Persepsi Asuransi Syariah
Persepsi Asuransi Syariah
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Ikromullah Ramadhan
NIM: 1111046200020
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
Ikromullah Ramadhan
NIM: 1111046200020
Dibawah Bimbingan
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pemahaman Masyarakat Pedesaan Terhadap Asuransi
Syariah (Studi dan Analisis Pada Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang
Kabupaten Cirebon), telah di ujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Mei 2015. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1 (S1) pada
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 29 Mei 2015
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Panitia Ujian :
Ketua
Sekretaris
Penguji II
Lembar Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi syarat sebagai
sarjana ekonomi islam di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber referensi penelitian ini saya cantumkan sesuai dengan ketetntuan
yang berlaku pada sistemasi penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti secara nyata bahwa penelitian ini bukan merupakan
hasil karya saya atau merupakan plagiat karya orang lain, maka saya siap untuk
menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Mei 2015
Ikromullah Ramadhan
Abstrak
Penelitian ini di lakukan oleh Ikromullah Ramadhan dengan nomor NIM
1111046200020 di jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 M/1436
H, dengan jumlah halaman sebanyak cxxiii (73) Halaman dan jumlah lamipran
sebanyak xxxii (32) lembar.
Penelitian ini menjelaskan dan memiliki tujuan untuk menjawab permasalahan
tingkat pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian sosial
ekonomi dengan menggunakan metode kuantitatif untuk mendapatkan data jenis
data ordinal dan nominal (data kualitatif) atau data non parametik dengan
mengguankan metode survei dengan angket serta observasi untuk mengumpulkan
data. Hasilnya akan di paparkan dalam bentuk grafik dan diagram.
Hipotesis penelitian ini menggunakan hipotesis lapangan atau operasional satu
arah yang yaitu tingkat pemahaman masyarakat pedesaan (studi dan analisis pada
Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) terhadap
asuransi syariah masih rendah.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis peneliti
diterima bahwa tingkat pemahaman masyarakat pedesaan (studi dan analisis pada
Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) terhadap
asuransi syariah masih rendah sedangkan faktor pendukungnya adalah pendidikan
sebagai faktor tertinggi dan faktor penghambat adalah faktor sosialisasi yang
rendah dan akses informasi yang kurang. Teori yang digunakan dalam analisis ini
adalah teori solidaritas mekanik Emile Durkhem.
Kata kunci : Pemahaman Masyarakat Pedesaan Terhadap Asuransi Syariah.
Penelitian ini di bimbing oleh Mohamad Mujibur Rohman, M.A Untuk
kelengkapan data dan penunjang isi penelitian, peneliti menggunakan beberapa
sumber referensi baik dari buku-buku, undang-undang, hasil penelitian lain,
jurnal, artikel, hasil seminar dan presentasi belajar. Referensi itu berasal dari
tahun 1992- tahun 2014.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji serta rasa syukur kita apresiasikan hanyalah bagi Allah Azawajala atas segala
rahmatNya, hidayahNya, inayahNya dan ridhaNya serta karuniaNya yang diberikan kepada
penulis dan juga kepada khotimul anbiya yaitu baginda Nabi Muhamad SAW yang telah
sukses menyelesaikan suatu agenda mulia yang diberikan Allah untuk menyempurnakan
akhlak manusia dan yang telah mengeluarkan umatnya kejalan yang Haq dan berhasil
menghilangkan kejahiliahan serta tidak lupa kepada kedua orang tua penulis, keluarga
penulis, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, ketua dan sekretaris program studi Muamalat,
dosen pembimbing skripsi dan akademik penulis, dosendosen mata kuliah, lurah dan warga
Desa Dukupuntang, perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan perpustakaan utama UIN
Jakarta, teman-teman Jurusan Asuransi Syariah 2011, teman-teman organisasi HIMA-CITA,
KMSGD, teman-teman lainnya baik di organisasi maupun tidak serta semua yang telah
membantu mensukseskan penelitian ini sehingga penelitian dengan judul PEMAHAMAN
MASYARAKAT PEDESAAN TERHADAP ASURANSI SYARIAH (studi dan analisis
pada Desa Dukupuntang Kecamtan Dukupuntang Kabupaten Cirebon) berhasil disusun
dengan sebaik-baiknya.
Sangat disadari bahwa penelitian ini sangatlah masih sederhana dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semuanya, amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................
vi
.......................................................................................... 13
KAJIAN
TEORETIS
PEMAHAMAN
MASYARAKAT
III
GAMBARAN
UMUM
MENGENAI
DESA
DUKUPUNTANG
ii
B. Kependudukan ......................................................................................................... 43
C. Karakteristik Responden .......................................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA PEMAHAMAN MASYARAKAT PEDESAAN
TERHADAP ASURNASI SYARIAH
A. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 53
B. Uji Validitas ............................................................................................................. 54
C. Analisis Data Kuisoner ............................................................................................ 56
BAB V PENUTUPPEMAHAMAN MASYARAKAT PEDESAAN TERHADAP
ASURNASI SYARIAH
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
Daftar Tabel
Tabel 02.01 Tebel perbedaan solidaritas mekanik dan organik .................................. 24
Tabel 02.02 Jumlah Perusahaan dan Unit Asuransi dan Reasuransi Syariah di
Indonesia Triwulan II 2014 .............................................................................................. 34
Table 03.01 Jumlah Penduduk Desa Dukupuntang ....................................................... 44
Tabel 03.02 Jumlah Penduduk Desa Dukupuntang Berdasarkan Usia ....................... 44
Tabel 03.03 Tenaga Kerja Penduduk Desa Dukupuntang ............................................ 46
Tabel 03.04 Mata Pencaharian Penduduk Desa Dukupuntang .................................... 47
Tabel 03.05 Tingkat Pendidikan Desa Dukupuntang .................................................... 48
Tabel 03.06 Agama Penduduk Desa Dukupuntang ....................................................... 49
Tabel 04.01 Uji validitas kuisoner ................................................................................... 55
Tabel 04.02 Uji validitas kuisoner ................................................................................... 56
iv
Daftar Gambar
Gambar 02.01 Hubungan antara masyarakat dan ekonomi .......................................... 23
Gambar 02.02 Kerangka Pemikiran................................................................................. 41
Gambar 03.01 Peta Desa Dukupuntang .......................................................................... 43
Gambar 03.03 Tata Cara Pengambilan Sampel.............................................................. 51
Daftar Grafik
vi
Daftar Diagram
Diagram 04.01 Diagram akses informasi yang diperoleh masyarakat ........................ 63
Diagram 04.02 Diagram perusahaan asuransi Syariah Yang dikenal
masyarakat ........................................................................................................................... 64
Diagram 04.03 Diagram pendapat Masyarakat tentang produk asurnasi
syariah sesuai syariah Islam .............................................................................................. 65
Diagram 04.04Diagram pendapat masyarakat tetang kejujuran perusahaan
asuransi ............................................................................................................................... 66
Diagram 04.05 Diagram pendapat masyarakat tentang perlunya Asuransi
untuk masa depan ............................................................................................................... 67
Diagram 04.06 Diagram efektifitas sosialisasi yang telah di lakukan ........................ 68
vii
Daftar Lampiran
Lampiran 1: Uji Validitas dan Validitas Data .......................................................................
Lampiran 2: Uji Validitas dan Validitas Data .......................................................................
Lampiran 3 : Kuisoner Penelitian ................................................................................................
Lampiran 5: Kartu Bantu Responden...........................................................................................
Lampiran 6: Data Responden Kuisoner Penelitian ......................................................................
Lampiran 7: Nomogram Harry King ...........................................................................................
Lampiran 8: Lembar Acak KK ....................................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan peradaban manusia menuju era industri praktis menuntut
semua hal dilakukan serba cepat dan tepat. Hal ini membuat pola kehidupan sosial
masyarakat banyak yang bergeser dan berubah dalam rangka penyesuain diri,
namaun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari fitrah manusia yang
selalu berhadapan dengan risiko.
Berhadapan dengan segala risiko bagi setiap manusia di dunia ini adalah
salah satu hal yang pasti terjadi di manapun dan kapanpun, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui kapan, dimana, dan seberapa besar risiko
itu akan terjadi karena setiap perkembangan zaman akan menambah jumlah dan
tingkat risiko yang dihadapi.
Risiko dapat menimpa diri sendiri berupa kematian, sakit, mapun
kehilangan harta benda seperti kebakaran, kcelakaan, kerugian asset dan kecurian
dan lain sebagainya, itu semua adalah salah satu bentuk dari risiko yang dihadapi
manusia di setiap waktu dan akan terus berkembang seiring berkembangnya
peradaban serta pola pikir manusia sehingga akibat dari risiko itu semua adalah
dapat menimbulkan kerugian dan penderitaan bagi orang yang menimpanya.
Kerugian yang ditimbulkan bukan hanya berupa kerugian ekonomi secara
keseluruhan, tetapi juga kerugian berupa fisik maupun mental bagi yang terkena
musibah, contohnya adalah kehilangan salah satu anggota tubuh sehingga
hilangnya kepercayaan diri, selain itu juga kehilangan salah satu anggota tubuh
juga menyebabkan kesulitan atau penghambat dalam bekerja.
Kesadaran masyarakat baik itu disadari secara sendiri maupun dari faktor
lainnya dalam mengantisipasi risiko yang ada di sekitarnya adalah merupakan
fenomena yang menarik karena setiap masyarakat akan memiliki cara-caranya
tersendiri untuk menghadapinya baik secara tradisional contohnya dengan
menggunakan ritual-ritual khusus ataupun secara modern yaitu dengan
menggunakan asuransi.
Ritual-ritual khusus biasanya atau kebanyakan dilakukan oleh masyarakat
pedesaan yang notabene belum tersentuh aktivitas modernitas, tatapi hal ini perlu
adanya data yang relevan dan dapat di percayai untuk mendukung pernytaan
tersebut karena tidak menutup kemungkinkan bahwa masyarakat pedesaan
sekarang ini juga telah mengerti mengenai asuransi.
Situasi-situasi dan caracara masyarakat dalam menghadapi risiko telah
banyak dijelaskan dan digambarkan oleh pelbagai ilmuan dan peneliti yang di
publikasikan lewat media-media sosial dan elektronik, banyak media yang
menayangkan situasi dan cara masyarakat di pedesaan yang lebih cendrung
menghadapai risiko tersebut dengan ritual-ritual khusus yang diturunkan dari
leluhurnya.
Faktanya bahwa tidak sedikit masyarakat pedesaan di Indonesia masih
terikat dengan ritual-ritual dari leluhurnya sehingga tidak bisa melepaskan ikatan
ritual tersebut dalam menghadapai risiko, sebagi contoh banyak nelayan di
Indonesia khususnya di wilayah Jawa yang melakukan ritual-ritual tolak bala
dengan memberikan sesajian kepada Dewa atau Dewi laut agar diberikan
keselamatan ketika melaut.
Melihat fenomena-fenomena masyarakat yang melakukan pelbagai macam
cara dalam menghadapi risiko dari yang masih mengkaitkannya dengan mistis
ataupun yang sudah modern yaitu dengan berasuransi, semua itu memiliki tingkat
perlindungannya tersendiri yang tentunya berbeda-beda.
Asuransi adalah sarana proteksi atau perlindungan terhadap risiko yang
sudah di kemas secara modern, dalam artian bahwa perlindungan atau proteksi
yang diberikan telah terlepas dari hal-hal mistis yaitu dengan sharing risk dalam
asuransi syariah maupun transfer risk dalam asuransi konvensional.
Asuransi yang telah dikemas secara modern bukannya berarti sudah
terlepas dari pelbagai masalah, masih banyak persoalan baik teknis, sosial
mapunpun masalah moral yang dihadapai contohnya moral hazard, masalah
sosial contohnya kesadaran dan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi sendiri
sedangkan contoh persoalan teknis adalah menerapkan sistem informasi dalam
operasional asuransi yang efisien dan aman.
Persoalan teknis dan moral bukanlah persoalan satu-satunya yang dihadapi
tetapi ada persoalan lain yang juga harus mendapatkan perhatian yaitu undangundang, khususnya dalam asuransi syariah yang belum mendapatkan pengesahan
mengenai peraturan hukum positif berupa undang-undang yang secara khusus
mengatur mengenai asuransi syariah karena pada prinsip dan operasionalnya
asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional.
nomor: 53/DSN-MUI/III/2006).
Fatwa-fatwa dari DSN MUI ini di harapkan dapat menjadi patokan
karena sampai saat ini rancangan undangundang (RUU) asuransi yang telah
mengakomodir asuransi dengan sistem syariah (diusulkan tahun 2002) yang
belum terakomodir dalam undangundang Nomor: 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian tidak jelas perjalanannya.
Pemetaan permasalahan asuransi syariah menjadi sangat penting untuk
dapat menyelesaikannya dengan efektif dan efisien. Persoalan-persoalan teknis
dapat di serahkan pada perusahaan itu sendiri dan persoalan-persoalan sosial
seperti kesadaran masyarakat untuk berasuransi dapat di serahkan pada kalangan
akademisi dan tokoh-tokoh masyarakat sedangkan peersoalan undang-undang
harus segera di selesaikan oleh anggota dewan atau DPR RI.
Repulika Online, premi Asuransi Syariah Rp 4,5 T, diakses pada Selasa, 25 November 2014, 13:00
WIB dari http://www.republika.co.id/berita/koran/syariah-koran/14/11/25/nfkzcl2-premi-asuransi-syariah-rp45-t
OJK. Asuransi Mikro Syariah Harus Simpel, diakses Pada 26 Nopember 2014 dari
http:///.Internet/OJK%20%20Asuransi%20Mikro%20Syariah%20Harus%20Simpel%20_%20PebisnisMusli
m.com.htm
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat mengidentifikasi
beberapa bentuk permasalahan dalam hal asuransi syariah, hal ini tentunya akan
menjadi salah satu wacana pembahasan dalam penelitian ini diantaranya adalah
1. Seberapa tinggi tingkat risiko baik secara personal dan golongan atau
kelompok yang berbeda-beda?
2. Bagaimana
perkembangan
peraturan
asuransi
syariah
yang
masih
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam hal ini terdapat pada konteks pembatasan
tempat dan waktu penelitian, spesifikasi masalah penelitian, serta konteks teori
penelitian.
1. Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian memilih studi dan analisis pada Desa Dukupuntang
Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon, karena dinilai merupakan desa
yang telah memilki ekonomi yang cukup maju sebagai bukti adalah meningkatnya
golongan kelas ekonomi menengah dan rata-rata penduduknya memeluk agama
Islam akan tetapi pemahaman masyarakat terhadap asuransi syariah masih sangat
dipertanyakan, sedangkan waktu penelitian ini adalah dari 15 Januari 2015 15
Februari 2015.
2. Pembatasan Masalah
a. Bagaimana tingat pemahaman masyarakat mengenai asuransi syariah di
pedesaan?
b. Faktor-faktor mana saja yang menjadi penghambat dan pendorong
pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah di Indoensia?
c. Faktor
yang
manakah
yang
lebih
berpengaruh
baik
terhadap
penelitian ini. Teori yang diajukan dalam penelitian ini adalah teori pemahaman
oleh Hiebert dan Carpenter yaitu bahwa pemahaman didasari atas tiga asumsi:
a. Pengetahuan direpresentasikan secara internal dan representasi internal ini
terstruktur.
b. Terdapat relasi antara representasi internal dan representasi eksternal.
c. Representasi internal saling terkait.
Ketika relasi representasi internal dari gagasan atau ide atau konsep
dikonstruk, relasi itu akan menghasilkan kerangka pengetahuan. Kerangka
pengetahuan tersebut tidak serta merta terbentuk, tetapi terbentuk secara alami.
Sifat alami representasi internal dipengaruhi dan dibatasi oleh sifat alami 3.
Secara sederhana teori ini terkait penelitian adalah bahwa pemahaman
dalam hal ini dilihat dari tiga asumsi pertama representasi internal berupa
pengetahuan diri yang terstruktur kemudian saling terkait artinya dapat
menerjemahkan atau menafsirkan dan dapat atau mampu untuk di representasikan
secara ekternal berupa kesadaran baik itu berupa minat maupun keikutsertaan.
D. Rumusan masalah
Pembatasan dan pengidentifikasian permasalahan yang telah dipaparkan
diatas tidak cukup jelas sebagai acuan masalah penelitian ini oleh karena itu
perlunya perumusan masalah yang lebih jelas agar permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini bisa lebih sederhana dan dapat langsung pada pokok
pembahasan. oleh karena itu bentuk perumusan masalah penelitian ini untuk lebih
rincinya akan dipaparkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
3
Great Of Human, Teori Pemahaman, Diakses
http://:Internet/Untuk%20semua%20%20Teori%20Pemahaman.htm.
10
pada
26
Nopember
2014
dari
11
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di dapatkan dari hasil penelitian ini adalah bagi masyarakat
secara luas dan bagi peneliti sendiri serta orang-orang yang berkepentingan
terhadap penelitian ini. Secara luas penelitian ini berguna diantaranya sebagai
berikut:
1. Sarana dan acuan data informasi yang representatif atas kesadaran dan
pemahaman masyarakat di Desa Dukupuntang terhadap asuransi syariah
2. Mengetahui seberapa besar pemahaman masyarakat desa Dukupuntang
terhadap asuransi syariah
Sedangkan bagi peneliti sendiri penelitian ini dengan judul pemahaman
masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah yang bertempat di desa
Dukupuntang berguna sebagai sarana belajar peneliti sendiri di lapangan dan
menambah wawasan pengetahuan mengenai asuransi syariah itu sendiri yang
merupakan seorang kalangan akademisi.
Selain itu bagi orang-orang yang berkepentingan terhadap penelitian ini
baik itu mahasiswa, dosen, guru dan lain sebagainya, memiliki kegunaan dapat
digunakan sebagai rujukan atau contoh penelitian tentang asuransi syariah dan
informasi mengenai pemahaman asuransi syariah di pedesaan.
G. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini berbentuk hipotesisi kerja atau operasional satu
arah yaitu bahwa tingkat pemahaman masyarakat pedesaan terhadap
asuransi syariah masih rendah.
12
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian sosial ekonomi, artinya bahwa
penelitian ini bermaksud meneliti tingkat pemahaman masyarakat pedesaan
terhadap asuransi syariah di Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang
Kabupaten Cirebon. Dari sisi sosial penelitian ini bermaksud meneliti tingkat
pemahaman masyarakat Desa Dukupuntang sedangkan sisi ekonomi penelitian ini
bertujuan pada pemahaman masyarakat Desa Dukupuntang terhadap asuransi
syariah
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini sendiri menggunakan pendekatan empiris
artinya sesuai dengan fakta dilapangan yang didapat melalui survei dengan
penyebaran kuisoner bagi masyarakat Desa Dukupuntang dan dilakukan secara
induktif artinya peneliti akan berusaha mengembangkan teori yang ada dengan
mengujinya melalui rumusan hipotesis.
3. Analisis penelitain
Anlisis penelitian ini mengguankan dua alat analisis yang di paparkan
secara grafik, dan diagram dan untuk membaca diagram dan grafik tersebut
berdasarkan analisis ekonomi dan sosial. Analisis ekonomi cenderung bertujuan
melakukan prediksi dan eksplantasi dan sedikit melakukan deskripsi sedangkan
sosiologi cenderung kepada deskripsi dan eksplantasi dan sangat jarang
melakukan prediksi. Jadi jika dikombinasikan maka tujuan analisis penelitian ini
13
akan menekankan pada kedalaman suatu fenomena secara kualitas apa yang ada
di balik kenyataan, dan melihat tembus terhadap realitas yang ada. 4
4. Sumber dan kriteria data penelitian
Jenis data yang akan dicari adalah data primer adalah data yang diperoleh
dari penelitian secara langsung terhadap objek melalui kuisoner dan data sekunder
adalah data yang diperoleh dai hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian
dilapangan contonya data dari keurahan atau desa dan RT/RW setempat.
5. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode pengumpulan data yang dapat diterapkan dalam jenis penelitian sosial
diantaranya menggunakan survei dengan kuisoner dan observasi.
6. Teknik Pengolahan
Pegolahan data yang dilakukan setelah data didapat dalam pengumpulan
data yaitu dengan menggunakan teknik pengkodeaan dan tabulasi, maksudnya
data selanjutnya akan dimasukan dalam apliaksi statistik berupa SPSS atau
Eviews dan lainnya sesuai dengan karakteristik data, baik itu data nominal atau
ordinal data.
7. Subjek, objek, populasi dan sampel penelitian
Objek Penelitian ini adalah masyarakat di Desa Dukupuntang sedangkan
subjek dari penelitian ini adalah responden pada masyarakat Desa Dukupuntang.
Populasi dalam objek penelitian ini adalah masyarakat di desa
Dukupuntang yang berusia 21 tahun lanjut dengan mempertimbangkan jumlah
14
: Pendahuluan
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang
masalah
penelitian,
identifikasi
masalah,
Penelitian
dan
sistematika
penulisan
penelitian.
Bab II
: Landasan Teori
landasan teori pada bab II ini menjelaskan tentang
makna pemahaman, arti masyarakat pedesaan, dan
asuransi syariah.
Bab III
masyarakat
karakteristik
sebagainya.
15
Desa
Dukupuntang,
responden
dan
lain
Bab IV
juga
dikumpulkan
sebagai
persoalan-persoalan yang
jawaban
terinci
atas
berhubungan dengan
: Penutup
Pada bab ini adalah bab terakhir yang memuat
kesimpulan
dari
hasil
penelitian
yang
telah
16
BAB II
KAJIAN TEORETIS
PEMAHAMAN MASYARAKAT PEDESAAN
TERHADAP ASURANSI SYARIAH
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Makna Pemahaman
Makna pemahaman dapat dijelaskan secara etimolgi dan terminologi,
secara etimogi pemahaman berasal dari kata paham yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai pengertian, pendapat, pikiran, aliran,
pandangan, dan mengeti benar sedangkan pemahaman sendiri diartikan menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses, cara, perbuatan memahami
atau memahamkan. 5
Secara terminolgi pemahaman dapat dijelaskan menurut Sadiman, ia
mengungkapkan pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam
mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan
caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 6
Selain itu pendapat ini secara tersirat mengisyaratkan bahwa pemahaman
tidak hanya dipahami secara abstrak (tidak di ketahui seseorang) tetapi juga
konkret (dapat bisa diketahui oleh orang lain) bahwa seseorang tersebut telah
memahami sesuatu, bisa dilihat dari definisinya dari sisi kemampuan seseorang
dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, ini adalah sisi dari abstrak
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008), h. 345.
6
Muhammad Zainal Abidin , pemahaman menurut para ahli, diakses pada 23 Nopember 2014 dari
www.MasBied.com.
17
melakukan
pengalaman
pikiran),
pengalaman
yang
terhayati.
Rofei S.Pd, pengertian pemahaman menurut para ahli, diakses pada 24 Oktober 2014
http://akmapala09.blogspot.com/2011/10/pengertian-pemahaman-menurut-para-ahli.html.
18
Muhammad Zainal Abidin , pemahaman menurut para ahli, diakses pada 23 Nopember 2014 dari
www.MasBied.com.
19
M. Munandar Soelaeman, Ilmu sosial dasar (Teori dan Konsep ilmu social), (Bandung, PT Refika
Aditama, 2001)., cet. ke-sepuluh, edisi kelima, h. 122.
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h. 924.
11
M. Idrak., Dkk (Tim Peduli Pelajar), Sosiologi Untuk SMA X, XI, XII, (Yogyakarta, Messemedia,
2010), h.18.
12
M. Idrak., Dkk (Tim Peduli Pelajar ), Sosiologi Untuk SMA X, XI, XII, H. 18.
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h. 345.
20
pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa); atau kelompok rumah
di luar kota yg merupakan kesatuan; atau udik atau dusun (dalam arti daerah
pedalaman sebagai lawan kota): atau tanah; tempat; daerah.
Sedangkan desa dalam definisi terminologi dapat merujuk pada undangundang nomor 6 tahun 2014 tentang desa adalah
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14
Berdasarkan definisi diatas dapat dimabil suatu kesimpulan bahwa desa
adalah sebagai suatu kesatuan wilayah yang memiliki norma-norma, nilai-nilai
hukum dan cenderung memiliki sifat-sifat homogen, baik dalam hal karakter
demografis, ragam pekerjaan maupun basis ekonomi penghuninya yang
diberikan kewenangan untuk mengurus urusannya secara mandiri atau hak
otonomi desa. Sedangkan unsur-unsur desa diantaranya adalah penduduk,
wilayah, dan pemerintahan desa.
Teori tentang pelapisan sosial di masyarakat banyak di temukan dalam
literatur ilmu sosiologi dan salah satu yang terkanal adalah teori pelapisan sosial
Karl Max dengan teorinya tentang pertentangan kelas antara kaum Borjuis dan
Proletar. Menurutnya bahwa hanya terdapat dua kelas dalam masyarakat kepitalis
yaitu kum Borjuis dan Proletar. 15
14
21
16
22
Desember
2014
dari
http:///
Solidaritas organik
Pembagian kerja
Rendah
Tinggi
Kesadaran kolektif
Kuat
Rendah
Hukum dominan
Represif
Restitutif
Individualitas
Rendah
Tinggi
Konsensus terpenting
Pola normatif
Penghukuman
Komunitas terlibat
19
23
Saling ketergantungan
Rendah
Tinggi
Komunitas
Primitif
Industri perkotaan
Pengikat
Kesadaran kolektif
Pembagian kerja
24
24
Abdul Azid dahlan, Dkk, ed. , Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta, ichtiar baru van hocve, 1996), h. 138.
25
yang
menumbuh
kembangkan
kepercayaan
yaitu
hubungan
26
Pasal
246
KUHD
Republik
Indonesia,
Asuransi
atau
27
27
Asuransi dalam bisnisnya adalah mengelola risiko baik secara sharing risk
maupu transfer risk oleh karena itu harus mempunyai suatu manajemen risiko
yang mampu mengendalikannya karena ada beberapa hal yang menjadi tantangan
industri asuransi seperti moral hazard, hukum bilangan besar yang harus dipenuhi
dan kontrak polis yang sesuai dengan peraturan pemerintah.
Risiko setidaknya dapat di kalsifikasikan menjadi dua yaitu risiko murni
seperi kematian dan risiko spekulatif seperti investasi, risiko yang biasanya di
cover oleh asuransi hanya risiko murni tetapi juga tidak menutup kemungkinan
untuk menerima risiko spekulatif. Tujuan memiliki asuransi diantaranya adalah
untuk membangun kerjasama antar dua pihak dimana satu pihak menawarkan
pelindungan pada pihak lain dari segala risiko yang tidak diharapkan. 29
Perlu diketahui bahwa asuransi sendiri memiliki beragam pendapat dalam
Islam dengan berbagai macam pendapat dan dalil serta kaidah yang menjadi
kekuatan argumen masing-masing pihak. Secara singkat pendapat-pendapat
tersebut dapat dibagi kedalam tiga pendapat secara garis besar yaitu menghalalkan
asuransi secara keseluruhan, mengharamkan asuransi secara keseluruhan, dan
bertindak hati-hati dalam menyikapi hukum asuransi.
Perdebatan mengenai asuransi sudah terjadi beberapa dekade silam, para
ulama dan para cendikiawan muslim memperdebatkan tentang kahalalan dari
asuransi sendiri, ada beberapa pendapat mengeai hal tersebut diantaranya yang
mengharamkan asuransi karena mengandung maisir, gharar dan riba. Salah satu
29
Mohd Masum Billah, kontekstualisasi takaful dalam asurani modern (tinjauan hukum dan
praktek) di alih bahasakan oleh Dr. Suparto, (Jakarta, Pt. Ina Publikatama, 2010) h. 29.
28
tokohnya adalah K.H. Ali Yafie (mantan ketuan MUI), Mustafa Zaid, Abdullah
Al-Qalqili, dan lain-lain. 30
Menghalalkan asuransi, karena keberatan dengan pendapat pertama bahwa
asuransi sama dengan judi, gharar, dan riba mapun bertentangan dengan perinsip
warits dan wasiat salah satu tokohnya adalah Muhammad abu Zahrah, Rahman
Isa, Syaikh al-Azhar dan lainnya.
Menyikapi hukum asuransi dengan bertindak
hati-hati
(ikhtiyth)
asuransi
kerugian
persyaratan bagi objek-objek yang menjadi agunan bank dan ia tidak dapat
dihindari karena diatur oleh pemerintah seperti asuransi ekspor-import
30
Mohd Masum Billah, kontekstualisasi takaful dalam asurani modern (tinjauan hukum dan
praktek) di alih bahasakan oleh Dr. Suparto, h. 44.
31
Mahkamah Agung Republik Indonesia, laporan penelitian asuransi syariah, (Jakarta, MA, 2009)
h. 57.
29
dan
pihak
penanggung
bertanggung
jawab
untuk
adalah
sebagai berikut:
1) Hukum asuransi jiwa yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya yaitu
Perum Jasa Raharja, Perum Taspen, Perum Asabri, Perum Astek, Perum
Astek, dan Perum Husada Bhakti (Askes) adalah boleh (mubh).
2) Hukum asuransi jiwa yang mengandung unsur-unsur riba, maysr, ketidak
adilan, gharr, ghsy, dan menyalahi hukum kewarisan Islam adalah haram.
Sedangkan
32
30
31
menerimanya serta secara filosofis bahwa praktek asuransi syariah tersebut sesuai
dengan cita-cita bangsa dan membuat kemaslahatan bersama.
Sebenarnya istilah asuransi dalam konsep Islam bukanlah hal baru, karena
sudah ada pada zama rasulallah yaitu al-aqilah yang berarti asabahmenunjukan
ayah dengan pembunuh. Dengan konsep kontribusi finansial atas nama
pembunuh (premi) untuk membayar pewaris korban.
Konsep ini kemudian diterima oleh Rasulallah menjadi bagian dari hukum
Islam hal tersebut dapat dilihat dalam hadist nabi dalam pertengkaran dua orang
wanita dari suku huzail. Hadist diatas sekaligus menjadi dasar hukum asuransi syariah
dari adanya asuransi syariah selain itu juga ayat al-quran yaitu Qs Al-Hasr ayat 18 yang
artinya Hai
hendaklah
orang
setiap
yang
beriman!
Bertaqwalah
kepada
Allah
dan
diri memperhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok (masa
depan). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.(Qs Al-Hasyr:18)
Secara tersirat konsep asuransi syariah mulai ada sejak zaman Nabi Yusuf AS
yaitu ketika terjadi suatu musim panen dan musim kekeringan sebagaimana diceritakan
dalam Al-quran Qs Yusuf ayat 43-49
Makna dari ayat diatas bahwa ketika zaman Nabi Yusuf terjadi dua
peristiwa yaitu peristiwa suburnya tanahtanah untuk bercocok tanam dan musim
kekeringan. Pada musim kekeringan Nabi Yusuf memerintahkan raja dan
masyarakat untuk mempersiapkan diri meghadapi musim kekeringan dengan cara
meyimpan sebagian hasil panen pada musim yang subur dan hanya sebagin saja
untuk dikonsumsi.
32
33
Saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya. Jika salah seorang dari anggota
suatu suku terbunuh oleh anggota satu suku yang lain, maka pewaris korban akan dibayar dengan uang darah
(diyat) sebagai konpensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag
dalam embrio asuransi syariah (sejarah perlindungan insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas
Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
34
Perjanjian jaminan, dimana seorang penjamin menjamin seseorang yang tidak memiliki waris
dan tidak dikeketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk menanggung bayaran dia, jika orang yang dijamin
tersebut melakukan jinayah. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag dalam embrio asuransi syariah (sejarah
perlindungan insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
35
Sebuah konsep perjanjian yang berhubungan dengan manusia. Sistem ini melibatkan usaha
pengumpulan dana dalam sebuah tabungan atau pengumpulan uang iuran dari peserta atau majlis.
Manfaatnya akan dibayarkan kepada ahli waris yang dibunuh jika kasus pembunuhan itu tidak diketahui siapa
pembunuhnya atau tidak ada keterangan saksi yang layak untuk benar - benar secara pasti mengetahui siapa
pembunuhnya. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag dalam embrio asuransi syariah (sejarah perlindungan
insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
36
Ibarat dari makanan yang dikumpulkan dari para peserta safar yang dicampur menjadi satu.
Kemudian makanan tersebut dibagikan pada saatnya kepada mereka, kendati mereka mendapatkan porsi yang
berbeda-beda. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag dalam embrio asuransi syariah (sejarah perlindungan
insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
37
Kontrak pengawal keselamatan. Di dunia Islam terjadi berbagai kontrak antar individu, misalnya
ada individu yang ingin selamat lalu ia membuat kontrak dengan seseorang untuk menjaga keselamatannya,
dimana ia membayar sejumlah uang kepada pengawal, dengan konpensasi kemanannya akan dijaga oleh
pengawal. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag dalam embrio asuransi syariah (sejarah perlindungan
insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
38
Kontrak ini merupakan jaminan keselamatan lalu lintas. Para pedagang muslim pada masa
lampau ingin mendapatkan perlindungan keslamatan, lalu ia membuat kontrak dengan orangorang yang kuat
dan berani di daerah rawan. Mereka membayar sejumlah uang, dan pihak lain menjaga keselamatan
perjalanannya. (presentasi dari Rikza Maulan Lc., M.Ag dalam embrio asuransi syariah (sejarah perlindungan
insane dalam Islam), sekretaris Dewan Pengawas Syariah di PT Takaful Indonesia. t.p, t.th).
33
Keterangan
TW II 2014
1.
2.
3.
17
4.
23
5.
TOTAL
48
39
Taufik Marjuniadi, Prinsip dan Operasional Asuransi Syariah Umum Pt. Jaya Proteksi Takaful, h. 6.
34
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta, PT Grasindo, 2007), h. 72.
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, h. 73.
42
Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, h. 93-96.
41
35
36
C. KajianKajian Empiris
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yanu Pangestu Nugroho bahwa
tingkat ketertarikan nasabah terhadap asuransi lebih terdiri dari lima faktor yaitu
faktor sosial ekonomi, produk, promosi, pemasaran, tarif atau premi. 43
Menurut hasil survei OJK bahwa masih rendahnya angka melek informasi
masyarakat terhadap berbagai layanan keuangan. OJK melakukan survei dengan
8.000 responden dan hasilnya pada tingkat pemahaman layanan perbankan 21,8%,
asuransi 17,84%, perusahaan pembiayaan 9,8%, dana pensiun 7,13%, pasar modal
3,79%, dan penggadaian 14,85%. 44
Direktur OJK mengatakan bahwa itu tandanya sedikit sekali orang paham
mengenai tingkat resiko dan memiliki keterampilan di bidang keuangan, untuk
asuransi misalnya hanya 12 orang yang memanfaatkan jasa layanan asuransi dari
100 orang yang di survei. 45
Selain itu untuk membuktikan dan menjadi bahan rujukan penelitian ini
dibuat juga suatu kajian penelitian terdahulu untuk melihat adanya keterkaitan dan
perbedaan dengan penelitian ini baik dari jurnal mapun penelitian lainnya.
1. Jurnal Ilmiah
a. Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan dan Usia Terhadapat Kesadaran
Berasuransi Pada Masyarakat Indonesia yang dituliskan oleh Sri
43
Yanu Pangestu Nugroho, faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam membeli
produk asuransi Mitra Iqra (studi: AJB Bumiputera 1912 divisi syariah), (skripsi fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014), h. 11.
44
Miftahul Ulum, bagaimana pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan, ini surveinya,?,
diakses pada Selasa, 22 April 2014 21.05 WIB dari Bisnis.com.
45
Miftahul Ulum, bagaimana pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan, ini surveinya,?,
diakses pada Selasa, 22 April 2014 21.05 WIB dari Bisnis.com.
37
dari
pemahaman berbagai aturan yang terdapat dalam jual beli asuransi jiwa.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
pengetahuan dan pemahaman akan asuransi jiwa pada berbagai usia responden.
Gender berpengaruh hanya pada perbedan pemahaman akan
asuransi jiwa.
38
non probality sample. Untuk proses data peneliti menggun akan ordinary least
square. Hails penelitian ini adalah hubungan positif anatara variabel kinerja,
pelayanan, promosi dan physical evidence terhadap bank syariah di Medan
2. Hasil Penelitian Sebelumnya Yang Terkait Judul
Uraian berikut akan memaparkan sebuah penelitian baik berbentuk skripsi,
tesis maupun desertasi yang sudah dilakukan, sehingga menjadi jelas bagaimana
penelitian ini relevan dan penting dilakukan:
a. RESPON MASYARAKAT MUSLIM KOTA MATARAM TERHADAP
ASURANSI SYARIAH, ditulis oleh Muhammad Johari, Universitas
Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.
Analisis penelitiaan ini menggunakan bentuk penelitian survei yang
mengambil lokasi di tiga kecamatan dari enam kecamatan yang termasuk
dalam wilayah Kota Mataram, yakni Kecamatan Ampenan, Mataram dan
Cakranegara.
Sedangkan perusahaan asuransi syariah yang dijadikan sampel dalam
penelitian
sampel sebanyak 110 orang responden, dengan rincian 20 orang dari peserta
asuransi syariah dan sisanya dari yang non-peserta asuransi syariah. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana (simple random
sampling).
Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala
likert 5 point. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner
39
40
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 02.02
Kerangka Pemikiran
Asuransi Syariah
Pendidikan
Keagamaan
Indikator pemahaman
1. Persepsi
2. Pengetahuan
3. Kesadaran
4. Ketertarikan dan
5. Keikutsertaan
Presentase
Jenis kelamin
Pengaruh
Usia
Penghasilan
41
BAB III
GAMBARAN UMUM MENGENAI DESA DUKUPUNTANG
KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON
A. PROFIL DESA DUKUPUNTANG
Desa Dukupuntang terletak di Kecamatan Dukupuntang Kabupaten
Cirebon Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 20.386 ha/m2, luas tersebut
terbagi kedalam beberapa kategori diantaranya diperuntukan untuk pemukiman
penduduk seluas 3.450, lahan pertanian seluas 3.222, tanah bengkok seluas 19.341
ha/m2, tanah titi sara seluas 13.428 sarana olahraga seluas 1.400 ha/m2,
perkantoran pemerintah seluas 0,372 ha/m2, sarana publik seperti sekolah seluas
0,735 ha/m2, jalan raya 3.600 ha/m2, dan pemakaman seluas 0,389 ha/m2 dan
pertokoan seluas 0,462 ha/m2 dan sisanya di pakai untuk sarana lainnya seperti
irigasi, kebun dan lain sebagainya.
Letak geografis Desa Dukupuntang berbatasan dengan beberapa desa
lainnya di Kecamatan Dukupuntang yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa
Balad dan Desa Kepunduan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bobos dan
Desa Cikalahang, sebelah barat berbatasan dengan Desa Cangkoak dan Mandala,
sebelah barat berbatasan dengan Desa Cipanas dan Girinata.
Jumlah Rukun Warga (RW) Desa Dukupuntang sebanyak 5 (lima) RW
berdasarkan Surat Keputusan (SK) no: 141.3/03-SK RW/RN-Des, sedangkan
jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 15 (lima belas) RT berdasarkan SK no:
141.3/03-SK RN/RT-Des.
42
B. KEPENDUDKAN
Jumlah penduduk menurut data yang tersedia di kantor Desa Dukupuntang
adalah laki-laki sebanyak 2.226 jiwa dan perempuan sebanyak 2.244 jiwa,
sedangkan untuk kualitas penduduk berdasarkan usia di golongkan kedalam
beberapa golongan dari usia 0-12 bulan sampai dengan usia 75 tahun ke-atas.
43
2.226 JIWA
JUMLAH PEREMPUAN
2.244 JIWA
JUMLAH TOTAL
4.470 JIWA
LAKI-LAIKI
PEREMPUAN USIA
LAKI-LAIKI
PEREMPUAN
0-12 Bulan
27 orang
32 orang
21 Tahun
40 orang
36 orang
1 Tahun
39 orang
41 orang
22 Tahun
36 orang
33 orang
2 Tahun
23 orang
25 orang
23 Tahun
41 orang
41 orang
3 Tahun
158 orang
160 orang
24 Tahun
42 orang
39 orang
4 Tahun
31 orang
30 orang
25 Tahun
40 orang
43 orang
5 Tahun
25 orang
26 orang
26 Tahun
29 orang
33 orang
6 Tahun
27 orang
28 orang
27 Tahun
41 orang
41 orang
7 Tahun
30 orang
29 orang
28 Tahun
43 orang
45 orang
8 Tahun
27 orang
25 orang
29 Tahun
32 orang
35 orang
9 Tahun
30 orang
29 orang
30 Tahun
30 orang
33 orang
10 Tahun
33 orang
30 orang
31 Tahun
40 orang
36 orang
11 Tahun
42 orang
44 orang
32 Tahun
41 orang
37 orang
12 Tahun
43 orang
45 orang
33 Tahun
35 orang
37 orang
13 Tahun
40 orang
42 orang
34 Tahun
34 orang
40 orang
14 Tahun
37 orang
39 orang
35 Tahun
35 orang
38 orang
15 Tahun
34 orang
36 orang
36 Tahun
31 orang
33 orang
16 Tahun
27 orang
28 orang
37 Tahun
24 orang
28 orang
17 Tahun
24 orang
26 orang
38 Tahun
26 orang
29 orang
44
18 Tahun
27 orang
30 orang
39 Tahun
27 orang
29 orang
19 Tahun
25 orang
25 orang
40 Tahun
27 orang
21 orang
20 Tahun
24 orang
24 orang
USIA
LAKI-LAIKI
PEREMPUAN USIA
LAKI-LAIKI
PEREMPUAN
41 Tahun
20 orang
20 orang
61 Tahun
19 orang
18 orang
42 Tahun
27 orang
27 orang
62 Tahun
20 orang
19 orang
43 Tahun
26 orang
24 orang
63 Tahun
17 orang
18 orang
44 Tahun
19 orang
20 orang
64 Tahun
18 orang
17 orang
45 Tahun
20 orang
18 orang
65 Tahun
25 orang
20 orang
46 Tahun
22 orang
19 orang
66 Tahun
16 orang
14 orang
47 Tahun
18 orang
22 orang
67 Tahun
15 orang
16 orang
48 Tahun
24 orang
21 orang
68 Tahun
17 orang
12 orang
49 Tahun
23 orang
23 orang
69 Tahun
18 orang
20 orang
50 Tahun
21 orang
22 orang
70 Tahun
18 orang
14 orang
51 Tahun
20 orang
21 orang
71 Tahun
20 orang
23 orang
52 Tahun
22 orang
20 orang
72 Tahun
18 orang
27 orang
53 Tahun
19 orang
21 orang
73 Tahun
16 orang
20 orang
54 Tahun
22 orang
19 orang
74 Tahun
17 orang
28 orang
55 Tahun
17 orang
16 orang
75 Tahun
15 orang
21 orang
56 Tahun
18 orang
19 orang
75 tshun
orang
81 orang
57 Tahun
20 orang
17 orang
58 Tahun
16 orang
17 orang
59 Tahun
20 orang
26 orang
60 Tahun
19 orang
17 orang
45
Tenaga Kerja
Laki-Laki
Perempuan
1.096 orang
1.118 orang
993 orang
896 orang
103 orang
222 orang
330 orang
342 orang
393 orang
404 orang
394 orang
369 orang
2.213 orang
2.233 orang
Jumlah
Total Jumlah
4.470 orang
Penggolongan ini juga terkait dengan sampel penelitian ini, jadi untuk tingkat
angkatan kerja akan didapat data pekerjaan dan tingkat pendapatan, dari data ini
46
akan diteliti korelasi dan regresi baik secara persial maupun simultan dengan
tingkat pemahaman masyarakat terhadap asuransi syariah.
Penggolongan jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat di
golongkan dari yang terendah yaitu yang tidak tamat SD atau tidak menempuh
jenjang pendidikan sampai S-3 atau gelar doctor dan untuk jumlah terbanyak
jenjang pendidikan adalah tamatan SMA/Sederajat. Ini membuktikan bahwa
tingkat pendidikan masyarakat Desa Dukupuntang masih tergolong rendah karena
sedikit sekali perbandingan dengan jenjang selanjutnya yaitu S-1, S-2, dan S-3
yang terlihat sangat
SMA/Sederajat.
4. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dukupuntang
Tabel 03.04
No
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Petani
156 orang
12 orang
Buruh tani
230 orang
269 orang
14 orang
16 orang
25 orang
12 orang
20 orang
Pedagang keliling
16 orang
12 orang
Peternak
17 orang
Montir
4 orang
10
Dokter swasta
1 orang
11
Bidan swasta
2 orang
12
2 orang
26 orang
13
TNI
3 orang
47
jenjang
14
POLRI
4 orang
15
Pensiunan PNS/TNI/POLRI
13 orang
16
menengah
17
18
3 orang
19
Pengusaha Besar
20
12 orang
15 orang
21
22
Lainnya
522 orang
362 orang
Total
Jumlah Total
884 orang
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
1.
295 orang
307 orang
2.
37 orang
42 orang
3.
342 orang
338 orang
4.
20 orang
31 orang
48
5.
22 orang
37 orang
6.
Tamat SD/Sederajat
265 orang
254 orang
7.
99 orang
92 orang
8.
47 orang
54 orang
9.
Tamat SMP/Sederajat
527 orang
531 orang
10.
Tamat SMA/Sederajat
440 orang
464 orang
11.
Tamat D-1/Sederajat
35 orang
44 orang
12.
Tamat D-2/Sederajat
15 orang
17 orang
13.
Tamat D-3/Sederajat
29 orang
24 orang
14.
Tamat S-1/Sederajat
47 orang
37 orang
15.
Tamat S-2/Sederajat
7 orang
4 orang
16.
Tamat S-3/Sederajat
1 orang
Jumlah
2.226 orang
Jumlah Total
2.244 orang
4.470 orang
Agama/Aliran kepercayaan
Laki-laki
Perempuan
2.213 orang
2.233 orang
1.
Islam
2.
Katolik
3.
Protestan
49
4.
Hindu
5.
Budha
6.
Lainnya
Jumlah
2.213 orang
Total Jumlah
2.233 orang
4.470 orang
C. Karakteristik Responden
Pemilihan Responden yang diteliti dilakukan berdasarkan kritera sebagai
berikut: (1) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, (2) Jumlah penduduk
berdasarkan agama (3) Jumlah penduduk berdasarkan usia, dan (4) Jumlah
penduduk berdasarkan pendidikan (5) Jumlah penduduk berdasarkan penghasilan,
selain itu juga melalui pertimbangan peneliti. Penetapan populasi dibagi
berdasarkan batasan usia yang dapat mengasuransikan (menjadi tertanggung) atau
peserta asuransi yaitu 21 tahun atau sudah menikah. Jumlah penduduk Desa
Dukupuntang yang berusia berdasarkan penetapan tersebut adalah berjumlah
1.245 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 445 KK. Data
responden diambil berdasarkan sampel systematic random sampling (pengambilan
sampel secara acak dan sistematis).
Jumlah responden yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 60 orang,
ukuran jumlah ini berdasarkan populasi penelitian ini yaitu berjumlah 1.245
orang dengan jumlah KK sebanyak 455 di 15 RT. Populasi yang diambil adalah
jumlah KK sebanyak 445 KK dari 15 RT dengan mengambil 4 orang sampel
disetiap KK pada disetiap RT jadi 15 dikalikan 4 menjadi 60 KK atau 60 aorang
dengan 30 laki-laki dan 30 perempuan. Penentuan jumlah sampel sendiri menurut
50
metode Harry King yang mendasarkan tingkat kesalahan berkisar antara 5% 15%, atau derajat kepercayaan antara 85% - 95%. 46
Penelitian ini sendiri menggunakan derajat kepercayaan sebesar 90% atau
tingkat kesalahan 10% maka jumlah sampel penelitian ini adalah sebesar 0.13 x
455 = 60 orang.
Hal ini dimaksudkan dengan alasan agar dapat mewakili masyarakat desa
Dukupuntang yang dijadikan responden penelitian. Pada setiap RT ditambahkan
masing-masing 1 (satu) responden cadangan untuk mengantisipasi kuisioner yang
gagal. 47 Penentuan responden dengan sampel acak sistematis adalah dengan
malakukan tata cara sebagai beriku:
Tata Cara Pengambilan Sampel
Gambar 03.03
Populasi
RT 1
RT 9
RT 2
RT 10
RT 3
RT 11
RT 4
RT 5
RT 12
46
RT 6
RT 13
RT 7
RT 14
RT 8
RT 15
Sofan Effendi Tukiran (ed), Metode Penelitian Survei, (Jakarta, LP3S, 2012) , cet. ke tujuh, h. 178.
AJEN MUKAROM, ANALISIS PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN
SYARIAH (Studi Kasus di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor), (Skripsi S1 FAKULTAS EKONOMI DAN
MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR, 2009), h. 39.
47
51
48
Ety ., DKK, Metodologi Penelitian Bisnis (dengan aplikasi spss), (Jakarta, Mitra Wacana Media,
2009), edisi revisi, h. 64 .
52
BAB IV
ANALISIS DATA
PEMAHAMAN MASYARAKAT PEDESAAN
TERHADAP ASURANSI SYARIAH
A. Uji Relibialitas Data
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran,
pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil pengukuran yang terpercaya (reliabel). Tinggi rendahnya
reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien
reliabilitas. Secara teori besar dari koefisien reliabilitas antara 0,00 - 1,00 dan
kofisien sempurna tidak pernah tercapai serta koefisien yang menunujkan angka
negatif (-) atau kurang dari nol tidak ada gunanya.
Metode penghitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
mengunakan metode internal consistency. Dalam
dengan memberikan suatu tes pada sejumlah subjek dan kemudian tes tersebut
dibagi menjadi dua bagian yang sama besar. Hasil bagian pertama kemudian
dibandingkan dengan hasil bagian kedua, membagi suatu tes menjadi dua bagian
dapat dilakukan secara random dengan menggunakan metode ganjil dan genap.
Perhitungan reliabilitas dengan mengguankan metode ini dilakukan dengan cara
menghitung korelasi diantara kedua bagian tes tersebut, kemudian hasilnya di
lihat mengguankan koefisien alpha () yang diberikan oleh Cronbachs (1951)
sebagai berikut 49
49
53
2 [ x2 (y12y22)]
x2
Dimana :
y1 2 y2 2
Dari hasil uji reliabilitas melalui SPSS dapat diketahui bahwa derajat
koefisen alpha () sebesar 0,799 atau 79,9% artinya bahwa data yang disajikan
dalam penelitian ini telah reliabel karena menurut Kaplan dan Saccuzo dalam
buku Ety Rochaety bahwa koefisien reliabilitas yang dianggap baik adalah
berkisar antara 0,70-0,80. 50 Akan tetapi karena ada pertanyaan yang tidak valid
yaitu no 5 dna 9 maka di tes ulang dengan menghilangkan pertanyaan no 5 dan 9
sehingga merubah derajat reliabilitas menjadi 0.818 atau mengalami peningkatan.
B. Uji Validitas Data
Validitas data penelitian menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran
itu mengukur apa yang ingin di ukur. Alat validitas yang dipilih dalam penelitian
ini adalah mengguankan validitas konstruk.
Validitas kontruk merupakan kerangka suatu konsep. 51 Dalam pengertian
yang lebih rinci bahwa validitas konstruk memiliki beberapa langkah 52 tetapi
dalam penelitian ini secara khusus akan memilih langkah pertama yaitu mencarai
definisi teori terkait penelitian dalam hal ni adalah teori pemahaman yang di
kemukakan oleh Hiebert dan Carpenter, kemudian apabila terdapat konsistensi
50
54
0.483
0.608
0.563
0.442
0.232
0.609
0.648
0.617
0.140
0.376
55
0.576
0.667
0.501
0.398
0.651
0.672
0.569
0.328
0.576
56
kesehatan
pendidikan
BPJS
kecelakaan
THT
57
Grafik 04.02
Grafik Asuransi yang paling di butuhkan masyarakat
50
40
kesehatan
30
pendidikan
20
THT
kecelakaan
10
0
58
Grafik 04.03
Grafik individu yang ditawari asuransi
dan menolaknya atau ikut serta
8
7
6
5
ditawari
menolak
ikut
2
1
0
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa hanya ada delapan orang
responden yang ditawari asuransi syariah dan satu orang menerima serta tujuh
lainnya menolak dengan alasan ekonomi dan sudah punya asuransi lain.
Data ini mengungkapkan rendahnya penetrasi pasar persuahaan asuransi
untuk mengembangkan segmen pasarnya pada masyarakat pedesaan. Dengan
semakin tumbuhnya ekonomi kalangan menengha ke-atas masyarakat Indonesia
di pedesaan harusnya perusahaan mulai berani untuk mengembangkan sayapnya
untuk melakukan penetrasi pasar ke wilayah-wilayah perdsesaan.
Fakta ini memperihatinkan karena sebenarnya bahwa masyarakat memiliki
tingkat kesadaran yang tinggi terhadap asuransi terbukti dari 60 responden 21
orang menjawab sangat butuh, 7 orang menjawab butuh, 1 orang menjawab tidak
butuh dan sangat tidak butuh, dan 2 orang menjawab tidak tahu atau netral
59
ikut
30
tidak
20
10
0
60
35
30
agen
25
elektronik
20
cetak
15
internet
10
pemerintah
cendiawan dll
Grafik itu menunjukan ada dua alat sosialisasi yang menurut masyarakat
Desa Dukupuntang efektif sebagai sarana sosialisasi kepada warga masyarakat.
Dari data itu dua dantaranya yang memiliki presentase tertinggi adalah oleh
pemerintah dan media elektronik seperti televis dan lainnya.
Wajar saja sebenarnya jika masyarakat lebih banyak memilih dua alat itu
karena di wilayah seperti pedesaan maysrakat masih sangat terpengaruh oleh
61
televis dan lainnya serta pemerintahan yang dikenalnya sebagai orang penting
yang sangat di hargai, jadi setiap informasi yang di berikan pemerintah menurut
masyarakat harus benar-benar di ketahui.Internet, media cetak dan agen kurang
diminati karena alat sosialisasi itu kurang dikenal oleh masyarakat desa
Dukupuntang.
Dari data-data grafik ditas dapa diambil suatu cara untuk menguji hipotesis
penelitian berdasarkan teori yang ada. Bahwa menurut teori pemahaman Hiebert
dan Carpenter menyatakan pemahaman seseorang itu minimal harus memiliki tiga
dimensi pengetahuan akan hal itu yaitu kesadaran akan hal itu dan dapat
menyampaikannya kembali pada orang lain. Artinya jika di rutut dari grafikgrafik yang ada seperti pengetahuan masyarakat Desa Dukupuntang sangat
rendah, kemudian kesadaran untuk ikut berasuransi syariah pun sangat rendah
hanya ada 1 orang dari 60 responden, dan untuk menyampaikannya pengatahuan
itu tidak begitu sempurna karena rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
asuransi syariah.
Hasil analisis tersebut dapat diambil suatu sikap kesimpulan bahwa
pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah rendah, artinya bahwa
hipotesi lapangan atau operasional peneliti pertama yang berbunyi Tingkat
pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah masih rendah
diterima.
62
Diagram 04.01
Diagram Akses Informasi Asuransi Syariah Yang Diperoleh
Masyarakat Desa Dukupuntang
Agen
6
2 6
media elektronik
media cetak
internet
17
teman
38
3
saudara
pemerintah
tidak menjawab
satu pilihan melainkan lebih dari satu pilihan karena di mungkinkan akan lebih
terbukannya peluang untuk membuka seberapa besar arus informasi yang masuk
ke Desa Dukpuntang.
Kebanyakan yang menjawab lebih dari satu jawaban adalah individu yang
memiliki derajat pendidkan yang tinggi atau memiliki jabatan dan kekayaan yang
lebih di banding yang lainnya walaupun demikian sarana media elektronik dan
pemerintah menjadi adil besar penyaji informasi asuransi bagi masyarakat Desa
Dukupuntang.Hal ini di karenakan akses dari kedua sarana itu mudah dan
dimengerti oleh masyarakat Desa Dukupuntang di banding sarana lainnya.
Diagram 04.02
Diagram Perusahaan Asurnasi Yang Di kenal Masyarakat
Prudential
16
Bumi putera
BUMIDA
41
3
Takaful
Alianz
lainnya
tidak menjawab
16
sangat setuju
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
34
netral/tidaktahu
6
1
14
sangat setuju
25
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
netral/tidaktahu
16
1
apakah perusahaan asuransi selalu menunaikan janjinya dapat di rasakan, dan jika
adapun
masyarakat
yang
menjawab
maka
itu kebanyakan
masyarakat
1
1 2
sangat setuju
18
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
38
netral/tidak tahu
Diagram 04.06
Diagram sosialisasi yang dilakukan
3
16
sangat setuju
20
setuju
tidak setuju
sangat tidak setuju
netral/tidak tahu
17
68
BAB V
PENUTUP
PEMAHAMAN MASYARAKAT PEDESAAN
TERHADAP ASURNASI SYARIAH
A. Kesimpulan
1. Pemahaman masyarakat pedesaan (studi dan analisis pada masyarakat
Desa Dukupuntang) terhadap asuransi syariah masih rendah.
2. Faktor-faktor
yang
menyebabkan
kurangya
pemahaman
tersebut
berdasarkan data yang telah di analisis pada bab IV adalah faktor sosialisai
yang rendah dan terbatasnya akses informasi mengenai asuransi sedangkan
faktor pendukung pemahaman masyrakat pedesaan terhadap asuransi
syariah yang paling dominan adalah faktor pendidikan.
3. Teori yang mendukung pendapat tesebut yang telah di sajkan pada bab II
adalah teori solidaritas mekanik dari Emile Durkhem yang menyebabkan
terhambatnya arus pemahaman masyarakat terhdap asurnasi syariah.
4. Berdasarkan hasil ini di dapat suatu pengembangan teori dari teori Hiebert
dan Carpenter tentang pemahaman. Teori itu berbunyi bahwa masyarakat
dapat memahami suatu hal dapat di kategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Pemahaman pasif, pemahaman ini adalah pemahaman yang paling
rendah yaitu pemahaman yang sekedar tahu saja mengenai suatu hal
dan sadar mengenai pentingnya suatu hal.
b. Pemahaman aktif, pemahaman ini adalah pemahaman yang tidak
sekedar tahu dan sadar tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupannya.
69
sosial
tetapi
minim
sosialisasi,
seharusnya
pemerintah
71
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zainal, pemahaman menurut para ahli, diakses pada 23
Nopember 2014 dari www.MasBied.com.
Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, Jakarta, PT Grasindo,
2007.
Billah, Mohd Masum, kontekstualisasi takaful dalam asurani modern (tinjauan
hukum dan praktek) di alih bahasakan oleh Dr. Suparto, Jakarta, PT Ina
publikatama, 2010.
Dahlan, Abdul Azid, Dkk, ed. , Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, ichtiar baru
van hocve, 1996.
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, cet ke-dua, Jakarta, Kencana, 2011.
Ety ., DKK, Metodologi Penelitian Bisnis (dengan aplikasi spss), edisi revisi,
Jakarta, Mitra Wacana Media, 2009.
FISIP Sosiologi UNILA, diakses pada 9 Desember 2014 dari http:///
DataBabII/SosiologiPedesaan/Sosiologi.htm.
Ganie, Junaedi, Dkk, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2011.
Great Of Human, Teori Pemahaman, Diakses pada 26 Nopember 2014 dari
http://:Internet/Untuk%20semua%20%20Teori%20Pemahaman.htm.
Haryanto, teori hirarki kebutuhan maslow, diakses pada 7 Maret 2014 dari
http://belajarpsikologi.com/teori-hirarki-kebutuhan-maslow.htm.
Hermawati, Sri, Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan dan Usia Terhadapat
Kesadaran Berasuransi Pada Masyarakat Indonesia, jurnal asuransi dan
manajemen risiko Volume 1, No 1, Februari 2013.
Idrak, M, Dkk (Tim Peduli Pelajar), Sosiologi Untuk SMA X, XI, XII, Yogyakarta,
Messemedia, 2010.
Johari, Muhammad, Respon Masyarakat Muslim Kota Mataram Terhadap
Asuransi Syariah, Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.
Mahkamah Agung Republik Indonesia, laporan penelitian asuransi syariah,
Jakarta, MA, 2009.
Marjuniadi, Taufik, Prinsip dan Operasional Asuransi Syariah Umum Pt. Jaya
Proteksi Takaful, 27 Oktober 2014 Jakarta, FSH UIN JKT, 2014.
72
73