Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kita berpikir, apakah semua mahluk hidup di dunia ini sejak awal
sudah seperti itu? ataukah jenis mahluk hidup yang ada sekaranag ini merupakan
perubahan dari jenis jenis yang terdahulu?. Semua mengalami perubahan
perubahan yang terjadi dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks. Nah,
proses yang demikian dinamakan dengan evolusi.
Evolusi merupakan perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama
akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Segala makhluk hidup yang sekarang
ditemukan adalah hasil perkembangan berangsur-angsur pada masa silam. Evolusi
juga dapat diartikan sebagaiperubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku
organisme antara generasi kegenerasi. Bentuk bentuk organisme, pada semua
level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah
laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi.
Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefinisikan sebagai evolusi.
Di dunia ini banyak sekali ragam hewan dan tumbuh-tumbuhan yang
diperkirakan ada dua juta spesies. Keadaan tersebut mendorong para ahli biologi
berusaha mengetahui penyebab terjadinya keanekaragaman spesies tersebut.
Sejak abad keenarn sebelum masehi, para ahli sudah mencoba mengemukakan
pendapatnya tentang alam. Setelah bermunculan pendapat dari para ahli biologi.
Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami
perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahanperubahan itu mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, sifat-sifat yang dimiliki
oleh

nenek

moyangnya.

Tetapi

kemudian

pada

generasi

selanjutnya,

penyimpangan-penyimpangan itu semakin banyak sehingga timbullah spesies


baru.

Terjadinya evolusi ini dapat dibuktikan dengan adanya petunjuk evolusi, baik
bukti fosil maupun bukti artificial ataupun kajian molekuler, anatomi
perbandingan dan sebagainya. Petunjuk evolusi berdasarkan fosil adalah petunjuk
yang mendukung teori evolusi karena dapat dibandingkan antara fosil terdahulu
dengan makhluk hidup sekarang. Namun adakalanya petunjuk berdasarkan fosil
meragukan karena biasanya tidak utuh dan banyak terjadi pemalsuan oleh
beberapa pihak.
Dalam Buku Darwin, rigin of Species, mengandung beberapa bukti tidak
langsung yang memperlihatkan bahwa evolusi terjadi. Contohnya, Darwin
menjelaskan bukti dari catatan fosil untuk memperlihatkan bahwa bentuk
kehidupan lain pernah ada di bumi. Oleh karena evolusi terjadi dalam waktu yang
sangat lama, sangatlah sulit untuk melihat dan mengamati evolusi secara
langsung. Sejak teori Darwin diteruskan, para ahli biologi telah banyak
mengumpulkan informasi baru untuk mendukung teori evolusi.
Bukti keturunan yang sama dai mahluk hidup sudah ditemukan oleh para
ilmuwan yang bekerja pada berbagai bidang selama bertahun-tahun. Bukti ini
telah menunjukkan dan memverifikasi adanya evolusi dan memberikan banyak
informasi mengenai proses alamiah dengan mana varietas dan keanekaragaman
hidup di Bumi berkembang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk memperkuat rumusan mengenai buktibukti evolusi yang telah dipelajari sebelumnya, maka dalam makalah ini
kelompok kami akan menyajikan materi Contoh Bukti-Bukti Evolusi yang
telah ditemukan oleh para ahli dimasa silam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa contoh bukti evolusi dalam Paleontologi (Fosil)?
2. Apa contoh bukti evolusi embriologi perbandingan?
3. Apa contoh bukti evolusi molekuler ?
4. Apa contoh bukti evolusi berdasarkan domestikasi?
2

5. Apa contoh bukti berdasarkan Distribusi Geografis?


6. Apa contoh Bukti berdasarkan Anatomi Perbandingan?
7. Apa contoh bukti berdasarkan organ vestigial ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui contoh bukti-bukti evolusi dari temuan fosil.
2. Untuk mengetahui contoh bukti berdasarkan embriologi perbandingan.
3. Untuk mengetahui contoh bukti berdasarkan evolusi molekuler.
4. Untuk mengetahui contoh bukti evolusi berdasarkan domestikasi.
5. Untuk mengetahui contoh bukti evolusi berdasarkan distribusi geografis.
6. Untuk mengetahui contoh bukti evolusi berdasarkan anatomi perbandingan.
7. Untuk mengetahui contoh bukti evolusi berdasarkan organ vestigal.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Contoh Bukti Evolusi Fosil
Sejak masa Darwin, orang-orang telah meneliti dan mempelajari bukti di alam
yang mengajarkan mereka lebih tentang evolusi. Beberapa tipe dari bukti ini,
misalnya fosil dan persamaan antar organisme, telah digunakan oleh Darwin
untuk mengembangkan teorinya tentang seleksi alam, dan sampai sekarang masih
digunakan. Di lain sisi, misalnya pengujian DNA, tidak memungkinkan di masa
Darwin, namun saat ini telah digunakan oleh para ahli sains untuk mempelajari
evolusi lebih jauh (Evidence for evolution, 2012).
Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang
tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu. Kadang-kadang hanya
berupa bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan
terdapat dalam keadaan tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu bagian atau
beberapa bagian dari tubuh makhluk hidup. Hancurnya tubuh makhluk hidup
yang telah mati disebabkan pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan
pemakan bangkai dan lain-lain. Fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan
bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan atas umur lapisan yang
mengandung

fosil-fosil

itu

seperti

yang

telah

dijelaskan

sebelumnya

(Muhaimin, 2011).
Dengan membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi
yaitu mulai sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi
dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan
di masa lampau berbeda dengan sekarang.Perubahan lingkungan tersebut terjadi
secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di
dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini mengakibatkan terjadinya
perubahan jenis-jenis makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.Fosilisasi juga

terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan
sendimen di bawah permukaan air, kemudian meninggalkan bekas bentukan atau
cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut merupakan fosil
permukaan tubuh tiruan yang baik. Salah satu contoh adalah sebagai berikut:
1. Fosil Trilobitedari Utah tengah
Bentukan atau cetakan yang terbentuk menjadi fosil dapat dilihat pada
(Gambar) Bentuk fosil yang lain misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang
terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya mengeras menjadi batuan
karang lunak.
Gambar Fosil Trilobitedari Utah tengah.
Trilobite telah punah jutaan tahun dan hanya
diketahui melalui catatan fosil, tetapi jumlah
spesiesnya sangat banyak sekali sebagaimana
banyaknya
individu yang ditemukan.
Meskipun catatan fosilnya tidak lengkap,
jumlah fosil Trilobite yang telah diidentifikasi
mendekati 4.000 spesies, beberapa masih
dalam tahap pertumbuhan juvenil. (Sumber :
Johnson L.G, 1987 : 748)

2. Coelocanth
Berlawanan dengan ikan bersirip duri, sebagian besar anggota
subkelas ikan bertulang lain yang masih hidup yaitu ikan bersirip lobus
(lobe-finned fish) dan lungfish (Subkelas Sarcopterygii; Bahasa Yunani
sarkodes, berdaging), tetap tinggal dalam air tawar. Paru-parunya
tetap memantu insang dalam bernapas. Dua kelompok ikan bersirip
lobus yang disebut coelacanth dan rhipidistian, ditandai dengan sirip
pectoral dan pelvis yang berotot yang didukung oleh pembesaran
kerangka bertulang. Banyak ikan bersirip lobus berukuran sangat besar,
yang ternyata meupakan penghuni dasar perairan yang mungkin telah
menggunakan pasangan sirip berototnya sebagai bantuan untuk

"berjalan diatas substrat di dasar perairan. Beberapa mungkin juga


kadang-kadang mampu untuk berjlan didarat (Campbell, 2003).
3. Archaeopteryx
Fosil

burung

yang

bernama

Archaeopteryx

lithographica

ditemukan digunung kapur Bavaria di Jerman, yang berusia kira-kira


150 juta tahun, termasuk kedalam masa Jura. Berbeda dari burung
modern, tetapi mirip dengan reptilian, Archaeopteryx memiliki kaki
depan yang bercakar, geligi dan ekor yang panjang mengandung
vertebra. Archaeopteryx adalah penerbang yang lemah, mungkin hanya
penghuni pohon yang suka meluncur turun. Kombinasi meluncur turun
dari pohon dan melompat keudara dari permukaan tanah mungkin
merupakan cara terbang paling awal pada garis keturunan burung
(Campbell, 2003).
4. Fosil Kuda (Bukti Evolusi yang Lengkap)
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi,
yang sejarahnya ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di
Amerika Utara dan sedikit dari Eropa dan Asia. Fosil kuda termasuk cukup
lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar,
sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman. Evolusi
kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Hal ini
disebabkan oleh kuda hidup berkelompok dan cukup besar, sehingga
meninggalkan sejumlah besar fosil dari masa ke masa. Fosil kuda primitif
ditemukan dalam jumlah besar pada zaman Eosen 58 juta tahun yang lalu,
yaitu di Eropa dan Amerika Utara.Fosil kuda yang paling primitif adalah
dikenal dengan Eohippus. Ciri-ciri Eohippus berdasarkan rangkanya dapat
dideskripsikan sebagai berikut : kuda ini sebesar kucing/kancil dan tingginya
hanya sekitar 30 cm, struktur gigi sebagai pemakan semak belukar, giginya
berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham yang terspesialisasi untuk
menggiling makanan (Iskandar T. Djoko, 2001).
6

Evolusi Eohippus sampai menjadi Equus diperkirakan melalui tahapan


Eohippus

borealis

Parahippus

Orohippu

Mesohippus

Merychippus paniensis

bairdi

/Pliohippus

Miohippus

Equus. Evolusi

pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi. Kuda termasuk
ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku
ganjil", yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang
ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan
struktur gigi yang serupa (Akhsan, 2012).
a. Hyracotherium (Eohippus)
Fosil

kuda

tertua

yang

dikenal

yakni

Hyracotherium (Eohippus). Fosil hyracotherium


yang ditemukan di Eropa pada abad ke-18, oleh
Richard

Owen

yang

diberi

nama

dengan

Hyracoterium yang berarti binatang seperti hyrax. Hyracotherium telah


ada sekitar 52 juta tahun lalu dan telah tinggal di benua Amerika Utara.
Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya
sekitar 30 cm. Memiliki kepala dan leher dan tulang belakang lengkungan
berbentuk tangguh yang relatif singkat. Diperkirakan kuda primitif ini
memakan semak belukar apabila ditinjau dari struktur giginya. Giginya
yang berjumlah 22. Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu
rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari
rudimen. Hyracotherium juga memiliki otak kecil, ada juga lobus frontal
kecil. Beberapa dari tulang kaki tidak stabil dan tidak memiliki
fleksibilitas.
b. Mesohippus
Pada Zaman Oligosen sekitar 40
juta

tahun

silam,

Hyracotherium

mengalami kepunahan. Akan tetapi,


mamalia

ini

telah

menurunkan
7

keturunannya yang dinamakan Mesohippus. Mesohippus berukuran lebih


besar daripada Hyracotherium. Struktur tubuh Mesohippus menunjukkan
bahwa hewan ini telah beradaptasi dengan sangat baik untuk hidup di
padang rumput, hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah jari pada
setiap kaki Mesohippus menjadi tiga jari di setiap kakinya. Jari tengahnya
juga lebih besar daripada jari-jari lainnya. Selain itu, hewan ini juga
memiliki kaki yang lebih kuat dan lincah dibandingkan dengan
Hyracotherium. Hewan ini memiliki leher yang agak panjang. Pada
mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang
menjadi gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan
kemampuannya untuk mengunyah makanan.
c. Miohippus
Masih

pada

zaman

Oligosen,

Miohippus (berarti "kuda kecil") adalah


genus kuda prasejarah. Miohippus tinggal di
Amerika Utara selama zaman Oligosen.
Miohippus hidup pada zaman Oligosen.
Miohippus lebih besar dari Mesohippus dan
memiliki tengkorak yang sedikit lebih panjang. Fosa wajah nya adalah
lebih dalam dan lebih diperluas, dan sendi pergelangan kaki agak berbeda.
Miohippus juga memiliki puncak ekstra variabel pada geraham atasnya,
yang memberikan area permukaan yang lebih besar untuk mengunyah
makanan ternak yang lebih ketat.

d. Merychippus
Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar
25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis kuda
yang disebut Merychippus. Seperti nenek
8

moyangnya, Merychippus masih memiliki leher yang agak panjang yang


khas. Merychippus memiliki tiga jari pada kaki belakangnya, dan empat
jari pada kaki depannya. Kaki Merychippus berkembang menjadi kaki
yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman
sekarang. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim
besar-besaran yang mengakibatkan terjadinya zaman es.
e. Pliohippus
Kemudian sekitar 10 juta tahun yang lalu,
semasa jaman Pliocene kuda berkembang menjadi
Pliohippus. Leluhur kuda jenis ini mempunyai satu
jari atau satu tracak pada tiap kakinya. Pliohippus
merupakan hewan monodaktil (hewan bertracak tunggal) sejati yang
pertama dalam sejarah evolusi .
f. Equus caballus
Akhirnya sekitar 2 juta tahun yang lalu,
kuda seperti yang kita kenal sekarang yaitu
Equus caballus, muncul sebagai makhluk yang
lebih besar. Namun sekitar 8 ribu tahun yang
lalu, spesies Equus ini punah di daratan
Amerika Serikat dan tidak muncul lagi sampai orang-orang Spanyol
membawa kuda masuk ke benua Amerika pada tahun 1400-an. Jari-jemari
pada nenek moyangnya telah berkurang jumlahnya sampai tinggal satu jari
di setiap kakinya yang telah dilindungi oleh kuku yang sangat keras dan
telah termodifikasi. Struktur kaki kuda zaman

sekarangpun telah

beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk
berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan
sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Lebih jelasnya pada evolusi kuda terjadi perubahan sebagai berikut:

Pertambahan dalam ukuran. Ukuran tubuh kuda bertambah mulai dari


sebesar kancil menjadi sebesar kuda akutual sekarang.

Pemanjangan kaki depan dan belakang. Kaki kuda yang relatif sebanding
dengan tubuhnya seperti proporsi tubuh kucing atau anjing.

Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah. Mula-mula jari kaki
berjumlah buah, kemudian tereduksi menjadi satu jari saja.

Punggung menjadi lurus dan datar. Punggung yang miring melekuk


dengan bagian dada lebih tinggi menjadi datar.

Gigi seri melebar. Gigi seri yang semula serupa gigi mamalia lainnya
menjadi lebar dan pipih untuk menggigit rumput.

Gigi premolar berubah bentuk menjadi molar. Gigi geraham melebar


semua menggantikan fungsi menguyah menjadi menggiling.

Pemanjangan dari tengkorak. Tengkorak memanjang untuk memperoleh


bentuk kepala yang lebih ideal untuk menambah kecepatan berlari.

Pertambahan mahktota gigi dengan pertumbuhan bagian email. Sesuai


dengan fungsi dan jenis makanannya cara menggiling makanan
mengakibatkan mahkota gigi aus. Untuk menanggulangi kerusakan gigi,
maka bagian mahkota gigi cukup tebal untuk mengakomodasi keausan
sampai kudanya berusia 5 tahun.

Volume otak bertambah besar dan juga bertambah kompleks.

Rahang bertambah lebar untuk mengakomodasi perubahan gigi.

5. Fosil Ikan Paus


Setasea paling awal (ordo mamalia yang mencakup paus, lumba-lumba
dan porpoise) hidup 50-60 juta tahun yang silam. Catatatn fosil
mengindikasikan bahwa sebelum masa itu, kebanyakan mamalia bersifat
terrestrial (hidup di darat). Walaupun saintis telah lama menyadari bahwa paus
dan setasea lain pastilah berawal dari mamalia darat, dahulu baru sedikit
10

temuan fosil yang mengungkapkan bagaimana struktur tungkai setasea


berubah seiring waktu, sehingga pada akhirnya tungkai belakang hilang dan
sirip terbentuk. Akan tetapi, dalam beberapa dewasa terakhir, serangkain fosil
yang menabjukkan telah ditemukan di Pakistan, Mesir dan Amerika Utara.
Fosil-fosil tersebut mendokumentasikan transisi dari kehidupan di darat
kekidupan di laut. Setiap organisme yang ditunjukkan pada gambar 1.1
berbeda dari mamalia yang ada pada saat ini, termasuk paus masa kini dan
semua organisme itu sekarang sudah punah. Secara kolektif, fosil-fosil
tersebut

dan

juga

fosil

lain

yang

ditemukan

terlebih

dahulu

mendokumentasikan pembentukan spesies-spesies baru dan awal mula satu


kelompok mamalia utama baru, setasea (Campbell, dkk., 2008).
6. Evolusi Fosil Manusia
Bambang (2011) menyatakan bahwa Ordo primata memiliki 2
subkelompok yaitu prosimian dan anthropoid. Prosimian adalah kelompok
primata sebelum kera misalnya lemur, loris, tarsius. Antropoid adalah
kelompok primate termasuk kera dan monyet , aves, dan manusia yang rata
rata memiliki otak yang lebih besar. Ciriciri prosimian adalah ibu jari dapat
digerakkan kesegala arah, jari memiliki kuku, dan mata mengarah kedepan.
Prosmian mulai punah pada zaman eosin. Evolusi hominid ( cikal bakal
manusia ) dimuali diafrika. Hominid awal termasuk genus Australopithecus,
diperkirakan muncul 3,8 juta tahun lalu. Sejarah penemuan fosil hominid
dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Australophitecus afarensis (Lucy)
Ditemukan di Euthopia pada tahun 1974 oleh johanson merupakan
hominid berukuran kecil , ciricirinya sebagai berikut:

Tingi kira kira 3 kaki (1,5 m)

Wajahnya mengarah kemuka, tulang tengkorak seperti kera, dan


volume otak kecil yaitu , 450 500 cc.

11

Gigi masih primitif dan memiliki 2 gigi taring yang panjang.


Diperkirakan A. afarensis ini belum bisa bicara, belum bisa membuat
peralatan

dan

belum

menggunakan

api.

Beberapa

ilmuwan

memperkirakan A. afarensis berkembang menjadi austrolopithecus


yang lebih maju yaitu A. africanus.
b. Australophitecus africanus
Ditemukan di afrika selatan pada tahun 1829 oleh Raymond Dart. Ciri
cirinya sebagai berikut:

Ukuran tubuh agak kecil

Berjalan tegak

Tangan dan susunan gigi berbeda dengan manusia

Memakan tumbuhan dan hewan

c. Homo Habilis
Ditemukan disejumlah daerah di Afrika. Homo habilis diperkirakan
muncul kira kira 1,9 juta dan bertahan lebih dari setengah juta tahun.
Ciri cirinya sebagai berikut:

Volume otak rata rata 650 cc.

Sudah dapat membuat peralatan dari batuuntuk memotong dan


menumbuk.

d. Homo Erectus
Ditemukan di Afrika, Asia dan Eropa, namun sebenarnya H. Erectus
ini berasal dari afrika yang kemudian ada yang bermigrasi ke eropa dan
asia. Hal ini disebabkan oleh suatu bukti ditemukannya fosil H. Erectus di
afrika yang tertua yang berusia 1,5 dan 1,6 juta tahun. Sedangkan fosil H.
Erectus yang ditemukan di asia dan eropa berusia 200.000 tahun lalu. Ciri
cirri H. Erectus adalah sebagai berikut:

Volume otak 850 1200 cm3.

12

Ukuran tubuh lebih tinggi dari H. Habilis

Berjalan dengan 2 kaki (bipedal)

Berdiri tegak

Lubang mata dalam dan muka menonjo keluar

Sudah dapat membuat peralatan dari batu yang lebih maju

Sudah memakai baju, membuat api, dan membuat pondok ataupun


hidup digua gua .

e. Homo Sapiens
Ditemukan dilembah Neander jerman. Fosil H. Sapiens tersebut
disebut manusia Neanderthal. Manusia Neanderthal termasuk slah satu
kelompok H. sapiens yang tertua. Kelompok ini juga menyebar keseluruh
Eurasia. Ciri cirinya sebagai berikut:

Bentuk tubuh pendek dan kuat

Volume otak sedikit lebih besar dari pada H. Sapiens

Wajahnya menonjoL
Manusia neandethal ini sudah mampu membuat peralatan dengan

lebih sempurna disbanding H.Erectus. cara mencari makan adalah dengan


berburu. Mereka sudah memiliki hubungan social yang tinggi dan
melakukan upacara ritual atau kepercayaan. Punahnya manusia neandethal
masih menjadi misteri. Ada ilmuwan yang menduga bahwa mereka punah
karena gagal berkompetisi atau karena gagal menghadapi perubahan iklim
pada zaman pleistosen.
f. Homo Sapiens Modern
Homo sapiens dengan bentuk tubuh modern muncul kira kira 40.000
tahun lalu dan mungkin juga lebih awal. Homo sapiens modern diduga
pernah hidup di prancis dan spanyol, dan disebut manusia Cro-Magnon.
Senjata dan peralatan manusia Cro-Magnon lebih rumit dan kadang dibuat

13

dari bahan selain batu, misalnya tulang, gading dan kayu. Mereka juga
mulai mengembangkan seni terbukti dengan ditemukannya lukisan
lukisan di gua, seni patung dan seni pahat.
B. Contoh Bukti Evolusi Berdasarkan Embriologi Perbandingan
Salah satu studi yang membahas tentang contoh bukti evolusi ialah
embriologi, yaitu kajian tentang embrio. Sebuah embrio ialah hewan yang belum
lahir atau manusia muda dalam fase terawal. Embrio dari banyak hewan yang
berbeda : mamalia, burung, reptil, ikan, dan lainnya. Terlihat sangat mirip dan
terkadang sulit untuk menjelaskan bagiannya. Banyak ciri dari satu jenis hewan
yang muncul yang muncul pada embrio dari hewan jenis lain. Misalnya embrio
ikan dan embrio manusia, keduanya memiliki celah insang. Pada ikan akan
berkembang menjadi insang, namun pada manusia akan hilang sebelum kelahiran.
Menurut Ernst Haeckal (1834- 1919) dalam teori asal dan tujuan manusia
evolusi Franz Dahler (2000) bahwa perkembangan suatu makhluk hidup
merupakan pengulangan cepat dan singkat dari filogenesis, yakni sejarah
perkembangan jenis, tumbuhan, dan manusia yang berlangsung selama jutaan
tahun.
Ini menunjukkan bahwa hewan-hewan adalah mirip dan mereka berkembang
serupa, mengimplikasikan bahwa mereka berhubungan. Memilki nenek moyang
yang sama dan mereka bermula dari hal yang sama, secara bertahap
mengembangkan ciri yang berbeda, namun struktur dasarnya bermula dari hal
yang sama (Arinie, 2011).

14

Gambar B.1 Memperlihatkan perbandingan embrio pada manusia, katak


dan cumi- cumi, ikan, salamander, kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci,
Sumber : Microsoft Encarta 2008

C. Contoh Bukti Evolusi Molekuler


Evolusi melekuler merupakan merupakan proses evolusi yang terjadi pada
skala DNA, RNA, dan protein. Secara garis besar, evolusi molekuler ini
membahas mengenai RNA, DNA, analisis filogenik, dan evolusi eukariot.
Evolusi molekuler muncul sebagai bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1960-an
ketika peneliti dari bidang biologi molekuler, biologi evolusi, dan genetika
populasi berusaha memahami stuktur dan fungsi asam nukleat dan protein yang
baru ditemukan. Evolusi molekuler pada dasarnya menjelaskan dinamika
perubahan evolusi pada tingkat molekuler, bahasan pada evolusi molekuler itu
meliputi perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya serta
rata-rata dan pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi organisme
dan makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni molekuler) . Di
samping kesamaan yang ditemukan pada struktur-struktur anatomi, para ahli
biokimia juga menemukan banyak kesamaan pada tingkatan molekuler.
Kenyataannya semua organsime hidup memiliki materi genetik (DNA) yang

15

hampir sama, mengunakan kode-kode genetik yang sama, dan memiliki molekul
berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi genetik, DNA berfungsi mulai dari
perkembangan awal setiap organisme. Sejak diketahui bahwa transfer sifat-sifat
keturunan dan kontrol genetik melalui DNA, memberi kemajuan yang efektif dan
efisien, dan terjadi perubahan dimana seleksi alam tidak banyak lagi disukai,
tetapi beralih ke mekanisme hereditas (Munif, dkk,. 2002).
1. DNA
Semua organisme hidup tersusun oleh
kode

genetik

(DNA=Dioksiribonukleotid

Acid) yang sama. Kode genetik makhluk


hidup tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan
empat

basa

nitrogen

yang

saling

berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang berbeda. Kode genetik ini


bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi kode-kode genetik
ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang menyusun protein.
Secara universal protein seluruh makhluk hidup tersusun oleh kombinasi 20
asam amino (Gambar 2.14 dan 2.15). sebagai contoh dari DNA yaitu adanya
data genetika molekuler pertama pada fosil primata.
Pendekatan molekuler dilakukan oleh sekelompok peneliti dari universitas
California di Berkeley. Tahun 1987 mereka mengemukakan hasil analisis
ADN mitokondria yang menunjukan bahwa ADN mitokondria manusia yang
paling primitif (wanita, karena ADN mitokondria diturunkan dari pihak ibu)
terdapat di Afrika. Bila dikaji mengenai kecepatan mutasi ADN mitokondria,
dan dikaitkan dengan perubahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan bahwa
manusia yang paling primitif harus sudah berada dimuka bumi sekitar
200.000 tahun yang lalu. Hal ini menimbulkan kontroversi dengan data fosil,
karena menurut fosil, Homo sapiens pertama berumur paling sedikit sekitar
250.000-1.000.000 tahun yang lalu. Apalagi bila kita membaca buku yang
lebih tua, maka dapat kita menemukan bahwa perkiraan manusia pertama
16

adalah sekitar 15.000.000 tahun yang lalu. Penelitian tandingan dilakukan


oleh kelompok lain dengan menggunakan analisis ADN kromosom Y
menunjukan bahwa pria pertama berasal dari daerah aka Afrika, di tempat
suku Pygmee berada. Pendekatan tersebut diatas, meskipun mengarah pada
Afrika sebagai daerah asal manusia, sangat didukung oleh data fosil.
Meskipun data molekuler sangat cocok dengan data fosil, namun data
yang masih ada belum cukup untuk memastikan asal-usul manusia. Teori lain
menyatakan bahwa manusia pertama mungkin adalah hibrit antara manusia
primitif (Homo erectus dengan Homo habilis dan Homo neaderthalensis) dan
dihasilkan manusia modern yang hidup sekarang. Pendapat lain mengatakan
bahwa asal usul manusia terjadi di Afrika dan Asia. Adapula kemungkinan
yang jauh lebih kecil yakni di Eropa dan Australia. Pendapat ini didasarkan
pada fosil Homo erectus dan fosil Homo sapiens.
Contoh lain adalah insulin dihasilkan di pankreas babi, sama dengan
dengan insulin manusia sehingga insulin yang diproduksi pankreas babi
dipakai untuk perawatan penderita diabetes. Ini berarti kalau manusia dan babi
memliki molekul DNA yang sangat mirip. Tidaklah aneh kalau hewan dari
berbagai spesies mensintesa protein yang sama di alam. Primata (termasuk
manusia dan kera) serta guinea pigs menunjukkan jenis hubungan biokimia
yang aneh. Mereka adalah satu-satunya vertebrata yang tidak dapat membuat
vitamin C dari karbohidrat. Mungkin saja bagi alam untuk menjadikan DNA
manusia berbeda mutlak dengan DNA babi, katakanlah DNA babi memiliki
basa yang berbeda dari DNA manusia. Tapi semua mahluk hidup di bumi
memiliki DNA yang basanya semua sama: adenin, guanin, sitosin, timin. Ini
bukti kalau evolusi terjadi dari satu leluhur purba.
2. RNA
RNA terdiri dari dua macam yaitu RNA genetik dan RNA nongenetik.
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai
pembawa keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk
17

hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi
RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam
mengatur aktivitas sel. Hubungan filogenetik antara mikroorganisme dengan
organisme lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan metode yang
digunakan pada saat ini yaitu berdasarkan pada perbandingan urutan basa dari
asam nukleat, khususnya urutan RNA ribosom. Struktur RNA ribosom
merupakan struktur sel kunci yang terlibat dalam proses sintesis protein
terutama pada tahap translasi. Salah satu penemuan terbaru dalam filogenibiologi adalah diperoleh hubungan evolusi berdasarkan urutan basa nukleotida
pada RNA ribosom, yang dapat digunakan sebagai suatu ukuran jauh dekatnya
hubungan evolusi di antara organisme.
Berdasarkan urutan RNA ribosom tersebut dapat dibedakan 3 garis
evolusi, yang menyatakan hubungan antara mikroorganisme dengan
oragnisme lainnya yang ada di bumi ini, yaitu dua kelompok organisme
prokariot (Archaebakteria dan Bakteria) dan satu kelompok eukariot yaitu
Eukaria. Secara evolusi diduga Eukaria merupakan bentuk endosimbiosis dari
organisme prokariot. Hal ini dapat diketahui dari tipe ribosom pada organelorganel tertentu, seperti ribosom mitokondria dan kloroplas. Pada sel eukaria
memiliki tipe ribosom berukuran 70 S (S= satuan sedimentasi: SVEDBERG).
3. Protein
Bukti proteomik juga dapat dijadikan bukti universal kehidupan nenek
moyang kita. Protein vital seperti ribosom, DNA polymerase, dan RNA
polymerase ditemukan pada semua bakteri primitive hingga mamalia yang
paling kompleks. Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap
organisme hidup. Salah satunya adalah sitokrom c yang terdiri dari rantai
polipeptida yang terdiri atas 104 sampai 112 asam amino (tergantung jenis
organisme). Pada tahun-tahun belakangan ini telah ditentukan urutan asam
amino yang pasti pada sitokrom c dari beragam organisme seperti manusia,
kelinci, pinguin raja, ular gerincing, ikan tuna, ngengat dan neurospora.
18

Meskipun terdapat banyak variasi dalam urutan terutama bagi organisme yang
diduga berkerabat jauh, ternyata ada juga sejumlah besar persamaanya. Urutan
asam amino pada manusia berbeda dengan urutan pada monyet rhesus hanya
pada satu tempat dalam rantai. Sitokrom c dari tanaman gandum berbeda dari
manusia dalam 35 asam amino. Akan tetapi, 35 asam amino lainnya dalam
rantai terbukti sama pada setiap spesies yang diuji. Hal ini termasuk satu
bagian yang terdiri atas 11 asam amino yang beruntun (No. 70-80) yang
terdapat pada semua organisme yang kita kenal. Kita mengetahui bagaimana
urutan nukleotida dalam molekul DNA yang mengkode urutan asam amino
dalam protein. Terdapatnya gen untuk sitokrom c yang begitu banyak
mengandung informasi genetik yang sama pada begitu banyak jenis
organisme tidak dapat dijelaskan tanpa menggunakan teori evolusi. Jelaslah

19

Anda mungkin juga menyukai