Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan pada Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan
dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah dalam bentuk yang sangat sederhana
ini.
Kami menyadari bahwa Makalah tentang daun ini masih jauh dari tingkat
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan bisa belajar dari kesalahan di masa yang
akan datang.
Makalah ini kami buat dengan sebaik-baik nya untuk memenuhi tugas kuliah kami,
yaitu morfologi tumbuhan. Kami sangat mengharapkan agar makalah ini dapat di terima
dengan baik.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran
penting untuk melangsugkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri khas
dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah melebar,
memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis. Daun juga
mempunyai mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami secara mendalam, maka
manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan.
Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan
gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan iformal manusia secara umum
mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan
mengenal daun secar spesifik.
Tapi pada lingkungan formal, manusia dapat mengenal dan mengetahui pentingnya
daun pada tumbuhan secar spesifik, sehingga proses pembelajaran dari setiap lembaga formal
yang time scedokan, harus banyak mengarah pada kagiatan penelitian dan praktikum
sehingga proses pedalaman materi pada bidang-bidang tertentu selalu ada.

BAB II
PEMBAHASAN
A.STRUKTUR DAUN
a) Struktur Jaringan luar Daun
Secara morfologi daun terdiri dari:
Helaian daun ( lamina ).
Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal
tangkai daun. Adatumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun
pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun
tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat
macam, yaitu:
menyirip, misalnya pada daun mangga,
menjari, misalnya pada daun pepaya,
melengkung, misalnya pada daun gadung,
sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan
menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar
atau melengkung.
b) Struktur Jaringan dalam Daun
1) Epidermis Daun
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin
(kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit
oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada
tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja,
dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus

mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di
antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
2) Mesofil Daun (Jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada
kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang)
dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang,
mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur,
bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
3) Berkas Pengangkut Daun
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan
sebagai penguat daun.
4) Jaringan Tambahan Daun
Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya terdapat pada mesofil daun,
misalnya sel-sel kristal dan kelenjar.
Sekarang kita akan mempelajari perbedaan struktur jaringan penyusun daun Monokotil dan
Dikotil tersebut dengan lebih rinci.
B.FUNGSI DAUN
Secara umum fungsi daun sebagai berikut.
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada
tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO 2 dari udara.
4) Respirasi.
5) Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah
pada Anatomi Daun).
6) Tempat terjadinya transpirasi.

7) Tempat terjadinya gutasi.


8) Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek(tunas daun).

C.

PROSES PEMBENTUKAN DAUN


Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap
primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika primordial daun
baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar secara progresif,
sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri. Interval waktu antara pembentukan
primordial daun sebelumnya dengan primordial daun berikutnya pada meristem apeks disebut
plastokron. Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari
diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun terbentuk
dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil yang sangat muda
tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak seperti kerah baju yang
menutupi seluruh apek pucuk . Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara
berangsur-angsur sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun
terjadi sebagai akibat bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel.
Pembelahan sel berbeda-beda pada daerah tertentu dari meristem daun, sehingga terjadi aktifitas
diferensial dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun yang
berbeda.

Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan terjadinya perpanjangan
daun. Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem interkalar.
Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristem tepi daun aktif melakukan
pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas hanya pada daerah-daerah tertentu
saja, maka akan terbentuk daun yang berbagi menyirip atau majemuk menyirip. Jadi, pada
dasarnya bentuk daun sangat tergantung dari perkembangannya, terutama pembelahan dan
pembesaran sel. Selain itu, adanya kematian sel pada daerah-daerah tertentu selama
perkembangan daun berlangsung juga dapat menentukan bentuk akhir dari suatu daun.
Perkembangan daun seperti inilah yang merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung
daun, tepi daun, dan bentuk geometri daun yang berbeda-beda.

D. VARIASI DAUN
a. Kelengkapan daun
Daun lengkap yaitu daun yang terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun
(petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun yang tidak lengkap adalah daun yang tidak
mempunyai satu atau dua bagian dari bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam daun
yang tidak lengkap, yaitu :
a.

Terdiri dari tangkai dan helaian daun disebut dengan daun bertangkai

b. Terdiri dari pelepah dan helaian daun disebut daun duduk.berupih.


c.

Terdiri dari helaian daun saja disebut daun duduk.

d. Terdiri dari tangkai daun saja disebut helaian daun semu atau palsu.
b. macam daun
Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk umum daun dapat dibedakan atas 4
golongan yaitu :
A.

Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun

1. Jika panjang : lebar = 1: 1 disebut bulat atau bundar (orbicularis). Contoh : pada teratai besar
(Jatropa curcas).
2. Jika panjang : lebar = (1,5-2) : (1) disebut jorong (ovalisatau ellipticus) seperti pada nangka
(Arthrocarpus communis).
3.

Jika panjang : lebar = (2,5-3) : (1) disebut memanjang (oblongus), seperti pada srikaya
(Annona squamosa)

4. Jika panjanag :lebar = (3,5) : (1) disebut lanset ( lanceolatus)


5. Jika tangkai daun tertanam pada bagian tengah disebut bangun perisai (peltatus), contoh pada
keladi (Caladium bicolor).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dengan adanya hasil dan pembahasan di atas maka dapat kami simpulkan yaitu
a. Upih daun atau pelepah daun menpunyai fungsi sebagai pelindung puncuk pada daun
dan memberi kekuatan pada tanaman
b. Tangkai daun mempunyai fungsi mendukung helayannya dan bertugas untuk
menerapkan helayan daun tadi pada posisi sedemikian.
c. Helayan daun merupakan bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian
d. Sedangkan tulang daun berfungsi memberikan kekuatan pada daun dan tulang-tulang
daun itu sesungguhnya adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan
untuk mengangkut zat-zat hara

Saran
Kami menyadari bahwa dalam penunjang pembuatan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan, maka kami membutuhkan kritikan dan saran dari semua pihak
baik dari teman-teman maupun dosen selalu pembimbing mata kuliah perkembangan
tumbuhan guna untuk penyusunan laporan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ir Tjitrosoepomo, Gembong 2005 Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: gadja mada university
prese.
Drs. Marup dan Rifal, Ahmad S. pd. Ebelajar efektif Biologi umum. SMP kelas VIII, PT
INTIMEDIA Jakarta
http://sophianirmalida.blogspot.com/2010/10/i.html
http://bermanfaatsemoga.blogspot.com/2010/10/sedikit-tentang-modifikasi-akar-batang.html

MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN


KONSEP DAN PERKEMBANGAN DAUN

OLEH

KELOMPOK 11
ANGGOTA
1. Aghna Nur Aulia
2. Habib Juliarman
3. Rizki Fillah Azahra
DOSEN : Dra.H.Vauzia, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKAPENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Anda mungkin juga menyukai