Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme protein
Metabolisme lemak
1.3 Tujuan
Mengetahui apa itu bioenergetika.
Mengetahui bentuk dan peran energy dalam sel
Mengetahui proses metabolisme dalam tubuh,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bioenergetika atau termodinamika adalah studi ilmu pengetahuan mengenai perubahan
energi yang menyertai reaksi biokimia serta macam-macam variasi transformasi energi yang
terjadi pada makhluk hidup.
Kaidah termodinamika dalam sistem biologi yaitu:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi: energi total
sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun energi dapat
dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Contohnya energi
kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin
berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem. Entropi
akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang
yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas
(G) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi (S), diungkapkan dalam
persamaan:
G = H TS
Keterangan: H adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat H kurang lebih sama dengan E, perubahan total
energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan dengan persamaan:
G = E TS
Jika G bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika G sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai selesai dan
tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika G bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi
endergonik). Bila G sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi reaksi.
Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energy.
2.2 Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energy.
Untuk mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan
energi bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan proses
eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya matahari, bakteri
Mg 2+
Fosfoenolpiruvat
G0
kJ/mol
-61,9
kkal/mol
-14,8
Karbamoil fosfat
-51,4
-12,3
1,3-bifosfogliserat
-49,3
-11,8
Kreatin fosfat
-43,1
-10,3
ATP ADP + Pi
-30,5
-7,3
ADP AMP + Pi
-27,6
-6,6
Pirofosfat
-27,6
-6,6
Glukosa 1-fosfat
-20,9
-5,0
Fruktosa 6-fosfat
-15,9
-3,8
AMP
-14,2
-3,4
Glukosa 6-fosfat
-13,8
-3,3
Gliserol 3-fosfat
-9,2
-2,2
Senyawa
(sampai 3-fosfogliserat)
Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu akseptor
yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih besar. Oleh
karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan gugus
daripada ikatan berenergi tinggi.
Berdasarkan posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP merupakan donor fosfat berenergi
tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP dapat
menerima fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP dari senyawa yang berada di atas ATP
dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan proses-proses yang menghasilkan ~
dan proses-proses yang menggunakan ~. Dengan demikian ATP terus dikonsumsi dan terus
diproduksi. Proses terjadi dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil
dan hanya cukup untuk mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama ~ yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
1. Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~ terbesar dalam organisme aerobik. Energi bebas
untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam mitokondria
dengan menggunakan oksigen.
2. Glikolisis
Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~ yang terjadi akibat pembentukan laktat
3. Siklus asam sitrat
Dalam siklus asam sitrat satu ~ dihasilkan langsung pada tahap suksinil tiokinase.
2.3 Proses metabolisme dalam tubuh
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang
terjadi di tingkat selular.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi
6
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah
lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut
promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi
dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat,
yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang
terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang
ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Semua bahan makanan seperti:glukosa, asam amino, dan asam lemak dapat dimetabolisme
menjadisumber energi (ATP). Energi antaralain berguna untuk aktivitas otot,sekresi kelenjar,
memelihara membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang
berasal dari protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh.
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino,dan asam
lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti: sumber
energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara
membran potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari
protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme tersebut
kemudian dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi,
menggangti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dan sebagainya. Proses sintesis demikian tidak
dapat berlangsung tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP
merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan
keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan
zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh.
2.3.1 Metabolisme Karbohidrat
5. Threonine
6. Tryptophan
7. Valine, dan
8. Methionin; mengandung unsur sulfur (S).
2.3.3 Metabolisme Lemak
Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting
dalam proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol
(Kol).
Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol
dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama
berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan
dalam wujud sebagai kolesterol ester. Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa
usus halus dengan cara difusi,
kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis
(bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi oleh
protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron
disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak
bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari
pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus cysterna
chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar
kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di
dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi menjadi asam
lemak (FFA) dan gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan
dalam jaringan lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah
kehilangan asam lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap
berada di dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bioenergetika atau termodinamika adalah studi ilmu pengetahuan mengenai perubahan
energi yang menyertai reaksi biokimia serta macam-macam variasi transformasi energi yang
terjadi pada makhluk hidup. Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi
bebas dari proses eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang
mengandung adenin,
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi
di tingkat selular.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan
energi
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme protein
Metabolisme lemak
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan tentang bioenergetika
dalam sel, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan di mohon untuk member
kritikan yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986). Biology.
New Jersey: Prentice Hall.
Ganong, W.F. (1995). Review of Medical Physiology. 4th ed. San Fransisco:
Prentice Hall International Inc.
Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Company.
Raven, P.H., and Johnson, G.B. (1986). Biology. New York: Times Mirror/ Mosby
College Publishing.
Storer, T.I., Stebbins, R.C., Usinger, R.L., and Nybakken, J.W. (1979). General
Zoology. 7th ed. New York: McGraw-Hill Book Company.
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and Millington, W.F. (1986). Biology.
New Jersey: Prentice Hall.
Ganong, W.F. (1995). Review of Medical Physiology. 4th ed. San Fransisco:
Prentice Hall International Inc.
Guyton, A.C. (1986). Textbook of Medical Physiology. 7th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Company.
Raven, P.H., & Johnson, G.B. (1986). Biology. New York: Times Mirror/ Mosby
College Publishing.
Storer, T.I., Stebbins, R.C., Usinger, R.L., and Nybakken, J.W. (1979). General
12
13