DEPKES
RI,2008;h.79).
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal.
Saat dilakukan pemeriksaan dalam porsio sudah tak teraba dengan
pembukaan 10 cm. Labia mulai membuka dan tak lama kemudian
kepala janin tampak pada vulva saat ada his (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010;h. 101-102).
b. Kontraksi
Menurut Sulistyawati (2010;h. 235) hasil kontraksi uterus
pada kala II adalah frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit,
intensitas kontraksi kuat, durasi lebih dari 40 detik.
C. Assesment
Ny... Umur.... G...P...A... umur kehamilan....minggu, janin tunggal, hidup,
intrauteri, PUKA/PUKI, presentasi belakang kepala dalam persalinan kala
II fisiologis.
D. Pelaksanaan
Menurut (DEPKES RI,2008; h. 81-92) pelaksanaan pada ibu bersalin kala
II adalah:
1. Menganjurkan kepada keluarga untuk mendampingi Ibu selama proses
persalinan
2. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran
3. Membimbing ibu untuk meneran apabila ada dorongan kuat untuk
meneran.
4. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
53
54
pada perut ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari
i.
tubuhnya
Mengeringkan bayi sambil melakukan
j.
tubuh bayi
Menyelimuti bayi dengan kain atau handuk dan menutupi kepala
bayi.
Kala III Persalinan
Tanggal
Jam
A. Data Subjetif
Menurut Sulistyawati (2010;h. 165) data subjektif pada ibu bersalin kala
III adalah:
1. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
2. Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran
3. Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir.
B. Data Objektif
55
56
57
uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat
dilahirkan.
5. Tetapi jika langkah di atas tidak berjalan dan plasenta tidak turun
setelah 30-40 detik penegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda
lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan talipusat.
6. Pegang klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai
kontraksi berikutnya. Jika perlu,pindahkan klem lebih dekat ke
perineum pada saat tali pusat memanjang.
7. Pada saat kontraksi berikutnya, ulangi penegangan tali pusat
terkendali dan tekanan dorso kranial pada korpus uteri secara serentak.
Ikuti langkah langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa
plasenta terlepas dari dinding uterus.
8. Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta
terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat
dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan lahir)
9. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina , lahirkan plasenta
dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan
tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampun. Pegang
plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin menjadi satu.
10. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan lahan untuk
melahirkan selaput ketuban.
11. Jika setelah diperiksa ada bagian selaput ketuban yang tidak utuh
maka lakukan pemeriksaan di vagina dan serviks kemudian
mengeluarkan selaput dengan kedua tangan atau klem.
12. Memassage fundus uteri segera setelah plasenta lahir.
13. Pemeriksaan kelengkapan plasenta
58
Jam
A. Data Subjetif
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;h.239) data subjektif
pada ibu bersalin kala IV adalah:
1. Ibu mengatakan bahwa ari-arinya telah lahir
2. Ibu mengatakan perutnya mulas
3. Ibu mngatakan merasa lelah tapi bahagia
B. Data Objektif
Data obyektif kala IV menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010: 239)
adalah:
1. Plasenta lahir spontan lengkap pada tanggal.jam
2. TFU beberapa jari diatas pusat
3. Kontraksi uterus baik/tidak.
59
60
d. Kandung Kemih
Untuk memastikan kandung kemih tidak penuh.
e. Perinium
Perinium dievaluasi untuk melihat adanya edema atau hematoma.
C. Assesment
Ny. UmurGPAdalam persalinan kala IV fisologis
D. Pelaksanaan
Menurut Depkes RI (2008:114-140) pelaksanaan pada ibu bersalin kala IV
adalah:
a. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uteri
b.
c.
d.
e.
Membersihkan ibu dan kenakan pakain Ibu yang bersih dan kering.
Membantu ibu memberikan ASI.
f.
g.
61
i.
Multi
7 jam
jam
jam
7 jam
III.
62
63
d. Pola Istirahat
64
menambah
zat
gizi,
setidaknya
selama
40
hari
h. Pola Seksual
65
1) Tekanan Darah
66
b. Status Present
67
Dada
Genetialia
Vulva
Anus
Ekstremitas
varices,
oedema,
refek
patella
a) TFU
68
TFU
Setinggi pusat, 2 jari di bawh pusat
Pertengahan pusat simfisis
Tidak teraba di atas simfisis
Normal
Normal tapi sebelum hamil
b) Kontraksi
Kontraksi uterus terus meningkat secara bermakna
setelah bayi keluar, yang diperkirakan terjadi sebagai
respon terhadap penurunan volume intrauteri yang sangat
besar (Maryunani, 2009;h. 9).
2) Mammae
Pemeriksaan payudara termasuk menunjukkan adanya
kolostrum dan penatalaksanaan puting susu pada awal
menyusui (Varney, dkk, 2008;h. 969).
3) Lokia
Menurut Maryunani (2009;h. 12) Lokia adalah darah
dan cairan yang keluar dari vagina selama masa nifas. Lokia
rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3
atau ke-4.
4) Perinium
69
uteri
Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
Perawatan bayi sehari-hari
Menurut Sulistyawati (2015;h. 138)
a. Pertahankan lingkungan bayi tetap hangat untuk menjaga supaya
tidak terjadi penurunan suhu
b. Cegah iritasi kulit bayi dengan selalu menjaga kebersihan tangan
bayi atau pengasuh bayi
c. Jika bayi mneglami iritasi kulit, hindari pemakaian bedak pada
lokasi iritasi
d. Olesi kulit yang iritasi dengan salep sesuai dengan reseep dokter
atau jika iritasi ringan cukup olesi dengan minyak kelapa bersih
70
71
Jam
A. Data Subjetif
1. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan misalnya ibu post partum normal ingin
memeriksakan
kesehatannya
setelah
persalinan
(Sulistyawati,
2015;h.111).
2. Data Psikososial dan Spiritual
Menurut Maryunani (2009, 32) Pada ibu nifas 3-10 hari akan
mengalami Fase Taking Hold (perilaku Dependen-Indpenden) yaitu
pada fase ini secara bergantian timbul kebutuhan ibu untuk mendapat
perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa
melakukan segala sesuatu secara mandiri. Fase ini berlangsung antara
3-10 hari setelah melahirkan.
B. Data Objektif
1.
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
1)
Tekanan Darah
Menurut Varney, dkk (2008, h; 961) segera setelah
melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan sementara
72
Pernapasan
Menurut Ambarwati (2010;h.139) Pernafasan normal pada
masa nifas yaitu 20 30x/menit.
b. Pemeriksaan Obstetri
1) Mammae
Sampai hari ke tiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada
payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh darah payudara menjadi
bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan
rasa sakit (Saleha, 2009;h.58).
2) Abdomen
Pada ibu nifas 6 hari tinggi fundus berada di pertengahan
pusat simfisis (Saleha, 2009;h. 55).
3) Lokia
Lokia serosa berwarna kecoklatan atau kekuning-kuningan
dan keluar dari hari ke-5 samapi ke-9 berikutnya (Maryunani,
2009;h. 12).
C. Assesment
Ny.... Umur.... P...A.... masa nifas... hari post partum
D. Pelaksanaan
Menurut (Ambarwati dan Wulandari,2010;h.5) Pelaksanaan pada ibu nifas
6 hari post partum adalah:
73
Demam, muntah,rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika merasa
tidak enak badan
74
siang 1-2 jam sehar, tidurlah ketika bayi sedang tidur, tidurlah
bersebelahan dengan bayi
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit. Cara menyusui yang baik adalah upayakan
berada dalam posisi senyaman mungkin saat menyusui, pastikan
payudara dalam keadaan bersih, lebih efektif jika posisi ibu duduk,
usahan perut bayi menempel pada perut ibu, sendawakan bayi setiap
selesai menyusui, menyusui minimal setiap 3 jam sekali atau setiap
bayi meminta (on demand) (Sulistyawati, 2015;h. 139).
5. Memastikan ibu mendapatkan makanan yang bergizi
Menurut Sulistyawati (2015;h.136) makanan yang bergizi bagi ibu
nifas yaitu tidak berpantang terhadap daging, telur dan ikan, banyak
sayur dan buah, banyak minum air putih minimal 3 liter sehari,
terutama setelah menyusui, tambahan kaloti 500mg sehari, konsumsi
tablet vit A dan zat besi selama masa nifas.
Nifas 2 Minggu Post Partum
Tanggal
Jam
A. Data Subjetif
1. Data Psikosoial dan Spiritual
Menurut Maryunani (2009, 33) pada ibu nifas akan mengalami
fase Letting Go (perilaku interdependen), dalam fase ini merupakan
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung
setelah 10 hari pasca melahirkan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
1) Nadi
75
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Mammae
Simestris, tidak ada pembengkakan, puting susu menonjol, puting
susu tidak lecet (Ambarwati 2010;h.139).
b. Abdomen
Pada ibu nifas 2 minggu post partum fundus tidak teraba di atas
simfisis (Saleha, 2009;h. 55).
c. Lokia
Lokia alba berwarna putih pucat, putih kekuning-kuningan dan
keluaran selama 2-3 minggu (Maryunani, 2009;h. 12).
C. Assesment
Ny.... Umur.... P...A... masa nifas 2 minggu post partum
D. Pelaksanaan
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010;h.88) asuhan kebidanan pada
ibu nifas 2 minggu adalah :
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada tanda-tanda perdarahan
abnormal.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.
3. Memastikan agar ibu mendapat istirahat yang cukup.
4. Memastikan ibu mendapatkan makana yang bergizi.
76
77
ini
dapat
diberikan
pada
klien
dengan
riwayat
preeklampsia.
3. Kontrasepsi progestin
Kontrasepsi progestin tidak dapat digunakan pada ibu menyusui
sebelum 6 minggu pascapersalinan. Jika ibu tidak menyusui, lebih dari
6 minggu atau sudah mendapat haid dapat dimulai setelah yakin tidak
ada kehamilan. Selama 6 minggu pertama pascapersalinan, progestin
mempengaruhi tumbuh kembang bayi tetapi tidak ada pengaruh
terhadap ASI. Perdarahan ireguler dapat terjadi saat menggunakan
kontrasepsi ini.
4. Kontrasepsi AKDR
AKDR dapat dipasang langsung pascapersalinan sewaktu seksio
sesaria atau 48 jam pascapersalinan (memerlukan petugas terlatih
khusus), insersi dapat ditunda sampai 6-8 minggu pasca persalinan. Jika
klien menyusui atau sudah mendapat haid, insersi dapat dilakukan bila
yakin tidak ada kehamilan. Tidak berpengaruh terhadap ASI dan efek
samping lebih sedikit pada klien yang menyusui. Ekspulsi spontan lebih
78
tinggi
pada
pemasangan
pascaplasental.
Sesudah
4-6
minggu
perlu
muda
(trimester
pertama)
mungkin
dapat
79
berhubungan
dengan
masalah
yang
dihadapi
sekarang.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Dalam hal corak reproduksi ibu, perlu ditanyakan umur ibu
saat hamil/melahirkan terutama yang pertama, umur kakak adinya
sehinga dapat diketahui jarak (interval) kelahiran, jumlah
persalinan, termasuk aborsi (Matondang, 2007;h. 16).
2. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling
sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama (Marmi, 2015;h. 85).
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan: air susu
ibu (ASI) ataukah pengganti air susu ibu (PASI), atau keduanya.
Apabila
kehidupannya
adalah
berupa
mekonium.
Warna
80
menghindari
terjadinya
hipotermi,
sebaiknya
81
a) Nadi
Laju jantung normal adalah 120-160 kali per menit dan
dipengaruih oleh aktifitas bayi.
b) Suhu
Suhu neonatus normal adalah 36,5-37,5 derajat Celsius.
c) Respirasi
Laju napas normal neonatus berkisar antara 40-60 kali per
menit.
3) Pengukuran antopometri
a) BB
Berat badan neonatus cukup bulan antara 2500 sampai 4000
gram (Matondang, 2007;h. 156).
b) Tinggi Badan
Panjang badan pada neonatus cukup bulan adalah 45
sampai 54 cm (Matondang, 2007;h. 156).
c) Lingkar Kepala
82
4) Warna Kulit
Warna kulit neonatus normal adalah kemerahan, kadangkadang terlihat sianosis pada ujung-ujung jari pada hari
pertama (Matondang, 2007;h. 149).
5) Keaktifan
Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan
gerakan tungkai dan lengan. Pada neonatus cukup bulan yang
sehat, posisi ekstremitas adalah dalam keadaan fleksi, sedang
gerakan tungkai dan lengannya aktif dan simetris (Matondang,
2007;h. 150).
b. Status Present
1) Kepala
Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat
tulang kepala tumpang tindih karena molding. tidak terdapat
kelainan yang disebabkan trauma lahir, seperti kaput
83
84
7) Dada
Bentuk dada, puting susu, bunyi jantung dan pernafasan
normal (Muslihatun, 2010;h. 254).
8) Abdomen
Dinding perut neonatus lebih datar daripada dinding dada
(Matondang, 2007;h. 154).
9) Genetalia eksterna
Pada bayi perempuan cukup bulan labia minora tertutup
oleh labia mayora (Matondang, 2007;h. 155). Pada bayi lakilaki: testis berada dalam skrotum, penis berlubang dan berada
di ujung penis (Muslihatun, 2010;h. 254).
10) Punggung
Tidak
ada
spina
bifida
dan
mielomeningokel
85
1) Reflek hisap
Bila ada benda menyentuh bibir maka akan disertai reflek
menelan. Reflek ini dapat dilihat pada waktu bayi menyusu.
2) Reflek mencari (rooting)
Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
3) Reflek genggam (palmar grasp)
Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan
gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika
telapak tangan bayi ditekan bayi mengepakan tinjunya.
4) Reflek babinski
Gores telapak kaki, dimuai dari tumit, gores sisi lateral telapak
kaki kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki.
Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki
hyperekstensi dengan ibu jari dorsofleksi.
5) Reflek moro
86
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tibatiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.bayi
akan menunjukkan respon berupa memeluk dengan abduksi dan
ekstensi dari ekstremitas yang cepat dan diikuti dengan aduksi
yang lebih lambat dan kemudian timbul fleksi
87
2. Memandikan Bayi
Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan bayi.
Sebelum memandikan bayi, pasrikan suhu tubuh bayi stabil. Sebelum
bayu dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada
tiupan angin. Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan
hangat. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih
dan kering (DEPKES RI,2008;h.129).
88
B. Data Objektif
1. Berat Badan
Akan terjadi penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan
lahir pada minggu pertama (DEPKES RI, 2008;h. 143).
2. Abdomen
Menurut Nurhidayati dan Ernawati (2015;h.118) Dari hasil
penelitian tentang pengaruh penggunaan alat pengikat tali pusat bayi
baru lahir terhadap lama pelepasan tali pusat, maka dapat disimpulkan
bahwa lama pelepasan tali pusat pada kelompok perlakuan (klem tali
pusat) yaitu selama 5-12 hari sedangkan pada kelompok kontrol (benag
tali pusat) yaitu selama 5-9 hari. Terdapat pengaruh penggunaan alat
pengikat tali pusat bayi baru lahir.
C. Assesment
Bayi....Umur.... jam/hari, fisiologis.
D. Pelaksanaan
89
90
b. Pola Eliminasi
Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang,
menjadi satu kali dalam 2-3 hari (Muslihatun, 2010;h. 44).
c. Pola istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16
jam sehari (Marmi, 2015;h. 81).
B. Data Objektif
1. Berat Badan
Berat badan bayi naik paling tidak 160 gram pada mingguminggu berikutnya atau minimal 300 gram pada bulan pertama
(DEPKES RI,2008;h.143).
C. Assesment
Bayi... Umur... fisiologis.
D. Pelaksanaan
1. Memberikan ibu konseling tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
Tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak dapat menyusu,
kejang, mengantuk atau tidak sadar, nafas cepat (> 60 per menit),
merintih, retraksi dinding dada bawah, sianosis sentral (DEPKES
RI,2008;144).
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain
pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, retraksi dada saat
inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari 38 C atau terlalu dingin
atau kurang dari 36 C (Muslihatun, 2010;h. 46-47).
91
92