Anda di halaman 1dari 8

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana
keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada
bayi.selama enam bulan (Sutter Health, 2000).
Cara menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Soetomo, 2011).
B. Manfaat Menyusui dengan Benar
Air susu adalah makanan pilihan utama untuk bayi. Seperti diketahui ASI
adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh
kembang bayi pada enam bulan pertama. Menyusui memberi banyak keuntungan :
nutrisi, imunologis dan psikologis.
Menurut Worthington-Roberts (1993, di dalam Bobak 2004) menyusui
memiliki banyak manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat menyusui bagi bayi antara lain:
a. Bayi mendapat immunoglobulin untuk melindunginya dari banyak
penyakit dan infeksi.
b.

Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan


atas.

c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain.
d. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma
tipe tertentu.
e. Jenis protein dalam ASI mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi
alergi.

f. Bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian


makanan yang berlebihan akibat (harus menghabiskan susu di botol).
g. Insidensi bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada dewasa
menurun.
h. Menyusui meningkatkan kontak ibu-anak.
2. Keuntungan Menyusui untuk Ibu antara lain:
a. Menyusui menyebabkan involusi uteri
b. Menyusui merupakan perlindungan terhadap kanker ovarium
c. Resiko kanker payudara pramenopause menurun, khususnya jika
laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangungsung
selama sekurang-kurangnya 6 bulan
d. Resiko osteoporosis dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang
telah hamil dan menyusui bayi mereka
e. Penundaan ovulasi mendukung pengaturan jarak anak
f. Sekresi prolaktin meningkatkan relaksasi dan prolaktin serta oksitosin
meningkatkan kelekatan ibu-anak
g. Menurut Ruth Lawrence, memberdayakan seorang wanita untuk
melakukan sesuatu yang istimewa untuk bayinya. Hubungan seorang
ibu

dan

bayinya

melakukan

gerakan

menghisap

payudara

mempertimbangkan sebagai ikatan paling kuat pada manusia


h. Menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu dan pelapis
botol menambah keuntungan dari sisi ekonomi (Sinclair, 2009).
C. Cara Menyusui yang Baik dan Benar
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air
susu. Petugas kesehatan perlu memberikan bimbingan pada ibu dalam minggu

pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya


agar tidak menimbulkan masalah yaitu dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit demi sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat
sebagai desinfektan san menjaga kelembaban puting susu (Suradi, 2004).
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara:
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih baik
menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan

b.

punggung ibu bersandar pada sandaran kursi


Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan

c.
d.

bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu


Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan
Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara

e.
f.

(tidak hanya membelokkan kepala bayi)


Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang (Suradi, 2004).

3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

Gambar 1. Cara meletakkan bayi

Gambar 2. Cara memegang payudara

4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
a. Menyentuh pipi dengan puting susu atau
b. Menyentuh sisi mulut bayi

Gambar 3. Cara merangsang mulut bayi


5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi:
a. Usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah areola.
b. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi (Suradi, dkk, 2004).

Gambar: Teknik menyusui yang benar


6. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:
a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi.
b. Dagu ditekan ke bawah.
7. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir).
8. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-Jawa) setelah menyusui.
Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh
dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya. Menyendawakan bayi
sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan
setidaknya setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat
bayi berpindah payudara. Ada tiga cara umum menyendawakan bayi:

a. Gendong bayi dengan kuat di pundak, wajah bayi menghadap ke


belakang, beri dukungan dengan satu tangan pada bokongnya, tepuk atau
usap punggungnya dengan tangan lain.
b. Telungkupkan bayi di pangkuan, lambungnya berada di salah satu kaki,
kepalanya menyandar di salah satu kaki lainnya. Satu tangan memegangi
tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau mengusap
punggungnya sampai bersendawa.
c. Dudukkan bayi di pangkuan, kepalanya menyandar ke depan, dadanya
ditahan dengan satu tangan. Pastikan kepalanya tidak mendongak ke
belakang. Tepuk atau gosok punggungnya (Danuatmaja, dkk.2007).

Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi


menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu
berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5
menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir
rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal
ini merupakan hal yang wajar (IDAI, 2008).
Rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kali
setiap hari. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali

menyusui dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara
makan sebagian besar bayi. Banyak bayi dalam rentang beberapa jam menyusu

beberapa kali, tidur untuk beberapa jam dan bangun untuk menyusu lagi. Ibu
sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti
menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh
tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan puting), (Verney, 2007). Sebaiknya
bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (karena kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu
sudah merasa perlu menyusukan bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian (Suradi,dkk,2004).
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nirjadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu
yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI (Suradi,
dkk,2004).

Anda mungkin juga menyukai