PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kita berpikir, apakah semua mahluk hidup di dunia ini sejak awal
sudah seperti itu? ataukah jenis mahluk hidup yang ada sekaranag ini merupakan
perubahan dari jenis jenis yang terdahulu?. Semua mengalami perubahan
perubahan yang terjadi dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks. Nah,
proses yang demikian dinamakan dengan evolusi.
Evolusi merupakan perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama
akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Segala makhluk hidup yang sekarang
ditemukan adalah hasil perkembangan berangsur-angsur pada masa silam. Evolusi
juga dapat diartikan sebagaiperubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku
organisme antara generasi kegenerasi. Bentuk bentuk organisme, pada semua
level dari rantai DNA sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah
laku sosial yang termodifikasi dari nenek moyang selama proses evolusi.
Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat didefinisikan sebagai evolusi.
Di dunia ini banyak sekali ragam hewan dan tumbuh-tumbuhan yang
diperkirakan ada dua juta spesies. Keadaan tersebut mendorong para ahli biologi
berusaha mengetahui penyebab terjadinya keanekaragaman spesies tersebut.
Sejak abad keenarn sebelum masehi, para ahli sudah mencoba mengemukakan
pendapatnya tentang alam. Setelah bermunculan pendapat dari para ahli biologi.
Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami
perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahanperubahan itu mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, sifat-sifat yang dimiliki
oleh
nenek
moyangnya.
Tetapi
kemudian
pada
generasi
selanjutnya,
Terjadinya evolusi ini dapat dibuktikan dengan adanya petunjuk evolusi, baik
bukti fosil maupun bukti artificial ataupun kajian molekuler, anatomi
perbandingan dan sebagainya. Petunjuk evolusi berdasarkan fosil adalah petunjuk
yang mendukung teori evolusi karena dapat dibandingkan antara fosil terdahulu
dengan makhluk hidup sekarang. Namun adakalanya petunjuk berdasarkan fosil
meragukan karena biasanya tidak utuh dan banyak terjadi pemalsuan oleh
beberapa pihak.
Dalam Buku Darwin, rigin of Species, mengandung beberapa bukti tidak
langsung yang memperlihatkan bahwa evolusi terjadi. Contohnya, Darwin
menjelaskan bukti dari catatan fosil untuk memperlihatkan bahwa bentuk
kehidupan lain pernah ada di bumi. Oleh karena evolusi terjadi dalam waktu yang
sangat lama, sangatlah sulit untuk melihat dan mengamati evolusi secara
langsung. Sejak teori Darwin diteruskan, para ahli biologi telah banyak
mengumpulkan informasi baru untuk mendukung teori evolusi.
Bukti keturunan yang sama dai mahluk hidup sudah ditemukan oleh para
ilmuwan yang bekerja pada berbagai bidang selama bertahun-tahun. Bukti ini
telah menunjukkan dan memverifikasi adanya evolusi dan memberikan banyak
informasi mengenai proses alamiah dengan mana varietas dan keanekaragaman
hidup di Bumi berkembang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk memperkuat rumusan mengenai buktibukti evolusi yang telah dipelajari sebelumnya, maka dalam makalah ini
kelompok kami akan menyajikan materi Contoh Bukti-Bukti Evolusi yang
telah ditemukan oleh para ahli dimasa silam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa contoh bukti evolusi dalam Paleontologi (Fosil)?
2. Apa contoh bukti evolusi embriologi perbandingan?
3. Apa contoh bukti evolusi molekuler ?
4. Apa contoh bukti evolusi berdasarkan domestikasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Contoh Bukti Evolusi Fosil
Sejak masa Darwin, orang-orang telah meneliti dan mempelajari bukti di alam
yang mengajarkan mereka lebih tentang evolusi. Beberapa tipe dari bukti ini,
misalnya fosil dan persamaan antar organisme, telah digunakan oleh Darwin
untuk mengembangkan teorinya tentang seleksi alam, dan sampai sekarang masih
digunakan. Di lain sisi, misalnya pengujian DNA, tidak memungkinkan di masa
Darwin, namun saat ini telah digunakan oleh para ahli sains untuk mempelajari
evolusi lebih jauh (Evidence for evolution, 2012).
Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang
tertimbun oleh tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu. Kadang-kadang hanya
berupa bekas-bekas organisme. Pada umumnya fosil yang telah ditemukan
terdapat dalam keadaan tidak utuh, yaitu hanya merupakan suatu bagian atau
beberapa bagian dari tubuh makhluk hidup. Hancurnya tubuh makhluk hidup
yang telah mati disebabkan pengaruh air, angin, bakteri pembusuk, hewan-hewan
pemakan bangkai dan lain-lain. Fosil dapat ditemukan di berbagai macam lapisan
bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan atas umur lapisan yang
mengandung
fosil-fosil
itu
seperti
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya
(Muhaimin, 2011).
Dengan membandingkan fosil-fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi
yaitu mulai sederetan fosil-fosil yang telah ditemukan dalam lapisan batuan bumi
dari yang tua sampai yang muda, dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan
di masa lampau berbeda dengan sekarang.Perubahan lingkungan tersebut terjadi
secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian diri organisme yang ada di
dalamnya, sehingga perubahan keadaan di bumi ini mengakibatkan terjadinya
perubahan jenis-jenis makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur, maka
dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.Fosilisasi juga
terjadi ketika cangkang atau tulang yang lengkap tertanam di dalam lapisan
sendimen di bawah permukaan air, kemudian meninggalkan bekas bentukan atau
cetakan dari organisme tersebut. Bentukan atau cetakan tersebut merupakan fosil
permukaan tubuh tiruan yang baik. Salah satu contoh adalah sebagai berikut:
1. Fosil Trilobitedari Utah tengah
Bentukan atau cetakan yang terbentuk menjadi fosil dapat dilihat pada
(Gambar) Bentuk fosil yang lain misalnya jejak kaki atau bekas kulit yang
terbentuk pada lumpur basah kemudian akhirnya mengeras menjadi batuan
karang lunak.
Gambar Fosil Trilobitedari Utah tengah.
Trilobite telah punah jutaan tahun dan hanya
diketahui melalui catatan fosil, tetapi jumlah
spesiesnya sangat banyak sekali sebagaimana
banyaknya
individu yang ditemukan.
Meskipun catatan fosilnya tidak lengkap,
jumlah fosil Trilobite yang telah diidentifikasi
mendekati 4.000 spesies, beberapa masih
dalam tahap pertumbuhan juvenil. (Sumber :
Johnson L.G, 1987 : 748)
2. Coelocanth
Berlawanan dengan ikan bersirip duri, sebagian besar anggota
subkelas ikan bertulang lain yang masih hidup yaitu ikan bersirip lobus
(lobe-finned fish) dan lungfish (Subkelas Sarcopterygii; Bahasa Yunani
sarkodes, berdaging), tetap tinggal dalam air tawar. Paru-parunya
tetap memantu insang dalam bernapas. Dua kelompok ikan bersirip
lobus yang disebut coelacanth dan rhipidistian, ditandai dengan sirip
pectoral dan pelvis yang berotot yang didukung oleh pembesaran
kerangka bertulang. Banyak ikan bersirip lobus berukuran sangat besar,
yang ternyata meupakan penghuni dasar perairan yang mungkin telah
menggunakan pasangan sirip berototnya sebagai bantuan untuk
burung
yang
bernama
Archaeopteryx
lithographica
borealis
Parahippus
Orohippu
Mesohippus
Merychippus paniensis
bairdi
/Pliohippus
Miohippus
Equus. Evolusi
pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi. Kuda termasuk
ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau "hewan berkuku
ganjil", yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang
ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan
struktur gigi yang serupa (Akhsan, 2012).
a. Hyracotherium (Eohippus)
Fosil
kuda
tertua
yang
dikenal
yakni
Owen
yang
diberi
nama
dengan
tahun
silam,
Hyracotherium
ini
telah
menurunkan
7
pada
zaman
Oligosen,
d. Merychippus
Pada pertengahan Zaman Miocene sekitar
25 juta tahun yang lalu, Hidup sejenis kuda
yang disebut Merychippus. Seperti nenek
8
sekarangpun telah
beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk
berlari dengan cepat. Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan
sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
Lebih jelasnya pada evolusi kuda terjadi perubahan sebagai berikut:
Pemanjangan kaki depan dan belakang. Kaki kuda yang relatif sebanding
dengan tubuhnya seperti proporsi tubuh kucing atau anjing.
Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah. Mula-mula jari kaki
berjumlah buah, kemudian tereduksi menjadi satu jari saja.
Gigi seri melebar. Gigi seri yang semula serupa gigi mamalia lainnya
menjadi lebar dan pipih untuk menggigit rumput.
dan
juga
fosil
lain
yang
ditemukan
terlebih
dahulu
11
dan
belum
menggunakan
api.
Beberapa
ilmuwan
Berjalan tegak
c. Homo Habilis
Ditemukan disejumlah daerah di Afrika. Homo habilis diperkirakan
muncul kira kira 1,9 juta dan bertahan lebih dari setengah juta tahun.
Ciri cirinya sebagai berikut:
d. Homo Erectus
Ditemukan di Afrika, Asia dan Eropa, namun sebenarnya H. Erectus
ini berasal dari afrika yang kemudian ada yang bermigrasi ke eropa dan
asia. Hal ini disebabkan oleh suatu bukti ditemukannya fosil H. Erectus di
afrika yang tertua yang berusia 1,5 dan 1,6 juta tahun. Sedangkan fosil H.
Erectus yang ditemukan di asia dan eropa berusia 200.000 tahun lalu. Ciri
cirri H. Erectus adalah sebagai berikut:
12
Berdiri tegak
e. Homo Sapiens
Ditemukan dilembah Neander jerman. Fosil H. Sapiens tersebut
disebut manusia Neanderthal. Manusia Neanderthal termasuk slah satu
kelompok H. sapiens yang tertua. Kelompok ini juga menyebar keseluruh
Eurasia. Ciri cirinya sebagai berikut:
Wajahnya menonjoL
Manusia neandethal ini sudah mampu membuat peralatan dengan
13
dari bahan selain batu, misalnya tulang, gading dan kayu. Mereka juga
mulai mengembangkan seni terbukti dengan ditemukannya lukisan
lukisan di gua, seni patung dan seni pahat.
B. Contoh Bukti Evolusi Berdasarkan Embriologi Perbandingan
Salah satu studi yang membahas tentang contoh bukti evolusi ialah
embriologi, yaitu kajian tentang embrio. Sebuah embrio ialah hewan yang belum
lahir atau manusia muda dalam fase terawal. Embrio dari banyak hewan yang
berbeda : mamalia, burung, reptil, ikan, dan lainnya. Terlihat sangat mirip dan
terkadang sulit untuk menjelaskan bagiannya. Banyak ciri dari satu jenis hewan
yang muncul yang muncul pada embrio dari hewan jenis lain. Misalnya embrio
ikan dan embrio manusia, keduanya memiliki celah insang. Pada ikan akan
berkembang menjadi insang, namun pada manusia akan hilang sebelum kelahiran.
Menurut Ernst Haeckal (1834- 1919) dalam teori asal dan tujuan manusia
evolusi Franz Dahler (2000) bahwa perkembangan suatu makhluk hidup
merupakan pengulangan cepat dan singkat dari filogenesis, yakni sejarah
perkembangan jenis, tumbuhan, dan manusia yang berlangsung selama jutaan
tahun.
Ini menunjukkan bahwa hewan-hewan adalah mirip dan mereka berkembang
serupa, mengimplikasikan bahwa mereka berhubungan. Memilki nenek moyang
yang sama dan mereka bermula dari hal yang sama, secara bertahap
mengembangkan ciri yang berbeda, namun struktur dasarnya bermula dari hal
yang sama (Arinie, 2011).
14
15
hampir sama, mengunakan kode-kode genetik yang sama, dan memiliki molekul
berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi genetik, DNA berfungsi mulai dari
perkembangan awal setiap organisme. Sejak diketahui bahwa transfer sifat-sifat
keturunan dan kontrol genetik melalui DNA, memberi kemajuan yang efektif dan
efisien, dan terjadi perubahan dimana seleksi alam tidak banyak lagi disukai,
tetapi beralih ke mekanisme hereditas (Munif, dkk,. 2002).
1. DNA
Semua organisme hidup tersusun oleh
kode
genetik
(DNA=Dioksiribonukleotid
basa
nitrogen
yang
saling
hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. Dalam hal ini fungsi
RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi genetik maupun dalam
mengatur aktivitas sel. Hubungan filogenetik antara mikroorganisme dengan
organisme lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan metode yang
digunakan pada saat ini yaitu berdasarkan pada perbandingan urutan basa dari
asam nukleat, khususnya urutan RNA ribosom. Struktur RNA ribosom
merupakan struktur sel kunci yang terlibat dalam proses sintesis protein
terutama pada tahap translasi. Salah satu penemuan terbaru dalam filogenibiologi adalah diperoleh hubungan evolusi berdasarkan urutan basa nukleotida
pada RNA ribosom, yang dapat digunakan sebagai suatu ukuran jauh dekatnya
hubungan evolusi di antara organisme.
Berdasarkan urutan RNA ribosom tersebut dapat dibedakan 3 garis
evolusi, yang menyatakan hubungan antara mikroorganisme dengan
oragnisme lainnya yang ada di bumi ini, yaitu dua kelompok organisme
prokariot (Archaebakteria dan Bakteria) dan satu kelompok eukariot yaitu
Eukaria. Secara evolusi diduga Eukaria merupakan bentuk endosimbiosis dari
organisme prokariot. Hal ini dapat diketahui dari tipe ribosom pada organelorganel tertentu, seperti ribosom mitokondria dan kloroplas. Pada sel eukaria
memiliki tipe ribosom berukuran 70 S (S= satuan sedimentasi: SVEDBERG).
3. Protein
Bukti proteomik juga dapat dijadikan bukti universal kehidupan nenek
moyang kita. Protein vital seperti ribosom, DNA polymerase, dan RNA
polymerase ditemukan pada semua bakteri primitive hingga mamalia yang
paling kompleks. Enzim-enzim sitokrom terdapat pada hampir setiap
organisme hidup. Salah satunya adalah sitokrom c yang terdiri dari rantai
polipeptida yang terdiri atas 104 sampai 112 asam amino (tergantung jenis
organisme). Pada tahun-tahun belakangan ini telah ditentukan urutan asam
amino yang pasti pada sitokrom c dari beragam organisme seperti manusia,
kelinci, pinguin raja, ular gerincing, ikan tuna, ngengat dan neurospora.
18
Meskipun terdapat banyak variasi dalam urutan terutama bagi organisme yang
diduga berkerabat jauh, ternyata ada juga sejumlah besar persamaanya. Urutan
asam amino pada manusia berbeda dengan urutan pada monyet rhesus hanya
pada satu tempat dalam rantai. Sitokrom c dari tanaman gandum berbeda dari
manusia dalam 35 asam amino. Akan tetapi, 35 asam amino lainnya dalam
rantai terbukti sama pada setiap spesies yang diuji. Hal ini termasuk satu
bagian yang terdiri atas 11 asam amino yang beruntun (No. 70-80) yang
terdapat pada semua organisme yang kita kenal. Kita mengetahui bagaimana
urutan nukleotida dalam molekul DNA yang mengkode urutan asam amino
dalam protein. Terdapatnya gen untuk sitokrom c yang begitu banyak
mengandung informasi genetik yang sama pada begitu banyak jenis
organisme tidak dapat dijelaskan tanpa menggunakan teori evolusi. Jelaslah
19