Anda di halaman 1dari 3

Nama : Venny Anggradia

NIM : 145070307111006
Essay
Obesitas dan Insulin Resisten
Obesitas sering dikaitkan dengan resistensi insulin dan setiap tahunnya penderita obesitas
selalu meningkat dan jumlah penderitanya mencapai 2.1 milyar pada tahun 2007. Angka
mortalitas dan motilitas yang disebabkan karena obesitas ini akan terus meningkat apabila tidak
segera dilakukan penanganan, baik dalam segi makanan khususnya memperhatikan kandungan
gizi yang diasup dan meningkatkan aktivitas fisik. Obesitas merupakan keadaan dimana
seseorang memiliki kelebihan persen lemak tubuh dan memeiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
lebih dari sama dengan 25 yang diperoleh dari data berat badan dan tinggi badan.
Penderita obesitas akan mengalami resistensi terhadap sekresi insulin yang ditandai
dengan kemampuan insulin yang berkurang dalam menghambat pengeluaran glukosa dari hati
serta hilangnya kemampuan untuk mengambil glukosa pada lemak dan otot (Park, 2006)
Resistensi insulin terkait obesitas merupakan resiko utama untuk terjadinya penyakit
kardiovaskuler dan penyakit diabetes mellitus tipe 2, yaitu penyakit yang memiliki jumlah
penderita yang mencapai proporsi epidemik (Dewi, Mira. 2007). Menurut pendapat Urukawa,
hubungan obesitas dan resistensi insulin merupakan hubungan sebab akibat dikarenakan
sensitivitas dari insulin dipengaruhi oleh penurunan dan peningkatan berat badan.
Obesitas terkait resistensi insulin memiliki banyak jalur mekanisme dan salah satu
diantaranya adalah jalur mekanisme endokrin, selain itu juga ada jalur mekanisme intrinsik sel.
Pada jalur mekanisme endokrin, konsentrasi asam lemak yang ada dalam plasma meningkat dan
kemudian asam lemak ditransport menuju sel beta melalui protein yang mengikat asam lemak.
Asam lemak yang ada kemudian diubah menjadi turunan asam lemak koA yang setelah itu
mengganggu sekresi dari insulin dengan beberapa mekanisme yang ada seperti peningkatan
dalam pembentukan asam fosfat dan diasilgliserol yang mana secara langsung ataupun tidak
langsung dapat menyebabkan eksositosis dari dari insulin yang disimpan. Paparan dalam waktu
yang lama akan akan menyebabkan akan menyebabkan gangguan dari respon sel beta baik

secara in vitro maupun in vivo pada manusia dan juga apada hewan. Namun, penurunan
konsentrasi asam lemak pada orang yang menderita diabetes mellitus dapat menurunkan atau
memperbaiki resistensi insulin.
Selain itu terdapat disregulasi adipokin, dimana adipokin berfungsi untuk mensekresi
protein yang aktif. Pada hewan, apabila terjadi kekurangan adiponektin maka akan terjadi
intoleransi glukosa. Selain itu juga akan terjadi peningkatan dari asam lemak.
Mekanisme selanjutnya yaitu mekanisme intrinsic sel , pada mekanisme ini terdiri dari
penyimpanan lemak ektopik, stress oksidatif dan disfungsi mitokondria. Pada penyimpanan
lemak ektopik terjadi peningkatan asam lemak seperti trigliserida pada otot dan hati. Selnjutnya
adalah stress oksidatif, dimana stress oksidatif juga berperan terhadap terjadinya resitensi insulin.
Dan yang terakhir adalah disfungsi mitokondria, dimana resistensi insulin dan diabetes mellitus
tipe ini selalu berkaitan dengan terjadinya disfungsi mitokondria. Pada hal ini disebabkan karena
adanya ROS akibat dari stress oksidatif yang menyebabkan kelainan fungsi mitokondria yang
kemudian berakibat penumpukan asam lemak pada otot dan hati. Sedangkan kadar nitric oxide
terhadap resistensi insulin tidak memiliki hubungan sebagaimana yang sudah diteliti bahwa
kadar NO yang diperoleh dari asupan makanan tidak akan berakibat terhadap resistensi insulin
yang terlalu signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Cahjono, Heru. 2007. Hubungan Resistensi Insulin dengan kadar Nitric Oxide pada Obesitas
Abdominal. http://ojs.unud.ac.id>jim>article>viewFile diakses tanggal 27 September 2016
Dewi, Mira. 2007. Resistensi Insulin Terkait Obesitas: Mekanisme Endokrin dan Intrinsik Sel.
http://repository.ipb.ac.id>handle diakses tanggal 27 September 2016

Anda mungkin juga menyukai