Filsafat Bab 13 Widya
Filsafat Bab 13 Widya
bahasan
konstruktivisme
ini
sosial
dijelaskan
matematika
bahwa
merupakan
menurut
hasil
dari
ilmiah.
Adapun
Hallet
(1979)
karakteristik dalam
menyatakan
bahwa
penting
dalam
perkembangan
ilmu
pengetahuan,
tidak
memandang
remeh
arti
penemuan
dan
pengembangan teori.
Selanjutnya Ermest menjelaskan bahwa sejak Euclid dan
matematikawan sebelumnya telah ditekankan bahwa logika
deduktif memerankan peranan penting dalam pembenaran
(kemudian
berkembang
menjadi
pembuktian)
matematika.
penekanan
pada
teori
dan
pembuktian
serta
inti
matematika
penemuan.
Sehingga
dalam
hal
ini
pemakalah
menjelaskan
proses
(2)
penyebutan
contoh
satu
per
satu
diagram
untuk
membantu
hubungan-hubungan,
(4)
pemahaman,
merepresetasikan
persamaan.
(mengispirasi)
Adapun
prosedur
prosedur-prosedur
ini
yang
pengetahuan
empiris,
meskipun
Whelwell
percaya
yang
sudah
berlangsung
sebelumnya.
Dengan
menunjukkan
bahwa
penemuan
matematis
serta
matematis
ditunjukkan
sebagai
proses
yang
menakjubkan.
Sebagai contoh Poincare (1956) dan Hadarmard (1945) yang
menyatakan
bahwa
peran
intuisi
dan
kesadaran
dalam
penemuan
matematis
secara
implisit
menunjukkan
bahwa
masyarakat
Barat,
dan
khususnya
pada
golongan
nilai
lebih
rendah
pula.
Selanjutnya,
aktivitas
bahasan
masalah manusia
Permintaan dan penyelidikan harus menempati posisi penting dalam kurikulum
matematika sekolah
Fakta bahwa matematika adalah fallible (dapat disalahkan, tidak absolut) dan
merupakan konstruksi manusia yang subyektif hendaknya menjadi salah satu
pedagogi.
1) Obyek Permintaan (fokus)
Obyek inkuiri adalah masalah dan merupakan titik awal investigasi.
Salah satu definisi masalah adalah suatu situasi di mana seorang individu
atau kelompok dituntut untuk melakukan suatu pekerjaan (dalam hal ini
pemecahan masalah), di mana pekerjaan tersebut tidak memiliki cara yang
mudah untuk menentukan solusi. Perlu ditambahkan pula bahwa definisi
ini mengamsumsikan adanya keinginan dari individu atau kelompok untuk
melakukan pekerjaan tersebut (Lester, 1980: 287).
Definisi ini menunjukkan bahwa masalah merupakan suatu
pekerjaan tidak biasa yang membutuhkan kreativitas untuk diselesaikan.
Penyelesaian masalah ini akan memunculkan relativitas dari masingmasing perseorangan. Yang dimaksud relativitas dalam hal ini adalah
setiap orang akan memunculkan ide-ide yang berbeda dalam usaha
memecahkan masalah tersebut.
Hal ini akan berefek pula pada penyesuaian kurikulum matematika
di mana penyusunan kurikulum pasti akan membawa siswa menuju satu
definisi, algoritma, atau bahasa sederhana sebagai suatu rumus tertentu.
Adapun penyusunan kurikulum pasti akan berkaitan dengan posisi siswa
dalam belajar. Penyusunan kurikulum ini akan berkaitan dengan posisi
siswa sebagai individu dan kelompok. Siswa bukan suatu wadah kosong
yang bisa diisi dengan kurikulum secara langsung. Siswa memilki
keunikan
masing-masing
sebagai
individu,
serta
keunikan
yang
tak
terpisahkan
dengan
langkah-langkah
yang
disajikan.
Pemecahan
Masalah
Pendekatan
Investigasi
Mendefinisikan
masalah dengan
dari
penemuan
terbimbing,
pemecahan
masalah,
dan
memerlukan
pertimbangan
konteks
sosial
kelas,
dan
masalah
dan
memungkinkan
dalam
situasi
siswa
yang
untuk
baru,
berkreasi
dengan
guru
dalam
masih
bebas,
akan
terjadi
pembelajaran
berbasis
pemberdayaan
kedua
menganggap
pendekatan
ini
perlu
untuk
11
yang
dipublikasikan
12
14
matematika
berfungsi
untuk
membiasakan
cara
berpikir
masalah
dan
investigasi
untuk
sekedar
mereproduksi
16
17
yang
memandang
pendidikan
bertujuan
untuk
memanusiakan manusia.
Sekali lagi, Ernest membenturkan kaum industri dan teknologis
prakmatis di satu sisi, dengan pendidik konstruktivis di sisi yang lain.
Bagi Ernest, penggunaan pendekatan pemecahan masalah dalam
kurikulum nasional akan memunculkan kontradiksi. Kontradiksi yang
muncul disebabkan kaum industri yang menjadi pendukung utama
susunan kurikulum nasional saat ini.
Ernest selanjutnya menyebutkan masih mungkinnya pembelajaran
berbasis pemecahan masalah bangkit dan digunakan di tengah kurikulum
yang didesain oleh kaum industrialis. Bagi Ernest, meskipun kurikulum
nasional dalam matematika memberikan aturan yang cenderung kaku dalam
hal konten materi yang diajarkan dan cara mengevaluasinya, namun tetap saja
ada celah-celah yang dapat dimasuki oleh model pembelajaran pemecahan
masalah. Terbukti saat ini dewan penyusunan kurikulum, telah menyarankan
penggunaan pendekatan pembelajaran ini.
Menurut Ernest, kontradiksi dalam sebuah sistem pendidikan dapat
digunakan untuk menumbangkan kekuatan ideologi industrialisis yang
18
19