Nama Kelompok :
1. Enika Mistin
1431B0007
1431B0014
1431B0019
4.Tri Setiyowati
1431B0029
5.Yulitha Eno
1431B0031
6.Maria Lijeti C
1431P0003
Prodi D3 Kebidanan
STIKes SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2015-2016
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat
perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya.
Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian
khusus dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993).
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu
tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana
pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier)
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia?
2. Apa saja yang berkaitan kesehatan reproduksi lansia?
3. Baaimana perkembangan reproduksi usia lanjut?
4. Apa saja pelayanan lansia yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi?
5. Apa saja peraturan perundang-undangan yang terkait lansia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian lansia
2. Mengetahui kesehatan reproduksi pada lansia
3. Mengetahui pelayanan lansia yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
D. Manfaat
Agar bidan mengetahui pelayanan kesehatan reproduksi pada lansia agar dapat memberikan
pelayanan lansia yang tepat di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A.
Pengertian
1. Pelayanan
Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Pelayanan Kesehatan adalah sebuah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan
promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat
2. Lanjut Usia
Masa lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu
periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan
atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Dewasa lanjut (Late adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode
dimana seseorang telah mencapai usia diatas 45 tahun.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan
secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia
pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old)
75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
3. Kesehatan Reproduksi
Pengertian kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial
yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi
bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000)
B.
1.
hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut
sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien
sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat menjadi
tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam
selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi,
lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya
menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan
edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi
untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga
5. Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah
bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia.
Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat.
Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
Bingung
Lemah ingatan
Penglihatan berkurang
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan
lingkungannya.
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health
to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
h)
i)
j)
Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
a) Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1)
Mengurangi cedera
2)
3)
4)
5)
b) Preventif
Pencegahan primer, meliputi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
program imunisasi
konseling
dukungan nutrisi
exercise
keamanan di dalam dan sekitar rumah
manajemen stres
menggunakan medikasi yang tepat.
kontrol hipertensi
deteksi dan pengobatan kanker
skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode
dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
B.
Saran
Seorang bidan harus mengetahui pelayanan kesehatan reproduksi pada lansia agar dapat
memberikan pelayanan lansia yang tepat di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi-Martono . Kegiatan Seksual Pada Lanjut Usia. Naskah simposium sek rotary Club
Purwokerto, 1996.
Maryam, R siti. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba medika
Yulifah, Rita. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
1. Situart dan Sundart. Keperawatan Medikal Bedah 1.2001. Jakarta: EGC
11
12