POLA RUANG
REFERENSI INTERNET
MAHDIATUL FIKRAH
Menurut Christaller terdapat konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang
(treshold). Range adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan barang
kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Adapun treshold adalah jumlah minimal
penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Dalam teori
ini diasumsikan pada suatu wilayah datar yang luas dihuni oleh sejumlah penduduk dengan
kondisi yang merata. Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai
jenis barang dan jasa, seperti makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga, pelayanan
pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Untuk memperoleh kebutuhan tersebut penduduk
harus menempuh jarak tertentu dari rumahnya. Jarak tempuh tersebut disebut range.
Di sisi lain, pihak penyedia barang dan jasa baik pertokoan maupun pusat-pusat
pelayanan jasa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, maka mereka harus paham
benar berapa banyak jumlah minimal penduduk (calon konsumen) yang diperlukan bagi
kelancaran dan kesinambungan suplai barang atau jasa agar tidak mengalami kerugian.
Dengan kata lain mereka harus memilih lokasi yang strategis, yaitu sebuah pusat pelayanan
berbagai kebutuhan penduduk dalam jumlah partisipasi yang maksimum. Berdasarkan
kepentingan ini maka untuk jenis barang kebutuhan dapat dibedakan menjadi barang
kebutuhan dengan treshold tinggi dan barang kebutuhan dengan treshold rendah.
Treshold tinggi, yaitu barang kebutuhan yang memiliki risiko kerugian besar
karena jenis barang atau jasa yang dijual adalah barang-barang mewah. Misalnya,
kendaraan bermotor, perhiasan, dan barang-barang lainnya dengan harga relatif mahal dan
sulit terjual. Untuk jenis barang seperti ini maka diperlukan lokasi yang sangat sentral
4
seperti di kota besar yang relatif terjangkau oleh penduduk dari daerah sekitarnya. Selain
itu, untuk menjaga kesinambungan suplai barang harus memenuhi syarat jumlah jumlah
penduduk minimal.
Treshold rendah, yaitu barang kebutuhan yang memiliki risiko kecil atau tidak
memerlukan konsumen terlalu banyak agar barang tersebut terjual, karena penduduk
memang membutuhkannya setiap hari. Untuk jenis barang-barang seperti ini maka lokasi
penjualannya dapat ditempatkan sampai pada kota-kota atau wilayah kecil.
Dari bentuk kebutuhan dan pelayanan di atas maka muncul istilah tempat sentral
(Central Place Theory). Tempat sentral merupakan suatu lokasi yang senantiasa melayani
berbagai kebutuhan penduduk dan terletak pada suatu tempat yang terpusat (sentral).
Tempat ini memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah besar baik mereka yang
terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan
pelayanan yang dihasilkannya.
Menurut teori ini, tempat sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk
heksagonal atau segi enam. Daerah segi enam ini merupakan wilayah-wilayah yang
penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.
Keterangan:
a. Titik A,B,C dan D adalah tempat-tempat sentral
b. Daerah-daerah segi enam merupakan wilayah yang secara maksimum terlayani oleh
tempat sentral.
Tempat sentral ini dalam kenyataannya dapat berupa kota-kota besar, pusat
perbelanjaan atau mal, supermarket, pasar, rumah sakit, sekolah, kampus perguruan tinggi ,
ibukota provinsi, atau kota kabupaten.
Masing-masing tempat sentral tersebut memiliki pengaruh atau kekuatan menarik
penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda. Misalnya, pusat
kota provinsi akan menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kabupaten. Sementara
itu, kota kabupaten menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota-kota kecamatan. Kota
kecamatan menjadi penarik bagi penduduk dari desa-desa di sekitarnya. Demikian pula
halnya dengan pusat perbelanjaan, rumah sakit maupun pusat pendidikan. Akibatnya,
terlihat adanya tingkatan (hirarki) tempat sentral.
Hirarki kota sebagai tempat yang sentral dengan pengaruhnya membentuk
jaringan seperti sarang lebah.
Selain hirarki berdasarkan besar kecilnya wilayah atau pusat-pusat pelayanan
seperti telah dikemukakan di atas, hirarki tempat sentral digunakan pula di dalam
merencanakan suatu lokasi kegiatan seperti pusat perniagaan, pasar, sekolah, atau pusat
rekreasi.
Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan
1. Herarkri K 3
Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu
menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.
2. Hierarki K 4
Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral
tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.
3. Hierarki K 7
Teori pada prinsipnya bersifat statis dan tidak memikirkan pola pembangunan di
masa yang akan datang akan tetapi dasar tentang hierarki suatu pusat pelayanan sangat
membantu dalam hal perencanaan pembangunan sebuah wilayah/kota.