Anda di halaman 1dari 40

[20152016]

[DESA BINAAN HIMA PSPD]


GERAKAN PENURUNAN ISPA DESA ABUMBUN
JAYA

DIVISI PENGEMBANGAN MASYARAKAT


HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2015

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
KATA PENGANTAR

DESA BINAAN HIMA PSPD ii

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
I.PENDAHULUAN ..............................................................................................1
II. MATERI ...........................................................................................................2
2.1 MATERI 1 :........................................................................................2
2.2 MATERI 2:.........................................................................................

2.3 MATERI 3: ........................................................................................3


2.4 MAteri 4 :............................................................................................................................
IV. PENUTUP.......................................................................................................13

DESA BINAAN HIMA PSPD iii

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
PENDAHULUAN
ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian dari atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksya
seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002).
Pengertian lain dari ISPA adalah sebagai berikut menurut Nelson, 1999. ISPA adalah
infeksi yang terutama mengenai struktur saluran diatas Laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant berurutan. Infeksi Saluran Pernafasan
Akut atau ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan yang berlangsung dalam jangka waktu sampai
dengan 14 hari. Yang dimaksud saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai alveoli
beserta organ-organ adreksanya, misalnya sinus, ruang telinga tengah, pleura (Ismail Djauhar,
1996).
ISPA di Indonesia merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. ( Yamin dkk,
2007 )

DESA BINAAN HIMA PSPD 4

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 1 :PENGENALAN PENYAKIT ISPA
A. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan Akut, disebut juga dengan
istilah Acute Respiratory Infectious (ARI), yang diperkenalkan pada tahun 1984. ISPA terdiri dari
tiga unsur, yaitu: Infeksi, Saluran pernafasan dan Infeksi akut. Yang dimaksud dengan Infeksi
ialah masuknya Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ Adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sedangkan Infeksi akut adalah
infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan
proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (Depkes, 2009).

B. Etiologi ISPA(Penyebab ISPA)


ISPA dapat disebabkan oleh berbagai penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur
dan lain-lain yang jumlahnya lebih 300 macam. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh
Virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan mycoplasma.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptcocus, Stapilococcus, Pneumococcus,
Hemofillus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
Miksovirus (termasuk didalamnya Virus influenza, virus para influenza, dan virus campak),
Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, dan Herpesviru. ISPA akibat polusi adalah
ISPA yang disebabkan oleh polusi udara yang terjadi diluar ruangan (Indoor) dan dalam ruangan
(Outdoor). (Depkes,2009)
C. Tanda dan Gejala Penyakit ISPA
Dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA (P2 ISPA) kriteria untuk
menggunakan pola tatalaksana penderita ISPA adalah balita, ditandai dengan adanya batuk dan
atau kesukaran bernapas disertai adanya peningkatan frekwensi napas (napas cepat) sesuai
golongan umur. Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok yaitu umur
kurang dari 2 bulan dan umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (Depkes, 2002).Tanda dan
gejala ISPA dapat berupa batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit
telinga (Depkes RI, 1999).
Menurut berat ringanya, ISPA dibagi menjadi 3 golongan,yaitu:

DESA BINAAN HIMA PSPD 5

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
1. ISPA Ringan, dengan gejala yaitu:
o

Batuk

Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suaranya, misalnya pada
waktu berbicara atau menangis

Pilek, yaitu mengeluarkan lendir dari hidung

Demam, yaitu suhu badan anak lebih dari 37C2.

2. ISPA Sedang yaitu jika dijumpai gejala-gejala seperti ISPA ringan dan disertai dengan gejala:
o Pernafasan lebih dari 50x/menit (anak umur kurang dari 1 tahun) dan lebih dari
40x/menit (anak umur lebih dari 1 tahun)
o

Suhu lebih dari 39C

Tenggorokan berwarna merah

Timbul bercak-bercak campak

Telinga sakit atau mnegeluarkan nanah dari lubang telinga

Pernafasan berbunyi

3. ISPA Berat yaitu jika seorang anak dijumpai gejala-gejala seperti ISPA ringan atau sedang
ditambah dengan gejala sebagai berikut:
o

Bibir atau kulit membiru

Pernafasan cuping hidung (lubang hidung kembang kempis dengan cukup lebar saat
bernapas)

Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun

Bunyi nafas gargling, atau snoring (suara napas seperti mengorok

Penarikan dinding dada

Nadi cepat dan lemah > 160x/menit (anak umur < 1 tahun)

Tenggorokan berwarna merah

Yang termasuk Infeksi Akut Saluran Nafas Atas adalah :

1. Nasopharingitis Akut : gejala meliputi panas, pilek, hidung tersumbat, iritasi pada
tenggorokan
2. Pharingitis Acut : gejalanya yang menonjol adalah nyeri tenggorokan dan sakit menelan
yang mungkin didahului oleh pilek atau gejala influenza lainnya.
3. Rhinitis : Ingus kental umumnya menunjukkan telah ada infeksi sekunder oleh bakteri.
Rinitis alergi maupun rhinitis vasomotor mudah dibedakan dari rhinitis infeksi karena
ingus yang putih dan encer yang hanya keluar saat serangan saja.
4. Laryringitis suara serak, demam, batuk, iritasi di tenggorok, tenggorokan terasa buntu.
DESA BINAAN HIMA PSPD 6

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
5. Tonsilitis Akut : demam, adanya pembesaran tonsil, kadang disertai sakit menelan.
6. Otitis Media Akut : demam, penurunan daya dengar, sakit telinga, cairan ourulen di
liang telinga.
D. Penularan ISPA
ISPA adalah salah satu penyakit yang tergolong pada air borne disease (penularan
penyakit melalui udara) yang terjadi tanpa adanya kontak dengan penderita maupun benda yang
terkontaminasi. Penularan penyakit ISPA terjadi dalam bentuk droplet nuklei (Partikel yang
sangat kecil sebagai hasil dari batuk atau bersin dan dapat tinggal dalam udara bebas untuk waktu
yang cukup lama dan dihisap langsung pada saat bernapas) maupun dalam bentuk dust (Partikel
dengan berbagai ukuran sebagai hasil resuspensi partikel yang terletak dilantai,tempat tidur dan
tempat lainnya dan tertiup angin bersama debu) (Noor, 2006)
E. Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit ISPA
Bentuk penanggulangan dan pencegahan dilaksanakan dengan cara pengelolaan kasus,
imunisasi, perbaikan kesehatan lingkungan, dan penyuluhan kepada masyarakat. Sedangkan
pencegahan diarahkan kepada faktor yang dapat mengurangi kesakitan ISPA antara lain :
imunisasi DPT, perbaikan gizi keluarga, peningkatan kesehatan ibu dan bayi berat lahir rendah
(BBLR), perbaikan kualitas lingkungan di dalam maupun di luar rumah.(Depkes,2002)

DESA BINAAN HIMA PSPD 7

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Community Health Analysis(CHA)
No

Pernyataan

1.

Alternatif
Jawaban
Tahu
Tidak
1
Tahu
0

Mengetahui tentang kejadian ISPA yaitu


batuk, pilek
3. Mengetahui kalau gejala ISPA berat yaitu
tenggorokan berwarna merah.
4. Jika balita saya memiliki alergi pada waktu
bersamaan dengan gejala batuk pilek dapat
5. Mengetahui kalau balita saya dekat dengan
keluarga yang menderita batuk pilek dapat
6. Balita saya pernah mengalami kesadaran
menurun
demam
tinggi. mengalami nafsu makan
7. saat
Balita
saya pernah
menurun saat flu atau batuk.
8. Saat sakit, saya selalu rajin memakai masker
sehingga balita saya tidak tertular.
9. Saya memberi obat warung saat balita saya
menderita ISPA
TOTAL
: 9 Point
Ketercapaian :
1-3

:belum tercapai

4-6

:Sedang

7-9

:tercapai
Indikator :
1. Masyarakat mengetahui dan memahami Pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, penularan, dan cara sederhana untuk mencegahnya
2. Kader melakukan edukasi kepada masyarakat tentang Pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penularan, dan cara sederhana untuk
mencegahnya secara ringan dengan bahasa yang mudah di pahami
masyarakat
3. Kader melakukan pemeriksaan kepada masyarakat sesuai dengan skill
yang sudah didapatkan
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Memberikan brosur dan menjelaskan dengan ringan tentang isi brosur
6. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
DESA BINAAN HIMA PSPD 8

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
SKILL LAB (Px.TD,Suhu,RR,nadi)
Pemeriksaan Tekanan Darah
Langkah- langkah untuk melakukan pengukuran tekanan darah:
a. Mempersiapkan alat pemeriksaan
b. Melakukan informed consent terhadap pasien
c. Menyesuaikan posisi badan pasien; dapat berbaring ataupun duduk
d. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan tekanan ataupun ikatan oleh karena
pakaian
e. Pasangkanlah manset sphygmomanometer sehingga melingkari lengan, kira-kira 2,5
hingga 5 cm di atas siku
f. Tanyakan kepada pasien berapa ukuran tekanan darah yang sebelumnya
g. Mendapatkan atau memperkirakan lokasi arteri brachialis
h. Ambil stetoskop, letakkan diafragma stetoskop pada lokasi arteri brachialis
i. Pompa sphygmomanometer
j. Kemudian secara perlahan turunkan pompaan dengan kecepatan penurunan sekitar 2
hingga 3 mmHg perdetik. Sambil memperhatikan angka yang ada pada
sphygmomanometer, dengarkan dengan seksama bunyi denyutan pada stetoskop. Bunyi
denyutan yang muncul pertama kali merupakan tekanan sistolik dan bunyi denyutan yang
muncul terakhir kali merupakan tekanan diastolic
k. Contoh; bunyi denyutan yang pertama terjadi pada angka 170 dan bunyi denyutan yang
terakhir terjadi pada angka 90, maka tekanan sistoliknya adalah 170 mmHg dan tekanan
diastoliknya adalah 90 mmHg (170/90 mmHg)
l. Merapihkan kembali alat pemeriksaan
m. Memberitahukan hasil pengukuran tekanan darah terhadap pasien

DESA BINAAN HIMA PSPD 9

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
CATATAN KLINIS!
a. Pengukuran tekanan darah sebaiknya tidak dilakukan ketika pasien baru saja selesai
beraktivitas berat atau berolahraga. Mengapa? Karena aktivitas berat atau olahraga akan
membuat jantung berdetak lebih cepat, sehingga tekanan darah akan mengalami peningkatan
b. Tekanan sistolik normal berkisar antara rentang 90 hingga 140 mmHg
c. Tekanan diastolik normal berkisar antara rentang 60 hingga 90 mmHg
d. Dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik di atas 140 mmHg atau tekanan diastolik di
atas 90 mmHg
e. Dikatakan hipotensi apabila tekanan sistolik di bawah 90 mmHg atau tekanan diastolik di
bawah 60 mmHg
f. Hipotensi biasanya disertai dengan gejala- gejala sebagai berikut; pusing, keringat dingin,
konsentrasi berkurang, badan gemetar, lemas, lesu, pingsan, mual dan muntah
g. Penyebab utama terjadinya hipotensi adalah perdarahan
h. Hipertensi biasanya tidak disertai gejala apapun
i. Hipertensi akan meningkatkan resiko terjadinya infark miokard, gangguan ginjal, dan stroke

Pemeriksaan Denyut Nadi


a.
b.
c.
d.

Memakai jam tangan


Melakukan informed consent terhadap pasien
Pasien dapat berada dalam posisi duduk atau berbaring. Lengan dalam posisi relaks
Periksalah denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah pada sisi fleksor bagian lateral tangan pasien tepat pada arteri radialis
e. Hitunglah berapa jumlah denyutan dalam waktu 15 detik, kemudian hasilya dikalikan
dengan empat. Perlu diingat, saat menghitung jumlah denyutan perhatikan juga kekuatan
dan irama denyutan
f. Memberitahukan hasil pemeriksaan denyut nadi kepada pasien

DESA BINAAN HIMA PSPD 10

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
CATATAN KLINIS!
a. Pengukuran denyut nadi sebaiknya tidak dilakukan ketika pasien baru saja selesai
beraktivitas berat atau berolahraga. Mengapa? Karena aktivitas berat atau olahraga akan
membuat jantung berdetak lebih cepat
b. Denyut nadi terjadi bersamaan dengan kontraksi ventrikel jantung
c. Frekuensi denyut nadi normal pada orang dewasa berkisar antara rentang 60 hingga 100
kali denyutan permenit
d. Selain di arteri radialis, pemeriksaan denyut nadi juga dapat dilakukan di arteri karotis
(leher)

DESA BINAAN HIMA PSPD 11

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 2 :FAKTOR RESIKO ISPA
Faktor risiko terjadinya ISPA adalah terdapatnya bakteri-bakteri penyebab ISPA dimanamana dan menyerang manusia terutama anak yang sangat rentan. Faktor genetik dalam keadaan
umum seperti keadaan kesehatan, sosial, dan kondisi lingkungan, sehingga faktor ini bergantung
pada orang tua yang menurunkan ketahanan tubuhnya terhadap anak, selain itu dibutuhkan
penegetahuan orang tua untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Faktor lainnya adalah makanan
yang tidak mencukupi, perumahan yang buruk, dan kepadatan penduduk berkontribusi dalam
berkurangnya ketahanan tubuh (WHO, 2008).Menurut Kemenkes RI (2012) dan Depkes (2004)
faktor risiko terjadinya ISPA secara umum yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta
faktor perilaku, yakni;
Faktor individu anak
Faktor individu anak atau faktor keadaan anak dimana anak yang mudah sekali terkena
penyakit ISPA. Umur anak, status kondisi anak saat lahir, status kekebalan tubuh anak, status gizi
anak, dan status kelengkapan imunisasi anak merupakan faktor anak itu mudah sekali terkena
penyakit ISPA.
1) Umur anak
Insiden penyakit pernapasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini pada anak-anak.
ISPA pada umumnya infeksi pertama yang menyerang bayi dan balita selain itu
kekebalan tubuh yang dialami oleh bayi dan balita belum terbentuk sempurna. Usia anak
dengan usia kurang dari 6 tahun belum memiliki imunitas yang sempurna sehingga
sangat mudah terserang menyakit infeksi (Meadow & Simon, 2005).
2) Berat badan lahir
Bayi dengan BBLR sering mengalami penyakit gangguan pernafasan, hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna dan otot pernafasan
yang masih lemah. Hal ini dikarenakan pembentukan zat antibodi kurang sempurna
sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia dan sakit saluran
pernapasan lainnya (Meadow & Simon, 2005).
3) Status gizi
Gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses perubahan zat makanan yang
masuk kedalam tubuh dan dapat mempertahankan suatu kehidupan (Soenardi, 2006).
Macam-macam zat gizi atau zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia antara
lain; a) karbohidrat, b) protein, c) lemak, d) vitamin, e) mineral, f) air (Suhardjo, 2010).
Penyimpangan dari kebutuhan gizi dapat menjadi suatu faktor risiko penyakit maupun
penyakit yang degenerative sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh adala gizi yang
seimbang yaitu gizi yang terpenuhi namun tidak kurang atau pun tidak lebih melainkan
cukup. Gizi yang kurang akan mempengaruhi kesehatan anak karena dengan adanya gizi
kurang anak akan mudah rentan terhadap suatu penyakit terutama penyakit infeksi. Gizi
DESA BINAAN HIMA PSPD 12

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
yang cukup dapat mempertahankan imunitas anak sebagai perlawanan dari suatu penyakit
(PERSAGI, 2009). Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA
dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang.
Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan
mengakibatkan kekurangan gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang
ISPA berat bahkan serangannya lebih lama (Depkes, 2004).
4) Imunisasi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan (imunitas) pada
bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit tertentu (Depkes. 2004). Indonesia
memiliki jenis imunisasi yang di wajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) yakni
imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan campak. Imunisasi dasar ini diberikan pada
anak sesuai dengan usianya. Anak yang telah mendapatkan imunisasi lengkap tubuhnya
akan bertambah kekebalan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit-penyakit
tertentu yang sering dialami oleh anak-anak (Hidayat,2009).
Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga, keterbatasan
tempat penukaran udara bersih (ventilasi), kelembaban, kebersihan , musim, temperature
ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk
mencegah penyebaran (misalnya, vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas
ruang isolasi) ISPA mudah sekali tersebar, maka lingkungan yang seperti ini merupakan faktor
terjangkitnya penyakit ISPA (WHO,2007).

1) Pencemaran udara dalam rumah


Pajanan di dalam ruangan terhadap polusi udara juga sangat penting karena anak-anak
sebagian besar berada dalam rumah. Pajanan di dalam ruangan tidak semua berasal dari
sumber emisi di dalam ruangan, tetapi pembakaran bahan bakar biomassa (khususnya
pada ventilasi dapur/kompor yang buruk dan asap tembakau di lingkungan seringkali
merupakan penyebab utama penyakit saluran pernapasan.
Bahan Bakar Memasak
Penggunaan bahan bakar memasak seperti arang, kayu, minyak bumi, dan batu
bara dapat mengakibatkan risiko terjadinya pencemaran udara didalam rumah,
yang mana dapt menjadikan sumber pencemaran
Adanya Perokok,
Asap rokok yang berasal dari perokok dalam rumah dapat menyebabkan
pencemaran udara, yang selanjutnya dapat merusak mekanisme pertahanan paruparu sehingga memudahkan balita yang tinggal serumah dengan perokok
menderita ISPA.Sumber pencemar kimia yang dapat menyebabkan pencemaran
udara dalam rumah yang dihasilkan oleh asap rokok adalah Sulfur Dioksida
DESA BINAAN HIMA PSPD 13

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida
(CO2). Asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS) merupakan gas beracun
yang dikeluarkan dari pembakaran produk tembakau yang biasanya mengandung
polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs) yang berbahaya bagi kesehatan manusia
(Kemenkes RI, 2011).
Pemakaian Obat Nyamuk
Asap yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk dapat menyebabkan polusi
udara yang berasal dari dalam rumah (indoor). Upaya kesehatan yang dapat
dilakukan yaitu rumah dibersihkan dari debu setiap hari dengan kain pel basah
atau alat penyedot debu (electro precipitator) pada ventilasi rumah dan
dibersihkan secara berkala, menanam tanaman di sekeliling rumah untuk
mengurangi masuknya debu kedalam rumah. (Kemenkes RI, 2011).
2) Ventilasi rumah
Ventilasi adalah proses memasukkan dan menyebarkan udara dari dalam ke luar atau
udara dari luar yang telah diolah sebagai daur ke dalam ruangan. Ventilasi udara yang
dibuat serta pencahayaan di dalam rumah sangat diperlukan karena akan mengurangi
polusi asap yang ada di dalam rumah sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang lama kelamaan bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Luas
penghawaan atau ventilasi rumah yang permanen minimal 10% dari luas lantai (Depkes,
2004; WHO, 2007).
3) Kepadatan hunian rumah
Kepadatan penghuni menimbulkan perubahan suhu ruangan yang kalor dalam tubuh
keluar disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan meningkatkan kelembaban
akibat uap air dari pernapasan tersebut. Semakin banyak jumlah penghuni ruangan tidur
atau dengan penghuni lebih dari 2 orang dalam ruang tidur maka semakin cepat udara
ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri, selain itu juga memperhambat proses
penukaran gas udara bersih yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Sukandarrumidi,
2010).

Community Health Analysis(CHA)


DESA BINAAN HIMA PSPD 14

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
No
Pernyataan
1

Saya membersihkan rumah saya setiap hari

Di lingkungan saya terdapat pencemaran udara


seperti asap.
Bila ada asap pembakaran sampah, saya menutup
hidung saya dan anak saya
Jika berat badan lahir balita saya kurang dari 2500
gram beresiko penyakit ISPA.
Jika balita saya memiliki alergi pada waktu
bersamaan dengan gejala batuk pilek dapat
membahayakan jiwa balita saya.
Mengetahui kalau balita/ kita dekat dengan
keluarga yang menderita batuk pilek dapat
menderita ISPA juga.
Saat sakit, saya selalu rajin memakai masker
sehingga balita saya/orang disekitar tidak tertular.
Saya selalu rajin cuci tangan sebelum dan sesudah
makan/menjaga kebersihan
Saya menutup pintu rumah saya bila ada
pembakaran sampah
Bila ada asap rokok,saya menutup hidung saya
dan anak saya
Saya membiarkan asap pembakaran sampah
masuk ke dalam rumah saya

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Saya rutin membawa anak saya ke posyandu


untuk di imunisasi sesuai dengan jadwal pemberian

13

Saya memberikan ASI selama 2 tahun

14

Apakah ada anggota keluarga yang merokok


didalam rumah
Jika saya merokok dapat menyebabkan penyakit
ISPA

15

TOTAL`

Alternatif Jawaban
Tahu
Tidak Tahu

:15 point

Ketercapaian :
1-5

:belum tercapai

5-10

:Sedang

11-15

:tercapai

*untuk point 14 dan 15 lihat indicator

DESA BINAAN HIMA PSPD 15

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
OBSERVASI KEADAAN RUMAH JAYA
Uraian
Jenis dinding
a. Kamar tidur
b.Ruang
keluarga

Jenis lantai
a. Kamar tidur
b. Ruang
keluarga
Ventilasi

1. Memenuhi syarat

0. Tidak memenuhi
syarat

Tembok dan diplester

Tembok yang tidak

Tembok dan diplester

diplester/
Tembok
yang tidak
kayu/bambu/triplek/pa
diplester/
kayu/bambu/triplek/pa
pan

Ubin, semen, kayu

Tanah

Ubin, semen, kayu

Tanah

ADA

Tidak ADA

Bersih

Jawaban

o Banyak lalat
o Banyak debu

Kebersihan

o Sampah

rumah

bertebaran
o Lain-lain

bahan bakar yang

gas, listrik

minyak tanah, kayu bakar

paling sering
digunakan untuk
memasak
TOTAL`

:7 point

Ketercapaian :
1-2

:belum tercapai

3-4

:Sedang

5-7

:tercapai

DESA BINAAN HIMA PSPD 16

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Indicator
1. Masyarakat mengetahui tentang factor resiko terhadap ispa
2. Mengedukasi ulang masyarakat tentang factor resiko ispa dan materi penyuluhan
sebelumnya
3. Mencek kesehatan masyarakat sesuai dengan skil/keterampilan yang sudah
diberikan (Pemeriksaan Tekanan darah,nadi,gula darah, kolestrol,asam urat)
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
6. Untuk warga yang merokok menjadi prioritas untuk selalu diedukasi dan diajak
untuk berhenti merokok dan menanyakan hal-hal berikut :
a. Dimanakah tempat untuk merokok?(dalam rumah atau diluar rumah)
b. Dalam sehari dapat menghabiskan berapa banyak linting rokok?
c. Apakah mengetahui tentang bahaya rokok?
d. Sudah pernah untuk mencoba berhenti merokok
e. Mengajak untuk mencoba berhenti merokok

DESA BINAAN HIMA PSPD 17

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Skill Lab
Pemeriksaan Glukosa Darah, Kolesterol, Asam Urat
Langkah- langkah untuk melakukan pengukuran kadar glukosa darah :
a. Mempersiapkan alat pemeriksaan
b. Melakukan informed consent terhadap pasien
c. Menyiapkan glucometer berserta glucostrip-nya serta chip untuk Gula darah. Selain itu,
ambilah secuil kapas lalu basahi dengan alcohol
d. Melakukan swab dengan kapas alkohol pada salah satu ujung jari pasien
e. Tusukkan jarum/lancet steril pada ujung jari tersebut
f. Tempelkan setetes darah pasien pada glucostrip. Lalu, luka pada ujung jari
ditekan/dilindungi oleh kapas alkohol
g. Tunggu 10 hingga 30 detik hingga hasilnya keluar
h. Membuang jarum/lancet dan glucostrip yang sudah dipakai ke tempat sampah medis
i. Merapihkan kembali alat pemeriksaan
j. Memberitahukan hasil pengukuran kadar glukosa darah terhadap pasien
k. Lakukan point a-j untuk memeriksa kolestrol dengan menganti chip untuk kolesterol
l. Lakukan point a-j untuk memeriksa asam urat dengan menganti chip untuk asam urat

CATATAN KLINIS!
a. Secara umum, pemeriksaan glukosa darah dibagi menjadi dua, yakni; glukosa darah
puasa (GDP) dan glukosa darah sewaktu (GDS)
b. Pemeriksaan GDP baru bisa dilakukan apabila pasien berpuasa (tidak makan dan minum,
kecuali air putih) selama 8 jam. Sedangkan pemeriksaan GDS dilakukan ketika pasien
sedang tidak berpuasa
c. Pemeriksaan GDP jauh lebih akurat dalam menentukan kadar glukosa darah daripada
pemeriksaan GDS, karena GDS dapat memberikan hasil yang rancu. Contoh; Seorang ibu
dilakukan pemeriksaan GDS, ternyata si ibu baru saja memakan nasi dengan porsi yang
banyak sekali. Tentu, dari hasil pemeriksaan akan menunjukkan kadar glukosa darah yang
tinggi
d. Sedangkan GDP akan memberikan hasil glukosa darah yang lebih akurat dan netral,
karena setiap pasien diwajibkan untuk berpuasa selama 8 jam
e. Disebut kadar glukosa darah normal apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di
bawah 100 mg/dL (GDP) atau di bawah 200 mg/dL (GDS)
f. Disebut kadar glukosa darah rendah apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di
bawah 60 mg/dL . Disebut kadar glukosa darah terganggu (impaired glucose tolerance )
apabila hasil pemeriksaan GDP menunjukkan angka 101 hingga 125 mg/dL. Kondisi ini
merupakan borderline antara kadar glukosa darah normal dengan diabetes
g. Disebut diabetes apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di atas 125 mg/dL (GDP)
atau di atas 200 mg/dL (GDS)
h. Untuk kadar Kolesterol normal <200 mg/dl
i. Kadar asam urat normal
Laki-laki
:3,4-7,0 mg/dl
Perempuan :2,4-6,0 mg/dl

DESA BINAAN HIMA PSPD 18

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 3 :BAHAYA ROKOK DAN UPAYA
PENGURANGAN KONSUMSI ROKOK
1. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh karena itu
diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. KANDUNGAN ROKOK
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Dengan ini
setiap sedotan itu menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap rokok
terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di
dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di kamar gas maut bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan
banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon
monoksida.

Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui


menjadi penyebab kanker (karsinogen).. Nikotin turut menjadi puncak utama
risiko serangan penyakit jantung dan stroke. Hampir satu perempat mangsa
penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit
jantung merupakan menyebab utama kematian sementara stroke adalah pembunuh
yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan
oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun
hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari
hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan
DESA BINAAN HIMA PSPD 19

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari
badan.
3. JENIS-JENIS ROKOK
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan
atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.:

Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.


Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.:

Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan


cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu
sederhana.

Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan


mesin.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
DESA BINAAN HIMA PSPD 20

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.

Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.

4. TIPE PEROKOK
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi
rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah
bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang
waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah
bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe
ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang
sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada
perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan
tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya
dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok
bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau

DESA BINAAN HIMA PSPD 21

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila
rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
5. BAHAYA ROKOK
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung
bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar
perokok yang bukan perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200
diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu

14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan


4x menderita kanker esophagus
2x kanker kandung kemi
2x serangan jantung

1. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan


gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi
tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon
monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan
pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap
melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah
tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
DESA BINAAN HIMA PSPD 22

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok
berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya
terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong
miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering
dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya
dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga
uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang
mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh
tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila
pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang
lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5.

Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok
untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu
terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada
yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena
penyakit kanker.

6.

Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan
dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan
memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.

6. UPAYA PENCEGAHAN
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok
penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang
datang dari teman, mediamassa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
DESA BINAAN HIMA PSPD 23

GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Suatu program kampanye anti

merokok yang dilakukan dapat dijadikan

contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata
program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti
merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusidiskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesanpesan yang disampaikan meliputi:
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,
karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat

keputusan sendiri.
Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya

kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu
merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.

Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)

DESA BINAAN HIMA PSPD 24

Siapa yang diharapkan tidak merokok di dalam rumah?


Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.
Mengapa harus Tidak Merokok?
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap
akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya
yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).
Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran
darah.
Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker
CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa
oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Apa itu dengan Perokok Aktif dan Perokok Pasif?
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara
rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam
sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin
sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap
rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
masuk ke dalam paru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup
asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan
tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Rumah adalah tempat berlindung, termasuk dari asap rokok.
Perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk tidak
menghirup asap rokok.
Apa bahaya perokok aktif dan perokok pasif?
Menyebabkan kerontokan rambut.
Gangguan pada mata, seperti katarak.
Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
Tulang lebih mudah patah.
Menyebabkan kanker kulit.
Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.
Bagaimana cara berhenti merokok?
Ada 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu Berhenti Seketika, Menunda, dan
Mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk
melaksanakan cara tersebut:
Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat,
mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek
ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif.
Menunda
Perokok dapat menunda mengisap rokok pertama 2 jam setiap hari

sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut. Sebagai contoh :


Seorang Perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi,
maka pada:
Hari 1 : pukul 09.00
Hari 2 : pukul 11.00
Hari 3 : pukul 13.00
Hari 4 : pukul 15.00
Hari 5 : pukul 17.00
Hari 6 : pukul 19.00
Hari 7 : pukul 21.00
Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur
dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke 7 atau yang
ditetapkan. Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan
28 batang rokok maka asi perokok dapat merencanakan pengurangan
jumlah rokok selama 7 hari dengan jumlah pengurangan sebanyak 4
batang perhari. Sebagai contoh:
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
Cegah Penyakit dengan Berhenti Merokok?
Kisah Perokok yang terkena stroke dan kanker paru-paru.
Contoh kasus:
1. Pak Sukro berusia 45 tahun, pensiunan TNI menderita stroke sejak 2
tahun terakhir sebagai akibat perilakunya menjadi perokok berat. Beliau
mulai merokok sejak usia 15 tahun. Saat ini Pak Sukro sudah tidak dapat
lagi berbicara dengan jelas, berdiri dengan tegak dan berjalan dengan
sempurna sehingga tidak dapat menikmati masa tuanya dengan
kekayaan yang telah dikumpulkannya semasa produktif dulunya.
Sebagian besar hartanya telah terkuras dalam proses pengobatan atau
perawatan penyakit yang di deritanya.
2. Pak Purnama berusia 54 tahun, divonis oleh dokter menderita kanker
paru-paru dan dirawat selama 2 bulan di rumah sakit. Dia berpesan
kepada sanak saudaranya dan handai taulannya untuk tidak mengikuti
pola hidupnya sebagai perokok yang dapat mengakibatkan berbagai
penyakit seperti kanker paru yang sakit luar biasa dirasakannya...
Community Health Analysis(CHA)
No

Pernyataan

Alternatif Jawaban
Tahu/
Tidak Tahu/
setuju
tidak setuju

Mengetahui tentang bahaya merokok

Dapat membedakan perokok pasif dan aktif

3 Apakah anda tahu bahaya perokok pasif sama


beresikonya dalam kesehatan seperti orang yang
merokok
4 Apakah anda setuju dengan adanya anggota keluarga
yang merokok
5 Apakah anda setuju dengan adanya kawasan bebas
rokok
6 Apakah anda setuju dengan adanya peraturan pemerintah
tentang larangan merokok di tempat umum
7

Mengetahui kandungan rokok

Pernahkah ibu/anggota keluarga menyarankan kepada


anggota keluarga yang merokok untuk berhenti
merokok?
Apa yang anda lakukan jika anda sedang merokok dalam
rumah ada anggota keluarga yang menegur anda

9
10

Mengetahui kenapa harus berhenti merokok

11

Mengetahui tentang cara untuk berhenti merokok

12

Sudah berupaya untuk berhenti merokok

TOTAL`

Ketercapaian :
1-4

:belum tercapai

5-8

:Sedang

9-12

:tercapai

Indicator

:12 point

1. Masyarakat mengetahui tentangpengertian rokok, kandungan rokok, bahaya rokok


terhadap kesehatan, upaya untuk mencegah
2. Mengedukasi ulang masyarakat tentang pencegahan dan cara penanganan
sederhana terhadap ispa dan materi penyuluhan sebelumnya (pengenalan
ispa,factor resiko)
3. Mencek kesehatan masyarakat sesuai dengan skil/keterampilan yang sudah
diberikan (Pemeriksaan Tekanan darah,nadi,gula darah, kolestrol,asam urat)
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
6. Untuk warga yang merokok selalu di awasi perkembangan nya sesuai dengan tabel
yang ada di hal lampiran

SKILL LAB
Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) dapat diketahui dengan rumus:
IMT = Berat badan (Kg)
Tinggi badan (m)2
Kategori

Rentang IMT

Severely underweight

< 16

Underweight

16 18,5

Normal

18,5 25

Overweight

25 30

Obese class I

30 35

Obese class II

35 40

Obese class III

> 40

MATERI 4 :PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENYAKIT ISPA
Pencegahan ISPA
Infeksi saluran pernafasan bagian atas sangat sering terjadi pada anak, dan apabila tidak
diberikan perawatan yang baik, maka infeksi ini akan menyebar ke saluran pernafasan bagian

bawah, terutama menyerang paru-paru dan menimbulkan radang paru (penumonia) (Biddulph
dan Stace, 1999). Menurut Depkes RI (2002), cara pencegahan agar balita tidak terkena
penyakit pneumonia adalah sebagai berikut:
1. Kondisi lingkungan yang bersih dan sehat
Infeksi saluran nafas akut menyebar melalui batuk dan air liur, oleh karena itu anak-anak
sebaiknya tidak dibiarkan bersama dengan orang yang sedang menderita batuk pilek
(Biddulph dan Stace, 1999). Selain itu keadaan rumah juga sangat mempengaruhi kajiadan
ISPA. Keadaan ventilasi rumah sangat berkaitan dnegan kejadian ISPA. Fungsi ventilasi
adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, sehingga keseimbangan
oksigen yang diperlukan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi menyebabkan kurangnya oksigen
dan meningkatnya kadar karbondioksida di dalam rumah yang bersifat racun bagi
penghuninya, karena akan menghambat afinitas oksigen terhadap hemoglobin darah. Selain
itu ventilasi yang buruk menyebabkan aliran udara tidak lancar, sehingga bakteri patogen
sulit untuk keluar karena tidak ada aliran udara yang cukup untuk membawa bakteri keluar
rumah. Selain itu resiko ISPA juga akan meningkat bila di rumah ada sumber pencemaran
udara misalnya ada orang dewasa yang merokok atau keluarga memasak menggunakan asap,
karena asap rokok dan debu dapat menyebabakan iritasi mukosa saluran pernafasan
sehingga merusak sistem mekanisme pertahanan di saluran pernafasan, akibatnya bakteri
mudah masuk ke dalam saluran nafas dan anak akan mudah terkena ISPA berulang
(Achmadi, 1993 dalam Handayani, 1996).
Paparan asap rokok pada anak dapat menimbulkan gangguan pernafasan terutama
memperberat timbulnya infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan fungsi paru-paru.
Asap dari pembakaran sampah juga dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA (Riyadina,
1995). Pembakaran minyak tanah, kayu bakar dan asap kendaraan bermotor disamping akan
menghasilkan zat pollutan dalam bentuk debu (partikel) juga menghasilkan zat pencemar
kimia berupa karbondioksida, karbonmonoksida, oksida sulfur, oksida nitrogen dan
hydrocarbon yang berbahaya bagi kesehatan karena zat-zat tersebut menyebabkan reaksi
peradangan pada saluran pernafasan dan bisa menyebabkan produksi lender meningkat yang
dapat menurunkan mekanisme pertahanan di saluran pernafasan.
2. Immunisasi lengkap
Salah satu upaya yang dapat menurunkan resiko terkena ISPA pada balita adalah
dengan pemberian immunisasi lengkap. Immunisasi adalah upaya pemberian antigen

yang bertujuan untuk mengaktivasi kekebalan di dalam tubuh anak atau bayi sehingga
terhindar dari penyakit atau penyakit berat yang mungkin timbul (Depkes RI, 2000
dalam Supartini, 2004). Pemberian immunisasi merupakan strategi spesifik untuk dapat
mengurangi angka kejadian ISPA (Depkes RI, 1997) dan menurut Trapsilowati (1999),
pemberian immunisasi campak yang efektif dapat mencegah 11 % kematian balita
akibat pneumonia dan dengan immunisasi DPT 6 % kematian akibat pneumonia dapat
dicegah.
3. Pemberian ASI
ASI merupakan sumber kalori dan protein yang sangat penting bagi anak
khususnya anak dibawah usia 1 tahun serta melindungi bayi terhadap infeksi karena ASI
mengandung antibodi yang penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Bayi yang
diberi susu botol atau susu formula rata-rata mengalami dua kali lebih banyak serangan
pneumonia dibanding bayi yang mendapatkan ASI (Depkes RI dan Unicef, 1999).
Penelitian di Kanada membuktikan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi saluran
nafas dalam 6 bulan pertama kehidupan. Nilai gizi ASI yang lebih tinggi dan adanya
antibodi, sel-sel leukosit serta enzim dan hormone melindungi bayi terhadap berbagai
infeksi.
Perawatan ISPA di Rumah
Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai peranan besar dalam
merawat anaknya. Perawatan dirumah sangat penting untuk mendukung kesembuhan anak yang
sedang menderita ISPA dan mencegah terjadinya kekambuhan. Berikut ini adalah petunjuk
perawatan dirumah pada anak ISPA menurut Depkes RI (1993):
1. Pemberian Nutrisi
a. Pemberian nutrisi selama sakit
Untuk anak yang berumur 4-6 bulan atau lebih, berilah makanan gizi
seimbang. Anak harus mendapatkan semua sumber zat gizi yaitu karbohidrat, protein,
mineral, vitamin dan serat dalam jumlah yang cukup. Ketika anak sedang sakit atau
dalam masa penyembuhan, kebutuhan gizi anak meningkat, tetapi nafsu makan anak
menurun. Oleh karena itu berilah makanan dalam jumlah sedikit demi sedikit
dalamwaktu yang sering. Hal ini penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak
dan mencegah malnutrisi. Pada bayi dengan usia kurang dari 4 bulan, berikanlah ASI

lebih sering ketika anak sakit.


b. Pemberian nutrisi setelah sakit
Pada umumnya anak yang sedang sakit hanya bisa makan sedikit, karena nafsu
makan anak sedang turun akibat aktivitas enzim kahektin yang merupakan respon
lanjut dari reaksi peradangan. Oleh karena itu setelelah sembuh usahakan memberikan
makanan ekstra setiap hari selama seminggu atau sampai berat badan anak mencapai
normal, untuk mengejar ketertinggalan anak dan mencegah terjadinya malnutrisi,
karena malnutrisi akan mempermudah dan memperberat infeksi sekunder lainnya.
2. Pemberian Cairan
Anak dengan infeksi saluran pernafasan dapat kehilangan cairan lebih banyak dari biasanya
terutama bila demam. Pemberian cairan harus lebih banyak dari biasanya. Bila anak belum
menerima makanan tambahan maka anak harus diberi ASI sesering mungkin.
3. Melegakan tenggorokan dan meredakan batuk dengan ramuan yang aman dan sederhana
(tradisional)
4. Perawatan selama demam
Demam sangat umum terjadi pada anak dengan infeksi pernafasan. Perawatan demam yang
bisa dilakukan dirumah sesuai dengan panduan Depkes RI meliputi memberi cairan yang
lebih banyak, dan anak diberi pakaian yang tipis untuk meningkatkan transfer panas ke
lingkungan. Selain itu anak juga tidak perlu dibungkus selimut tebal atau pakaian yang
berlapis karena justru akan menyebabkan anak menjadi tidak nyaman dan menghalangi
transfer panas ke lingkungan. Jika anak demam berilah minum yang banyak. Peningkatan
suhu tubuh sebesar 1 C akan meningkatkan kebutuhan cairan sebanyak 10-12 %. Selain itu
upaya penurunan panas menggunakan kompres juga penting dan pemberian antipiretik akan
membantu menurunkan suhu tubuh. Perawatan demam merupakan hal yang sangat penting
utnuk mencegah komplikasi lanjut yaitu terjadinya kejang dan bila suhu tubuh terlalu tinggi
lebih dari 41 C akan berbahaya bagi tubuh karena akan menyebabkan kerusakan otak
permanen (Ganong, 1995).
5. Observasi terhadap tanda-tanda pneumonia
Pengetahuan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pneumonia merupakan hal yang sangat
penting. Hal ini dikarenakan pneumonia merupakan salah satu komplikasi ISPA yang paling
membahayakan. Oleh karena itu keluarga harus mengetahui tentang tanda bahaya
pneumonia dan segera membawa anak ke pusat kesehatan terdekat. Berikut ini merupakan
tanda pneumonia yaitu :

o Nafas menjadi sesak


o Nafas menjadi cepat
o Anak tidak mau minum
o Sakit anak bertambah parah

Community Health Analysis(CHA)


NO

Pernyataan

Saya selalu menutup mulut saya dengan sapu tangan atau


tisu ketika saya batuk

Saya memastikan anak saya tidak sering jajan chiki, es


krim, permen, dan lain-lain yang membuat batuk

Jawaban
Tahu

Tidak Tahu

Saya menyediakan menu makanan yang mengandung


karbohidrat (nasi, kentang, singkong, dll), protein (ikan,
ayam, telur, dll), vitamin (sayur, buah)

Saya memberikan ASI selama 2 tahun

Saya rutin membawa anak saya ke posyandu untuk di


timbang

Saya rutin membawa anak saya ke posyandu untuk di


imunisasi sesuai dengan jadwal pemberian

Saya memberikan obat batuk ketika anak saya sedang


batuk pilek
Saya memberikan ramuan jeruk nipis dan kecap 1 sdt
ketika anak saya/keluarga sedang batuk
Saya tidak membawa anak saya ke pelayanankesehatan
(Rumah sakit, Puskesmas, Posyandu, LKC) ketika anak
saya sakit lebih dari 5 hari
Saya menyuruh anak saya banyak beristirahat ketika anak
saya sedang sakit
Saya menyuruh anak saya banyak minum air putih ketika
anak saya sedang sakit
Saya selalu memperhatikan kebersihan anak saya (mandi
setiap hari, cuci tangan setiap mau makan
Balita saya sudah mendapatkan imunisasi lengkap

8
9
10
11
12
13

TOTAL`

:13 point

Ketercapaian :
1-4

:belum tercapai

5-8

:Sedang

9-13

:tercapai

Indicator

1. Masyarakat mengetahui tentang pencegahan dan cara penanganan sederhana


terhadap ispa
2. Mengedukasi ulang masyarakat tentang pencegahan dan cara penanganan
sederhana terhadap ispa dan materi penyuluhan sebelumnya (pengenalan
ispa,factor resiko, rokok)

3. Mencek kesehatan masyarakat sesuai dengan skil/keterampilan yang sudah


diberikan (Pemeriksaan Tekanan darah,nadi,gula darah, kolestrol,asam urat)
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
6. Untuk warga yang merokok selalu di awasi perkembangan nya sesuai dengan tabel
yang ada di hal lampiran

SKILL LAB

Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.

Tutup hidung dan mulutAnda


Bersihkan tangan

Segera buang tisu yang sudah dipakai

MATERI 1 :KESELAMATAN KERJA


Community Health Analysis(CHA)
SKILL LAB

LAMPIRAN
Tabel 1.1 Perkembangan Kesehatan Warga
RT :1/2/3/4/.
Pemeriksaan
No

Tanggal

Nama

Tekanan
darah

Nadi

Gula
darah

Kolesterol

IMT

Tabel 1.2 Perkembangan Warga Merokok


No

Kunjungan

Nama

RT

Keterangan :
1. : Rokok Yang dihabiskan dalam Sehari
2. :Merokok diluar rumah/di dalam rumah
3. :Upaya berhenti merokok (Seketika,Menunda,Mengurangi)

Tabel 1.3 Pencapaian tingkat Pengetahuan masyarakat (CHA)


Ketercapaian (orang)
No

Materi

RT

Tercapai

Sedang

Belum
Tercapai

Anda mungkin juga menyukai