Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN UDARA

Disusun Oleh :
Erwin Cahyanto
141.33.1017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2016

PROSES PERAWATAN SISTEM PENDINGIN


A. Istilah Istilah Akibat Dari Tidak Adanya Perawantan.
1. QUALITY LOSSES
Kerugian akibat menurunnya kualitas produksi yang disebabkan oleh tidak
terjaminnya performansi peralatan.Perusahaan harus mengganti kerugian akibat
menurunnya kualitas produk seperti konsekwensi harga yang murah/biaya
perbaikan.
2. ENERGY LOSSES
Konsumsi energi lebih besar bila peralatan tidak terpelihara.
3. CAPITAL COST
Peralatan yang tidak terpelihara kemungkinan akan menyebabkan kerusakan.
Kerusakan seringkali terjadi pergantian suku cadang akibatnya terjadi capital cost
yang tinggi.
4. PRODUCTION LOSSES
Kerugian yang terjadi akibat permasalahan produksi, biasanya disebabkan
kurangnya pemeliharaan peralatan produksi
5. CAPACITY LOSSES
Kapasitas produksi yang hilang akibat menunggu perbaikan peralatan yang
rusak akibat kurangnya pemeliharaan.
6. WORK ENVINRONMENT
Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah akibatnya dapat
mempengaruhi kecepatan dan kualitas produksi
7. LOST MARKET
Hilangnya waktu akibat kerusakan yang tak terduga dan perbaikan produk
sesuai dengan kualitas yang diinginkan, akan menyebabkan terlambatnya produk
masuk ke dalam pasar penjualan
8. INCREASED INVESMENT (DEGREASE OF EQUIPMENT LIFE)
Pada sisi peralatan, maintenance yang kurang baik akan menyebabkan umur
peralatan menjadi rendah, dan bahkan menuntut penggantian seluruh peralatan
yang baru akibatnya membutuhkan biaya yang lebih besar daripada biaya
pemeliharaan,

B. Proses Perawatan Sistem Pendingin


1. Metode Perawatan Yang Baik
Maintenance item
1. Check fan and motor bearings and lubricate, if necessary. Check

Frequency
W

tightness and adjustment of thrust collars on sleeve bearing units and

locking collars on ball bearing unit

2. Check belt tension

3. Clean strainer. If air is extremely dirty, strainer may need frequent

cleaning.

4. Check, clean and flush sump, as required

5. Check operating water level in sump, and adjust makeup valve, if

required

6. Check water distribution, and clean as necessary

7. Check bleed water line to ensure it is operative and adequate as

recommended by manufacturer.
8. Check fans and air inlet screens and remove any dirt ar debris
9. Inspect unit carefully for general preservation and cleanliness, and
make any needed repairs immediately
10. Check operation of controls such as modulating capacity control
dampers
11. Check operation of freeze controls operation such as pan heaters and
their controls.
12. Check the water treatment system for proper operation
13. Inspect entire evaporative condenser for spot corrosion. Treat and
refinish any corroded spot.
Tabel Laporan Frekuensi perawatan
D : Perawatan dilakukan setiap hari
W : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 minggu
M : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 bulan
Y : Perawatan dilakukan dalam jangka 1 tahun
Skema

W
Y

2. Prosedur Perawatan Terencana


Daftar Sarana

Jadwal
Pemeliharaan

Spesifikasi
Pekerjaan

Program
Pemeliharaan

Catatan
Pemeriksaan
Program
Rencana
Mingguan

Program
Rencana
Mingguan

Laporan
Pemeriksaan
Staff
Pemeliharaan

Permintaan
Pemeliharaan

Pemakaian

Mesin

a. Air Cooled Condenser


Mengukur perbedaan temperatur (TD) antara temperatur bola kering pada
udara masuk ke koil dengan temperatur kondensasi .
Untuk sistem bertemperatur rendah (-30OC s/d -40OC), TD = 5OC s/d 8OC
Untuk sistem yang bertemperatur sedang (-7OC), TD = 8OC s/d 11OC
Untuk sistem Air Conditioning , TD = 14OC s/d 17OC
b. Water Cooled Condenser
Mengukur perbedaan temperatur (TD) antara temperatur kondensasi
dengan temperatur air yang keluar dari kondenser. Temperatur air yang
keluar besarnya antara 2,8OC s/d 5,6OC lebih dingin dari temperatur
kondensasi. Jika temperatur ir lebih dingin dari 5,6OC kemungkinan air tidak

cukup menyerap kalor artinya kondenser perlu dibersihkan. Beberapa cara


untuk membersihkan water cooled condenser adalah :
-

Mechanical cleaning (dengan cara disikat)

Chemical cleaning : - Gravity method

Forced circulation method

c. Evaporative Condenser
Mengukur perbedaan temperatur antara temperatur bola basah sebesar
antara 8oC s/d 14oC. Lebih rendah dari temperatur bola kering sebesar.
Berikut adalah Jadwal perawatan yang secara umum dilakukan pada
evaporative condenser.
3. Permasalahan utama dan gangguan yang timbul dalam sistem
refrigerasi kompresi uap adalah :
-

Uap air

Gas inert

Kontaminasi

Kebocoran sistem

Sistem Kelistrikan/Kontrol

a. Uap air
Permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh uap air antara lain :
-

Uap air dapat mengalami pembekuan pada celah kecil di katup ekspansi
yang memungkinkan akan menutup aliran refrigeran.

Uap air juga dapat menimbulkan korosi. Refrigeran (chlorine) yang


terhidrolasi dengan air sehingga membentuk asam hidrochoric dan akan
menimbulkan korosi dari korosi ini akan membentuk lumpur (sludge)
yang akan menyumbat katup ekspansi, pipa kapiler, saringan.

Uap air berubah menjadi asam lalu beremulsi dengan pelumas dan akan
menimbulkan efek oil slugging Gejala adanya uap air dalam sistem :

Terjadi short cycling pada siklus pendinginan Tekanan sistem tidak


normal.
b. Gas inert
Gas selain refrigeran tidak dapat berkondensasi di kondenser, sehingga
dapat menaikkan tekanan discharge diatas normal. Gas inert yang dimaksud
antara lain :
Nitrogen
Oksigen
Karbondiaksida
Karbonmonoksida
Methana
Hidrogen
Gas tersebut masuk ke dalam sistem karena :
-

Kurang sempurnanya proses vakum

Adanya kebocoran

Manifold gauge set tidak di purge dulu saat proses pengisian


Kontaminasi
Kontaminasi atau kotoran dalam sistem terjadi karena :

Adanya serpihan logam pada saat proses flaring, swaging, cutting


ataupun reaming.

Kerak akibat proses pengelasan

Debu yang masuk pada saat instalasi

Karat

c. Kebocoran sistem
Kebocoran sistem dapat diakibatkan oleh :

Proses penyambungan pipa (nut, las) kurang baik

Adanya getaran / vibrasi yang berlebihan

Proses pemuaian / penyusutan

Kerusakan karena pemakaian

Masalah-masalah yang sering timbul pada Air Conditioning (Windows,


Split, AHU, dll) hampir sama dengan sistem refrigerasi, yang agak
membedakan adalah :

filter udara . Pembersihanya harus dilakukan secara teratur.

Sabuk. Rusak, tidak lurus.

Bearing.

Drain. Sering tersumbat

Apabila memakai water cooled condenser, biasanya sering kotor pada


bagian dalamnya terutama masalah karat dan lumut.
Masalah pada Cooling Tower

Basin. Berlumut, kotor.

Nozel. Sering tersumbat.

Air. Kotor, kurang kapasitasnya.

Kipas.

Eliminator / drift rusak.

Perawatan terencana yang umum dilakukan pada sistem tata udara.


4. Perawatan Harian

Periksa semua peralatan bebas dari noise dan getaran.

Periksa temperatur pada jam 8.00. 12.00 dan 17.00 (tergantung hari
kerja /minimal 3 kali).

Periksa tekanan suction, discharge dan tekanan oli

5. Perawatan Mingguan

Periksa sight glass

Periksa arus pada semua motor utama.

Periksa Air cooled condenser bebas dari kotoran

Periksa /bersihkan /ganti filter udara seperlunya.

Periksa kondisi grilles.

Periksa drain

6. Perawatan Bulanan

Periksa semua kondisi sabuk (tension dan kelurusannya)

Periksa level oli

7. Perawatan Tiga bulanan

Periksa water cooled condenser

Periksa sirip-sirip heat exchanger

Lumasi bearing motor /kipas seperlunya.

Periksa kebocoran sistem dengan menggunakan elektronik leak


detektor atau dengan alat lainnya.

Bersihkan basin drain

Periksa humidifier (jika terpasang) bebas dari lumut

Jika diperlukan bersihkan sensor dari thermostat dan humi diatas 5.


6(lima, enam ) bulanan

Aktifkan sensing elemen dari humidistat tipe rambut kerjakan menurut


instruction manualnya (apabila terpasang).

8.Perawatan Tahunan

Periksa semua bearing pada motor /kipas /shaft (kalau perlu diganti)

Bersihkan cooling tower, kondenser, kalau perlu di cat ulang. Ganti


water treatment chemical (apabilamenggunakannya).

Periksa semua operating dan safety control terutama settingnya.

DAFTAR PUSTAKA
ASEAN-USAID, Building Energy Conservation Project, ASEAN Lawrence
Berkeley Laboratory, 1992.
ASHRAE, Standard on Energy Conservation in New Building Design, 1980
The Development & Building Control Division (PWD) Singapore: "Handbook on
Energy Conservation in Buildings and Building Services", 1992.
F. William Payne, John J'.McGowan ; Energy Management for
BuildingHandbook, The Fairmont Press.lnc, 1988.

Anda mungkin juga menyukai