OLEH :
AKHMAD ALVIAN NANDA ( 115030700111016 )
dari sistem manajemen tradisional yang kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model
manajemen sektor publik yang flek-sibel dan lebih mengakomodasi pasar. Pe-nerapan
konsep NPM dapat dipandang sebagai suatu bentuk modernisasi atau reformasi
manajemen dan administrasi publik, depolitisasi kekuasaan, atau desentralisasi wewenang
yang mendorong demokrasi. Perubahan tersebut juga telah mengubah peran pemerintah
terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat (Hughes, 1998).
Beberapa pihak meyakini bahwa paradigma New Public Management merupakan sebuah
fenomena internasional sebagai bagian dari proses global. Konsep NPM begitu cepat
mempengaruhi praktik manajemen publik di berbagai negara sehingga membentuk sebuah
gerakan yang mendunia.
Dalam konteks Indonesia, keterlibatan masyarakat untuk memperbaiki kinerja dan kultur
birokrasi Indonesia seperti yang ditawarkan oleh New Public Service tentunya harus dilihat
dalam kerangka permasalahan utama yang menyebabkan rendahnya mutu kinerja birokrasi.
Dalam hal ini keterlibatan masyarakat tidak hanya dilihat sebagai bagian dari keterlibatan dalam
menentukan berbagai kebijakan. Birokrasi lahir dan berkembang dalam sejarah manusia, karena
itu birokrasi senantiasa dibentuk, dijalankan dan diarahkan oleh manusia. Bahkan walaupun
hadir sebagai institusi yang objektif namun secara mendasar pelaksanaan birokrasi tetap
bersumber pada aktivitas manusiawi dan tidak dapat terlepas dari tingkah polah manusia.