GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
KATA PENGANTAR
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
I.PENDAHULUAN ..............................................................................................1
II. MATERI ...........................................................................................................2
2.1 MATERI 1 :........................................................................................2
2.2 MATERI 2:.........................................................................................
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
PENDAHULUAN
ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian dari atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli saluran bawah, termasuk jaringan adreksya
seperti sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI, 2002).
Pengertian lain dari ISPA adalah sebagai berikut menurut Nelson, 1999. ISPA adalah
infeksi yang terutama mengenai struktur saluran diatas Laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant berurutan. Infeksi Saluran Pernafasan
Akut atau ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan yang berlangsung dalam jangka waktu sampai
dengan 14 hari. Yang dimaksud saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai alveoli
beserta organ-organ adreksanya, misalnya sinus, ruang telinga tengah, pleura (Ismail Djauhar,
1996).
ISPA di Indonesia merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. ( Yamin dkk,
2007 )
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 1 :PENGENALAN PENYAKIT ISPA
A. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan Akut, disebut juga dengan
istilah Acute Respiratory Infectious (ARI), yang diperkenalkan pada tahun 1984. ISPA terdiri dari
tiga unsur, yaitu: Infeksi, Saluran pernafasan dan Infeksi akut. Yang dimaksud dengan Infeksi
ialah masuknya Mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ Adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Sedangkan Infeksi akut adalah
infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan
proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, proses ini
dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (Depkes, 2009).
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
1. ISPA Ringan, dengan gejala yaitu:
o
Batuk
Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suaranya, misalnya pada
waktu berbicara atau menangis
2. ISPA Sedang yaitu jika dijumpai gejala-gejala seperti ISPA ringan dan disertai dengan gejala:
o Pernafasan lebih dari 50x/menit (anak umur kurang dari 1 tahun) dan lebih dari
40x/menit (anak umur lebih dari 1 tahun)
o
Pernafasan berbunyi
3. ISPA Berat yaitu jika seorang anak dijumpai gejala-gejala seperti ISPA ringan atau sedang
ditambah dengan gejala sebagai berikut:
o
Pernafasan cuping hidung (lubang hidung kembang kempis dengan cukup lebar saat
bernapas)
Nadi cepat dan lemah > 160x/menit (anak umur < 1 tahun)
1. Nasopharingitis Akut : gejala meliputi panas, pilek, hidung tersumbat, iritasi pada
tenggorokan
2. Pharingitis Acut : gejalanya yang menonjol adalah nyeri tenggorokan dan sakit menelan
yang mungkin didahului oleh pilek atau gejala influenza lainnya.
3. Rhinitis : Ingus kental umumnya menunjukkan telah ada infeksi sekunder oleh bakteri.
Rinitis alergi maupun rhinitis vasomotor mudah dibedakan dari rhinitis infeksi karena
ingus yang putih dan encer yang hanya keluar saat serangan saja.
4. Laryringitis suara serak, demam, batuk, iritasi di tenggorok, tenggorokan terasa buntu.
DESA BINAAN HIMA PSPD 6
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
5. Tonsilitis Akut : demam, adanya pembesaran tonsil, kadang disertai sakit menelan.
6. Otitis Media Akut : demam, penurunan daya dengar, sakit telinga, cairan ourulen di
liang telinga.
D. Penularan ISPA
ISPA adalah salah satu penyakit yang tergolong pada air borne disease (penularan
penyakit melalui udara) yang terjadi tanpa adanya kontak dengan penderita maupun benda yang
terkontaminasi. Penularan penyakit ISPA terjadi dalam bentuk droplet nuklei (Partikel yang
sangat kecil sebagai hasil dari batuk atau bersin dan dapat tinggal dalam udara bebas untuk waktu
yang cukup lama dan dihisap langsung pada saat bernapas) maupun dalam bentuk dust (Partikel
dengan berbagai ukuran sebagai hasil resuspensi partikel yang terletak dilantai,tempat tidur dan
tempat lainnya dan tertiup angin bersama debu) (Noor, 2006)
E. Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit ISPA
Bentuk penanggulangan dan pencegahan dilaksanakan dengan cara pengelolaan kasus,
imunisasi, perbaikan kesehatan lingkungan, dan penyuluhan kepada masyarakat. Sedangkan
pencegahan diarahkan kepada faktor yang dapat mengurangi kesakitan ISPA antara lain :
imunisasi DPT, perbaikan gizi keluarga, peningkatan kesehatan ibu dan bayi berat lahir rendah
(BBLR), perbaikan kualitas lingkungan di dalam maupun di luar rumah.(Depkes,2002)
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Community Health Analysis(CHA)
No
Pernyataan
1.
Alternatif
Jawaban
Tahu
Tidak
1
Tahu
0
:belum tercapai
4-6
:Sedang
7-9
:tercapai
Indikator :
1. Masyarakat mengetahui dan memahami Pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, penularan, dan cara sederhana untuk mencegahnya
2. Kader melakukan edukasi kepada masyarakat tentang Pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penularan, dan cara sederhana untuk
mencegahnya secara ringan dengan bahasa yang mudah di pahami
masyarakat
3. Kader melakukan pemeriksaan kepada masyarakat sesuai dengan skill
yang sudah didapatkan
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Memberikan brosur dan menjelaskan dengan ringan tentang isi brosur
6. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
DESA BINAAN HIMA PSPD 8
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
SKILL LAB (Px.TD,Suhu,RR,nadi)
Pemeriksaan Tekanan Darah
Langkah- langkah untuk melakukan pengukuran tekanan darah:
a. Mempersiapkan alat pemeriksaan
b. Melakukan informed consent terhadap pasien
c. Menyesuaikan posisi badan pasien; dapat berbaring ataupun duduk
d. Lengan dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan tekanan ataupun ikatan oleh karena
pakaian
e. Pasangkanlah manset sphygmomanometer sehingga melingkari lengan, kira-kira 2,5
hingga 5 cm di atas siku
f. Tanyakan kepada pasien berapa ukuran tekanan darah yang sebelumnya
g. Mendapatkan atau memperkirakan lokasi arteri brachialis
h. Ambil stetoskop, letakkan diafragma stetoskop pada lokasi arteri brachialis
i. Pompa sphygmomanometer
j. Kemudian secara perlahan turunkan pompaan dengan kecepatan penurunan sekitar 2
hingga 3 mmHg perdetik. Sambil memperhatikan angka yang ada pada
sphygmomanometer, dengarkan dengan seksama bunyi denyutan pada stetoskop. Bunyi
denyutan yang muncul pertama kali merupakan tekanan sistolik dan bunyi denyutan yang
muncul terakhir kali merupakan tekanan diastolic
k. Contoh; bunyi denyutan yang pertama terjadi pada angka 170 dan bunyi denyutan yang
terakhir terjadi pada angka 90, maka tekanan sistoliknya adalah 170 mmHg dan tekanan
diastoliknya adalah 90 mmHg (170/90 mmHg)
l. Merapihkan kembali alat pemeriksaan
m. Memberitahukan hasil pengukuran tekanan darah terhadap pasien
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
CATATAN KLINIS!
a. Pengukuran tekanan darah sebaiknya tidak dilakukan ketika pasien baru saja selesai
beraktivitas berat atau berolahraga. Mengapa? Karena aktivitas berat atau olahraga akan
membuat jantung berdetak lebih cepat, sehingga tekanan darah akan mengalami peningkatan
b. Tekanan sistolik normal berkisar antara rentang 90 hingga 140 mmHg
c. Tekanan diastolik normal berkisar antara rentang 60 hingga 90 mmHg
d. Dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik di atas 140 mmHg atau tekanan diastolik di
atas 90 mmHg
e. Dikatakan hipotensi apabila tekanan sistolik di bawah 90 mmHg atau tekanan diastolik di
bawah 60 mmHg
f. Hipotensi biasanya disertai dengan gejala- gejala sebagai berikut; pusing, keringat dingin,
konsentrasi berkurang, badan gemetar, lemas, lesu, pingsan, mual dan muntah
g. Penyebab utama terjadinya hipotensi adalah perdarahan
h. Hipertensi biasanya tidak disertai gejala apapun
i. Hipertensi akan meningkatkan resiko terjadinya infark miokard, gangguan ginjal, dan stroke
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
CATATAN KLINIS!
a. Pengukuran denyut nadi sebaiknya tidak dilakukan ketika pasien baru saja selesai
beraktivitas berat atau berolahraga. Mengapa? Karena aktivitas berat atau olahraga akan
membuat jantung berdetak lebih cepat
b. Denyut nadi terjadi bersamaan dengan kontraksi ventrikel jantung
c. Frekuensi denyut nadi normal pada orang dewasa berkisar antara rentang 60 hingga 100
kali denyutan permenit
d. Selain di arteri radialis, pemeriksaan denyut nadi juga dapat dilakukan di arteri karotis
(leher)
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 2 :FAKTOR RESIKO ISPA
Faktor risiko terjadinya ISPA adalah terdapatnya bakteri-bakteri penyebab ISPA dimanamana dan menyerang manusia terutama anak yang sangat rentan. Faktor genetik dalam keadaan
umum seperti keadaan kesehatan, sosial, dan kondisi lingkungan, sehingga faktor ini bergantung
pada orang tua yang menurunkan ketahanan tubuhnya terhadap anak, selain itu dibutuhkan
penegetahuan orang tua untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Faktor lainnya adalah makanan
yang tidak mencukupi, perumahan yang buruk, dan kepadatan penduduk berkontribusi dalam
berkurangnya ketahanan tubuh (WHO, 2008).Menurut Kemenkes RI (2012) dan Depkes (2004)
faktor risiko terjadinya ISPA secara umum yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta
faktor perilaku, yakni;
Faktor individu anak
Faktor individu anak atau faktor keadaan anak dimana anak yang mudah sekali terkena
penyakit ISPA. Umur anak, status kondisi anak saat lahir, status kekebalan tubuh anak, status gizi
anak, dan status kelengkapan imunisasi anak merupakan faktor anak itu mudah sekali terkena
penyakit ISPA.
1) Umur anak
Insiden penyakit pernapasan oleh virus melonjak pada bayi dan usia dini pada anak-anak.
ISPA pada umumnya infeksi pertama yang menyerang bayi dan balita selain itu
kekebalan tubuh yang dialami oleh bayi dan balita belum terbentuk sempurna. Usia anak
dengan usia kurang dari 6 tahun belum memiliki imunitas yang sempurna sehingga
sangat mudah terserang menyakit infeksi (Meadow & Simon, 2005).
2) Berat badan lahir
Bayi dengan BBLR sering mengalami penyakit gangguan pernafasan, hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna dan otot pernafasan
yang masih lemah. Hal ini dikarenakan pembentukan zat antibodi kurang sempurna
sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi, terutama pneumonia dan sakit saluran
pernapasan lainnya (Meadow & Simon, 2005).
3) Status gizi
Gizi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi proses perubahan zat makanan yang
masuk kedalam tubuh dan dapat mempertahankan suatu kehidupan (Soenardi, 2006).
Macam-macam zat gizi atau zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia antara
lain; a) karbohidrat, b) protein, c) lemak, d) vitamin, e) mineral, f) air (Suhardjo, 2010).
Penyimpangan dari kebutuhan gizi dapat menjadi suatu faktor risiko penyakit maupun
penyakit yang degenerative sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh adala gizi yang
seimbang yaitu gizi yang terpenuhi namun tidak kurang atau pun tidak lebih melainkan
cukup. Gizi yang kurang akan mempengaruhi kesehatan anak karena dengan adanya gizi
kurang anak akan mudah rentan terhadap suatu penyakit terutama penyakit infeksi. Gizi
DESA BINAAN HIMA PSPD 12
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
yang cukup dapat mempertahankan imunitas anak sebagai perlawanan dari suatu penyakit
(PERSAGI, 2009). Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA
dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang.
Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan
mengakibatkan kekurangan gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang
ISPA berat bahkan serangannya lebih lama (Depkes, 2004).
4) Imunisasi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan (imunitas) pada
bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit tertentu (Depkes. 2004). Indonesia
memiliki jenis imunisasi yang di wajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar) yakni
imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan campak. Imunisasi dasar ini diberikan pada
anak sesuai dengan usianya. Anak yang telah mendapatkan imunisasi lengkap tubuhnya
akan bertambah kekebalan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit-penyakit
tertentu yang sering dialami oleh anak-anak (Hidayat,2009).
Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga, keterbatasan
tempat penukaran udara bersih (ventilasi), kelembaban, kebersihan , musim, temperature
ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk
mencegah penyebaran (misalnya, vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas
ruang isolasi) ISPA mudah sekali tersebar, maka lingkungan yang seperti ini merupakan faktor
terjangkitnya penyakit ISPA (WHO,2007).
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
(SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida
(CO2). Asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS) merupakan gas beracun
yang dikeluarkan dari pembakaran produk tembakau yang biasanya mengandung
polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs) yang berbahaya bagi kesehatan manusia
(Kemenkes RI, 2011).
Pemakaian Obat Nyamuk
Asap yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk dapat menyebabkan polusi
udara yang berasal dari dalam rumah (indoor). Upaya kesehatan yang dapat
dilakukan yaitu rumah dibersihkan dari debu setiap hari dengan kain pel basah
atau alat penyedot debu (electro precipitator) pada ventilasi rumah dan
dibersihkan secara berkala, menanam tanaman di sekeliling rumah untuk
mengurangi masuknya debu kedalam rumah. (Kemenkes RI, 2011).
2) Ventilasi rumah
Ventilasi adalah proses memasukkan dan menyebarkan udara dari dalam ke luar atau
udara dari luar yang telah diolah sebagai daur ke dalam ruangan. Ventilasi udara yang
dibuat serta pencahayaan di dalam rumah sangat diperlukan karena akan mengurangi
polusi asap yang ada di dalam rumah sehingga dapat mencegah seseorang menghirup
asap tersebut yang lama kelamaan bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Luas
penghawaan atau ventilasi rumah yang permanen minimal 10% dari luas lantai (Depkes,
2004; WHO, 2007).
3) Kepadatan hunian rumah
Kepadatan penghuni menimbulkan perubahan suhu ruangan yang kalor dalam tubuh
keluar disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan meningkatkan kelembaban
akibat uap air dari pernapasan tersebut. Semakin banyak jumlah penghuni ruangan tidur
atau dengan penghuni lebih dari 2 orang dalam ruang tidur maka semakin cepat udara
ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri, selain itu juga memperhambat proses
penukaran gas udara bersih yang dapat menyebabkan penyakit ISPA (Sukandarrumidi,
2010).
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
No
Pernyataan
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
TOTAL`
Alternatif Jawaban
Tahu
Tidak Tahu
:15 point
Ketercapaian :
1-5
:belum tercapai
5-10
:Sedang
11-15
:tercapai
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
OBSERVASI KEADAAN RUMAH JAYA
Uraian
Jenis dinding
a. Kamar tidur
b.Ruang
keluarga
Jenis lantai
a. Kamar tidur
b. Ruang
keluarga
Ventilasi
1. Memenuhi syarat
0. Tidak memenuhi
syarat
diplester/
Tembok
yang tidak
kayu/bambu/triplek/pa
diplester/
kayu/bambu/triplek/pa
pan
Tanah
Tanah
ADA
Tidak ADA
Bersih
Jawaban
o Banyak lalat
o Banyak debu
Kebersihan
o Sampah
rumah
bertebaran
o Lain-lain
gas, listrik
paling sering
digunakan untuk
memasak
TOTAL`
:7 point
Ketercapaian :
1-2
:belum tercapai
3-4
:Sedang
5-7
:tercapai
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Indicator
1. Masyarakat mengetahui tentang factor resiko terhadap ispa
2. Mengedukasi ulang masyarakat tentang factor resiko ispa dan materi penyuluhan
sebelumnya
3. Mencek kesehatan masyarakat sesuai dengan skil/keterampilan yang sudah
diberikan (Pemeriksaan Tekanan darah,nadi,gula darah, kolestrol,asam urat)
4. Mencatat perkembangan kesehatan masyarakat
5. Mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga kesehatannya dan rutin
memeriksakan kesehatan ke unit pelayanan kesehatan terdekat
6. Untuk warga yang merokok menjadi prioritas untuk selalu diedukasi dan diajak
untuk berhenti merokok dan menanyakan hal-hal berikut :
a. Dimanakah tempat untuk merokok?(dalam rumah atau diluar rumah)
b. Dalam sehari dapat menghabiskan berapa banyak linting rokok?
c. Apakah mengetahui tentang bahaya rokok?
d. Sudah pernah untuk mencoba berhenti merokok
e. Mengajak untuk mencoba berhenti merokok
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Skill Lab
Pemeriksaan Glukosa Darah, Kolesterol, Asam Urat
Langkah- langkah untuk melakukan pengukuran kadar glukosa darah :
a. Mempersiapkan alat pemeriksaan
b. Melakukan informed consent terhadap pasien
c. Menyiapkan glucometer berserta glucostrip-nya serta chip untuk Gula darah. Selain itu,
ambilah secuil kapas lalu basahi dengan alcohol
d. Melakukan swab dengan kapas alkohol pada salah satu ujung jari pasien
e. Tusukkan jarum/lancet steril pada ujung jari tersebut
f. Tempelkan setetes darah pasien pada glucostrip. Lalu, luka pada ujung jari
ditekan/dilindungi oleh kapas alkohol
g. Tunggu 10 hingga 30 detik hingga hasilnya keluar
h. Membuang jarum/lancet dan glucostrip yang sudah dipakai ke tempat sampah medis
i. Merapihkan kembali alat pemeriksaan
j. Memberitahukan hasil pengukuran kadar glukosa darah terhadap pasien
k. Lakukan point a-j untuk memeriksa kolestrol dengan menganti chip untuk kolesterol
l. Lakukan point a-j untuk memeriksa asam urat dengan menganti chip untuk asam urat
CATATAN KLINIS!
a. Secara umum, pemeriksaan glukosa darah dibagi menjadi dua, yakni; glukosa darah
puasa (GDP) dan glukosa darah sewaktu (GDS)
b. Pemeriksaan GDP baru bisa dilakukan apabila pasien berpuasa (tidak makan dan minum,
kecuali air putih) selama 8 jam. Sedangkan pemeriksaan GDS dilakukan ketika pasien
sedang tidak berpuasa
c. Pemeriksaan GDP jauh lebih akurat dalam menentukan kadar glukosa darah daripada
pemeriksaan GDS, karena GDS dapat memberikan hasil yang rancu. Contoh; Seorang ibu
dilakukan pemeriksaan GDS, ternyata si ibu baru saja memakan nasi dengan porsi yang
banyak sekali. Tentu, dari hasil pemeriksaan akan menunjukkan kadar glukosa darah yang
tinggi
d. Sedangkan GDP akan memberikan hasil glukosa darah yang lebih akurat dan netral,
karena setiap pasien diwajibkan untuk berpuasa selama 8 jam
e. Disebut kadar glukosa darah normal apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di
bawah 100 mg/dL (GDP) atau di bawah 200 mg/dL (GDS)
f. Disebut kadar glukosa darah rendah apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di
bawah 60 mg/dL . Disebut kadar glukosa darah terganggu (impaired glucose tolerance )
apabila hasil pemeriksaan GDP menunjukkan angka 101 hingga 125 mg/dL. Kondisi ini
merupakan borderline antara kadar glukosa darah normal dengan diabetes
g. Disebut diabetes apabila hasil pemeriksaan menunjukkan angka di atas 125 mg/dL (GDP)
atau di atas 200 mg/dL (GDS)
h. Untuk kadar Kolesterol normal <200 mg/dl
i. Kadar asam urat normal
Laki-laki
:3,4-7,0 mg/dl
Perempuan :2,4-6,0 mg/dl
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
MATERI 3 :BAHAYA ROKOK DAN UPAYA
PENGURANGAN KONSUMSI ROKOK
1. PENGERTIAN ROKOK
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun remaja, oleh karena itu
diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. KANDUNGAN ROKOK
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Dengan ini
setiap sedotan itu menyerupai satu sedotan maut. Di antara kandungan asap rokok
terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di
dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun
serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang
digunakan di kamar gas maut bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan
banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon
monoksida.
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari
badan.
3. JENIS-JENIS ROKOK
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan
atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan
rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.:
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.
4. TIPE PEROKOK
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi
rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah
bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang
waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah
bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan
selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe
ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang
sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada
perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan
tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya
dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok
bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila
rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
5. BAHAYA ROKOK
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa
lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung
bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar
perokok yang bukan perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200
diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok
berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya
terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong
miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering
dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya
dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga
uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang
mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh
tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila
pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang
lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5.
Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok
untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu
terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada
yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang
dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena
penyakit kanker.
6.
Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat
dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan
dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan
memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
6. UPAYA PENCEGAHAN
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok
penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan
motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan
membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang
datang dari teman, mediamassa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
DESA BINAAN HIMA PSPD 23
GERAKAN PENURUNAN
ISPA DESA ABUMBUN
JAYA
Suatu program kampanye anti
contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata
program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti
merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusidiskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesanpesan yang disampaikan meliputi:
Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru,
karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat
keputusan sendiri.
Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya
kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu
merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek
maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri
tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
Pernyataan
Alternatif Jawaban
Tahu/
Tidak Tahu/
setuju
tidak setuju
9
10
11
12
TOTAL`
Ketercapaian :
1-4
:belum tercapai
5-8
:Sedang
9-12
:tercapai
Indicator
:12 point
SKILL LAB
Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) dapat diketahui dengan rumus:
IMT = Berat badan (Kg)
Tinggi badan (m)2
Kategori
Rentang IMT
Severely underweight
< 16
Underweight
16 18,5
Normal
18,5 25
Overweight
25 30
Obese class I
30 35
Obese class II
35 40
> 40
bawah, terutama menyerang paru-paru dan menimbulkan radang paru (penumonia) (Biddulph
dan Stace, 1999). Menurut Depkes RI (2002), cara pencegahan agar balita tidak terkena
penyakit pneumonia adalah sebagai berikut:
1. Kondisi lingkungan yang bersih dan sehat
Infeksi saluran nafas akut menyebar melalui batuk dan air liur, oleh karena itu anak-anak
sebaiknya tidak dibiarkan bersama dengan orang yang sedang menderita batuk pilek
(Biddulph dan Stace, 1999). Selain itu keadaan rumah juga sangat mempengaruhi kajiadan
ISPA. Keadaan ventilasi rumah sangat berkaitan dnegan kejadian ISPA. Fungsi ventilasi
adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar, sehingga keseimbangan
oksigen yang diperlukan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi menyebabkan kurangnya oksigen
dan meningkatnya kadar karbondioksida di dalam rumah yang bersifat racun bagi
penghuninya, karena akan menghambat afinitas oksigen terhadap hemoglobin darah. Selain
itu ventilasi yang buruk menyebabkan aliran udara tidak lancar, sehingga bakteri patogen
sulit untuk keluar karena tidak ada aliran udara yang cukup untuk membawa bakteri keluar
rumah. Selain itu resiko ISPA juga akan meningkat bila di rumah ada sumber pencemaran
udara misalnya ada orang dewasa yang merokok atau keluarga memasak menggunakan asap,
karena asap rokok dan debu dapat menyebabakan iritasi mukosa saluran pernafasan
sehingga merusak sistem mekanisme pertahanan di saluran pernafasan, akibatnya bakteri
mudah masuk ke dalam saluran nafas dan anak akan mudah terkena ISPA berulang
(Achmadi, 1993 dalam Handayani, 1996).
Paparan asap rokok pada anak dapat menimbulkan gangguan pernafasan terutama
memperberat timbulnya infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan fungsi paru-paru.
Asap dari pembakaran sampah juga dapat meningkatkan resiko terjadinya ISPA (Riyadina,
1995). Pembakaran minyak tanah, kayu bakar dan asap kendaraan bermotor disamping akan
menghasilkan zat pollutan dalam bentuk debu (partikel) juga menghasilkan zat pencemar
kimia berupa karbondioksida, karbonmonoksida, oksida sulfur, oksida nitrogen dan
hydrocarbon yang berbahaya bagi kesehatan karena zat-zat tersebut menyebabkan reaksi
peradangan pada saluran pernafasan dan bisa menyebabkan produksi lender meningkat yang
dapat menurunkan mekanisme pertahanan di saluran pernafasan.
2. Immunisasi lengkap
Salah satu upaya yang dapat menurunkan resiko terkena ISPA pada balita adalah
dengan pemberian immunisasi lengkap. Immunisasi adalah upaya pemberian antigen
yang bertujuan untuk mengaktivasi kekebalan di dalam tubuh anak atau bayi sehingga
terhindar dari penyakit atau penyakit berat yang mungkin timbul (Depkes RI, 2000
dalam Supartini, 2004). Pemberian immunisasi merupakan strategi spesifik untuk dapat
mengurangi angka kejadian ISPA (Depkes RI, 1997) dan menurut Trapsilowati (1999),
pemberian immunisasi campak yang efektif dapat mencegah 11 % kematian balita
akibat pneumonia dan dengan immunisasi DPT 6 % kematian akibat pneumonia dapat
dicegah.
3. Pemberian ASI
ASI merupakan sumber kalori dan protein yang sangat penting bagi anak
khususnya anak dibawah usia 1 tahun serta melindungi bayi terhadap infeksi karena ASI
mengandung antibodi yang penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Bayi yang
diberi susu botol atau susu formula rata-rata mengalami dua kali lebih banyak serangan
pneumonia dibanding bayi yang mendapatkan ASI (Depkes RI dan Unicef, 1999).
Penelitian di Kanada membuktikan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi saluran
nafas dalam 6 bulan pertama kehidupan. Nilai gizi ASI yang lebih tinggi dan adanya
antibodi, sel-sel leukosit serta enzim dan hormone melindungi bayi terhadap berbagai
infeksi.
Perawatan ISPA di Rumah
Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai peranan besar dalam
merawat anaknya. Perawatan dirumah sangat penting untuk mendukung kesembuhan anak yang
sedang menderita ISPA dan mencegah terjadinya kekambuhan. Berikut ini adalah petunjuk
perawatan dirumah pada anak ISPA menurut Depkes RI (1993):
1. Pemberian Nutrisi
a. Pemberian nutrisi selama sakit
Untuk anak yang berumur 4-6 bulan atau lebih, berilah makanan gizi
seimbang. Anak harus mendapatkan semua sumber zat gizi yaitu karbohidrat, protein,
mineral, vitamin dan serat dalam jumlah yang cukup. Ketika anak sedang sakit atau
dalam masa penyembuhan, kebutuhan gizi anak meningkat, tetapi nafsu makan anak
menurun. Oleh karena itu berilah makanan dalam jumlah sedikit demi sedikit
dalamwaktu yang sering. Hal ini penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak
dan mencegah malnutrisi. Pada bayi dengan usia kurang dari 4 bulan, berikanlah ASI
Pernyataan
Jawaban
Tahu
Tidak Tahu
8
9
10
11
12
13
TOTAL`
:13 point
Ketercapaian :
1-4
:belum tercapai
5-8
:Sedang
9-13
:tercapai
Indicator
SKILL LAB
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.
LAMPIRAN
Tabel 1.1 Perkembangan Kesehatan Warga
RT :1/2/3/4/.
Pemeriksaan
No
Tanggal
Nama
Tekanan
darah
Nadi
Gula
darah
Kolesterol
IMT
Kunjungan
Nama
RT
Keterangan :
1. : Rokok Yang dihabiskan dalam Sehari
2. :Merokok diluar rumah/di dalam rumah
3. :Upaya berhenti merokok (Seketika,Menunda,Mengurangi)
Materi
RT
Tercapai
Sedang
Belum
Tercapai